HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR SWASTA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 PEMALANG

(1)

HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR SWASTA

DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

DI SMA NEGERI 1 PEMALANG

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

oleh Atika Ristanti

4401408067

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 1 Pemalang” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, Maret 2013

Atika Ristanti 4401408067


(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul :

Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 1 Pemalang.

disusun oleh

nama : Atika Ristanti NIM : 4401408067

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 22 Februari 2013

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr.Wiyanto, M.Si. Andin Irsadi, S.Pd., M.Si. NIP. 19631012 198803 1 001 NIP.19740310 200003 1 001

Penguji Utama

Dr. Niken Subekti, S.Si., M.Si. NIP. 19730214 199903 2 001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Sri Sukaesih, S.Pd., M.Pd. Dr. Ir. Dyah Rini Indriyanti, M.P. NIP. 19790829 200501 2 002 NIP. 19630407 199003 2 001


(4)

iv

ABSTRAK

Ristanti, Atika. 2013. Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 1 Pemalang. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Sri Sukaesih, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Ir. Dyah Rini Indriyanti, M.P.

SMA Negeri 1 Pemalang merupakan sekolah RSBI di Kabupaten Pemalang. Hasil observasi pada 80 siswa kelas XII IPA diketahui bahwa 78 siswa menyatakan berat dengan nilai KKM biologi yang ditentukan sekolah, diketahui pula terdapat 42 siswa mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah serta terdapat 38 siswa hanya mengikuti bimbingan belajar di sekolah. Alasan siswa mengikuti bimbingan belajar dari berbagai lembaga bimbingan belajar swasta selain sekolah, diantaranya agar bisa berprestasi lebih baik di sekolah dan sebagai tuntutan akademis sehingga dapat mencapai KKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar dengan hasil belajar biologi.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pemalang tahun ajaran 2012/2013. Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sample, yaitu siswa kelas XII IPA 1 sampai XII IPA 5 yang berjumlah 195 siswa. Data penelitian meliputi data kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar yang diperoleh dari skala motivasi belajar siswa, data motivasi siswa mengikuti bimbingan belajar swasta diperoleh dari hasil wawancara serta hasil belajar dari guru. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan SPSS 16.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah lebih banyak (60.5%) daripada siswa yang hanya mengikuti bimbingan belajar di sekolah (39.5%). Ada hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan hasil belajar siswa (r=0.148) dengan kriteria sangat rendah. Peranan kegiatan bimbingan belajar swasta terhadap hasil belajar sebesar 2%. Terdapat hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa (r=0.249) dengan kriteria rendah. Motivasi belajar memberikan peranan terhadap hasil belajar sebesar 6%. Kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar menunjukkan adanya hubungan terhadap hasil belajar siswa (r=0.284) dengan kriteria rendah. Kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar memberikan peranan sebesar 8.1% terhadap hasil belajar.

Ada hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar di SMA Negeri 1 Pemalang. Proses bimbingan belajar dari sekolah cukup untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar Biologi di SMA

Negeri 1 Pemalang”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Sri Sukaesih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi arahan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Ibu Dr. Ir. Dyah Rini Indriyanti, M.P., selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi arahan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

6. Ibu Dr. Niken Subekti, S.Si., M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu dosen dan tenaga kependidikan FMIPA, khususnya jurusan Biologi atas segala bantuan yang diberikan.

8. Kepala SMA Negeri 1 Pemalang yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Drs. Supalal, Ibu Hernawati Salfitri, S.Pd., Ibu Siti Harwani, S.Pd., dan Bapak Azzam Failasif, S.Pd., selaku guru Biologi SMA Negeri 1 Pemalang


(6)

vi

yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.

10.Siswa kelas XII IPA 1 sampai XII IPA 5 Tahun Ajaran 2012/2013 atas kesediaannya menjadi sampel dalam penelitian ini.

11.Bapak/ibu guru dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Pemalang atas segala bantuan yang diberikan.

Terimakasih yang setulusnya penulis berikan kepada kedua orang tua tercinta Bapak Ratoyo dan Ibu Sunarti atas doa yang senantiasa mengalir, kasih sayang serta perhatiannya. Terimakasih karena tidak pernah lelah dan bosan untuk selalu mengingatkan, mendengar keluh kesah dan selalu setia menemani saat jatuh maupun sakit. Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk beliau sebagai bukti cinta dan pengabdian. Terimakasih untuk Kurnia Ramadhan dan Yanuar Reza W yang selalu dapat memberi keceriaan, semangat dan motivasinya. Teman-teman Biologi FMIPA UNNES khususnya angkatan 2008 terimakasih atas dukungan dan semangatnya. Saudari-saudariku di Kost “Almubarokah”, “Puri Puspita”,

“Setanjung Indah” dan “Wisma Arvi” terimakasih atas dukungannya. Penulis

ucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangatlah penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Semarang, Maret 2013


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Penegasan Istilah ... 2

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 4

B. Kerangka Berpikir ... 9

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 10

C. Variabel Penelitian ... 11

D. Rancangan Penelitian ... 11

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 12


(8)

viii

G. Teknik Analisis Data ... 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 20

B. Pembahasan ... 34

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Siswa Kelas XII Negeri 1 Pemalang ... 10

2. Distribusi Sampel Kelas XII IPA 1 sampai XII IPA 5 ... 11

3. Tahap Persiapan Penelitian ... 12

4. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian ... 12

5. Distribusi Penskoran dan Kriteria Motivasi Belajar Siswa ... 15

6. Distribusi Penskoran dan Kriteria Dimensi Kebutuhan Pencapaian (Need for Achievement) ... 15

7. Distribusi Penskoran dan Kriteria Dimensi Kebutuhan Hubungan (Need for Affiliaton) ... 16

8. Distribusi Penskoran dan Kriteria Dimensi Kebutuhan Kekuatan (Need for Power) ... 16

9. Uji Normalitas Hasil Belajar dan Motivasi Belajar dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 17

10.Interpretasi Tingkat Koefisien Korelasi ... 19

11.Hasil Wawancara Motivasi Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta selain Sekolah ... 21

12.Motivasi Belajar Biologi Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang ... 24

13.Persentase Setiap Dimensi Motivasi Belajar ... 25

14.Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang... 28

15.Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Skor Motivasi Belajar dan Hasil Belajarnya ... 30

16.Siswa Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Skor Motivasi Belajar Tinggi dan Hasil Belajarnya ... 30

17.Siswa Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Motivasi Belajar Sangat Tinggi dan Hasil Belajarnya ... 31

18.Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Motivasi Belajar Sangat Tinggi dan Hasil Belajarnya ... 33

19.Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Motivasi Belajar Sangat Rendah dan Hasil Belajarnya ... 33


(10)

x

20. Rekapitulasi Hasil Uji Regresi, Korelasi dan Determinasi antara Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta, Motivasi Belajar terhadap


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ... 9 2. Hubungan Variabel Independen (X) dengan Variabel Dependen

(Y) ... 11 3. Persentase Keikutsertaan Bimbingan Belajar Biologi Siswa Kelas

XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang ... 20 4. Lembaga Bimbingan Belajar Swasta yang Diikuti Siswa Kelas XII

IPA di SMA Negeri 1 Pemalang ... 20 5. Frekuensi Dimensi Kebutuhan Pencapaian Siswa Kelas XII IPA di

SMA Negeri 1 Pemalang ... 26 6. Frekuensi Dimensi Kebutuhan Hubungan Siswa Kelas XII IPA di

SMA Negeri 1 Pemalang ... 26 7. Frekuensi Dimensi Kebutuhan Pencapaian Siswa Kelas XII IPA di

SMA Negeri 1 Pemalang ... 27 8. Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang ... 28


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rekapitulasi Skala Motivasi Belajar dan Hasil Belajar ... 48

2. Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar Siswa ... 55

3. Hasil Skala Motivasi Belajar Siswa ... 56

4. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa ... 59

5. Hasil Wawancara Motivasi Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta selain Sekolah ... 60

6. Uji Normalitas Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa ... 62

7. Analisis Korelasi Parsial antara Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi ... 63

8. Analisis Korelasi Ganda Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi ... 64

9. Analisis Regresi Parsial antara Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Biologi ... 65

10.Analisis Regresi Ganda antara Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Biologi ... 67

11.Dokumentasi Penelitian ... 68

12.Surat Ijin Penelitian ... 70


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan belajar siswa tidak selalu berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan. Kesulitan atau hambatan dapat terjadi dalam proses pembelajaran. Pemerintah memberikan solusi bagi siswa yang ingin melakukan bimbingan belajar untuk membantu mengatasi kesulitan belajar dan mendukung prestasi belajar siswa yaitu adanya pendidikan nonformal sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat (Depdiknas 2009).

Hasil observasi, SMA Negeri 1 Pemalang merupakan sekolah RSBI di Kabupaten Pemalang. Calon siswa baru SMA Negeri 1 Pemalang harus melewati proses seleksi yang ketat agar bisa diterima. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran biologi adalah ≥ 80. Berdasarkan

hasil observasi pada 80 siswa kelas XII IPA diketahui bahwa 78 siswa menyatakan berat dengan nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Terdapat 42 siswa mengikuti bimbingan belajar swasta dari lembaga bimbingan. Ada beberapa alasan siswa mengikuti bimbingan belajar dari berbagai lembaga bimbingan belajar swasta selain sekolah, diantaranya agar bisa berprestasi lebih baik di sekolah dan sebagai tuntutan akademis sehingga bisa mencapai KKM.

Observasi yang dilakukan pada empat orang tua yang mengikutsertakan anaknya pada lembaga bimbingan belajar swasta beralasan agar belajarnya lebih terprogram, meningkatkan kemampuan belajar dan pengetahuan serta beberapa diantaranya hanya mengikuti kemauan anaknya. Saat ini di Kabupaten Pemalang memiliki dua lembaga bimbingan nonformal kelompok belajar yang tercatat di


(14)

2

Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang dan mempunyai Nomor Induk Lembaga Khusus yaitu LKP Sahid College dan LKP Cakra Math (DPKP 2012).

Tingginya biaya bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar swasta membuat sebagian siswa tidak dapat mengikuti bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar swasta. Selama ini belum ada penelitian yang mendeskripsikan hubungan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar di SMA Negeri 1 Pemalang. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mendeskripsikan hubungan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar biologi di SMA Negeri 1 Pemalang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar siswa?

2. Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa?

3. Adakah hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa?

C. Penegasan Istilah

Istilah-istilah yang perlu ditegaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bimbingan Belajar Swasta

Bimbingan belajar swasta diartikan sebagai upaya meniru bimbingan belajar di sekolah untuk mengurangi kekurangan dalam pembelajaran di sekolah (Bray & Kwok 2003). Bimbingan belajar swasta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bimbingan belajar swasta mata pelajaran biologi yang diperoleh siswa kelas XII SMA dari tentor lembaga bimbingan swasta selain sekolah.


(15)

2. Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat diartikan sebagai usaha-usaha siswa untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar, sehingga siswa mau atau ingin melakukan proses pembelajaran (Sardiman 2007). Motivasi belajar yang akan teliti adalah kemauan dan usaha siswa untuk belajar biologi.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat sangat relatif dan berbekas dari suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan (Winkel 2009). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek kognitif, yang diperoleh dari nilai ujian tengah semester 1 dan nilai ujian akhir semester 1 mata pelajaran biologi dari guru.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar siswa.

2. Mendeskripsikan hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa.

3. Mendeskripsikan hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat agar diperoleh informasi hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi di SMA Negeri 1 Pemalang.


(16)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Kajian Lembaga Bimbingan sebagai Alternatif Belajar Siswa

Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Makna bimbingan secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa (Sukmadinata 2005). Bimbingan dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada siswa dalam rangka mencapai perkembangannya yang lebih optimal (Yusuf & Nurihsan 2005). Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar menurut Syah (2010) terdiri atas dua macam, yakni:

a. Faktor intern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri, yang meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni: kognitif (ranah cipta), afektif (ranah rasa) dan psikomotor (ranah karsa).

b. Faktor ekstern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa, yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi: lingkungan keluarga, perkampungan/masyarakat dan sekolah.

Depdiknas (2009) menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejurusan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap


(17)

pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang masa. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis. Kegiatan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Lembaga bimbingan belajar nonformal merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat yang turut bertanggungjawab terhadap pendidikan di Indonesia. Lembaga bimbingan belajar memberikan layanan jasa pendidikan berupa bimbingan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Bimbingan belajar dilakukan dengan meniru bimbingan belajar di sekolah untuk mengurangi kekurangan dalam pembelajaran di sekolah (Bray & Kwok 2003). Namun demikian, lembaga bimbingan memiliki metode dan trik khusus baik dalam pemberian materi maupun persiapan ujian. Siswa beranggapan bahwa bimbingan belajar dapat menjadi alternatif yang berguna bagi masa depan mereka (Chandra et al. 2009).

Lembaga bimbingan belajar yang berkualitas menurut Bray & Kwok (2003) merupakan lembaga bimbingan yang memiliki visi dan misi yang jelas, fasilitas memadai dan mendukung pelaksanaan bimbingan belajar, tenaga pengajar berkualitas tinggi, keteraturan jadwal dan siswa-siswanya lulus ujian nasional dengan nilai tinggi serta banyak yang lolos ke perguruan tinggi papan atas. Namun demikian, tidak semua lembaga bimbingan belajar dapat terbukti efektif. Keefektifan lembaga bimbingan belajar banyak tergantung pada sifat dari bimbingan, motivasi dan kemampuan tenaga pengajar, struktur serta konteks dari sistem pendidikan (Bray 2006).

Kwartolo (2005) menyatakan bahwa seorang tenaga pengajar dinyatakan berkualitas jika memiliki kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi personal lebih menunjukkan pada kematangan pribadi. Kompetensi sosial lebih menunjukkan kemampuan tenaga pengajar berinteraksi, tenaga pengajar memperlihatkan pergaulan yang luwes dengan siswa dan sesama tenaga pengajar. Kompetensi profesional lebih menunjukkan kepada kemampuan yang dimiliki tenaga pengajar sebagai pengajar yang baik. Kompetensi


(18)

6

profesional tenaga pengajar yang utama adalah menguasai bahan pelajaran, dapat mengajarkannya dengan jelas dan menarik.

Ketersediaan fasilitas belajar ikut menentukan kemampuan siswa secara maksimal dan profesional. Fasilitas belajar yang memadai sangat diperlukan untuk menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang aman, lancar dan suasana yang kondusif (Suratman 2010).

Proses pembelajaran yang baik dipengaruhi oleh penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Santyasa 2007). Dengan demikian, untuk memusatkan perhatian siswa pada topik yang dipelajari dapat menggunakan bantuan media pembelajaran sehingga minat dan motivasinya dapat ditingkatkan, konsentrasinya tidak mudah terganggu, dan diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih baik sehingga pada akhirnya prestasi siswa dapat ditingkatkan (Arrijani 2005).

Selain media pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pengajar mempengaruhi proses belajar siswa. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran biologi, diantaranya ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, kooperatif, karyawisata/widyawisata, penugasan, eksperimen dan bermain peran (Rustaman et al. 2003).


(19)

2. Kajian Keterkaitan Bimbingan Belajar dengan Motivasi

Motivasi menurut Sardiman (2008) yaitu serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Bila seseorang tidak suka maka dia akan berusaha untuk meniadakan atau tidak menghiraukan perasaan tidak suka. Menurut Hamalik (2003) motivasi memiliki fungsi sebagai berikut: mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, sebagai pengarah, dan sebagai penggerak. Motivasi memiliki dua tipe, yaitu:

a. Motivasi instrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. b. Motivasi ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya dia mampu melakukan sesuatu atau belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati & Mudjiono (2009) meliputi: a) cita-cita atau aspirasi siswa, b) kemampuan siswa, c) kondisi siswa, d) kondisi lingkungan, e) unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan f) upaya guru dalam membelajarkan siswa. Berdasarkan penelitian Müller et al. (2006) diketahui bahwa lingkungan belajar memberikan pengaruh pada motivasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Tella (2007) diketahui bahwa ada hubungan antara motivasi dengan pencapaian akademik secara signifikan. Penelitian yang dilakukan Aritonang (2008) diketahui bahwa ada hubungan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar IPA yang tergolong rendah dalam pengambilan data lewat angket menunjukkan bahwa motivasi belajar IPA juga tergolong rendah. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hamdu & Lisa (2011) juga menunjukkan hubungan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar IPA pada siswa memiliki pengaruh yang signifikan.


(20)

8

Tingkat motivasi seseorang dapat diketahui dengan beberapa dimensi yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Mc. Clelland dalam Robbins & Judge (2008) mengemukakan dalam teorinya bahwa terdapat tiga dorongan yang menyebabkan seseorang memiliki motivasi yang tinggi, teori ini dikenal dengan teori kebutuhan. Tiga kebutuhan yang dikemukakan oleh Mc. Clelland, antara lain: a) Kebutuhan pencapaian (Need for Achievement), b) Kebutuhan hubungan

(Need for Affiliaton), dan c) Kebutuhan kekuatan(Need for Power).

3. Kajian tentang Hasil Belajar

Menurut Winkel (2009), hasil belajar merupakan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat sangat relatif dan berbekas dari suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. Hasil belajar merupakan perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang merupakan pencapaian tujuan pembelajaran (Purwanto 2010).

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa berpengaruh besar terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh Clark dalam Sudjana (2007) bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Faktor-faktor yang terkait dalam proses belajar mengajar menurut Harish (2011) antara lain: a) siswa yang sedang diajarkan, b) situasi dan lingkungan belajar, c) kepribadian dan sifat guru, d) metode dan teknik yang digunakan, e) tujuan pembelajaran dan f) sarana dan prasarana. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar menurut Dimyati & Mudjiono (2009) adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu: sikap terhadap belajar dimana dapat menerima atau menolak kesempatan belajar, motivasi belajar siswa, konsentrasi belajar siswa, mengolah bahan belajar yang bermakna bagi siswa, kemampuan dalam menyimpan perolehan belajar, rasa


(21)

percaya diri, intelegensi dan keberhasilan belajar. Faktor eksternal diantaranya yaitu: guru sebagai pembina siswa belajar, sarana prasarana, kebijaksanaan penilaian, lingkungan sosial di sekolah dan keberhasilan pembelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dapat digambarkan melalui kerangka berpikir berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

SMA Negeri 1 Pemalang : Hasil observasi menunjukkan bahwa 97.5% siswa menyatakan berat dengan nilai KKM yang ditentukan dan 47.6% siswa mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah

Bimbingan belajar swasta selain sekolah dibutuhkan siswa sebagai pendidikan tambahan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

Terdapat hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa

Penelitian yang relevan sebagai berikut :

1. Bray & Kwok (2003), faktor permintaan bimbingan belajar adalah budaya kelembagaan, tekanan teman sebaya dan kemudahan dari sistem bimbingan.

2. Bray (2006), bimbingan belajar didorong oleh iklim kompetitif dan keyakinan yang kuat dalam nilai pendidikan bagi kemajuan sosial dan ekonomi.

3. Müller et al. (2006) diketahui bahwa lingkungan belajar memberikan pengaruh pada motivasi belajar seseorang.

4. Tella (2007), ada hubungan antara motivasi dengan pencapaian akademik secara signifikan.

5. Aritonang (2008), ada hubungan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

6. Hamdu & Lisa (2011) menunjukkan hubungan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dengan pengaruh yang signifikan.


(22)

10 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pemalang yang terletak di Jalan Jendral Gatot Subroto Pemalang 52319, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Desember 2012.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pemalang tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan data dari sekolah, jumlah siswa kelas XII adalah 320 siswa. Adapun daftar populasi penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Pemalang No Kelas Jumlah siswa

1 XII IPA 1 40

2 XII IPA 2 38

3 XII IPA 3 40

4 XII IPA 4 37

5 XII IPA 5 40

6 XII IPS 1 34

7 XII IPS 2 34

8 XII IPS 3 36

9 XII BAHASA 21

Total 320

(Sumber : Daftar siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pemalang Tahun Ajaran 2012/2013)

Sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan teknik purposive

sample. Pengambilan sampel dilakukan dengan ketentuan bahwa kelas yang

diambil mendapatkan mata pelajaran biologi dengan penjurusan IPA, tingkatan kelas yang sama, siswa yang mengikuti dan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar biologi dari lembaga bimbingan belajar swasta. Penelitian ini diambil lima kelas untuk sampel penelitian, yaitu kelas XII IPA 1 sampai XII IPA 5 seperti disajikan pada Tabel 2.


(23)

Tabel 2. Distribusi Sampel Kelas XII IPA 1 sampai XII IPA 5 No Kelas Jumlah

1 XI IPA 1 40 2 XI IPA 2 38 3 XI IPA 3 40 4 XI IPA 4 37 5 XI IPA 5 40 Total 195

(Sumber: Daftar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Pemalang Tahun Ajaran 2012/2013)

C. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar siswa.

2. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar terdiri dari aspek kognitif berupa nilai ujian tengah semester 1 dan nilai ujian akhir semester 1 mata pelajaran biologi dari guru.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang merupakan jenis penelitian korelasional (Sugiyono 2007). Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu kegiatan bimbingan belajar swasta (X1) dan motivasi belajar (X2) sebagai variabel

independen dengan hasil belajar siswa (Y) sebagai variabel dependen, seperti

disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan Variabel Independen (X) dengan Variabel Dependen (Y) Kegiatan bimbingan

belajar swasta (X1)

Motivasi belajar (X2)


(24)

12

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data terdiri atas dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan seperti disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Tahap Persiapan Penelitian Kegiatan

pengumpulan data

Instrumen Teknik pengumpulan data

Analisis data Waktu Observasi awal di SMA

Negeri 1 Pemalang

Lembar wawancara

Wawancara - Februari 2012 Data lembaga

bimbingan belajar se-Kabupaten Pemalang

- Dokumentasi - Februari 2012

Penyusunan dan uji kualitas instrumen penelitian

Lembar skala psikologi

Skala psikologi Face validity Oktober 2012

Tabel 4. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian Kegiatan

pengumpulan data

Instrumen Teknik pengumpulan data

Analisis data Waktu Hasil ujian tengah

semester dan ujian akhir semester biologi dari guru

- Dokumentasi Regresi Korelasi Determinasi Oktober Desember 2012 Pengisian skala psikologi motivasi belajar oleh seluruh siswa kelas XII IPA

Lembar skala psikologi

Skala psikologi Regresi Korelasi Determinasi

November 2012

Wawancara motivasi siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah

Pedoman wawancara

Wawancara Deskriptif Desember 2012


(25)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data hubungan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar biologi di SMA Negeri 1 Pemalang adalah sebagai berikut:

1. Skala psikologi

Skala psikologi dalam penelitian ini adalah skala motivasi belajar siswa (Azwar 2012). Skala motivasi belajar siswa diisi oleh seluruh siswa kelas XII IPA. Dimensi yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa sesuai dengan teori kebutuhan, antara lain: a) Kebutuhan pencapaian (Need for

Achievement), b) Kebutuhan hubungan (Need for Affiliaton), dan c)

Kebutuhan kekuatan(Need for Power). 2. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar sekolah yang ada hubungannya dengan penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu data nilai ujian tengah semester 1 dan ujian akhir semester 1 mata pelajaran biologi kelas XII semester gasal tahun ajaran 2012/2013 dari guru biologi serta laporan kegiatan penerimaan siswa baru R-SMA-BI Negeri 1 Pemalang tahun ajaran 2010/2011 dari Wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan. Hasil belajar yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan digunakan dalam penelitian.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan pada siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah. Pelaksanaannya wawancara dilakukan secara terbuka, bebas tetapi masih berpedoman pada pedoman wawancara yang sudah disiapkan. Dimensi yang digunakan untuk mengetahui motivasi siswa mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah, antara lain: a) pola permintaan, b) pendidikan orang tua, c) tujuan siswa, d) sifat dari les, dan e) kemampuan tentor.


(26)

14

G. Teknik Analisis Data

Skala psikologi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan hubungan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar biologi di SMA Negeri 1 Pemalang. Adapun analisis data pada penelitian ini meliputi enam hal yaitu:

1. Menganalisis kualitas instrumen nontes

a. Skala motivasi belajar siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang divalidasi menggunakan teknik face validity oleh validator.

b. Pedoman wawancara motivasi siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah divalidasi menggunakan teknik face validity oleh validator.

2. Menganalisis data hasil skala psikologi siswa

Penentuan skor untuk skala motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

Skor 4 jika jawaban SS (Sangat Setuju) Skor 3 jika jawaban S (Setuju)

Skor 2 jika jawaban KS (Kurang Setuju) Skor 1 jika jawaban TS (Tidak Setuju)

Penilaian deskriptif presentase dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

n = jumlah skor jawaban responden N = jumlah seluruh skor

Pembuatan tabel distribusi penskoran didasarkan atas skala psikologi yang digunakan dalam penelitian. Skala motivasi belajar siswa yang digunakan berjumlah 24 butir pernyataan yang terbagi atas tiga dimensi, yaitu dimensi kebutuhan pencapaian berjumlah 11 butir pernyataan, dimensi kebutuhan hubungan berjumlah empat butir pernyataan, dan dimensi kebutuhan kekuatan berjumlah sembilan butir pernyataan.


(27)

Cara menyusun Tabel distribusi penskoran dan kriteria skala motivasi belajar adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan data tertinggi = 4 x 24 = 96 b. Menetapkan data terendah = 1 x 24 = 24 c. Menetapkan rentangan = 96 – 24 = 72 d. Menetapkan kelas interval = 4

e. Panjang kelas interval = 72 : 4 = 18

Tabel 5. Distribusi Penskoran dan Kriteria Motivasi Belajar Siswa*

Skor Kriteria

78-96 Sangat Tinggi

60-77 Tinggi

42-59 Rendah

24-41 Sangat Rendah *dimodifikasi dari Ali (1993)

Cara menyusun Tabel distribusi penskoran dan kriteria dimensi kebutuhan pencapaian (Need for Achievement) adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tertinggi = 4 x 11 = 44 b. Menetapkan terendah = 1 x 11 = 11 c. Menetapkan rentangan = 44 – 11 = 33 d. Menetapkan kelas interval = 4

e. Panjang kelas interval = 33 : 4 = 8.25

Tabel 6. Distribusi Penskoran dan Kriteria Dimensi Kebutuhan Pencapaian (Need

for Achievement)*

Skor Kriteria

35.75 - 44 Sangat Tinggi 27.5 – 35.74 Tinggi 19.25 – 27.4 Rendah

11 – 19.24 Sangat Rendah *dimodifikasi dari Ali (1993)


(28)

16

Cara menyusun Tabel distribusi penskoran dan kriteria dimensi kebutuhan hubungan (Need for Affiliaton) adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tertinggi = 4 x 4 = 16 b. Menetapkan terendah = 1 x 4 = 4 c. Menetapkan rentangan = 16 – 4 = 12 d. Menetapkan kelas interval = 4

e. Panjang kelas interval = 12 : 4 = 3

Tabel 7. Distribusi Penskoran dan Kriteria Dimensi Kebutuhan Hubungan (Need

for Affiliaton)*

Skor Kriteria

13 - 16 Sangat Tinggi

10 - 12 Tinggi

7 - 9 Rendah

4 - 6 Sangat Rendah *dimodifikasi dari Ali (1993)

Cara menyusun Tabel distribusi penskoran dan kriteria dimensi kebutuhan kekuatan (Need for Power) adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tertinggi = 4 x 9 = 36 b. Menetapkan terendah = 1 x 9 = 9 c. Menetapkan rentangan = 36 – 9 = 27 d. Menetapkan kelas interval = 4

e. Panjang kelas interval = 27 : 4 = 6.75

Tabel 8. Distribusi Penskoran dan Kriteria Dimensi Kebutuhan Kekuatan (Need

for Power)*

Skor Kriteria

29.25 - 36 Sangat Tinggi 22.5 – 29.24 Tinggi 15.75 – 22.4 Rendah

9 – 15.74 Sangat Rendah *dimodifikasi dari Ali (1993)


(29)

3. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis. Pengujian yang digunakan adalah dengan One Sample

Kolmogorov Smirnov Test (Ghozali 2006). Hasil analisis uji normalitas data siswa

dengan menggunakan SPSS 16 disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Uji Normalitas Hasil Belajar dan Motivasi Belajar dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test

Hasil Belajar Motivasi Belajar

N 195 195

Normal Parametersa Mean 80.9060 67.4733 Std. Deviation 6.14643 8.88304 Most Extreme

Differences

Absolute .095 .059

Positive .063 .059

Negative -.095 -.052

Kolmogorov-Smirnov Z 1.323 .819

Asymp. Sig. (2-tailed) .060 .513

Keterangan:

Normal apabila Sig. > 0.05 Tidak normal apabila Sig. < 0.05

Berdasarkan uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test diperoleh hasil bahwa nilai Sig. hasil belajar 0.060 > 0.05 sehingga data hasil belajar berdistribusi normal. Nilai Sig. motivasi belajar 0.513 > 0.05 sehingga data motivasi belajar berdistribusi normal.

4. Memprediksi ada/tidaknya hubungan antara dua variabel

Uji regresi antara dua variabel dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya hubungan suatu variabel independen berdasarkan variabel dependen. Penelitian ini akan dilihat ada/tidaknya hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta dan hasil belajar biologi, memprediksi ada/tidaknya hubungan motivasi belajar dan hasil belajar biologi, serta memprediksi ada tidaknya hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar dengan hasil belajar biologi.


(30)

18

Program SPSS 16 dengan uji linearitas regresi digunakan untuk mengetahui kelinearan data (Sukestiyarno 2010). Hasil uji linearitas dapat diperoleh data apakah persamaan regresinya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Jika persamaan yang dihasilkan tidak berbentuk linear maka analisis regresi tidak bisa dilanjutkan (Sugiyono 2007). Selanjutnya memprediksi keberartian persamaan regresi dengan melihat nilai Sig., jika nilai Sig.< 0.05 maka persamaan regresi yang terbentuk berarti. Jika nilai Sig.> 0.05 maka persamaan regresi yang terbentuk tidak berarti.

5. Memprediksi tingkat dan arah hubungan antara dua variabel

Penelitian korelasi dengan analisis SPSS 16 menggunakan data yang diperoleh dari hasil skala motivasi belajar siswa dan hasil belajar dari guru tanpa melakukan adanya intervensi/perlakuan terhadap objek penelitian. Korelasi parsial dilakukan untuk mengetahui tingkat dan arah hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta (X1) dengan hasil belajar biologi (Y). Analisis korelasi parsial juga dilakukan untuk mengetahui tingkat dan arah hubungan motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar biologi (Y).

Hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta (X1) dan motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar biologi (Y) dapat diketahui dengan menggunakan korelasi ganda. Korelasi ganda dalam SPSS 16 dapat diketahui dari menu regresi untuk mencari r dan R square (Sukestiyarno 2010). Jika nilai Sig.< 0.05 maka diketahui bahwa koefisien korelasi yang diuji adalah signifikan/berarti. Nilai Sig.> 0.05 maka diketahui bahwa koefisien korelasi yang diuji adalah tidak signifikan/tidak berarti (Ghozali 2006).

Penafsiran tingkat hubungan terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut tinggi atau rendah, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang disajikan pada Tabel 10 (Sugiyono 2007).


(31)

Tabel 10. Interpretasi Tingkat Koefisien Korelasi

Besarnya nilai r Interpretasi

0.80 – 1.00 Tinggi

0.60 – 1.79 Cukup

0.40 – 1.59 Agak rendah

0.20 – 1.39 Rendah

0.00 – 1.19 Sangat rendah (tidak berkorelasi)

Arah hubungan dapat dilihat dari tanda koefisien korelasi yang muncul. Apabila tanda (-) berarti semakin tinggi variabel X maka variabel Y akan semakin rendah, sebaliknya jika tanda (+) berarti semakin tinggi variabel X maka variabel Y juga akan semakin tinggi.

6. Memprediksi pengaruh antara dua variabel

Koefisien determinasi (R2) merupakan nilai yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Bila koefisien determinasi R2= 0, berarti variabel independen tidak

mempunyai pengaruh sama sekali (0%) terhadap variabel dependen. Sebaliknya, bila koefisien determinasi R2= 1, berarti variabel dependen 100% dipengaruhi oleh variabel independen. Secara aljabar dinyatakan = 0≤ R2≤1. Nilai R2 yang menjauhi satu berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali 2006). Uji Anova perlu dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang terbentuk dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai Sig.< 0.05 maka nilai R2

dapat digunakan untuk memprediksi besar pengaruh variabel independen terhadap variebel dependen. Apabila nilai Sig.> 0.05 maka nilai R2 tidak dapat digunakan untuk memprediksi besar pengaruh variabel independen terhadap variebel


(32)

20 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Bimbingan Belajar Swasta

Persentase keikutsertaan bimbingan belajar swasta diperoleh dari hasil skala psikologi motivasi belajar yang diisi oleh siswa kelas XII IPA yang berjumlah 195 siswa. Gambaran keikutsertaan bimbingan belajar biologi kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Persentase Keikutsertaan Bimbingan Belajar Biologi Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang

Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa persentase siswa yang mengikuti bimbingan belajar di sekolah dan lembaga bimbingan swasta lebih banyak dibandingkan persentase siswa yang hanya mengikuti bimbingan belajar di sekolah.

Lembaga bimbingan belajar swasta yang diikuti siswa disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Lembaga Bimbingan Belajar Swasta yang Diikuti Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang

Siswa yang mengikuti bimbingan belajar di sekolah dan lembaga bimbingan belajar swasta Siswa yang hanya mengikuti bimbingan belajar di sekolah 60.5%

0 20 40 60

1 2 3

55 52

11 39.5%

Lembaga bimbingan belajar swasta

Juml ah sis wa ke las XI I IP A Keterangan: 1.Ganesa Operation 2.Neutron 3.Primagama Keterangan :


(33)

Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa jumlah siswa paling banyak mengikuti bimbingan belajar swasta dari lembaga bimbingan belajar Ganesa Operation sedangkan jumlah siswa paling sedikit mengikuti bimbingan belajar swasta dari lembaga bimbingan belajar Primagama.

2. Motivasi Siswa Mengikuti Lembaga Bimbingan Belajar Swasta selain Sekolah

Daftar wawancara siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah disusun untuk mengetahui motivasi siswa mengikuti bimbingan belajar swasta. Motivasi mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah dapat dilihat dari lima dimensi yaitu: pola permintaan, pendidikan orang tua, tujuan siswa, sifat dari les, dan kemampuan tentor. Wawancara dilakukan terhadap 30 siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah. Hasil wawancara siswa disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Wawancara Motivasi Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta selain Sekolah

No Aspek Jawaban

1. Alasan siswa mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah.

 Hasil belajar dapat melebihi KKM dan persaingan prestasi (30 siswa)

 Kurang mampu jika belajar sendiri (28 siswa)

 Mengisi waktu luang (24 siswa)

 Materi biologi sangat banyak (4 siswa)

 Ikut-ikutan (3 siswa)

2. Pendidikan terakhir orang tua siswa.

Ayah : - S1 (28 siswa) - STM (1 siswa) - SMA (1 siswa) Ibu : - S1 (24 siswa)

- D3 (1 siswa) - SMA (2 siswa) - SD (1siswa)

- Tidak tahu (2 siswa) 3. Tujuan siswa mengikuti bimbingan

belajar swasta selain sekolah.

 Persiapan UN dan SNMPTN (30 siswa)

 Memberi petunjuk mengerjakan PR (30 siswa)

 Memperdalam materi biologi (30 siswa)


(34)

22

No Aspek Jawaban

 Materi dari sekolah tidak dimengerti (28 siswa)

 Jika ada tugas sekolah, orangtua atau saudara tidak bisa membantu (26 siswa)

 Memenuhi kemauan orang tua (3 siswa)

 Mencari teman baru (1 siswa) 4. Materi pembelajaran biologi di

lembaga bimbingan belajar swasta yang diikuti siswa.

Materi dari lembaga bimbingan belajar Ganesa Operation dan Neutron sejalan dengan materi yang disampaikan di sekolah. Materi di lembaga Primagama lebih awal karena mengutamakan persiapan UN dan SNMPTN dengan mengerjakan soal-soal UN dan SNMPTN dari sejak awal kelas XII.

5. Pengetahuan siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar swasta.

Terdapat 22 siswa merasa pengetahuannya lebih luas karena dengan mengikuti bimbingan belajar siswa mendapatkan materi yang lebih luas dan mendalam, sedangkan jika tidak mengikuti bimbingan belajar maka siswa belajar sendiri tanpa didampingi tentor sehingga belum mendapatkan kejelasan. Delapan siswa merasa sama saja dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

6. Aktivitas siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta dalam pembelajaran di sekolah.

Terdapat 18 siswa merasa lebih aktif karena di lembaga bimbingan sudah membahas materi tersebut sehingga siswa tahu lebih awal dan percaya diri daripada teman-temannya. Ada 12 siswa merasa tidak terlalu aktif.

7. Minat belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta.

Terdapat 26 siswa belajar biologi ketika ada jadwal bimbingan, tugas dan sebelum pelajaran di sekolah. Empat siswa merasa bertambah rajin belajar karena memiliki minat belajar biologi yang tinggi dan akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya di bidang biologi.

8. Hasil belajar biologi siswa setelah

mengikuti bimbingan belajar swasta.

Terdapat 28 siswa menyatakan ada sedikit peningkatan tapi belum merasa puas. Dua responden menyatakan hasil belajarnya biasa saja dan tidak terlihat adanya peningkatan.


(35)

No Aspek Jawaban 9. Pendidikan terakhir tentor biologi.  Ganesa Operation: S1 Prodi

pendidikan biologi

 Neutron: S1 Prodi pendidikan biologi

 Primagama: S1 Prodi biologi 10. Pekerjaan tentor biologi selain

mengajar di lembaga bimbingan belajar swasta.

Tentor biologi Ganesa Operation, Neutron dan Primagama hanya bekerja di lembaga bimbingan belajar swasta sebagai tentor. 11. Sikap tentor biologi. Terdapat 30 siswa menyatakan tentor

mereka baik, lebih friendly, ramah, dan terbuka dalam membantu kesulitan siswa. 12. Sikap tentor ketika ada siswa yang

bandel.

Tentor ketiga lembaga bimbingan biasanya meninggikan nada suaranya ketika menjelaskan, menyindir dan memberikan pengertian. Lembaga bimbingan Ganesa Operation terdapat break time yang bisa digunakan untuk bercanda atau motivasi dari tentor.

13. Sikap tentor dalam proses pembelajaran di kelas.

Tentor ketiga lembaga bimbingan ketika selesai menyampaikan materi, kemudian menanyakan apakah sudah paham atau belum. Jika ada yang belum paham maka dijelaskan sampai paham. Bila waktu bimbingan belajar habis, bisa dilanjutkan di ruang tentor. Lembaga GO dan Neutron menyediakan jadwal tambahan jam di luar jadwal bimbingan.

14. Kemudahan siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru sekolah dan tentor biologi dari lembaga bimbingan belajar swasta.

Terdapat 28 siswa menyatakan bahwa kemudahan memahami materi tergantung dari materi yang sedang diajarkan, tetapi seringnya lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh tentor karena ada cara cepatnya sehingga mudah dihapal. Tentor yang masih muda dan sifatnya yang

friendly membuat siswa mudah memahami materi dan leluasa untuk bertanya ketika ada yang masih belum paham. Pengajaran dari guru terlalu lama dan mengikuti alur, siswa merasa ada batasan dengan guru di sekolah sehingga membuat siswa tidak leluasa dalam proses pembelajaran. Ada dua siswa menyatakan bahwa materi yang disampaikan oleh guru maupun tentor sama-sama mudah dipahami dan saling melengkapi.


(36)

24

No Aspek Jawaban

15. Motivasi yang disampaikan oleh tentor biologi.

Lembaga Ganesa Operation terdapat break time untuk memberi motivasi terhadap siswa. Lembaga Neutron dan Primagama juga memberikan motivasi oleh tentor ketika proses bimbingan. Akan tetapi lebih sering motivasi yang diperoleh siswa dari guru di sekolah.

16. Sikap tentor ketika ada siswa yang berprestasi kurang baik di sekolah.

Tentor GO dan Neutron menanyakan alasan nilai ujian yang kurang bagus dan materi yang masih belum dipahami, kemudian mengatur jadwal tambahan di luar jadwal bimbingan belajar untuk dijelaskan kembali. Siswa lembaga Primagama harus lebih aktif karena biasanya tentor tidak menanyakan hasil belajar di sekolah. Ketika ada kesulitan, maka tentor akan menjelaskan ketika di luar jadwal bimbingan.

Wawancara dilakukan pada 30 siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta dengan 16 aspek pertanyaan. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa siswa mempunyai tujuan yang positif untuk meningkatkan pemahamannya sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Selain itu, siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap bimbingan belajar swasta yang diikuti.

3. Motivasi Belajar Biologi

Motivasi belajar biologi diperoleh dari hasil skala psikologi motivasi belajar yang diisi oleh siswa kelas XII IPA yang berjumlah 195 siswa. Hasil analisis motivasi belajar biologi siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Pemalang disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Motivasi Belajar Biologi Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

78-96 Sangat Tinggi 12 6.2%

60-77 Tinggi 133 68.2%

42-59 Rendah 48 24.6%


(37)

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa persentase tertinggi dari siswa yang memiliki kriteria bermotivasi tinggi sedangkan persentase terendah dari siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah. Tinggi rendahnya motivasi belajar dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu: kebutuhan pencapaian (Need for

Achievement), kebutuhan hubungan (Need for Affiliaton), dan kebutuhan kekuatan

(Need for Power). Hasil analisis persentase setiap dimensi motivasi belajar

disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Persentase Setiap Dimensi Motivasi Belajar

Dimensi Skor Frekuensi % Kriteria

Kebutuhan pencapaian

(Need for

Achievement)

35.75 - 44 40 20.51 ST

27.5 – 35.74 115 58.97 T

19.25 – 27.4 39 20 R

11 – 19.24 1 0.513 SR

Kebutuhan hubungan

(Need for

Affiliaton)

13 - 16 14 7.179 ST

10 - 12 72 36.92 T

7 - 9 76 38.97 R

4 - 6 33 16.92 SR

Kebutuhan kekuatan

(Need for

Power)

29.25 - 36 20 10.26 ST

22.5 – 29.24 118 60.51 T

15.75 – 22.4 57 29.23 R

9 – 15.74 0 0 SR

Keterangan:

ST : Sangat Tinggi T : Tinggi

R : Rendah

SR : Sangat Rendah

Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa persentasi tertinggi dari kriteria bermotivasi sangat tinggi adalah dimensi kebutuhan pencapaian, sementara itu persentase terendah kriteria bermotivasi sangat rendah adalah dimensi kebutuhan kekuatan.


(38)

26

a. Dimensi Kebutuhan Pencapaian (Need for Achievement)

Motivasi sangat tinggi dimensi kebutuhan pencapaian dalam tiap indikator disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Frekuensi Dimensi Kebutuhan Pencapaian Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang

Berdasarkan Gambar 5 diketahui bahwa jumlah siswa paling banyak untuk kriteria motivasi sangat tinggi adalah indikator no. 5 yaitu berusaha mencari solusi dari masalah yang ditemui walaupun menghadapi tantangan paling tinggi dibandingkan dengan indikator yang lainnya.

b. Dimensi Kebutuhan Hubungan (Need for Affiliaton)

Motivasi sangat tinggi dimensi kebutuhan hubungan dalam tiap indikator disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Frekuensi Dimensi Kebutuhan Hubungan Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang

0 20 40 60 80 100

1 2 3 4 5

47 45 24 49 84 0 10 20 30 1 2 8 26 Indikator dimensi kebutuhan pencapaian

Juml ah sis wa ke las XI I IP A

Indikator dimensi kebutuhan hubungan

Keterangan :

1. Mempunyai rencana kegiatan

2. Mempunyai tujuan dalam belajar

3. Tidak mudah putus asa 4. Persaingan pencapaian

prestasi

5. Berusaha mencari solusi dari masalah yang ditemui walaupun menghadapi tantangan

Keterangan:

1. Mengutamakan pergaulan dengan siswa yang pandai 2. Suka belajar bersama dengan


(39)

Berdasarkan Gambar 6 diketahui bahwa jumlah siswa paling banyak untuk kriteria motivasi sangat tinggi adalah indikator siswa suka belajar bersama dengan siswa yang pandai lebih tinggi daripada indikator mengutamakan pergaulan dengan siswa yang pandai.

c. Dimensi Kebutuhan Kekuatan (Need for Power)

Motivasi sangat tinggi dimensi kebutuhan kekuatan dalam tiap indikator disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Frekuensi Dimensi Kebutuhan Pencapaian Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang

Berdasarkan Gambar 7 diketahui bahwa jumlah siswa paling banyak untuk kriteria motivasi sangat tinggi adalah indikator no. 3 yaitu aktif dalam kegiatan belajar paling tinggi dibandingkan dengan indikator yang lainnya.

4. Hasil Belajar Biologi

Hasil belajar biologi diperoleh dari nilai ujian tengah semester 1 dan nilai ujian akhir semester 1 siswa kelas XII IPA yang berjumlah 195 siswa. Selanjutnya hasil belajar tersebut dianalisis dan digunakan dalam penelitian dengan memberikan bobot satu untuk nilai ujian tengah semester 1 dan bobot dua untuk nilai ujian akhir semester 1 kemudian dibagi tiga. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran biologi adalah ≥ 80.

0 10 20 30 40 50 1 2 3 4 32 24 47 22

Indikator dimensi kebutuhan pencapaian

Juml ah sis wa ke las XI I IP A Keterangan: 1.Minat belajar 2.Tekun belajar

3.Aktif dalam kegiatan belajar 4.Berkeinginan untuk bekerja

dan berusaha sendiri dengan menemukan penyelesaian masalahnya


(40)

28

Tabel 14. Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang

No Variasi Kelas XII

Rata-Rata IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 IPA 5

1 Jumlah Siswa 40 38 40 37 40 39

2 Nilai Tertinggi 91 89 91 91 96 92 3 Nilai Terendah 53 78 59 63 74 65 4 Rata-Rata nilai 79 84 79 81 83 81 5 Tingkat Ketuntasan (%) 50% 92.1% 47.5% 70.3% 65% 58%

Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa persentase siswa yang sudah memenuhi ketuntasan minimal lebih banyak dibandingkan persentase siswa yang belum memenuhi ketuntasan minimal.

Berikut siswa yang mencapai KKM dan tidak mencapai KKM antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta dan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar swasta disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pemalang Berdasarkan Gambar 8 diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar biologi lebih banyak pada siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta daripada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar swasta.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tuntas Belum tuntas

85

33 41

36 Mengikuti bimbingan

belajar swasta Tidak mengikuti

bimbingan belajar swasta Keterangan :

Hasil belajar siswa

Juml ah sis wa ke las XI I IP A


(41)

5. Hubungan Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta dan Hasil Belajar

Uji regresi digunakan untuk memprediksi ada/tidaknya hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta terhadap hasil belajar. Hasil uji regresi diperoleh persamaan regresi Y=79.831+1.776X, artinya jika siswa tidak mengikuti bimbingan belajar swasta maka siswa sudah mempunyai kemampuan hasil belajar sebesar 79.831. Koefisien regresi sebesar 1.776 menunjukkan jika siswa mengikuti bimbingan belajar swasta akan meningkatkan kemampuan hasil belajar sebesar 1.776. Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa terdapat kelinearan antara kegiatan bimbingan belajar swasta terhadap hasil belajar.

Uji korelasi parsial digunakan untuk memprediksi tingkat dan arah hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta terhadap hasil belajar. Berdasarkan uji korelasi partial diperoleh nilai Sig. 0.040 < 0.05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan bimbingan belajar swasta terhadap hasil belajar. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.148 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar sangat rendah. Koefisien korelasi menunjukkan tanda (+) yang berarti terdapat hubungan positif antara kegiatan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar. Nilai koefisien determinasi R square sebesar 0.02 menunjukkan bahwa 2% hasil belajar dapat dipengaruhi oleh kegiatan bimbingan belajar swasta, sedangkan 98% dipengaruhi oleh faktor lain (Lampiran 9). Berdasarkan uji regresi nilai Sig. 0.048 < 0.05 maka terdapat signifikansi. Hal tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk dan nilai determinasi kegiatan bimbingan belajar swasta dapat digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan belajar swasta berhubungan positif terhadap hasil belajar siswa, namun tidak sepenuhnya siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta mendapat hasil belajar tinggi, seperti disajikan pada Tabel 15.


(42)

30

Tabel 15. Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Skor Motivasi Belajar dan Hasil Belajarnya

Siswa Bimbingan belajar swasta

Skor motivasi belajar

Kriteria Nilai biologi

Kriteria

R-17 Neutron 66 Motivasi

tinggi

53 Belum tuntas

R-102 GO 54 Motivasi

sangat rendah

67 Belum tuntas R-104 Primagama 76 Motivasi

tinggi

62 Belum tuntas

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta tidak selalu mendapatkan hasil belajar yang tinggi.

Siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar swasta bukan berarti mendapatkan hasil belajar yang rendah, seperti yang disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Siswa Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Skor

Motivasi Belajar Tinggi dan Hasil Belajarnya Siswa Skor motivasi

belajar

Kriteria Nilai biologi Kriteria

R-35 70 Motivasi tinggi 90 Tuntas

R-108 71 Motivasi tinggi 91 Tuntas

R-176 69 Motivasi tinggi 96 Tuntas

R-180 78 Motivasi tinggi 90 Tuntas

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar swasta tidak selalu mendapatkan hasil belajar yang rendah.

6. Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar

Uji regresi digunakan untuk memprediksi ada/tidaknya hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Hasil uji regresi diperoleh persamaan regresi Y=69.445+0.170X, artinya jika siswa tidak memiliki motivasi belajar maka siswa sudah memiliki kemampuan hasil belajar sebesar 69.445. Koefisien regresi sebesar 0.170 menunjukkan bahwa penambahan satu skor dari motivasi belajar biologi akan meningkatkan kemampuan hasil belajar sebesar 0.170. Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa terdapat kelinearan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi.


(43)

Uji korelasi partial digunakan untuk memprediksi tingkat dan arah hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi. Berdasarkan uji korelasi partial diperoleh nilai Sig. 0.00 < 0.05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.249 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar rendah. Koefisien korelasi menunjukkan tanda (+) yang berarti ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Nilai koefisien determinasi R square sebesar 0.060 menunjukkan bahwa 6% hasil belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi belajar, sedangkan 94% dipengaruhi oleh faktor lain (Lampiran 9). Berdasarkan uji regresi nilai Sig. 0.001 < 0.05 maka terdapat signifikansi. Hal tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk dan nilai determinasi motivasi belajar dapat digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar berhubungan positif terhadap hasil belajar siswa, seperti disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Siswa Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Motivasi Belajar Sangat Tinggi dan Hasil Belajarnya

Siswa Skor motivasi belajar

Kriteria Nilai biologi

Kriteria

R-8 82 Sangat tinggi 80 Tuntas

R-194 84 Sangat tinggi 88 Tuntas

Berdasarkan Tabel 17 diketahui meskipun siswa tersebut tidak mengikuti bimbingan belajar swasta tetapi motivasi belajar biologi sangat tinggi sehingga hasil belajarnya tinggi. Namun siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi tidak sepenuhnya mendapat hasil belajar tinggi. Diketahui bahwa siswa R-187 tidak mengikuti bimbingan belajar swasta tetapi memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi, namun hasil belajar yang diperoleh masih rendah.


(44)

32

7. Hubungan Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Uji regresi dilakukan untuk memprediksi ada/tidaknya hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi. Hasil uji regresi diperoleh persamaan regresi Y= 68.314 + 1.797X1 + 0.171X2, artinya jika siswa tidak mengikuti bimbingan belajar swasta dan tidak memiliki motivasi belajar maka siswa sudah mempunyai kemampuan hasil belajar sebesar 68.314. Koefisien regresi sebesar 1.797 menunjukkan jika siswa mengikuti bimbingan belajar swasta akan meningkatkan kemampuan hasil belajar sebesar 1.797. Koefisien regresi sebesar 0.171 menunjukkan bahwa penambahan satu skor dari motivasi belajar biologi akan meningkatkan kemampuan hasil belajar sebesar 0.171. Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa terdapat kelinearan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.

Uji korelasi ganda digunakan untuk mengetahui tingkat dan arah hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi. Diperoleh nilai Sig. 0.00 < 0.05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.284 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi rendah. Koefisien korelasi ganda menunjukkan tanda (+) yang berarti ada hubungan positif antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi. Nilai koefisien determinasi R

square sebesar 0.081 menunjukkan bahwa 8.1% hasil belajar dipengaruhi secara

bersama-sama oleh kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar, sedangkan 91.9% dipengaruhi oleh faktor lain (Lampiran 10). Berdasarkan uji regresi nilai Sig. 0.00 < 0.05 maka terdapat signifikansi. Hal tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk dan nilai determinasi kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar dapat digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa.


(45)

Jika input yang baik dengan didukung kegiatan bimbingan belajar swasta yang diikuti dan motivasi yang sangat tinggi maka akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi, seperti yang disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Motivasi Belajar Sangat Tinggi dan Hasil Belajarnya

Siswa Bimbingan belajar swasta

Skor motivasi belajar

Kriteria Nilai biologi

Kriteria

R-1 Neutron 99 Sangat

tinggi

91 Tuntas

R-52 Neutron 89 Sangat

tinggi

87 Tuntas

R-156 GO 88 Sangat

tinggi

87 Tuntas R-171 Primagama 86 Sangat

tinggi

90 Tuntas

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa kemampuan siswa didukung dengan kegiatan bimbingan belajar swasta yang diikuti serta motivasi yang sangat tinggi dapat meningkatkan hasil belajar menjadi semakin tinggi. Namun demikian, terdapat beberapa siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan belajar swasta tetapi memiliki motivasi belajar yang sangat rendah sehingga hasil belajarnya menjadi rendah, seperti yang disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Swasta dengan Motivasi Belajar Sangat Rendah dan Hasil Belajarnya

Siswa Bimbingan belajar swasta

Skor motivasi belajar

Kriteria Nilai biologi

Kriteria

R-147 Neutron 43 Sangat

rendah

79 Belum tuntas

R-188 Neutron 40 Sangat

rendah

77 Belum tuntas Berdasarkan Tabel 19 diketahui bahwa tidak semua siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta memiliki motivasi belajar biologi yang tinggi sehingga berdampak pada hasil belajar yang diperoleh.

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, dilakukan analisis ada/tidaknya hubungan, seberapa besar tingkat hubungan dan seberapa besar pengaruh antara kegiatan bimbingan belajar swasta, motivasi belajar dan hasil belajar. Pengujian hubungan tersebut dilakukan dengan uji regresi, uji korelasi


(46)

34

dan determinasi. Hasil uji regresi, uji korelasi dan determinasi pada kegiatan bimbingan belajar swasta, motivasi belajar terhadap hasil belajar disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Rekapitulasi Hasil Uji Regresi, Korelasi dan Determinasi antara Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta, Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Variasi Persamaan Regresi Koefisien korelasi

Sig. korelasi

R2 (%) Sig. regresi Kegiatan bimbingan

belajar swasta

Y=79.831+1.776X 0.148 0.040 2 0.048 Motivasi belajar Y=69.630+0.168X 0.249 0.000 6 0.01 Kegiatan bimbingan

belajar swasta dan motivasi belajar

Y=68.314+1.797X1+ 0.171X2

0.284 0.000 8.1 0.000

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis frekuensi keikutsertaan bimbingan belajar siswa kelas XII IPA diketahui bahwa siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah lebih banyak (60.5%) daripada siswa yang hanya mengikuti bimbingan belajar di sekolah (39.5%). Lembaga bimbingan yang diikuti siswa yaitu lembaga bimbingan belajar Ganesa Operation, Neutron dan Primagama. Paling banyak siswa mengikuti bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar Ganesa Operation. Alasan siswa mengikuti bimbingan belajar swasta dari lembaga bimbingan Ganesa Operation karena siswa tertarik dengan promosi yang menyatakan bahwa siswanya banyak diterima di PTN Indonesia, lingkungan belajar yang nyaman dengan fasilitas seperti musik klasik dalam proses pembelajaran, ruangan ber-AC serta mushola yang bersih dan memadai.

Motivasi utama siswa mengikuti bimbingan belajar swasta yaitu untuk meningkatkan hasil belajar sehingga dapat mencapai nilai KKM. Siswa merasa berat dan tertekan dengan tuntutan akademis nilai KKM biologi sebesar ≥80 yang telah ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu, siswa mencari alternatif tambahan jam belajar dari lembaga bimbingan belajar swasta agar dapat semakin menambah rasa percaya diri dengan pengetahuan yang diperoleh dan diharapkan dapat membantu siswa mendapatkan hasil belajar melebihi KKM. Sesuai penelitian


(47)

yang dilakukan oleh Chandra et al. (2009) bahwa siswa beranggapan dengan mengikuti bimbingan belajar swasta dapat menjadi alternatif belajar yang dapat mendukung pemahaman dan pengetahuan siswa.

Pendidikan orang tua siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta 86,67% berpendidikan S1. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bray & Kwok (2003) bahwa orang tua siswa yang berpendidikan tinggi akan mengikutkan anaknya ke bimbingan belajar swasta selain sekolah agar anaknya dapat berprestasi lebih baik di sekolah dan menjadi siswa yang terbaik.

Tujuan siswa mengikuti bimbingan belajar swasta dapat dilihat dari sifat bimbingan belajar swasta yang dilakukan yaitu bertujuan penguatan dan pengayaan materi. Tujuan tersebut diketahui dari materi yang disampaikan dari lembaga bimbingan belajar Ganesa Operasion dan Neutron sejalan dengan materi yang disampaikan di sekolah, sedangkan lembaga bimbingan belajar Primagama lebih awal dari materi sekolah. Lembaga primagama lebih mengutamakan pada persiapan UN dan SNMPTN sehingga lebih banyak membahas soal. Ketiganya dapat meningkatkan kinerja siswa di sekolah karena siswa mendapatkan informasi lebih banyak dan membangun konsep lebih awal dari proses interaksi di lembaga bimbingan belajar swasta. Hal tersebut sesuai dengan teori konstruktivisme yang dipaparkan oleh Piaget dalam Dahar (1996) bahwa pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan pengetahuan yang dibangun berdasarkan pemahaman siswa sendiri. Pengetahuan siswa dapat dibangun dari proses interaksi dengan lingkungan belajarnya termasuk dari lembaga bimbingan belajar swasta melalui tentor maupun teman sebaya. Semakin luas interaksi yang terjadi maka siswa akan semakin banyak memperoleh informasi untuk mendukung pengetahuannya. Proses konstruksi pengetahuan dari lingkungan belajarnya dapat menjadikan belajar lebih bermakna sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hasil wawancara diketahui bahwa 90% siswa mengikuti bimbingan belajar swasta berdasarkan kemauan sendiri dan 10% siswa mengikuti bimbingan belajar swasta untuk memenuhi kemauan orang tua. Orang tua bukan berarti tidak percaya dengan proses pendidikan yang diperoleh anaknya di sekolah, tetapi mengharapkan agar dengan mengikutkan anaknya di lembaga bimbingan belajar


(48)

36

swasta dapat membantu menjadikan belajar lebih terprogram. Selain itu, harapan orang tua agar bimbingan belajar swasta dapat membantu meningkatkan kemampuan dan menambah pengetahuan anaknya. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Watson (2008) bahwa orang tua mengikutkan anaknya untuk mendapatkan pendidikan tambahan dari lembaga bimbingan belajar swasta dengan tujuan pengayaan dan perbaikan akademis.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui terdapat 70% siswa menyatakan setelah mengikuti bimbingan belajar dari lembaga bimbingan swasta menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran di sekolah. Siswa merasa aktivitasnya meningkat karena percaya diri dengan pengetahuan yang dimiliki. Kepercayaan dirinya meningkat karena intensitas belajarnya bertambah dengan didampingi oleh tentor yang selalu membantu kesulitan belajar siswa. Siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga hasil belajarnya menjadi lebih baik. Salirawati (2012) menyatakan bahwa percaya diri merupakan salah satu karakter penting yang harus dimiliki siswa. Percaya diri merupakan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan siswa. Nilai karakter percaya diri sangat penting untuk siswa karena tanpa percaya diri siswa akan sulit mencapai prestasi belajar yang optimal.

Kegiatan bimbingan belajar dari lembaga bimbingan swasta merupakan salah satu praktik pelayanan pendidikan tambahan dari satuan pendidikan nonformal. Mutu pelayanannya dapat diukur dari penampilan praktik pelayanan dari pengajar terhadap siswanya. Seorang pendidik diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pendidikan (Prayitno 2010). Penguasaan pendidik dapat diperoleh dari studi pada program bidang kependidikan tingkat sarjana S1. Praktiknya tentor biologi tidak hanya berasal dari prodi pendidikan biologi, tetapi juga prodi biologi. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara akademis tentor tersebut mampu, akan tetapi dalam hal mendidik/mengajar belum tentu dapat menguasai kaidah-kaidah profesi pendidik.


(49)

Berdasarkan wawancara pada siswa diketahui bahwa tentor dapat menciptakan suasana yang positif dalam proses pembelajaran di lembaga bimbingan belajar swasta, seperti damai dan nyaman, menantang tetapi menyenangkan, hangat serta akrab. Hal tersebut sesuai dengan prinsip pembelajaran biologi karena tentor dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar secara menyenangkan dan tidak tertekan, sehingga siswa dapat memaksimalkan segala kemampuan dan kreatifitas yang dimiliki. Hubungan siswa dengan tentor yang dapat menciptakan suasana emosional yang berpengaruh terhadap kondisi mental siswa. Kondisi mental yang baik dapat menunjang proses kegiatan dan keberhasilan kegiatan belajar (Prayitno 2010).

Waktu pembelajaran di sekolah pada setiap mata pelajaran sangat terbatas untuk mencapai SK dan KD yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru memberikan tugas sekolah agar siswa tetap belajar di luar sekolah seperti belajar mandiri atau belajar kelompok maupun mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah sehingga SK dan KD dapat tercapai. Banyak manfaat yang dapat diperoleh siswa dengan mengikuti bimbingan belajar swasta. Siswa mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah agar dapat bertanya dan berdiskusi tentang segala sesuatu yang dirasa masih membingungkan. Siswa mendapatkan jawaban-jawaban yang praktis dengan teknik menjawab yang cepat dari lembaga bimbingan belajar swasta. Praktis disini maksudnya adalah cara sederhana yang lebih menyingkat waktu untuk menjawab soal.

Hasil analisis motivasi belajar menunjukkan bahwa rata-rata siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Tingkat motivasi dapat diketahui dari tiga dimensi, yaitu dimensi kebutuhan pencapaian, kebutuhan hubungan dan kebutuhan kekuatan. Siswa meskipun mempunyai rata-rata motivasi yang tinggi, tetapi terdapat motivasi siswa yang sangat rendah dalam dimensi kebutuhan hubungan. Masih banyaknya siswa yang mempunyai dimensi kebutuhan hubungan sangat rendah diduga karena siswa merasa minder, malu atau gengsi jika harus berteman dan belajar dengan siswa yang lebih pandai. Sesuai dengan pendapat Nasution (2010) bahwa siswa yang pasif diduga terkait dengan gaya belajar masing-masing siswa. Ada siswa yang lebih memilih belajar sendiri dan


(50)

38

ada pula yang senang belajar bersama. Hasrul (2009) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan aktivitas dalam pembelajaran di sekolah. Seyogyanya gaya belajar dapat membantu siswa lebih cepat dan lebih mudah dalam belajar.

Berusaha mencari solusi dari masalah yang ditemui walaupun menghadapi tantangan merupakan persentase tertinggi motivasi sangat tinggi dari dimensi kebutuhan pencapaian. Pada umumnya motivasi belajar berdasarkan dimensi kebutuhan pencapaian yang dimiliki siswa tinggi, akan tetapi perlu ditingkatkan motivasi pada indikator tidak mudah putus asa karena pada indikator tersebut masih rendah. Padahal menurut Sardiman (2008) sikap tidak mudah putus asa merupakan salah satu ciri penting motivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik jika siswanya memiliki sikap yang ulet dan tidak mudah putus asa.

Persentase terendah pada dimensi kebutuhan kekuatan adalah keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri dengan menemukan penyelesaian masalahnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki sehingga siswa tersebut masih bergantung dengan kemampuan siswa yang lainnya. Siswa yang penuh percaya diri akan memiliki sifat yang tidak bergantung dengan siswa lain dan mampu menghargai diri dan usahanya sendiri. Menurut Adywibowo (2010) kepercayaan diri bukan merupakan bakat (bawaan), melainkan kualitas mental atau pencapaian yang dihasilkan dari proses pendidikan. Kepercayaan diri dapat dilatih atau dibiasakan. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap rasa percaya diri siswa yaitu orang tua dan guru.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan hasil belajar dengan memberikan pengaruh sebesar 2%. Tingkat hubungan yang rendah dari kegiatan bimbingan belajar swasta dan hasil belajar menunjukkan bahwa proses bimbingan belajar di sekolah sudah cukup untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Motivasi belajar dan hasil belajar menunjukkan adanya hubungan dengan memberikan pengaruh sebesar 6%. Ada pula hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta dan


(51)

motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi dengan pengaruh sebesar 8.1%. Diketahui bahwa motivasi belajar memberikan pengaruh yang lebih besar daripada kegiatan bimbingan belajar swasta yang diikuti siswa terhadap hasil belajar. Pengaruh lebih besar pada hasil belajar diberikan ketika kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar diperoleh siswa secara bersama-sama. Pengaruh 8.1% diperoleh siswa dari pengulangan dan penguatan kembali materi yang disampaikan dari sekolah, pengayaan materi dari tentor, kesempatan membangun pengetahuan yang diperoleh dari proses interaksi dengan tentor maupun teman sebaya, serta motivasi yang diberikan dari tentor dan motivator yang didatangkan oleh lembaga bimbingan belajar swasta Ganesa Operation dan Neutron.

Faktor selain kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar sebesar 91.9% yaitu faktor input yang baik karena siswa yang diterima di sekolah tersebut merupakan siswa pilihan di Kabupaten Pemalang dan sekitarnya melalui proses seleksi yang ketat. Hal tersebut diketahui dari laporan kegiatan penerimaan siswa baru R-SMA-BI Negeri 1 Pemalang tahun ajaran 2010/2011 bahwa nilai rata-rata siswa yang diterima adalah 77,02 dengan 324 siswa dari 587 peserta. Nilai tersebut diperoleh dari nilai raport, tes potensi akademik, nilai psikotes, tes kemampuan lisan berbahasa inggris, tes praktik ICT, nilai ijasah dan piagam (PPSB 2010). Selain itu, faktor lainnya berdasarkan proses belajar dan motivasi yang diperoleh siswa dari guru di sekolah, belajar mandiri dan minat belajar siswa serta daya dukung sekolah.

Hasil belajar siswa kelas XII IPA diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah lebih tinggi daripada persentase ketuntasan siswa yang hanya mengikuti bimbingan belajar dari sekolah. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Salim (1998) terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang berkesulitan belajar antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kontrak bimbingan belajar swasta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan hasil belajar siswa, namun tidak sepenuhnya siswa yang mengikuti bimbingan belajar swasta mendapat hasil


(1)

ANALISIS REGRESI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 motivasi_belajara . Enter

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .245a .060 .055 5.9737735364E0

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 441.662 1 441.662 12.376 .001a

Residual 6887.392 193 35.686 Total 7329.054 194

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 69.445 3.286 21.135 .000

Motivasi


(2)

Lampiran 10. Analisis Regresi Ganda antara Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Biologi

ANALISIS REGRESI GANDA KEGIATAN BIMBINGAN BELAJAR SWASTA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 motivasi_belajar,

bimbingan_belajar_swastaa . Enter

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .284a .081 .071 5.9235541347E0

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 592.063 2 296.032 8.437 .000a

Residual 6736.991 192 35.088 Total 7329.054 194

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 68.314 3.304 20.678 .000

Bimbingan _belajar_ swasta

1.797 .868 .143 2.070 .040 1.000 1.000 Motivasi


(3)

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Siswa kelas XII IPA 1 mengisi kuesioner

Siswa kelas XII IPA 2 mengisi kuesioner

Siswa kelas XII IPA 3 mengisi kuesioner

Siswa kelas XII IPA 4 mengisi kuesioner

Siswa kelas XII IPA 5 mengisi kuesioner


(4)

Responden memberikan jawaban

Responden menandatangani hasil wawancara

Papan jadwal bimbingan belajar swasta Ganesa Operation tahun 2012/2013

Papan jadwal bimbingan belajar swasta Neutron tahun 2012/2013


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar biologi siswa kelas II SMA Negeri I Pamulang

1 7 153

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN SISWAYANG TIDAK MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 11 MEDAN T.P 2015/2016.

0 2 21

HUBUNGAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA SWASTA BUDI MURNI 2 MEDAN T.P. 2015/2016.

0 2 24

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 18 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 18

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA PESERTA BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL DENGAN PRIVAT DI Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 2 13

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA PESERTA BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL DENGAN PRIVAT Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 2 17

PENDAHULUAN Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 6 7

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR LUAR SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR DAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS XII IPA SMA SWASTA HANG TUAH BELAWAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 1 21

HUBUNGAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMA SWASTA KECAMATAN SUNGGAL.

0 0 14

HUBUNGAN KREATIVITAS GURU BIOLOGI DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI HUBUNGAN KREATIVITAS GURU BIOLOGI DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA T

0 2 14