35 Di mana : he = Headlosses Minor
K = Koefisien kerugian V = Kecepatan aliran fluida dalam pipa mdtk
Tabel 2.6 Kehilangan tinggi tekanan pada katup, alat penyesuaian dan pipa yang digunakan.
No. Harga K dalam
= 1.
Katup pintu - Terbuka penuh
- ¾ Terbuka - ½ Terbuka
- ¼ Terbuka 0.19
1.15 5.6
24 2.
Katup bola, Terbuka 10
3. Katup sudut, Terbuka
5 4.
Bengkokan 90°, - Jari-jari pendek
- Jari-jari pertengahan - Jari-jari panjang
0.9 0.75
0.6 5.
Lengkungan pengembalian 180° 2.2
6. Bengkokan 45°
0.42 7.
Bengkokan 22 12° 45 cm 0.13
8. Sambungan T
1.25 9.
Sambungan pengecil katup pada ujung yang kecil 0.25
10. Sambungan pembesar
0.25 v
1 2
- v
2 2
2g 11.
Sambungan pengecil mulut lonceng 0.10
12. Lubang terbuka
1.80 Sumber : Dake, J.M.K., Endang P. Tachyan dan Y. P. Pangaribuan, 1985. Hidrolika Teknik
Edisi II, Penerbit Erlangga, Jakarta.
2.13.2 Kehilangan Tinggi Tekanan Mayor Major Losses
Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan  oleh  gesekan  yang  terjadi  antara  fluida  dengan  dinding  pipa  atau
perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida kerugian kecil. Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan salah satu
dari dua rumus berikut : 1.
Persamaan Darcy-Weisbach hf = f
2 g
………………………………………………………….. 2.6
36 di mana : hf = Kehilangan head akibat gesekan m
f = Faktor gesekan d = Diameter dalam pipa
L = Panjang pipa v = Kecepatan aliran fluida dalam pipa mdtk
g = Percepatan gravitasi mdtk
2
Di mana  faktor  gesekan  f  dapat  dicari  dengan  menggunakan  diagram Moody di bawah ini :
Gambar 2.4 Diagram Moody.
Tabel 2.7 Kekasaran rata-rata pipa komersil.
Bahan dalam keadaan baru Kekasaran ε
Ft Mm
Baja keling 0.003-0.03
0.9-9.0 Beton
0.001-0.01 0.3-3.0
Bilah batang kayu 0.0006-0.003
0.18-0.9 Besi cor
0.00085 0.26
Besi bersalut-seng 0.0005
0.15
Bahan dalam keadaan baru Kekasaran ε
Ft Mm
Besi-cor beraspal 0.0004
0.12 Baja komersial atau besi tempa
0.00015 0.046
Tabungpipa tarik 0.000005
0.0015 kaca
“halus” “halus”
Sumber  : White,  Frank    M.,  1986. Mekanika  Fluida  Edisi  Kedua  Jilid  1.  Erlangga. Jakarta.
37 Diagram moody telah digunakan untuk menyelesaikan pemasalahan aliran
dalam  pipa  dengan  menggunakan  faktor  gesekan  pipa  f  dari  rumus  Darcy- Weisbach. Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynolds kurang dari 2000,
faktor  gesekan  dihubungkan  dengan  bilangan  reynold, dinyatakan  dengan rumus :
f = ………………………………………………................... 2.7
Untuk aliran turbulen dimana bilangan reynold lebih besar dari 4000, maka hubungan antara bilangan reynold, faktor gesekan dan kekasaran relatif
menjadi  lebih  kompleks.  Faktor  gesekan  untuk  aliran turbulen  dalam  pipa didapatkan dari hasil eksperimen antara lain Herman, 1986 :
a Untuk daerah Complete roughness, rough pipes yaitu :
= 2,0Log
,
……………………………………………….. 2.8 b
Untuk  pipa  sangat  halus  seperti  gelas  dan  plastik,  hubungan  antara bilangan reynold dan faktor gesekan yaitu :
a Blassius ; f =
,
,
……………………………………………... 2.9 Untuk Re = 3000 – 100.000
b Von karman ; = 2,0 Log
,
……………………………… 2.10 = 2,0 Log Re f
0,8 , untuk Re sampai dengan 3.10
6
c Untuk pipa kasar yaitu :
Von karman : = 2,0 Log + 1,74 …………………………... 2.11
Di mana harga f tidak tergantuk pada bilangan reynold. d
Untuk  pipa  antara  kasar  dan  halus  atau  dikenal  dengan  daerah  transisi yaitu :
38 Corelbrook – White :
= 2,0 Log
, ,
…………….. 2.12 Di mana :
Re = Bilangan Reynold f
= Faktor gesekan = Kekasaran pipa
d = Diameter pipa
2. Persamaan Hazen Williams
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum. Bentuk
umum persamaan Hazen Williams yaitu : hf =
,
, .
.
L ………………………………………………..... 2.13 Di mana : h
f
= Kerugian gesekan dalam pipa m Q
= Laju aliran dalam pipa m
3
dtk L
= Panjang pipa m C
= Koefisien kekasaran pipa Hazen Williams D
= Diameter pipa m
Tabel 2.8 Koefisen kekasaran  Hazen Williams, C.
Jenis Pipa Koefisien C
Pipa sangat halus 140
Pipa halus, semen, besi tuang 130
Pipa baja dilas halus 120
Pipa baja dikeling halus 110
Pipa besi tuang tua 100
Pipa baja dikeling tua 95
Pipa tua 60-80
Sumber : Triatmodjo, Bambang, 1993. Hidraulika II. Beta Offset. Yogyakarta.
2.14 Persamaan Empiris Uuntuk Aliran Pipa