Lendutan Balok Beton Bertulang Normal Secara Teoritis f’c = 20,76 MPa

80 Berdasarkan hasil pengujian lendutan balok beton bertulang dengan substitusi abu cangkang kelapa sawit mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan balok beton bertulang normal. Tabel 4.8 Persentase Kenaikan Lendutan pada Balok Substitusi Beban P kg Δ Balok Normal mm Δ Balok Substitusi Abu Cangkang Kelapa Sawit mm Kenaikan Δ Hasil Pengujian 2666 0,8 0,86 7,5 3999 2,52 3,24 28,57 5332 3,98 4,88 22,61 6665 8,03 8,94 11,33 Σ 70,01 14 5 01 , 70 rata - rata Kenaikan   Kenaikan lendutan rata-rata yang terjadi dengan dengan substitusi abu cangkang kelapa sawit terhadap semen sebesar 2,5 pada balok beton bertulang adalah 14.

4.3.3 Lendutan Balok Beton Bertulang Normal Secara Teoritis f’c = 20,76 MPa

1. Kondisi Sebelum Retak Apabila momen lentur M n lebih kecil daripada momen retak M cr , maka balok dapat diasumsikan tidak retak. Momen inersia yang digunakan dapat diasumsikan sebesar momen inersia untuk penampang kotor � . Berdasarkan hasil pengujian lentur balok beton bertulang normal yang telah dilakukan, diperoleh bahwa retak awal terjadi pada saat pembebanan 3999 kg. Maka, sebagai contoh perhitungan lendutan dengan kondisi sebelum retak secara teoritis diambil pada saat pembebanan 2666 kg. Universitas Sumatera Utara 81 a. Lendutan akibat beban terpusat sebelum retak Gambar 4.7 Sketsa pembebanan terpusat Lendutan akibat beban terpusat sebelum retak dapat dihitung dengan rumus berikut: 4 3 24 5 , 2 2 1 x l I E Px g c    Dimana : P = beban terpusat N dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 1333 kg = 13330 N l = 2 m = 2000 mm x = 0,67 m = 670 mm E c = modulus elastisitas beton Nmm 2 I g = momen inersia penampang utuh balok mm 4 2 Nmm 68 , 21414 76 , 20 4700 4700    c f E c 4 3 3 mm 450000000 300 200 12 1 12 1    bh I g Universitas Sumatera Utara 82 Maka besar lendutan : mm 394 , 670 4 2000 3 450000000 68 , 21414 24 670 13330 4 3 24 5 , 1 2 2 1 2 2 1         x l I E Px g c b. Lendutan akibat berat sendiri sebelum retak Gambar 4.8 Pembebanan akibat berat sendiri Lendutan akibat berat sendiri dapat sebelum retak dapat dihitung dengan rumus berikut: g c I E ql 384 5 4 2   Dimana : q = berat sendiri balok = 0,2 x 0,3 x 24 = 1,44 kNm l = bentang balok = 2 m = 2000 mm E c = modulus elastisitas beton = 21414,68 Nmm I g = momen inersia penampang balok = 450000000 mm 4 Universitas Sumatera Utara 83 Maka besar lendutan akibat berat sendiri: mm 031 , 450000000 68 , 21414 384 2000 44 , 1 5 384 5 2 4 2 4 2       g c I E ql Total lendutan yang terjadi secara teoritis pada balok beton bertulang normal sebelum terjadi retakan adalah : mm 425 , 031 , 394 , 2 1         2. Kondisi Setelah Retak Apabila momen lentur M n lebih besar dari momen retak M cr , retak tarik pada balok akan menyebabkan berkurangnya penampang melintang balok dan momen inersia yang digunakan diasumsikan adalah momen inersia transformasi � e . Pada SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 ayat 2.3 ditetapkan lendutan seketika akibat pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus elastisitas beton E c dan momen inersia efektif � berdasarkan persamaan berikut ini : g cr a cr g a cr e I I M M I M M I                         3 3 1 Universitas Sumatera Utara 84 Dimana : I e = momen inersia efektif I cr = momen inersia penampang retak transformasi I g = momen inersia penampang utuh terhadap sumbu berat penampang, seluruh batang tulangan diabaikan M a = momen maksimum pada komponen struktur saat lendutan dihitung M cr = momen pada saat timbul retak yang pertama kali Momen retak dapat dihitung dari rumus sebagai berikut : t g r cr y I f M  Dimana : f r = modulus retak beton, untuk beton normal c f f r 7 ,  y t = jarak dari garis netral penampang utuh mengabaikan tulangan baja ke serat tepi tertarik. h y t 2 1  Menentukan momen retak M cr :     Nmm 03 , 9568260 300 2 1 450000000 76 , 20 7 ,    t g r cr y I f M Universitas Sumatera Utara 85 Berdasarkan hasil pengujian lentur balok beton bertulang normal yang telah dilakukan, diperoleh bahwa retak awal terjadi pada saat pembebanan 3999 kg. Maka, sebagai contoh perhitungan lendutan dengan kondisi setelah retak secara teoritis diambil pada saat pembebanan 3999 kg. P = 3999 kg = 39990 N Menentukan momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan M a Nmm 14050000 2000 44 , 1 8 1 2000 3 1 19995 8 1 3 1 5 , 2 2         ql l P M a Gambar 4.9 Penampang Transformasi Universitas Sumatera Utara 86 Menentukan letak garis netral y: 2 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2 1 1                           y A n d A n d A n y A n y b y A n y A n y b d A n d A n y b y A n A n y b d A n d A n y y b y A A A y A y A y A s s s s s s s s s s s s Dimana, c s E E n  , dengan : E s = Modulus elastisitas baja = 200000 MPa E c = Modulus elastisitas beton = 21414,68 MPa Sehingga, 9 339 , 9 68 , 21414 200000    n A s = 235,6 mm 2 A s ’ = 157 mm 2 mm 249 40 6 2 10 300 s sengkang 2 tarik tulangan                      aktual aktual aktual d d h d   mm 51 40 6 2 10 s sengkang 2 tekan tulangan        aktual aktual aktual d d d   Universitas Sumatera Utara 87 Maka : 2 1 2      y A n d A n d A n y A n y b s s s s 6 , 235 9 249 6 , 235 9 51 157 9 157 9 200 2 1 2      y y y 6 , 600042 4 , 3533 100 2    y y 426 , 6000 33 , 35 2    y y y 1 = -97,116 mm dan y 2 = 61,786 diambil y = 61,786 mm Menentukan momen inersia penampang retak transformasi I cr 4 2 2 3 2 2 3 mm 7 , 90207035 51 786 , 61 157 9 786 , 61 249 6 , 235 9 786 , 61 200 3 1 3 1            d y nA y d nA by I s s cr Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 3 , 203844779 7 , 90207035 14050000 03 , 9568260 1 450000000 14050000 03 , 9568260 1                                                cr a cr g a cr e I M M I M M I Universitas Sumatera Utara 88 a. Lendutan akibat beban terpusat setelah retak 4 3 24 5 , 2 2 1 x l I E Px e c    670 4 2000 3 3 , 203844779 68 , 21414 24 670 19995 2 2 1    mm 305 , 1 1   b. Lendutan akibat berat sendiri setelah retak mm 069 , 3 , 203844779 68 , 21414 384 2000 44 , 1 5 384 5 , 2 4 2 4 2       e c I E ql Total lendutan yang terjadi secara teoritis pada balok beton bertulang normal setelah terjadi retakan adalah : mm 374 , 1 069 , 305 , 1 2 1         Dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan lendutan untuk pembebanan yang lainnya. Pada Tabel 4.9 disajikan nilai lendutan secara teoritis pada benda uji balok beton bertulang normal. Universitas Sumatera Utara 89 Tabel 4.9 Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Normal Beban kg M a kNm M cr kNm I cr x10 6 mm 4 I e x10 6 mm 4 Lendutan mm Kondisi 0,72 9,568 90,207 - 0,031 Sebelum retak 2666 9,6067 9,568 90,207 - 0,429 3999 14,050 9,568 90,207 203,84 1,374 Awal retak 5332 18,493 9,568 90,207 140,04 2,633 Setelah retak 6665 22,937 9,568 90,207 116,33 3,931 7464,8 25,603 9,568 90,207 108,99 4,684 Sumber : Hasil perhitungan 4.3.4 Lendutan Balok Beton Bertulang dengan Substitusi Abu Cangkang Kelapa Sawit Secara Teoritis f’c = 24,19 MPa 1. Kondisi Sebelum Retak Berdasarkan hasil pengujian lentur balok beton bertulang dengan substitusi abu cangkang kelapa sawit yang telah dilakukan, diperoleh bahwa retak awal terjadi pada saat pembebanan 3999 kg. Maka, sebagai contoh perhitungan lendutan dengan kondisi sebelum retak secara teoritis diambil pada saat pembebanan 2666 kg. a. Lendutan akibat beban terpusat sebelum retak Gambar 4.7 Sketsa pembebanan terpusat Universitas Sumatera Utara 90 Lendutan akibat beban terpusat dapat dihitung dengan rumus berikut: 4 3 24 5 , 2 2 1 x l I E Px g c    Dimana : P = beban terpusat N dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 1333 kg = 13330 N l = bentang balok = 2 m = 2000 mm x = 0,67 m = 670 mm E c = modulus elastisitas beton Nmm 2 I g = momen inersia penampang utuh balok mm 4 2 Nmm 17 , 23116 19 , 24 4700 4700    c f E c 4 3 3 mm 450000000 300 200 12 1 12 1    bh I g Maka besar lendutan akibat beban terpusat sebelum retak : mm 365 , 670 4 2000 3 450000000 17 , 23116 24 670 13330 4 3 24 5 , 1 2 2 1 2 2 1         x l I E Px g c Universitas Sumatera Utara 91 b. Lendutan akibat berat sendiri sebelum retak Gambar 4.8 Pembebanan akibat berat sendiri Lendutan akibat berat sendiri dapat dihitung dengan rumus berikut: g c I E ql 384 5 4 2   Dimana : q = berat sendiri balok = 0,2 x 0,3 x 24 = 1,44 kNm l = bentang balok = 2 m = 2000 mm E c = modulus elastisitas beton I g = momen inersia penampang balok mm 4 Maka besar lendutan akibat berat sendiri sebelum retak: mm 029 , 450000000 17 , 23116 384 2000 44 , 1 5 384 5 2 4 2 4 2       EI ql Universitas Sumatera Utara 92 Total lendutan yang terjadi secara teoritis pada balok beton bertulang normal sebelum terjadi retakan adalah : mm 394 , 029 , 365 , 2 1         2. Kondisi Setelah retak Menentukan momen retak M cr :     Nmm 41 , 10328499 300 2 1 450000000 19 , 24 7 ,    t g r cr y I f M Berdasarkan hasil pengujian lentur balok beton bertulang dengan substitusi abu cangkang kelapa sawit yang telah dilakukan, diperoleh bahwa retak awal terjadi pada saat pembebanan 3999 kg. Maka, sebagai contoh perhitungan lendutan dengan kondisi sebelum retak secara teoritis diambil pada saat pembebanan 3999 kg. Analisa lendutan yang terjadi setelah retak terjadi pada beban pada beban P = 3999 kg = 39990 N Universitas Sumatera Utara 93 Menentukan momen beban layan maksimum : Nmm 14050000 2000 44 , 1 8 1 2000 3 1 19995 8 1 3 1 5 , 2 2         ql l P M a E s = Modulus elastisitas baja = 200000 MPa E c = Modulus elastisitas beton = 17 , 23116 MPa Sehingga, 9 652 , 8 17 , 23116 200000    n A s = 235,6 mm 2 A s ’ = 157 mm 2 mm 249 40 6 2 10 300 s sengkang 2 tarik tulangan                      aktual aktual aktual d d h d   mm 51 40 6 2 10 s sengkang 2 tekan tulangan        aktual aktual aktual d d d   Universitas Sumatera Utara 94 Menentukan letak garis netral y: 2 1 2      y A n d A n d A n y A n y b s s s s 6 , 235 9 249 6 , 235 9 51 157 9 157 9 200 2 1 2      y y y 6 , 600042 4 , 3533 100 2    y y 426 , 6000 33 , 35 2    y y y 1 = -97,116 mm dan y 2 = 61,786 diambil y = 61,786 mm Menentukan momen inersia penampang retak transformasi I cr 4 2 2 3 2 2 3 mm 7 , 90207035 51 786 , 61 157 9 786 , 61 249 6 , 235 9 786 , 61 200 3 1 3 1            d y nA y d nA by I s s cr Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 7 , 233140980 7 , 90207035 14050000 41 , 10328499 1 450000000 14050000 41 , 10328499 1                                                cr a cr g a cr e I M M I M M I Universitas Sumatera Utara 95 a. Lendutan akibat beban terpusat setelah retak 4 3 24 5 , 2 2 1 x l I E Px e c    670 4 2000 3 7 , 233140980 17 , 23116 24 670 19995 2 2 1    mm 057 , 1 1   b. Lendutan akibat berat sendiri setelah retak mm 056 , 7 , 233140980 17 , 23116 384 2000 44 , 1 5 384 5 , 2 4 2 4 2       e c I E ql Total lendutan yang terjadi secara teoritis pada balok beton bertulang dengan subtitusi abu cangkang kelapa sawit setelah terjadi retakan adalah : mm 113 , 056 , 057 , 1 2 1         Dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan lendutan untuk pembebanan yang lainnya. Pada Tabel 4.10 disajikan nilai lendutan secara teoritis pada benda uji balok beton bertulang normal. Universitas Sumatera Utara 96 Tabel 4.10 Lendutan Secara Teoritis Balok dengan Substitusi Abu Cangkang Kelapa Sawit Beban kg M a kNm M cr kNm I cr x10 6 mm 4 I e x10 6 mm 4 Lendutan mm Kondisi 0,72 10,328 90,207 - 0,029 Sebelum retak 2666 9,607 10,328 90,207 - 0,394 3999 14,050 10,328 90,207 233,14 1,113 Awal retak 5332 18,493 10,328 90,207 152,89 2,234 Setelah retak 6665 22,937 10,328 90,207 123,06 3,443 6931,6 23,825 10,328 90,207 119,52 3,682 Sumber : Hasil perhitungan Gambar 4.10 Grafik Hubungan Beban-Lendutan Balok Normal dan Balok dengan Substitusi Abu Cangkang Kelapa Sawit ACKS 0,031 0,425 1,374 2,633 3,931 4,684 0,029 0,394 1,113 2,234 3,443 3,682 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 L en d u tan m m Beban kg Hubungan Beban-Lendutan Balok Normal dan Balok dengan Substitusi Abu Cangkang Kelapa Sawit Teoritis Balok Normal Balok Substitusi ACKS Universitas Sumatera Utara 97

4.4 Regangan pada Balok Beton Bertulang