Kondisi Tempat Tinggal Keluarga Miskin

58 musim cuaca, karena hal ini sangat mempengaruhi kegiatan melaut para nelayan dan siklus perkembangbiakan ikan. Mata pencaharian penduduk Kelurahan Dompak cenderung homogen dan memiliki corak perikanan. Hal ini mempengaruhi pola hidup dan karakteristik lingkungan tempat tinggal.

3.3. Karakteristik Keluarga Miskin di Permukiman Nelayan Kelurahan

Dompak Karakteristik atau ciri keluarga miskin di permukiman nelayan Kelurahan Dompak Kota Tanjungpinang akan dilihat dari berbagai aspek kehidupan sosialnya, yang diawali dengan data tentang jumlah keluarga miskin, kemudian diikuti data tentang lokasi tempat tinggal penduduk, kondisi lingkungan permukiman nelayan, pola hidup keluarga nelayan yang miskin, kondisi kesehatan serta sandang dan pangan keluarga miskin tersebut. Berdasarkan data BKKBN Kota Tanjungpinang, maka diketahui jumlah keluarga miskin di permukiman nelayan Kelurahan Dompak dengan alasan ekonomis, kelompok pra sejahtera, dan sejahtera satu, adalah sebanyak 147 kepala keluarga. Penelitian ini mengambil sampel dari beberapa perkampungan nelayan, yaitu; Tg. Siambang, Tg. Duku, Sekatap, Dompak Seberang, Kampung Seberang, Kampung Dompak, Kampung Dompak Lama, Sungai Ungar, Kampung Pagi, Kampung Kelam pagi.

3.3.1. Kondisi Tempat Tinggal Keluarga Miskin

Formulasi ukuran jumlah dan lokasi tempat tinggal keluarga miskin dimaksud untuk memberikan cakupan dari berbagai aspek kehidupan yang ada disekitar keluarga miskin itu sendiri. Keluarga miskin di Kelurahan Dompak yang berjumlah 147 KK ini tidak terkonsentrasi pada satu daerah perkampungan saja, tetapi menyebar kedalam wilayah-wilayah perkampungan yang ada. Misalnya di Kampung Tg. Siambang dan Dompak Lama yang hampir seluruh wilayahnya terdapat kelompok keluarga miskin. Konsentrasi keluarga miskin terbesar untuk Kelurahan Dompak adalah terdapat di Kampung Tg. Siambang. 59 Sumber : hasil pengamatan, 2005 GAMBAR 3.2 KONDISI TEMPAT TINGGAL KELUARGA MISKIN Berdasarkan hasil observasi di wilayah studi, dapat ketahui bahwa mayoritas dinding bangunan rumah keluarga miskin dari 100 KK di Kelurahan Dompak adalah menggunakan bahan papan 85 dan hanya 15 saja yang menggunakan bahan dari semen. Demikian juga halnya dengan lantai, sebagian besar rumahnya terbuat dari papan 70, dan mereka sudah ada yang menggunakan bahan semen mencapai 25. Artinya pada bangunan lantai masih belum seimbang antara bahan papan dengan semen. Sedangkan pada bagian atapnya sebagian besar sudang menggunakan bahan dari sengasbes 75, meskipun masih dijumpai rumah yang atapnya terdiri dari bahan daun 25. Hal ini berarti bangunan rumah bagian atas yang digunakan oleh keluarga miskin di Kelurahan Dompak bervariasi antara bahan daun dan sengasbes, meskipun tidak seimbangsama.. TABEL III.4 JENIS BANGUNAN RUMAH YANG DITEMPATI OLEH KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN DOMPAK TAHUN 2004 Bahan Bangunan Dinding Atap Lantai No. Jenis Bahan KK KK KK 1. Daun - - 37 25 - - 2. Papan 125 85 - - 103 70 60 Bahan Bangunan Dinding Atap Lantai No. Jenis Bahan KK KK KK 3. Semen 22 15 - - 37 25 4. Tanah - - - - 7 5 5. SengAsbes - - 110 75 - - Jumlah 147 100 147 100 147 100 Sumber: Data olahan dari kuesioner kemiskinan di Kelurahan Dompak tahun 2004 Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas tempat tinggal penduduk Kelurahan Dompak bersifat non-permanen. Hal ini terlihat dari besarnya prosentase penggunaan papan sebagai bahan utama dinding dan lantai tempat tinggal mereka. Selain itu, terdapat pula penggunaan daun sebagai atap rumah.

3.3.2. Kondisi Lingkungan Permukiman Nelayan