Singapore Extradition Act

4.2.2 Singapore Extradition Act

a. Pengertian

Dalam hal ekstradisi, singapura memiliki aturan yang tertuang di dalam Extradition Act, yang mana di dalamnya tertuang aturan-aturan ekstradisi dengan negara lain, negara persemakmuran dan dengan Malaysia. Dalam kasus perjanjian ekstradisi dengan Indonesia, Singapura akan menggunakan acuan ekstradisi dengan negara lain karena Indonesia merupakan sebuah negara yang berdaulat (bukan Malaysia) dan bukan negara persemakmuran. Pengertian ekstradisi di dalam Extradition Act Singapura dengan negara lain tertuang di dalam Bab I bagian Preliminary . Di sana tertulis bahwa kejahatan ekstradisi merupakan kejahatan yang berhubungan dengan sebuah tindakan melawan hukum dari negara lain dan tindakan melawan hukum atau kelalaian yang melanggar hukum jika terjadi di dalam yuridiksi Singapura diatur di dalam Schedule I (daftar kejahatan yang bisa diekstradisikan menurut Singapura). Perjanjian ekstradisi menurut Extradition Act adalah perjanjian yang dibuat oleh pemerintah Singapura dengan negara lain, Malaysia dan Negara

Persemakmuran yang berhubungan dengan ekstradisi buronan. 136

Berikut adalah daftar kejahatan yang dapat diekstradisikan dari Singapura ke luar negri:

135 Pasal 44-46 UU Nomor 1 Tahun 1979 Tentang Ekstradisi 136 Pasal 2 Singapore Extradition Act

Gambar 3: Daftar Kejahatan yang Dapat Diekstradisikan Menurut Singapore Extradition

Sumber: Schedule 1 Singapore Extradition Act

b. Asas-asas ekstradisi

Di dalam Extradition Act, Singapura menyatakan bahwa setiap negara yang memiliki kerja sama dalam hal ekstradisi dengan Singapura harus tunduk di bawah batasan-batasan dan aturan-aturan yang ada di dalam Extradition Act. Ada dua kondisi yang mengatur tentang pembataasan-pembatasan ekstradisi yaitu pembatasan yang ditentukan oleh Singapura jika berperan sebagai negara diminta dan pembatasan Di dalam Extradition Act, Singapura menyatakan bahwa setiap negara yang memiliki kerja sama dalam hal ekstradisi dengan Singapura harus tunduk di bawah batasan-batasan dan aturan-aturan yang ada di dalam Extradition Act. Ada dua kondisi yang mengatur tentang pembataasan-pembatasan ekstradisi yaitu pembatasan yang ditentukan oleh Singapura jika berperan sebagai negara diminta dan pembatasan

1. Buronan yang dimintakan ekstradisinya merupakan pelaku kejahatan politik

2. Jika buronan yang dimintakan akan ditahan dan diadili negara peminta atas kejahatan dan perbuatan yang telah dilakukan di luar daftar kejahatan dimintakan dalam permintaan ekstradisi yang dapat dijatukan berdasarkan bukti yang bersangkutan. Atau diserahkan kepada negara lain oleh negara peminta atas kejahatan yang telah dilakukannya di luar daftar kejahatan di dalam permintaan ekstradisi dengan bukti yang bersangkutan.

3. Jika telah dimaafkan oleh pihak yang berwewenang atau telah menjalani masa hukuman atas kejahatan yang sama.

4. Jika buronan sedang ditahan, telah membayar denda atau jaminan, atau sedang menjalani hukuman di Singapura. Dapat diekstradisikan jika masa hukumannya telah habis

5. Jika pihak yang berwenang dari Singapura menganggap bahwa buronan yang akan diserahkan ke negara peminta akan dihukum karena alasan SARA atau alasan politik.

6. Jika pihak yang berwenang dari Singapura menganggap bahwa buronan yang akan diserahkan ke negara peminta haknya akan dibatasi di dalam pengadilan

karena alasan SARA atau alasan politik. 137

c. Prosedur

c.1 Penangkapan dan Penahanan

Permintaan penyerahan buroanan dari Singapura oleh negara peminta di dalam Extradition Act diatur di dalam bab II pasal 9 sampai pasal 13. Prosedur tersebut diawali dengan permintaan penyerahan buronan yang dibuat oleh negara

peminta kepada Singapura yang ditujukan kepada mentri. 138 Surat permintaan tersebut kemudian diproses oleh mentri dan jika kejahatan di dalam surat permintaan

tersebut dapat diekstradisikan, maka ia akan memberikan surat pemberitahuan kepada

hakim secara tertulis hakim 140 untuk membuat surat perintah penangkapan. Jika buronan ternyata telah ditahan di bawah surat perintah penahanan, mentri akan

memberikan surat pemberitahuan bahwa Singapura telah dimintai ekstradisi atas orang tersebut sebelum orang tersebut dapat dibawa untuk diekstradisikan. 141

Setelah mendapatkan surat pemberitahuan dari mentri, hakim kemudian mengeluarkan surat perintah penangkapan dan penahanan kepada kepolisian Singapura. Setelah surat perintah penahanan diterbitkan, hakim akan mengonfirmasi

137 Pasal 7-8 Singapore Extradition Act 138 Pasal 9 Singapore Extradition Act 139 Pasal 9 Ayat 1 Poin (a) dan (b) Singapore Extradition Act 140 Pasal 10 Singapore Extradition Act 141 Pasal 9 Ayat (1) Poin (b) Singapore Extradition Act 137 Pasal 7-8 Singapore Extradition Act 138 Pasal 9 Singapore Extradition Act 139 Pasal 9 Ayat 1 Poin (a) dan (b) Singapore Extradition Act 140 Pasal 10 Singapore Extradition Act 141 Pasal 9 Ayat (1) Poin (b) Singapore Extradition Act

mentri sebagai sesuatu yang telah memiliki kekuatan hukum dan sah. 142

Setelah diberitahukan kepada mentri bahwa surat perintah penahanan telah diterbitkan dan apabila mentri menemukan bahwa bukti di dalam surat perintah penahanan tersebut bermasalah, maka ia dapat memerintahkan pembatalan surat penahanan. Jika buronan yang bersangkutan telah ditahan, maka mentri akan mengirim surat pemberitahuan kepada pihak yang menahan agar segera membebaskannya. Jika buronan tersebut telah memberikan jaminan, maka ia dibebaskan dari jaminan tersebut. Penahanan hanya dapat dilakukan oleh hakim apabila telah mendapat surat pemberitahuan dari mentri bahwa permintaan atas

ekstradisi telah dilakukan oleh negara peminta. 143

c.2 Pengadilan setelah Penahanan

Seorang buronan yang telah ditahan berdasarkan surat perintah penahanan harus segera dibawa ke hadapan hakim untuk segera menjalankan proses pengadilan

kecuali ia akan dibebaskan. 144 Hakim berhak membebaskan buronan apabila surat pemberitahuan permintaan ekstradisi terhadap tahanan tidak diberikan oleh Mentri

142 Pasal 10 Ayat (3) Singapore Extradition Act 143 Pasal 10 Ayat (5) Singapore Extradition Act 144 Pasal 11 Ayat (1) Singapore Extradition Act 142 Pasal 10 Ayat (3) Singapore Extradition Act 143 Pasal 10 Ayat (5) Singapore Extradition Act 144 Pasal 11 Ayat (1) Singapore Extradition Act

pemberitahuan bahwa buronan tersebut merupakan permintaan dari negara lain untuk diekstradisikan dan telah terbukti melakukan kejahatan ekstradisi setelah dilakukan pengadilan, hakim berhak melakukan penahanan sampai mendapat perintah dari

mentri untuk dilakukan penyerahan kepada negara peminta 146 (dapat dibebaskan jika hakim menemukan hal lain yang dapat merubah pertimbangannya seperti yang telah

dicantumkan oleh penulis di bagian asas ekstradisi Singapura dalam dua poin terakhir).

c.3 Penyerahan Buronan ke Negara Peminta

Setelah dilakukan penahanan dan hakim telah memutuskan bahwa buronan dapat diekstradisikan berdasarkan surat pemberitahuan bahwa buronan tersebut merupakan permintaan dari negara peminta untuk diekstradisikan, hakim perlu memberitahukan kepada buronan yang telah menjadi tahanan tersebut bahwa ia tidak akan diserahkan kepada negara peminta sebelum habis masa tenggang 15 hari. Di dalam masa tersebut, tahanan tersebut mempunyai kesempatan untuk mengajukan banding dan membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Jika pengadilan banding tetap menyatakan bahwa si buronan bersalah maka ia dapat diserahkan kepada negara

peminta. 147 Prosedur penyerahan tersebut dilakukan dengan surat perintah untuk diserahkan ke tempat spesifik seperti yang tertulis di dalam surat perintah kepada

145 Pasal 11 Ayat (6) Singapore Extradition Act 146 Pasal 11 Ayat (7) Singapore Extradition Act 147 Pasal 12 Ayat (1) dan (2) Singapore Extradition Act 145 Pasal 11 Ayat (6) Singapore Extradition Act 146 Pasal 11 Ayat (7) Singapore Extradition Act 147 Pasal 12 Ayat (1) dan (2) Singapore Extradition Act

maka ia akan dibebaskan. 148

c.4 Ekstradisi dari Negara Lain

Prosedur ekstradisi dari negara lain di dalam Singapore Extradition Act diatur di dalam bab III pasal 14 sampai pasal 17. Singapura dalam hal ini ternyata lebih ketat dalam hal kejahatan yang dapat diekstradisikan dari negara lain karena mengacu pada Schedule I (daftar kejahatan yang bisa diekstradisikan dari Singapura) dan tidak mengacu kepada undang-undang ekstradisi negara lain. Permintaan ekstradisi buronan dari negara lain oleh Singapura dibuat oleh mentri dan orang yang berhasil diekstradisi akan dibawa ke Singapura untuk ditindak oleh pihak yang berwenang. Buronan yang telah diserahkan kepada Singapura tidak dapat ditahan dan diadili atas kejahatan atau tindakan yang telah dilakukannya di luar daftar kejahatan yang tertera di dalam permintaan ekstradisi oleh Singapura atau diserahkan kepada negara lain

karena kejahatannya di luar daftar di dalam permintaan ekstradisi oleh Singapura. 149

148 Pasal 13 Singapore Extradition Act 149 Pasal 14-17 Singapore Extradition Act