PT TRIKOMSEL OKE Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008
Disajikan dalam Rupiah Tidak Diaudit
9
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.
Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir
transaksi perbankan pada tahun tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.
Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, kurs yang digunakan untuk AS1 masing-masing sebesar Rp10.225 dan Rp9.225.
d. Instrumen Derivatif
Setiap instrumen derivatif termasuk derivatif melekat dicatat sebagai aktiva atau kewajiban dalam neraca konsolidasi dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. Perubahan nilai
wajar instrumen derivatif harus dibukukan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aktiva atau
kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi konsolidasi. Setiap entitas diharuskan untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas atas transaksi yang diperlakukan
sebagai akuntansi lindung nilai. Instrumen derivatif Perusahaan tidak dimaksudkan sebagai aktivitas lindung nilai untuk tujuan akuntansi.
e. Kas yang Dibatasi Penggunaannya
Kas yang diperoleh dari pemegang saham sebagai uang muka pemesanan saham, yang belum dapat ditarik pada saat ini, dicatat sebagai kas yang dibatasi penggunaannya pada neraca.
f. Deposito Berjangka
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Sedangkan deposito
berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan sejak tanggal penempatan namun dijaminkan disajikan dalam akun “Aktiva Tidak Lancar Lainnya - Fixed Deposit” dalam neraca konsolidasi.
g. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode.
h. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa
Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa”. Yang dimaksud dengan pihak-pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
1 perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara intermediaries, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor
termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries;
PT TRIKOMSEL OKE Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008
Disajikan dalam Rupiah Tidak Diaudit
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan h. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa lanjutan
2 perusahaan asosiasi associated companies; 3 perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan
hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut; yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah
mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor;
4 karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi
anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
5 perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam 3 atau 4, atau
setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau
pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak
ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih the lower of cost or net realizable value. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-
rata tertimbang weighted-average method.
Persediaan diakui Perusahaan pada saat barang tiba di gudang Perusahaan sementara Anak perusahaan mengakui persediaan ketika tagihan dari pemasok telah diterima.
Penyisihan untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir periode.
j. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi sesuai masa manfaat biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus straight-line method.
k. Investasi Investasi berupa penyertaan saham dimana Perusahaan mempunyai persentase pemilikan
sampai dengan 20 dicatat dengan metode biaya perolehan cost method, sementara pemilikan 20 sampai dengan 50 dicatat dengan metode ekuitas equity method, dimana biaya
perolehan penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba rugi bersih dan dividen yang diperoleh dari perusahaan asosiasi sejak tanggal akuisisi.
PT TRIKOMSEL OKE Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008
Disajikan dalam Rupiah Tidak Diaudit
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan
k. Investasi lanjutan Semua jenis investasi lainnya dicatat dengan metode biaya perolehan.
Penyertaan saham pada perusahaan asosiasi atau anak perusahaan dicatat dengan metode biaya perolehan jika penyertaan saham tersebut diperoleh dan dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam
jangka pendek. Penyertaan saham tersebut disajikan sebagai “Investasi Jangka Pendek” pada neraca konsolidasi.
l. Aset Tetap
Pemilikan Langsung Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan. Efektif pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 Revisi 2007, “Aset
Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 1994, “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 1994, “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan pernyataan ini, Perusahaan telah memilih
untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi
Perusahaan.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya perolehan tersebut meliputi biaya penggantian bagian dari aset tetap tersebut pada saat terjadinya, jika
kriteria pengakuan aset tetap terpenuhi. Demikian juga pada saat dilakukan penelaahan, biaya perolehan dicatat sebesar nilai tercatat aset tetap sebagai nilai pengganti jika kriteria-kriteria
pengakuan aset tetap terpenuhi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dicatat dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Penyusutan dihitung sebagai berikut:
Taksiran Masa Manfaat Jenis Aset Tetap
Metode Tahun
Tarif
Bangunan Garis Lurus
20 5
Peralatan kantor Saldo Menurun Berganda
4 dan 8 50 dan 25
Kendaraan Saldo Menurun Berganda
8 25
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian pengakuan aset tetap tersebut selisih antara penerimaan bersih dari pelepasan aset dengan nilai tercatatnya harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya.
Nilai residu aset, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan dilakukan penyesuaian secara prospektif jika perlu, pada setiap akhir periode laporan keuangan konsolidasi. Dalam hal
nilai tercatat aset tetap melebihi perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali recoverable amount, aset tersebut diturunkan nilainya menjadi sebesar perkiraan jumlah yang dapat diperoleh
kembali tersebut, yang merupakan nilai yang lebih tinggi antara harga jual neto dan nilai pakai suatu aset.
PT TRIKOMSEL OKE Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008
Disajikan dalam Rupiah Tidak Diaudit
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan l.
Aset Tetap lanjutan
Sewa Guna Usaha Pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 Revisi 2007, “Sewa” yang
menggantikan PSAK No. 30 1990, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan dialokasi ke setiap periode selama masa sewa. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa
pembiayaan disusutkan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset
sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa
operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus straight-line basis selama masa sewa.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan melaporkan transaksi sewa dengan menggunakan metode direct financing lease jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat
dimulainya perjanjian sewa guna usaha. 2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai
sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, merupakan keuntungan perusahaan sewa guna usaha full payout lease.
3. Masa sewa guna usaha minimum 2 dua tahun. Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan
menggunakan metode sewa menyewa biasa operating lease method. Aset sewa guna usaha dengan hak opsi disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aset tetap
sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa harga opsi yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha.
Penyusutan aset sewa guna usaha dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset sewa guna usaha yang sama dengan aset yang
diperoleh melalui pemilikan langsung.
Hutang sewa guna usaha dicatat berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha yang dilakukan.
PT TRIKOMSEL OKE Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008
Disajikan dalam Rupiah Tidak Diaudit
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan m. Penurunan Nilai Aktiva
Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya peristiwa atau perubahan kondisi yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan seluruhnya pada setiap tanggal
pelaporan. Apabila kondisi tersebut terjadi, Perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali recoverable amount atas semua aktivanya dan
mengakuinya sebagai kerugian dalam laporan laba rugi periode berjalan.
n. Pajak Penghasilan Badan
Beban pajak periode berjalan disajikan berdasarkan estimasi laba kena pajak periode berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan
kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Aktiva pajak tangguhan yang timbul dari rugi fiskal yang belum dikompensasikan diakui apabila besar
kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan-perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak
tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke
ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah
ditetapkan.
o. Estimasi Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan mencatat estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan tanpa pendanaan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 “Undang-
undang”.
Efektif tanggal 1 Januari 2006, Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK No. 24 Revisi 2004, “Imbalan Kerja”, dan mengubah kebijakan akuntansi sebelumnya untuk imbalan kerja
mengikuti kebijakan akuntansi sesuai PSAK tersebut.
Berdasarkan PSAK No. 24 Revisi 2004, perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial
“Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun
pelaporan sebelumnya melebihi 10 dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa
kerja karyawan yang diperkirakan.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui pada saat barang diserahkan dan risiko serta hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Pendapatan jasa perbaikan barang dalam garansi service warranty diakui
pada saat terjadinya. Penjualan konsinyasi dicatat sebesar nilai penjualan kepada pelanggan dikurangi beban terkait, sebesar jumlah yang harus dibayarkan kepada pemilik consignor.
Beban diakui pada saat terjadinya accrual basis.
PT TRIKOMSEL OKE Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008
Disajikan dalam Rupiah Tidak Diaudit
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan q. Biaya Ditangguhkan - Biaya Pinjaman
Biaya signifikan yang timbul untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Tidak Lancar Lainnya - Biaya Ditangguhkan”, yang
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman tersebut. Apabila Perusahaan mengalami kegagalan pembayaran pokok atau bunga pinjaman maupun
pemenuhan rasio keuangan tertentu yang dapat mengakibatkan seluruh saldo pokok pinjaman beserta bunga masih harus dibayar menjadi jatuh tempo segera, biaya-biaya terkait dengan
hutang bank tersebut dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.
r. Laba Bersih per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode yang bersangkutan setelah
memperhitungkan pengaruh retroaktif atas kapitalisasi sebagian saldo laba posisi tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp82.571.750.000, sebagaimana telah disetujui dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 13 Maret 2008 Catatan 16. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni
2009 dan 2008 masing-masing berjumlah 4.028.486.592 saham dan 1.859.638.250 saham Catatan 16.
s. Informasi Segmen
Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen saluran distribusi sebagai segmen sekunder.
Segmen usaha menyajikan produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Suatu segmen saluran distribusi merupakan suatu
komponen yang terpisah, yang menyalurkan produk atau jasa melalui saluran distribusi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan komponen yang menyalurkan produk atau
jasa melalui saluran distribusi lain.
Perusahaan tidak menyajikan informasi sehubungan dengan segmen geografis dikarenakan manajemen Perusahaan berpendapat bahwa Perusahaan beroperasi pada suatu lingkungan
ekonomi yang mempunyai risiko dan imbalan yang sama.
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang
mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan
dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.