106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan di laboratorium, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai slump meningkat seiring dengan bertambahnya persentase abu
cangkang kelapa sawit sebagai substitusi semen pada campuran beton. 2.
Bertambahnya persentase substitusi abu cangkang kelapa sawit juga meningkatkan nilai absorbsi silinder beton. Nilai absorbsi rata-rata yang
diperoleh pada setiap variasi substitusi abu cangkang kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a. 0,87 pada variasi 0 beton normal
b. 0,89 pada variasi 2,5
c. 0,92 pada variasi 5
d. 0,98 pada variasi 7,5
3. Kuat tekan rata-rata silinder beton dengan substitusi abu cangkang kelapa
sawit 2,5 adalah 24,19 MPa. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuat tekan rata-rata silinder beton normal sebesar 20,76 MPa. Pada persentase
substitusi di atas 2,5, kuat tekan rata-rata silinder beton menurun yaitu sebesar 20,53 MPa pada substitusi 5 dan 20,04 MPa pada substitusi 7,5.
4. Kuat tarik belah rata-rata silinder beton pada pada substitusi abu cangkang
kelapa sawit 2,5 adalah 2,45 MPa, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuat tarik belah rata-rata beton normal yaitu 2,18 MPa. Pada variasi substitusi
Universitas Sumatera Utara
107
selanjutnya terjadi penurunan kuat tarik belah rata-rata, yaitu 1,76 MPa pada substitusi 5 dan 1,74 MPa pada substitusi 7,5.
5. Besarnya beban runtuh balok beton bertulang sebagai berikut :
a. Balok beton bertulang normal pada beban 7,465 ton.
b. Balok beton bertulang normal dengan 2,5 substitusi abu cangkang
kelapa sawit pada beban 6,932 ton. Beban runtuh pada penelitian ini didapat pada pembacaan manometer
hydraulic jack yang tidak lagi naik jika diberikan beban. 6.
Pada balok substitusi abu cangkang kelapa sawit terjadi kenaikan lendutan rata-rata sebesar 14 terhadap Balok normal.
7. Secara teoritis, regangan tekan beton dan regangan tulangan tarik pada balok
dengan substitusi 2,5 abu cangkang kelapa sawit lebih besar dibandingkan dengan balok beton bertulang normal.
5.2 Saran