Slant Range Gain Antena Effective Isotropic Radiated Power EIRP Rugi-Rugi Lintasan

Dengan : OP = �� cos|θ S − θ L | = � � cos θ i cos| θ S − θ L | ⁄ ⁄ seperti yang ditunjukkan dari segitiga MPO dan TMO, sehingga : γ = cos -1 cos θ i cos| θ S − θ L | 2.3b Sedangkan untuk perhitungan sudut δ berdasarkan Gambar 2.19 didapatkan persamaan sebagai berikut : δ = tan -1 � �� �� � = tan -1 � �− � � cos γ � � sin γ � = tan -1 � �− � � ��� θ i cosθ S − θ L � � sin���� −1 ��� θ i cosθ S − θ L � � 2.4 Selanjutnya berdasarkan Persamaan 2.3 dengan memasukkan δ pada Persamaan 2.4 dan γ pada Persamaan 2.3b maka akan dapat diperoleh sudut elevasi E yang diekspresikan sebagai berikut : E = tan -1 � �− � � ��� θ i cosθ S − θ L � � sin���� −1 ��� θ i cosθ S − θ L � � − ��� −1 ��� θ i cos θ S − θ L 2.5

2.12.2 Slant Range

Slant range merupakan jarak dari stasiun bumi VSAT ke satelit yang berbeda-beda di setiap titik. Hal ini disebabkan oleh pengaruh kelengkungan bumi dan posisi antena yang berbeda pada posisi lintang dan bujur yang berbeda antar satu dengan yang lain. Adapun Gambar 2.21 memperlihatkan penentuan slant range [1] . Universitas Sumatera Utara Satellite H α max α d E Re ψ Gambar 2.21 Penentuan Slant Range [1] Berdasarkan Gambar 2.21 maka perhitungan slant range d dapat ditulis perumusannya sebagai berikut : d 2 = R e + H 2 + R e 2 - 2 R e R e + H cos ψ = R e + H 2 + R e 2 - 2 R e R e + H sin �� + ��� −1 � � � � � + � cos ��� 2.6 Dimana : Re = Jari-jari bumi pada bidang ekuator km E = Sudut elevasi derajat H = Ketinggian orbit satelit dari bumi pada bidang ekuator km r = Jari-jari orbit geostasioner km

2.12.3 Gain Antena

Gain atau penguatan adalah perbandingan antara daya pancar antena terhadap antena referensinya. Persamaan untuk antena parabolik adalah sebagai berikut [1] : G dBi = � � � 2 � 2 � 2 � = � � � � � � 2 2.7 Universitas Sumatera Utara Atau secara logaritmis dapat ditulis sebagai berikut : G dB = 20.45 + 20 log f + 20 log d + 10 log � 2.8 Dimana : η = efesiensi antena d = diameter antena m c = kecepatan cahaya = 3 x 10 8 ms f = frekuensi GHz

2.12.4 Effective Isotropic Radiated Power EIRP

EIRP digunakan untuk menyatakan daya pengiriman dari stasiun bumi atau satelit. Adapun rumus EIRP adalah sebagai berikut [1] : EIRP Watt = P TX . G TX 2.9 EIRP dBW = P TX dBW + G TX dB 2.10 Dimana : P TX = Daya pancar Pengirim dalam Watt atau dBW G TX = Gain Antena Pemancar dalam dB

2.12.5 Rugi-Rugi Lintasan

Rugi-rugi pada lintasan transmisi adalah redaman yang terjadi pada proses pentransmisian sinyal dari Tx Pengirim ke Rx Penerima. Rugi-rugi transmisi tersebut antara lain [1] : 1. Rugi-Rugi Saluran L SAL Rugi-rugi pada saluran merupakan besarnya redaman yang terjadi sepanjang saluran yang dipergunakan. Dalam konfigurasinya redaman yang terjadi pada pengkoneksian konektor kabel dapat disimpulkan sebagai berikut :  L SAL kabel IF BNC Kabel 1.3 dB30 meter  L SAL kabel RF IFL Kabel 0.7 dBmeter 2. Rugi-Rugi Pancaran Antena L ANT Rugi-rugi pada arah pancar antena biasanya dipengaruhi oleh daya maksimum. Hal ini berkaitan dengan keterarahan antena stasiun bumiVSAT yang Universitas Sumatera Utara tidak pas pada arah pancar posisinya, sehingga menyebabkan loss pada daya maksimum yang diperlukan dalam pancaran, umumnya besar rugi pancaran sebesar 0.5 dB. 3. Rugi-Rugi Atmosfir L ATM Rugi-rugi atmosfir adalah rugi-rugi yang disebabkan akibat dari hasil proses absorbsi energi dengan gas atmosfir, proses absorbsi tersebut terjadi karena pengaruh cuaca. Nilai rugi-rugi atmosfir sangat kecil dan terjadi pada elevasi 10 . 4. Rugi-Rugi Redaman Hujan L RAIN Redaman hujan merupakan redaman yang memiliki pengaruh besar terhadap propagasi gelombang pada frekuensi di atas 10 GHz. Redaman ini adalah fungsi dari frekuensi dan curah hujan dalam mmjam yang dapat dihitung dengan tahapan sebagai berikut yang dapt dilihat pada Gambar 2.22 [1] . ICE L G El h L S Rain h r Gambar 2.22 Sketsa Penentuan Redaman Hujan [1] Dimana : - R = Rain rate point, dimana nilai R dapat dilihat berdasarkan Tabel 2.5 titik laju hujan. - Persamaan kuantitas koefisien empiris polarisasi : a c = � � + � � 2 2.11 Universitas Sumatera Utara b c = � � � � + � � � � 2� � 2.12 - Sehingga redaman hujan spesifik dBKm dapat dinyatakan sebagai : α = � � � � � 2.13 - Tinggi atmosfir terjadinya hujan h r : h r km = � 3 + 0.028 ���� 0 �������� 36 4 − 0.075 ���� �������� ≥ 36 2.14 - Panjang lintasan hujan efektif L S untuk sudut elevasi antena ≥ 10 : L S = ℎ � − ℎ sin � � 2.15 Dimana : E = sudut elevasi h r = ketinggian hujan km h = tinggi antena km - Jarak lintasan hujan L G : L G = � � cos � 2.16 - r P = rain rate reduction factor, dimana p reduction factor bergantung pada kondisi daerah masing-masing : for p = 0.001 → � 0.001 = 10 10 + � � ; for p = 0.01 → � 0.01 = 90 90 + 4 � � for p = 0.1 → � 0.1 = 180 10 + � � ; for p = 1 → � 1 = 1 - faktor reduksi lintasan hujan pada wilayah Indonesia, memiliki persentase unavailability 0.01 sehingga dapat ditulis : � 0.01 = 90 90 + 4 � � 2.17 - Maka besarnya redaman hujan total persentase curah hujan sebesar 0.01 adalah : L Rain dB r =0.01 = � � � � 0.01 2.18 Menurut ITU International Telecommunication Union, indonesia digolongkan kepada region P dimana intensitas hujannya termasuk sangat tinggi. Intensitas hujan yang dapat mengakibatkan link komunikasi terputus sebesar 0,01 per tahun di indonesia adalah 145 mmh [14] . Universitas Sumatera Utara Adapun Specific Attenuation Rain Parameters dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Rainfall Climatic Region, Rainfall Intensity Exceeded mmH dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.4 Specific Attenuation Rain Parameters [1] Frequency GHz a H a V b H b V 1 0,000387 0,00000352 0,912 0,880 2 0,00154 0,000138 0,963 0,923 4 0,000650 0,000591 1,121 1,075 6 0,00175 0,00155 1,308 1,265 7 0,00301 0,00265 1,332 1,312 8 0,00454 0,00395 1,327 1,310 10 0,0101 0,00887 1,276 1,264 12 0,0188 0,0168 1,217 1,200 15 0,0367 0,0335 1,154 1,128 20 0,0751 0,0691 1,099 1,065 25 0,124 0,113 1,061 1,030 30 0,187 0,167 1,021 1,000 35 0,263 0,233 0,979 0,963 40 0,350 0,310 0,939 0,929 45 0,442 0,393 0,903 0,897 50 0,536 0,479 0,873 0,868 60 0,707 0,642 0,826 0,824 70 0,851 0,784 0,793 0,793 80 0,975 0,906 0,769 0,769 90 1,06 0,999 0,753 0,754 100 1,12 1,06 0,743 0,744 120 1,18 1,13 0,731 0,732 150 1,31 1,27 0,710 0,711 200 1,45 1,42 0,689 0,690 300 1,36 1,35 0,688 0,689 400 1,32 1,31 0,683 0,684 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5 Rainfall Climatic Region, Rainfall Intensity Exceeded mmH [1] Percentage of Time A B C D E F G H J K L M N P 1,0 - 1 - 3 1 2 - - - 2 - 4 5 12 0,3 1 2 3 5 3 4 7 4 13 6 7 11 15 34 0,1 2 3 5 8 6 8 12 10 20 12 15 22 35 65 0,03 55 6 9 13 12 15 20 18 28 23 33 40 65 105 0,01 8 12 15 19 22 28 30 32 35 42 60 63 95 145 0,003 14 21 26 29 41 54 45 55 45 70 105 95 140 200 0,001 22 32 42 42 70 78 65 83 55 100 150 120 180 250

2.12.6 Redaman Ruang Bebas Path Loss