4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Kajian Lembaga Bimbingan sebagai Alternatif Belajar Siswa
Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan
nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Makna bimbingan secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau program
membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi
pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa Sukmadinata 2005. Bimbingan dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada siswa dalam
rangka mencapai perkembangannya yang lebih optimal Yusuf Nurihsan 2005. Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar menurut Syah 2010
terdiri atas dua macam, yakni: a.
Faktor intern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri, yang meliputi gangguan atau kekurangmampuan
psiko-fisik siswa, yakni: kognitif ranah cipta, afektif ranah rasa dan psikomotor ranah karsa.
b. Faktor ekstern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
luar diri siswa, yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
lingkungan keluarga, perkampunganmasyarakat dan sekolah.
Depdiknas 2009 menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,
kejurusan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, danatau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang masa. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis. Kegiatan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Lembaga bimbingan belajar nonformal merupakan salah satu wujud
partisipasi masyarakat yang turut bertanggungjawab terhadap pendidikan di Indonesia. Lembaga bimbingan belajar memberikan layanan jasa pendidikan
berupa bimbingan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Bimbingan belajar dilakukan dengan meniru bimbingan belajar di sekolah
untuk mengurangi kekurangan dalam pembelajaran di sekolah Bray Kwok 2003. Namun demikian, lembaga bimbingan memiliki metode dan trik khusus
baik dalam pemberian materi maupun persiapan ujian. Siswa beranggapan bahwa bimbingan belajar dapat menjadi alternatif yang berguna bagi masa depan mereka
Chandra et al. 2009. Lembaga bimbingan belajar yang berkualitas menurut Bray Kwok
2003 merupakan lembaga bimbingan yang memiliki visi dan misi yang jelas, fasilitas memadai dan mendukung pelaksanaan bimbingan belajar, tenaga
pengajar berkualitas tinggi, keteraturan jadwal dan siswa-siswanya lulus ujian nasional dengan nilai tinggi serta banyak yang lolos ke perguruan tinggi papan
atas. Namun demikian, tidak semua lembaga bimbingan belajar dapat terbukti efektif. Keefektifan lembaga bimbingan belajar banyak tergantung pada sifat dari
bimbingan, motivasi dan kemampuan tenaga pengajar, struktur serta konteks dari sistem pendidikan Bray 2006.
Kwartolo 2005 menyatakan bahwa seorang tenaga pengajar dinyatakan berkualitas jika memiliki kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. Kompetensi personal lebih menunjukkan pada kematangan pribadi. Kompetensi sosial lebih menunjukkan kemampuan tenaga pengajar berinteraksi,
tenaga pengajar memperlihatkan pergaulan yang luwes dengan siswa dan sesama tenaga pengajar. Kompetensi profesional lebih menunjukkan kepada kemampuan
yang dimiliki tenaga pengajar sebagai pengajar yang baik. Kompetensi
profesional tenaga pengajar yang utama adalah menguasai bahan pelajaran, dapat mengajarkannya dengan jelas dan menarik.
Ketersediaan fasilitas belajar ikut menentukan kemampuan siswa secara maksimal dan profesional. Fasilitas belajar yang memadai sangat diperlukan
untuk menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang aman, lancar dan suasana yang kondusif Suratman 2010.
Proses pembelajaran yang baik dipengaruhi oleh penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan belajar Santyasa 2007. Dengan demikian, untuk memusatkan perhatian siswa pada topik yang dipelajari dapat menggunakan
bantuan media pembelajaran sehingga minat dan motivasinya dapat ditingkatkan, konsentrasinya tidak mudah terganggu, dan diharapkan proses pembelajaran
menjadi lebih baik sehingga pada akhirnya prestasi siswa dapat ditingkatkan Arrijani 2005.
Selain media pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pengajar mempengaruhi proses belajar siswa. Metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran biologi, diantaranya ceramah,
tanya jawab, diskusi, demonstrasi, kooperatif, karyawisatawidyawisata, penugasan, eksperimen dan bermain peran Rustaman et al. 2003.
2. Kajian Keterkaitan Bimbingan Belajar dengan Motivasi