Pandangan Transformatif Sebab Terjadinya Kemiskinan di Perkotaan

34

2.2.3 Pandangan Transformatif

Berbeda dengan dua pandangan diatas, pandangan ini berangkat dari sistem struktur dan kultural sosial sebagai titik persoalan. Ketidakadilan bersumber pada sistem yang bukan saja memungkinkan ketidakadilan, tetapi juga memuat ketidak adilan itu sendiri. Dalam pandangan transfomatif, persoalan yang kini berkembang tidak akan pernah dapat diselesaikan dengan tuntas, selama system tidak mengalami transformasi, diubah dengan sistem baru yang berdiri diatas fondasi keadilan. Sutrisno, 1999 : 26. Dalam kasus perubahan, sebagai contoh pandangan transformatif akan melihat kemiskinan di sektor perburuhan sebagai akibat dari hubungan produksi yang tidak adil. Kaum buruh hanya menjadi objek, pihak yang menjual tenaga untuk mendapatkan upah, dan sama sekali tidak memiliki andil untuk menentukan proses produksi termasuk menentukan besarnya upah yang selayaknya mereka terima. Di sektor pertanian, kemiskinan kaum tani dipandang sebagai akibat ketimpangan dalam struktur penguasaan sumber-sumber agraria termasuk tanah; sehingga kaum tani tetap tidak bisa hidup dalam kecukupan, namun sebaliknya malah mengalami ketertindasan yang panjang. Dua kasus ini merupakan suatu contoh akibat yang lebih luas dari ketidakadilan yang termuat dalam sistem. Usaha-usaha untuk menaikkan upah buruh, menaikkan harga gabah, tanpa melibatkan perubahan yang mendasar, terbukti tidak banyak memberikan arti pada perbaikan kehidupan perekonomian masyarakat. Kemiskinan bukan diakibatkan oleh kesalahan si miskin korban, tidak pula dilihat sebagai salah arus, melainkan sebagai akibat struktur, terutama yang berkaitan dengan aset produksi yang timpang, sehingga memungkinkan pihak lain menentukan dan sekaligus menjadi penikmat pertama dari segala hasil. Masalah kemiskinan tidak bersifat spesifik hanya ada disuatu daerah, melainkan perlu dilihat secara makro, termasuk sistem dunia yang menjadikan negara-negara utara lebih mampu dari negara-negara selatan. Pola hubungan utara-selatan dalam kerangka ini menjadi penting untuk dipersoalkan. Dalam pandangan ini, hubungan kekuasaan laki-laki dan permpuan menjadi bagian dari masalah yang perlu ditransformasikan, agar tercipta suatu keadilan bagi semua orang. 35

2.2.4 Penyebab Dasar Kemiskinan