Kebijakan Pembangunan dalam Mengatasi Kemiskinan

46 7. Melonjaknya harga tanah walaupun masih terbatasnya berbagai sarana dan prasarana bagi penduduknya. Untuk itu tugas “urban manager” atau corak planner yang akan datang dalam pembangunan masyarakat pada negara yang sedang berkembang hendaknya menekankan pada pengawasan atas proses perencanaan kota yang menyeluruh. Sistem pemerintahan administrasi kota yang dapat diterima, kerja sama dengan peraturan yang berlaku di masyarakat, mempertimbangkan jumlah pemukim slums and squatters yang akan selalu bertambah. b. Pendekatan Model dari Tipe Migran pada Context Urban Menurut John Turner dalam Ahmadin, 2000 : 58, dikatakan bahwa untuk dapat memahami keadaan permukiman di suatu kota, dapat dibuat sebuah model dari tipe migran pada context urban dengan membandingkan prioritas pemilihan lokasi, tingkat pembangunan untuk mendiami memilik. Hasil menunjukkan prioritas yang membedakan perubahan lingkungan tempat tinggal sebagai keadaan dari perubahan tempat tinggal di kota. Ini dilakukan dengan menggariskan perubahan melalui waktu.

2.6.2 Kebijakan Pembangunan dalam Mengatasi Kemiskinan

Streeten dalam Syahrir, 1986 : 32 mengatakan terjadinya perbedaan dalam menentukan kebutuhan dasar dari setiap negara, pada hakikatya didasarkan pada pendekatan tiga tujuan pokok yaitu: 1. Terpenuhinya kebutuhan minimum keluarga untuk onsumsi; pangan, sandang, papan dan sebagainya. 2. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan publik acces to public services. 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam formasi dan implementasi program atau kebijaksanaan yang menyangkut diri masyarakat. Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dasar minimal dari setiap negara, peranan pemerintah sangat penting dalam menyalurkan pelayanan masyarakat public service. Public service yang dilakukan birokrasi pemerintahan pada 47 negara-negara berkembang terus menerus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaruh arus informasi maupun dinamika dan tuntutan masyarakat Rodinnelle, 1989 : 14. Dalam paradigma pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan masyarakat miskin selain dibutuhkan pelayanan publik yang efisien dan efektif oleh birokrasi pemerintahan, juga dituntut terciptanya suatu kondisi yang memberikan akses yang sama pada setiap penduduk dalam memperoleh pelayanan publik. Strategi dan pendekatan pembangunan yang lebih memfokuskan pada keunggulan potensi untuk memperbaiki proses pelaksanaan pembangunan dengan memberi kekuatan, kesempatan dan kekuasaan individu, kelompok sasaran lokal, masyarakat serta struktur kelembagaan pembangunan capacity, capability and institutional locally, agar berpartisipasi dalam proses pembangunan. Pendekatan ini berusaha untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada birokrasi pemerintahan. Birokrasi pemerintahan dalam pelayanan publik hendaknya lebih melakukan peran dan fungsi sebagai “steering organization” ketimbang sebagai “rowing organization” untuk menjamin tumbuhnya self-sustaining capacity masyarakat menuju sustained development seperti disarankan seperti disarankan Osborne dan Gaebler, 1992 : 47.

2.6.3 Pola Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Miskin