Kemiskinan dan Kemanusiaan Konsepsi Dasar Kemiskinan Perkotaan

26 untuk memenuhi kebutuhan minimum. Kebutuhan tersebut hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara layak. Jika tingkat pendapatan tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum, maka orang atau rumah tangga tersebut dapat dikatakan sebagai keluarga miskin. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi, sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang memiliki potensi lebih tinggi. Masalah kemiskinan muncul karena adanya sekelompok anggota masyarakat yang secara struktural tidak mempunyai peluang dan kemampuan yang memadai untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak. Akibatnya mereka harus mengakui keunggulan kelompk masyarakat lainnya dalam persaingan mencari nafkah dan kepemilikan aset produktif, sehingga semakin lama menjadi semakin tertinggal. Dalam prosesnya, gejala tersebut memunculkan persoalan ketimpangan distribusi pendapatan.

2.1.2 Kemiskinan dan Kemanusiaan

Suatu kondisi kemiskinan dapat mendorong tindakan-tindakan yang dapat dipandang sebagai perbuatan yang menentang nilai-nilai kemanusiaan. Sudah tentu mereka yang hidup dalam kondisi kemiskinan the have nots akan membangun atau membentuk nilai-nilai tersendiri yang khas dan tidak sama dengan golongan lain diatasnya. Sebagai contoh, kebiasaan kaum miskin hidup dalam kekurangan membuat cara hidup mereka tidak bisa memiliki kadar kebersihan sebagaimana golongan atas, hal ini disebabkan oleh: 1. Dari segi waktu, mereka kebanyakan tidak cukup punya waktu untuk memikirkan hal-hal lain diluar usaha mencari sesuap nasi. 2. Dari segi ketersediaan fasilitas, memang tidak memungkinkan suasana yang bersih. Bagaimana orang yang tinggal di kolong jembatan atau di pinggir kali dapat memiliki punya tradisi bersih menjaga kebersihan apabila kondisi lingkungannya lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tinggal dirumah yang mapan. Selain itu, cara komunikasi mereka yang biasa tinggal 27 dalam hiruk pikuk jalan, kebisingan yang tinggi, tentu saja akan terbiasa bersuara keras volume suara. Dapatkah tradisi ini diterima ? Apakah dapat diterima oleh norma-norma kesopanan dan etiket golongan elit ? Jika nilai-nilai dari golongan atas digunakan sebagai titik pijakan dan ukuran dalam menilai tingkat realisasi kemanusiaan, maka dengan sendirinya mereka yang bergelimang dalam kemiskinan dapat dikatakan hidup dalam kondisi kemanusiaan yang rendah. Sebagai contoh antara lain seperti : 1. Ditempat-tempat pembuangan sampah, serombongan manusia saling berebut barang sampah yang baru diturunkan dari truk pengangkut. 2. Pagi hari ketika kereta api masuk stasiun, anak-anak gelandangan saling berebut makanan bekas, sisa-sisa makanan dari para penumpang. 3. Pemulung yang masih bersedia memakan makanan bekas yang sudah ada di tempat sampah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemiskinan menjadi kenyataan yang tidak memungkinkan nilai kemanusiaan dan martabat manusia tumbuh secara wajar. Masih adanya kemiskinan dengan sendirinya memberikan bukti bahwa keadaan kemanusiaan masih sangat memprihatinkan. Dalam kondisi yang demikian, pembicaraan mengenai martabat kemuliaan manusia hanya sebatas bagi mereka yang dalam posisi mapan, tetapi belum menyentuh pada mereka yang dihinakan karena hidup dalam kemiskinan dan menderita.

2.1.3 Akses Penduduk Miskin Terhadap Pelayanan Kota