Redaman Ruang Bebas Path Loss Figure Of Merit Gain To Temperature GT Carrier to Noise Ratio CN

Tabel 2.5 Rainfall Climatic Region, Rainfall Intensity Exceeded mmH [1] Percentage of Time A B C D E F G H J K L M N P 1,0 - 1 - 3 1 2 - - - 2 - 4 5 12 0,3 1 2 3 5 3 4 7 4 13 6 7 11 15 34 0,1 2 3 5 8 6 8 12 10 20 12 15 22 35 65 0,03 55 6 9 13 12 15 20 18 28 23 33 40 65 105 0,01 8 12 15 19 22 28 30 32 35 42 60 63 95 145 0,003 14 21 26 29 41 54 45 55 45 70 105 95 140 200 0,001 22 32 42 42 70 78 65 83 55 100 150 120 180 250

2.12.6 Redaman Ruang Bebas Path Loss

Redaman ruang bebas L FS merupakan hilangnya daya yang dipancarkan pada ruang bebas saat pemancaran sehingga tidak seluruh daya dapat diterima oleh antena penerima. Adapun besar redaman ini dapat ditulis sebagai berikut [1] : L FS = � 4 � � �� ���� ���� � � 2 = � 4 � � �� ���� ���� � �� ���� ���� � � 2 2.19 Pada d Uplink = d Downlink , maka secara logaritmis L FS dapat ditulis sebagai berikut : L FS dB = 92.45 + 20 log f UD + 20 log d UD 2.20 Dimana : C = kecepatan cahaya = 3 x 10 8 ms d UD = jarak antar stasiun bumi VSAT ke satelit baik Uplink maupun Downlink km f UD = frekuensi baik Uplink maupun Downlink Ghz

2.12.7 Figure Of Merit Gain To Temperature GT

Merupakan parameter yang digunakan untuk menunjukkan performansi antena VSAT dan LNA dalam hubungan sensitifitas carrier pada saat downlink yang diterima dari satelit. Titik referensi untuk kalkulasi GT dimodelkan sebagai berikut [1] : Universitas Sumatera Utara GT dB K = G T 2.21 Atau secara logaritmis dapat ditulis sebagai berikut : GT dB K = G dB – 10 log Tsys 2.22 Dimana : G = Gain antena dB T = Temperatur sistem penerima K

2.12.8 Carrier to Noise Ratio CN

Carrier to Noise Ratio merupakan parameter untuk menentukan nilai kualitas seluruh link. CN dapat dituliskan sebagai berikut [1] : [CN] up dB = EIRP SB – L Total + [GT] SAT – K – 10 log BW 2.23 [CN] down dB = EIRP SAT – L Total + [GT] VSAT – K - 10 log BW 2.24 Dimana : L Total = redaman total dB = L FS + L RAIN + L SAL + L ANT + L ATM K = Konstanta Bolzman = -228,6 dBW BW = Bandwidth yang digunakan Hz Pada dasarnya kualitas keseluruhan link komunikasi tidak hanya berasal dari CN uplink dan downlink saja, namun interferensi juga mempengaruhi kualitas keseluruhan link komunikasi yaitu : a. Interferensi akibat Intermodulation Product Interferensi yang terjadi karena pengaruh faktor dari dalam sistem, berupa interferensi akibat dari intermodulasi antar carrier. Interferensi ini disebabkan oleh akibat ketidaklinearan non linearity dari TWTA atau SSPA. Dimana untuk thypical multi carrier transponder IBO Input Backoff 6 dB dan OBO Output Backoff 4 dB diperoleh sebesar 21 dB [14] . Universitas Sumatera Utara b. Interferensi akibat Adjacent Satellite Interferensi yang diakibatkan oleh jarak antar satelit yang berdekatan jarak satelit normalnya 2º, Pattern dari antenna yang tidak baik, daerah cakupan coverage dari satelit yang saling overlaping, dan beroperasi pada frekuensi yang sama. Adapun persamaan Adjacent Satellite adalah sebagai berikut [15] : CN Req = � �� �� � ��� + 10 log �� �� 2.25 Sehingga, CI ADJ = � � � � ��� + 12,2 �� 2.26 c. Interferensi akibat Crosspolarization Interferensi ini akibat oleh gerakan antena akibat dari adanya angin atau gangguan lain. Masalah crosspolarization ini timbul karena munculnya power energi yang dipancarkan pada salah satu polarisasi di polarisasi sebaliknya. Untuk menghindarinya, maka sebelum mengakses ke satelit, stasiun bumi harus melakukan test cross polarisasi dengan referensi stasiun bumi standar yang telah ditetapkan oleh operator satelit. Dimana besar Interferensi akibat Crosspolarization sebesar 30 dB [15] . Maka dari parameter-parameter di atas, nilai CN total adalah sebagai berikut : CN Total = 10 ��� 1 � � � � �� −1 + � � � � ���� −1 + � � � � � −1 + � � � � ��� −1 + � � � � ���� −1 2.27

2.12.9 Lebar Pita Frekuensi Bandwidth