PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL MELALUI GRUP DALAM FACEBOOK SEBAGAI SARANA PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS X SMA

(1)

i

PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL MELALUI GRUP DALAM FACEBOOK SEBAGAI SARANA PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS X SMA

(SISWA KELAS X6 DAN X7 SMAN 1 BANJARHARJO – BREBES) SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Agung Meisa Anggara 5301408050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013


(2)

(3)

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 31 Juli 2013

Agung Meisa Anggara. NIM. 5301408050


(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Dalam hidup tidak ada jaminan buat terus bahagia, semua akan ada masanya seseorang terjerumus pada kotak hitam yang kelam, tetap optimis semua akan indah pada waktunya (Ost. Malaikat Tanpa Sayap).

2. Jangan pernah merendahkan seseorang dari segi fisik, kita tak pernah tau bahwa dibalik kekurangan mempunyai kelebihan yang dimiliki dan bahkan mungkin lebih dari apa yang anda miliki (Agung Meisa Anggara). 3. Jangan buang hari ini dengan mengkhawatirkan hari esok. Gunung pun

terasa datar ketika kita sampai puncaknya (Phi Delta Kappan).

4. “Impian ada di tengah peluh bagai bunga yang mekar secara perlahan usaha keras itu tak akan mengkhianati” (Shonichi by JKT48).

PERSEMBAHAN : 1. Allah SWT.

2. Bapak Sutarno, SPd., M.Pd. dan Mamah Wiwi Wiarti yang tak henti-hentinya selalu berdo’a dan memberikan motivasi.

3. Kakakku tersayang Dian Citra Puspita dan Gigih Anggriawan yang senantiasa

selalu mensuport saya agar menjadi orang sukses dan berguna.

4. Semua keluarga besar, orang yang aku sayangi dan menyayangiku yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

5. Teman-teman seperjuangan PTE UNNES angkatan 2008 begitupun sahabat-sahabat baikku.


(5)

v

ABSTRAK

Anggara, Agung Meisa. 2013. Pemanfaatan Jejaring Sosial melalui Grup dalam Facebook Sebagai Sarana Pengelolaan Pembelajaran pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas X SMA (Siswa Kelas X6 dan X7 SMAN 1 Banjarharjo Brebes) . Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang. Dr. Hari Wibawanto, M.T. dan Anggraini Mulwinda, S.T., M.Eng.

Kata kunci: Pembelajaran Grup Facebook, Teknologi Informasi dan Komunikasi, SMAN 1 Banjarharjo

Perkembangan TI yang sedemikian cepat mengakibatkan data dan informasi mudah diperoleh tanpa mengenal batas, ruang dan waktu. Menggunakan media internet, data dan informasi baik berupa pengetahuan, berita, hiburan maupun individu tidak sulit untuk didapat. Dunia pendidikan, internet bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran salah satunya dengan memanfaatkan jejaring sosial facebook.

Permasalahan pada penelitian ini yaitu bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan grup dalam facebook pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi kelas X di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efiktivitas/ kelayakan grup facebook pembelajaran sebagai penunjang proses pembelajaran pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi kelas X di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes.

Metode penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Development), dengan metode pengumpulan data angket dan dokumentasi yang digunakan untuk mengetahui apakah pemanfaatan dengan menggunakan grup dalam facebook layak digunakan sebagai sarana pendukung proses pembelajaran pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes. Analisis data menggunakan metode deskriptif prosentase.

Ujicoba yang telah dilakukan kepada pakar multimedia yang telah diisi berupa angket tertulis didapatkan prosentase hasil dengan nilai rata-rata keseluruhan 85,3% memperoleh predikat sangat baik dengan rincian kriteria tampilan grup facebook 85,5%, dan kriteria kualitas teknis 84,7%. Menurut pakar materi (subject matter) didapatkan prosentase nilai rata-rata keseluruhan 85,8% memperoleh predikat sangat baik, Hasil uji coba pada siswa untuk mencari tanggapan siswa terhadap grup facebook sebagai sarana pembelajaran didapatkan prosentase 78,7% memperoleh predikat sangat baik.

Pemanfaatan grup facebook sebagai pembelajaran yang dikembangkan telah dinyatakan layak oleh para pakar yang terdiri dari 3 dosen pakar media dari Universitas Negeri Semarang dan 2 guru ahli materi dari SMAN 1 Banjarharjo. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan grup facebook efektif digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi kelas X di SMAN 1 Banjarharjo.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial melalui grup dalam facebook Sebagai Sarana Pembelajaran Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas X SMA N 1 Banjarharjo”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak bisa lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa hormat dan mengucapkan terima kasih kepada,

1. Dr. Hari Wibawanto, M.T. selaku dosen pembimbing I dan Anggraini Mulwinda, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini,

2. Drs. M. Harlanu M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dan Drs. Suryono, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,

3. Bapak, ibu dosen dan staf di Jurusan Teknik Elektro UNNES yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis,

4. Bapak, ibu, kakak, dan keluarga tercinta di Banjarharjo yang telah memberikan kasih sayang dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

5. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada saya,

Akhirnya untuk segala budi baik dari semua pihak, penulis serahkan semuanya kepada Allah SWT. Semoga semua usaha yang telah dilakukan diterima sebagai ibadah dan hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.

Semarang, Agustus 2013


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... ... ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Sistematika Penulisan... 6

BAB II LANDASAN TEORI... 8

A. Pengertian Pembelajaran... 8

B. Web 2.0... 9

C. Pembelajaran Terpadu... 16

D. Situs Jejaring Sosial Facebook... 18

E. Teknologi Informasi dan Komunikasi... 27


(8)

viii

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Karakteristik Penelitian... 33

B. Desain Penelitian... 34

C. Metode Pengumpulan Data... 40

D. Metode Analisis Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

A. Hasil Penelitian... 45

B. Pembahasan... 73

BAB V PENUTUP... 79

A. Simpulan... 79

B. Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA... 81


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Jenjang Kategori Skala Sikap... 41

Tabel 3.2. Range Persentase dan Kriteria Skor Kualitatif... 44

Tabel 4.1. Data Angket Kriteria Tampilan Grup Facebook... 46

Tabel 4.2. Data Angket Kriteria Kualitas Teknis... 49

Tabel 4.3. Data Angket Kriteria Pendidikan... 53

Tabel 4.4. Data Angket Variabel Tanggapan Siswa... 66

Tabel 4.5. Data Angket Kriteria Tampilan Grup Facebook... 74

Tabel 4.6. Data Angket Kriteria Kualitas Teknis... 74

Tabel 4.7 Data Angket Kriteria Pendidikan... 76


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Login Facebook... 20

Gambar 2.2. Halaman Beranda... 20

Gambar 2.3. Halaman Grup... 20

Gambar 2.4. Buat Grup... 21

Gambar 2.5. Koleksi Ikon... 21

Gambar 2.6. Grup Facebook... 22

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian dan Pengembangan R & D (Sugiyono, 2011: 316 dengan modifikasi) ... 35

Gambar 3.2. Desain Sistem Grup Facebook... 38

Gambar 4.1. Grafik Hasil Validasi Kriteria Tampilan Grup Facebook oleh Pakar Multimedia... 46

Gambar 4.2. Grafik Hasil Validasi Kriteria Kualitas Teknis oleh Pakar Multimedia... 50

Gambar 4.3. Grafik Hasil Validasi Kriteria Pendidikan oleh Pakar Materi... 54

Gambar 4.4. Berita Pembuatan Grup Facebook Pembelajaran TIK Kelas X SMAN 1 Banjarharjo dan Respon Siswa... 58

Gambar 4.5. Tampilan Pesan dan Jumlah yang Telah Membaca Pesan... 59

Gambar 4.6. Daftar File yang Telah Diunggah... 60

Gambar 4.7. Kuis Dalam Grup Facebook... 61

Gambar 4.8. Koleksi Foto Materi dalam Grup Facebook... 61

Gambar 4.9. Respon Siswa Atas Pengunggahan File... 62

Gambar 4.10 Rujukan pada Grup dan Soal Latihan pada Blog sebagai Evaluasi Pencapaian Pembelajaran... 63

Gambar 4.11. Respon Siswa Mengenai Peran Grup Facebook dalam Pembelajaran... 64

Gambar 4.12. Apakah Grup Facebook Mengakrabkan Anggota... 65


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Analisis dan Perhitungan Tanggapan Pakar Media. Lampiran 2. Tabel Analisis dan Perhitungan Tanggapan Guru.

Lampiran 3. Tabel Analisis dan Perhitungan Tanggapan Siswa. Lampiran 4. Angket Tanggapan Pakar Media.

Lampiran 5. Angket Tanggapan Guru. Lampiran 6. Angket Tanggapan Siswa.

Lampiran 7. Daftar Absensi Siswa Beserta Akun Facebook Lampiran 8 Dokumentasi.

Lampiran 9 Materi Hardware

Lampiran 10. Surat Keterangan Persetujuan Bimbingan. Lampiran 11. Surat Permohonan Izin Observasi.

Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Penelitian. Lampiran 13. Surat Keterangan Selesai Penelitian.


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pembelajaran baik secara tatap muka, elearning, maupun kombinasi keduanya, adalah proses yang melibatkan 3 aktivitas yang saling berkaitan satu sama lain, yakni: (1) aktivitas presentasi, yaitu pemaparan atau penyajian bahan pembelajaran, (2) aktivitas interaksi, yaitu aktivitas komunikasi timbal balik antara pembelajar dengan fasilitator maupun antar pembelajar, dan (3) aktivitas evaluasi yang berfungsi sebagai pengukur kemajuan dan keberhasilan pembelajaran (Wibawanto, 2012).

Seiring perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat mengakibatkan data dan informasi mudah diperoleh tanpa mengenal batas, ruang dan waktu. Menggunakan media internet, data dan informasi baik berupa pengetahuan, berita, hiburan, maupun individu tidak sulit untuk didapat. Dengan perkembangan komunikasi yang begitu pesat ini komunikasi bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja tanpa memperdulikan jarak. Bahkan pemanfaatan media komunikasi dengan internet sudah bisa diakses oleh semua kalangan, baik orang tua, remaja, maupun anak-anak.

Melalui internet manusia saling berkomunikasi, mengenal satu sama lain memanfaatkan dunia maya seperti media jejaring sosial facebook, twitter,


(13)

2

friendster, yahoo messanger, dan yang merupakan buatan anak bangsa sendiri salingsapa.com. Dari situs jejaring sosial yang telah disebutkan di atas, facebook adalah salah satu dari situs yang sangat terkenal dan banyak digunakan di Indonesia, bahkan di berbagai negara di dunia..

Facebook merupakan aplikasi internet yang dapat digunakan oleh siapapun dengan gratis. Pengguna facebook hanya disyaratkan memiliki email dan mengisi form registrasi. Pengguna facebook dapat berkomunikasi dengan sesama pengguna facebook yang terdaftar sebagai teman. Selain dapat berbagi informasi singkat melalui fitur wall, pengguna facebook dapat juga menulis dengan fitur notes jika informasi yang ingin ditulis cukup panjang. Ada juga fasilitas berbagi musik, video, dan tautan bagi pengguna facebook. Dengan fasilitas yang hampir sama dengan blog dan website internet, tetapi lebih mudah dan tanpa biaya dalam penggunaannya menjadi salah satu daya tarik facebook dari pada aplikasi internet lainnya. Beberapa fasilitas inilah yang menarik perhatian beberapa golongan untuk memanfaatkan facebook lebih dari sekedar media pertemanan. Beberapa kalangan sudah memanfaatkan facebook sebagai media promosi, shoppingonline, dsb. (Rulianto, 2009). Bahkan belakangan ini facebook juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.

Di sekolah guru dapat memanfaatkan grup facebook sebagai media pembelajaran. Kita juga bisa memanfaatkan fasilitas grup facebook sebagai pembelajaran. Hampir semua fasilitas pada grup facebook dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran. Dengan membuat tautan dari facebook, guru dapat menceritakan secara tidak langsung bahan inti materi.


(14)

3

Pemanfaatan dengan menggunakan grup dalam facebook ini sangatlah mudah. Guru hanya diharuskan mempunyai account facebook dan membuat grup facebook dan menambahkan siswa-siswinya sebagai anggota. Grup dalam facebook ini bisa dijadikan sebagai tempat berdiskusi satu sama lain antara guru dengan siswanya. Sehingga siswa tidak hanya menganggap seorang guru di kelasnya saja, tetapi bisa diajak sebagai teman dalam berdiskusi di luar kelas.

Berdasarkan hasil wawancara lisan terhadap salah seorang guru TIK di SMAN 1 Banjarharjo bahwa siswanya relatif sudah mempunyai akun facebook. Hal ini terbukti saat peneliti melakukan observasi awal pada siswa kelas X di SMAN 1 Banjarharjo.

Facebook tidak mengenal batas ruang dan waktu. Hal ini terbukti dengan fenomena yang terjadi saat ini, kebanyakan siswa saat mengikuti praktikum mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), siswa membuka situs-situs yang justru bukan menyangkut mata pelajarannya. Siswa lebih sering membuka situs jejaring sosial salah satunya adalah facebook. Melalui fenomena tersebut penulis berfikir bagaimana jika facebook ini dimanfaatkan sebagai sarana media pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Maka berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pemanfaatan grup facebook sebagai media pembelajaran. Selanjutnya penelitian ini diberi judul “Pemanfaatan Jejaring Sosial Melalui Grup dalam Facebook sebagai Sarana Pengelolaan Pembelajaran pada Mata Pelajaran


(15)

4

Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X SMA (Siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes)”

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam skripsi yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah situs jejaring sosial melalui grup dalam facebook layak digunakan sebagai penunjang pembelajaran pada mata pelajaran TIK kelas X di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes?

2. Bagaimana proses pembelajaran dengan memanfaatkan fitur pada grup dalam facebook sebagai sarana pembelajaran mata pelajaran TIK kelas X di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes khususnya pada materi perangkat keras komputer (hardware)?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan grup dalam facebook sebagai sarana pembelajaran TIK kelas X di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes khususnya pada materi perangkat keras komputer (hardware)?

C.

Batasan Masalah

Dalam penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian lebih berfokus pada masalah yang dihadapi. Adapun batasan masalah dalam penelitian tersebut adalah

1. Materi yang akan dibahas yaitu pokok bahasan perangkat keras komputer (hardware) di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes.


(16)

5

2. Penelitian hanya sampai pada uji terbatas dua kelas dalam satu sekolahan yaitu siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes 3. Beberapa fitur-fitur pada grup facebook yang bisa dimanfaatkan dalam

proses pembelajaran.

D.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui efiktivitas/ kelayakan grup facebook pembelajaran sebagai penunjang proses pembelajaran pada mata pelajaran TIK kelas X di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes.

2. Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan fitur pada grup dalam facebook sebagai sarana pembelajaran mata pelajaran TIK kelas X di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes khususnya pada materi perangkat keras komputer (hardware).

3. Memperoleh dan menyimpulkan tanggapan pengguna terhadap pemanfaatan grup dalam facebook sebagai sarana pembelajaran TIK kelas X di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes khususnya pada materi perangkat keras komputer (hardware)?

E.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat secara Teoritis


(17)

6

a. Bagi pembaca, dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan baru tentang pemanfaatan internet khususnya grup dalam facebook sebagai sarana pembelajaran di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes pada khususnya dan perkembangan dunia pendidikan pada umumnya.

b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya khususnya tentang pemanfaatan situs jejaring sosial melalui grup dalam facebook sebagai sarana pengelolaan pembelajaran mata pelajaran TIK kelas X SMA. 2. Manfaat secara Praktis :

a. Bagi Siswa, dengan adanya grup facebook ini dapat memberikan motivasi, pengetahuan dan pengalaman baru kepada siswa untuk lebih giat dan semangat lagi dalam mempelajari TIK.

b. Bagi Guru, dapat memberikan informasi berbasis elearning mengenai materi yang akan disampaikan.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan motivasi pembaharuan dalam upaya pengembangan media pembelajaran berbasis CAI (Computer Assited Instruction).

d. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan menambah referensi di perpustakaan pusat Universitas.

F.

Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi.


(18)

7

1. Pada bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.

2. Pada bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan, berisi: latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Landasan teori, berisi materi-materi yang mendukung dalam penelitian, antara lain : pengertian pembelajaran, web 2.0, pembelajaran terpadu, situs jejaring sosial facebook, teknologi informasi dan komunikasi, dan kerangka berfikir.

BAB III : Metode penelitian, berisi : metodologi penelitian yang terdiri dari karakteristik penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, berisi semua hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasannya.

BAB V : Penutup, berisi simpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan.

3. Pada bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran – lampiran yang mendukung dalam penulisan skripsi.


(19)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Arends, 2007).

Menurut Gagne (dalam Achmad Rifa’i RC, 2009: 192), pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik. Dalam proses komunikasi itu dapat dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat pula secara nonverbal, seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Namun demikian apapun media yang di gunakan dalam pembelajaran itu, esensi pembelajaran adalah ditandai oleh serangkaian kegiatan komunikasi.


(20)

9

Komunikasi dalam pembelajaran ditujukan untuk membantu proses belajar.

B.

Web 2.0

Web 2.0 adalah web yang bersifat interaktif (Enonbun, 2010). Berbeda dengan web generasi sebelumnya yang menjadikan pengguna sebagai penonton yang pasif, web 2.0 melibatkan pengguna untuk berinteraksi dengan menambahkan konten, member komentar pada konten, maupun mengubah konten yang ada dalam situs (Turban & Volonio, 2010). Dengan demikian, paradigma pengembangan situs web bukan lagi dari sebagian (pengembang) untuk semua (pengguna) melainkan dari semua (pengembang sekaligus pengguna) untuk semua.

Pada umumnya, situs yang digolongkan sebagai wujud dari web 2.0 adalah blog, wiki, podcast, file/ media sharing. Pada situs yang demikian itu pengguna bisa terlibat dalam menambah dan mengedit ataupun sekedar informasi yang disajikan. Beberapa aplikasi tipikal web 2.0 antara lain blog, wiki, tagging dan social bookmarking, multimedia sharing, audio blogging dan podcasting, RSS dan sindikasi, dan social networking.

1. Blog

Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang merupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut


(21)

10

terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

http://id.wikipedia.org/wiki/blog (Diunduh pada 10/01/2013 16:20). Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif. Kebanyakan blog mengijinkan pengunjung atau pembacanya memberikan komentar di bawah entri blog tersebut.

Setiap posting (yakni satuan tulisan pada satu saat) biasanya di-tagged atau ditandai dengan satu atau dua frasa kunci, sehingga memungkinkan tulisan dikategorisasi dan memudahkan pencarian kelak bila diperlukan. Meng-klik deskripsi tulisan atau tag (yang biasanya ditampilkan pada bagian bawah tulisan) akan menampilkan daftar tulisan yang dibuat oleh penulis yang sama dan memiliki tag yang sama.

Pentautan (linking) juga merupakan aspek penting dalam blogging. Fasilitas ini memungkinkan pemanggilan atau informasi ke blog atau situs


(22)

11

lain (Felix, 2007). Beberapa fasilitas berikut ini biasanya dimiliki oleh blog, yakni:

- Permalink, adalah URI (Universal Resource Identifier) yang dibangkitkan oleh sistem blog dan diterapkan pada tulisan (post) tertentu. Jika tulisan tersebut diarsipkan, permalink tetap tidak berubah. Masalahnya, bila tulisan diganti judul, atau bila kontennya berubah, permalink tetap tidak berubah. Jadi dalam hal ini tidak dapat dilacak terjadinya perubahan isi atau judul blog.

- Trackback (atau pingback) memungkinkan seorang blogger (penulis blog, katakanlah A) memberitahu blogger lain (misalnya B) bahwa mereka telah merujuk atau mengomentari salah satu tulisan B. Ketika blog B menerima pemberitahuan dari blog A bahwa ada trackback, maka secara otomatis sistem blog B akan membuat rekaman permalink dari tulisan yang dirujuk tersebut. Trackback hanya bekerja jika kedua blogger, yakni blog yang dirujuk maupun yang merujuk mengaktifkan fasilitas ini. Beberapa blogger mematikan fasilitas ini karena bisa menjadi jalan masuk bagi spammer.

- Blogroll. Blogroll adalah daftar tautan ke blog lain yang disukai oleh blogger, kira-kira sama dengan bookmark atau daftar favorit.

Semula, blog hanya memungkinkan posting berupa teks. Ketika teknologinya memungkinkan, para blogger mulai memasukkan multimedia ke dalam blognya. Muncul juga blog khusus untuk foto yang disebut photo-blogs, video blogs (vlogs), bahkan sekarang para blogger


(23)

12

dapat langsung mengisi blog mereka langsung dari ponsel (mobile blogging). Fasilitas ini dapat digunakan untuk presentasi bahan ajar secara online.

2. Wiki

Wiki adalah halaman web yang dapat di-edit oleh orang-orang yang diberi akses untuk mengeditnya (Matthew, Felvegi, & Callaway, 2007). Salah satu contoh wiki yang paling populer adalah Wikipedia, sebuah ensiklopedia elektronik yang ditulis oleh jutaan orang sebagai konstributornya. Halaman wiki memiliki tombol edit yang ditampilkan pada layar. Bila tombol ini di-klik, pengguna yang memiliki akses dapat melakukan pengeditan pada layar penyuntingan (editing) yang disediakan.

Tidak seperti blog, wiki umumnya memiliki fungsi history, yang memungkinkan versi sebelumnya diperiksa ulang, dan juga fungsi roolback untuk kembali ke versi semula. Fasilitas ini sangat berguna untuk melakukan kolaborasi, misalnya sekelompok orang yang terpisah tempat dan waktu bermaksud menulis dokumen bersama-sama.

3. Tagging dan Social Bookmarking

Tag adalah kata kunci yang ditambahkan pada objek digital (misalnya situs web, gambar, atau klip video) sebagai keterangan untuk objek tersebut tetapi bukan merupakan sistem klasifikasi formal. Salah satu aplikasi tag skala besar adalah apa yang dilakukan oleh situs web del.icio.us yang dikenal sebagai social bookmarking. Pengguna situs


(24)

13

del.icio.us bisa mendistribusikan bookmark yang dibuatnya untuk dibagi-pakai oleh orang lain, terutama yang meminati hal yang sama.

Sistem social bookmarking memiliki beberapa fitur yang sama, misalnya, mengijinkan penggunanya membuat daftar bookmark atau favorit, menyimpannya secara terpusat pada layanan yang disediakan (bukan pada browser komputernya sendiri), dan membagi-pakai (to share) dengan pengguna lain. Bookmark ini bisa juga ditandai (tagged) dengan kata-kata kunci, berbeda dengan bookmark yang ada dalam browser yang hanya mengkategorikan atas dasar folder yang dibuat pengguna.

Konsep penandaan (tagging) diperluas bukan hanya untuk website. Layanan seperti Flickr (foto), YouTube (video), dan Odeo (podcast) memungkinkan berbagai artefak digital ditandai dengan penandaan berbasis web atau social bookmarking ini. Di kalangan komunitas akademik, terkenal adanya CiteULike, yakni layanan gratis untuk membantu akademisi menyimpan, mengorganisir, dan membagi-pakai makalah yang mereka baca. Jika Anda membaca paper menarik di web, Anda dapat mengk-klik tombol yang disediakan dan menambahkannya ke pustaka personal. CiteULike secara otomatis akan mengekstrak detil sitasi sehingga pengguna tidak perlu lagi mengetiknya. Layanan pustaka digital Proquest juga memiliki fasilitas semacam ini.

4. Multimedia Sharing

Layanan di internet yang pesat pertumbuhannya adalah layanan yang memberikan fasilitas untuk menyimpan dan berbagai file multimedia.


(25)

14

Beberapa contoh situs yang populer adalah Youtube (untuk layanan penyimpanan dan berbagai file video), Flickr (foto), dan Odeo (podcast). Layanan ini menerapkan konsep web yang dapat ditulis (writeable web), yakni situs yang memungkinkan pengguna berkontribusi secara aktif dan memproduksi konten. Jutaan orang terlibat dan berpartisipasi dalam menyumbangkan konten video, foto, dan podcast untuk disimpan maupun dibagikan kepada orang lain. Dalam konteks pembelajaran, situs-situs semacam ini memungkinkan dosen atau fasilitator pembelajaran mengunggah dan menyimpan obyek ajar secara gratis di berbagai server sesuai dengan spesialisasinya (Anita Lie, 2007). Bila diperlukan, obyek ajar tersebut ditautkan dengan obyek ajar lain membentuk satu kesatuan presentasi yang utuh.

Situs penyimpanan online (online storage) juga dapat dikategorikan sebagai multimedia sharing. Dalam situs ini, pengguna dapat menyimpan file yang diinginkan (dalam berbagai format termasuk multimedia), hanya saja biasanya dibatasi ukurannya. Berbeda dengan layanan multimedia sharing yang umumnya memberikan fasilitas player atau viewer sehingga file dapat ditayangkan langsung pada situs penyimpannya, situs penyimpan online lebih mirip dengan gudang penyimpanan file. Pengguna hanya bisa mengunduh (download) atau mengunggah (upload) dan menjalankan atau memainkannya di komputer masing-masing. Situs 4shared (http://www.4shared.com) dan Mediafire (http://mediafire.com) adalah contoh situs penyimpan online.


(26)

15 5. Podcast dan Audio blogging

Podcast adalah rekaman suara, misalnya percakapan, pidato, wawancara, atau kuliah, biasanya dalam format MP3 yang dapat dimainkan pada komputer atau perangkat player mp3. Semula, fasilitas ini disebut sebagai audio blog, yang bermula dari upaya menambahkan audio klip pada posting dalam blog (Felix dan Stolarz, 2006).

Podcast dibuat dengan rekaman suara (menggunakan perekam suara digital) dan disimpan dalam format MP3, diunggah (upload) ke server. Proses selanjutnya bisa dilanjutkan dengan memanfaatkan RSS untuk mengumumkan keberadaan podcast yang telah diunggah. Proses ini menambahkan tautan URL ke file audio dan lokasi file audio pada server ke dalam file RSS (Patterson, 2006).

Pengguna atau pengakses podcast berlangganan RSS feeds dan menerima informasi mengenai podcast baru ketika podcast tersebut tersedia. Jadi, distribusi sekaligus advertensi podcast berlangsung sederhana dan cepat. Fasilitas podcast ini dengan cepat digunakan dalam pendidikan (Brittain et al., 2006).

6. Jejaring Sosial

Situs jejaring sosial adalah situs yang bertujuan memfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau hubungan sosial di antara orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas, latar belakang, atau hubungan dunia nyata yang sama. Biasanya berisi profil individu, tautan sosial, dan berbagai layanan lain untuk mewadahi aktivitas dan interaksi sosial


(27)

16

diantara penggunanya. Fasilitas yang diberikan situs jejaring sosial memungkinkan penggunanya membagi ide, pendapat, laporan aktivitas, dalam bentuk teks, gambar, audio, ataupun video diantara individu yang terlibat dalam satu jejaring sosial. Beberapa contoh situs jejaring sosial antara lain Facebook, Hi5, MySpace, Friendster, Twitter, dan Youtube. Situs-situs tersebut memfokuskan pemanfaatannya untuk kolaborasi online dan berbagai informasi di antaranya secara cuma-cuma.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial (Diunduh pada 10/01/2013 17:28).

Beberapa perangkat lunak web 2.0 dapat digunakan sebagai sarana presentasi bahan ajar (misalnya blog, catatan pada facebook, kanal pada youtube, slideshare), sarana interaksi (misalnya Mailing List, Facebook Chat, kotak pesan pada blog), maupun sarana evaluasi (form pada Googledocs, Online ClassMarker, Proprofs).

C.

Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu atau blended learning adalah pembelajaran yang menggabungkan antara modus pembelajaran tatap muka dengan modus pembelajaran berbasis perangkat teknologi informasi dan komunikasi (Vaughan, 2007; Irwin, Ball, Desbrow, & Leveritt, 2012). Bagi sementara orang, definisi tersebut tidaklah cukup. Pembelajaran terpadu (blended learning) bukan sekedar memanfaatkan teknologi dan menambahkannya kedalam pembelajaran tradisional (Bleed, 2001) supaya


(28)

17

konsep-konsep yang sulit dijelaskan dengan cara biasa bisa dibantu dengn teknologi (misalnya multimedia), tetapi pembelajaran terpadu hendaknya dipandang sebagai upaya untuk merancang ulang pengembangan pembelajaran, penjadwalannya, maupun pengantarnya, melalui kombinasi pembelajaran fisik (tatap muka) dan virtual, yang disebut dengan istilah “bricks and clicks”.

Di University of Calgary, pembelajaran terpadu dilaksanakan sebagai pemaduan (blending) antara pendekatan tradisional (tatap muka dalam kelas) dengan teknologi pembelajaran, yakni dengan bantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga bisa mengurangi waktu yang diperlukan mahasiswa untuk duduk bersama dalam kelas tatap muka. Model semacam itu disebut juga pembelajaran model hybrid. Pembelajaran model hybrid adalah pembelajaran yang sebagian aktivitas belajarnya dipindahkan ke ruang virtual (berlangsung secara online) dengan mengurangi porsi belajar tatap muka tradisional, tetapi tidak meniadakan sama sekali. Tujuan pembelajaran model hybrid adalah memadukan kelebihan pembelajaran tatap muka dengan kelebihan pembelajaran online untuk meningkatkan keaktifan dan kemandirian belajar mahasiswa dan fleksibilitas waktu belajarnya menekankan bahwa pembelajaran terpadu (blended/hybrid) ini bukanlah pembelajaran jarak jauh dalam pengertian tradisional, karena tidak sepenuhnya online dan tidak ada jarak dan waktu antara pembelajar dengan pengajar atau fasilitatornya. Juga, ini bukanlah jenis pembelajaran tatap muka tradisional


(29)

18

yang diperkuat dengan suplemen online karena waktu yang digunakan untuk pembelajaran online menggantikan beberapa kali tatap muka. Pembelajaran terpadu juga tidak sekedar memindahkan informasi ke Web, tetapi melibatkan juga rancang ulang program pembelajaran.

D.

Situs Jejaring Sosial

Facebook

1. Pengertian Facebook

Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial (social networking) di dalam internet yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna lain. Social networking adalah penggunaan sebuah website untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki kesamaan minat personal dan profesional, tempat tinggal, pendidikan di sekolahan tertentu dan lainnya (Bamboomedia, 2008)

Facebook dirilis pada tanggal 4 Februari 2004 dan menjadi populer pada tahun 2006 sampai saat ini. Facebook ini didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard. Dulunya anggota dari website facebook ini terbatas untuk mahasiswa Harvard. Kemudian berkembang untuk beberapa universitas dalam satu daerah, akhirnya tidak hanya beberapa universitas, tapi juga sekolah tinggi (SMA), anak-anak berumur 13 tahun ke atas sampai akhirnya kita sendiri adalah salah satu pengguna dari situs ini (Bamboomedia, 2008).

Facebook sebagai website jaringan sosial, di mana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah dan daerah


(30)

19

untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Dari sisi penggunaan, facebook sangat berkembang pesat dari tahun ke tahun sejak diluncurkan. Facebook memudahkan orang berkomunikasi dengan orang lain dengan cara chatting, menulis di wall, dan mengirim pesan. Tanpa disadari, facebook telah menjadi sumber informasi bagi semua orang di seluruh dunia (Ebizsoft, 2009).

2. Grup Facebook

Salah satu fasilitas sosial facebook adalah grup. Grup facebook ini merupakan salah satu layanan yang disediakan oleh situs jejaring sosial facebook yang dapat digunakan untuk berbagi video, link, komentar, dan foto yang dapat dikomentari oleh anggota grup lain (Bamboomedia, 2008). Tujuan dari grup dalam facebook adalah sebagai sebuah wadah komunitas, di mana setiap anggota yang bergabung didalam grup tersebut memiliki interest atau ketertarikan terhadap topik yang ada di grup tersebut.

Adapun langkah-langkah membuat grup facebook sebagai berikut: http://facebook.com (diunduh pada 15/01/2013 08:40)

1. Bagi yang sudah mempunyai akun facebook, login ke dalam halaman utama facebook


(31)

20

Gambar 2.1 Login facebook

2. Klik ikon menu Grup yang terdapat pada bagian samping halaman beranda facebook

Gambar 2.2 Halaman beranda

3. Setelah itu pada halaman facebook Grup, klik Buat Grup.


(32)

21

4. Selanjutnya isi informasi grup yang akan dibuat pada formulir dibawah ini, setelah selesai klik Buat.

Gambar 2.4 Buat Grup

5. Kemudian muncul pilihan koleksi ikon yang akan di gunakan. Pilih gambar ikon, lalu Oke.

Gambar 2.5 Koleksi ikon 6. Setelah itu grup facebook yang dibuat telah selesai


(33)

22

Gambar 2.6 Grup facebook

Dengan menggunakan grup, pengguna dapat mengirim berita terbaru kepada anggota sesering yang diinginkan. Pengguna juga dapat mengatur grup apakah terbuka untuk umum atau tertutup. Administrator grup akan memilih akses untuk melakukan perubahan dalam pengaturan halaman grup.

Adapun layanan fasilitas yang bisa digunakan dalam grup facebook yaitu:

1. Tulis Kiriman, ini merupakan layanan menulis sesuatu hal yang akan dikirimkan dan dibahas dalam grup

2. Tambahkan Foto/ Video, ini merupakan layanan untuk membagikan foto/ video ke grup.

Adapun langkah untuk berbagi foto atau video ke grup: - Klik Tambahkan Foto/ Video di bagian atas grup - Pilih opsi berbagi:

o Unggah Foto/ Video untuk memilih satu file untuk


(34)

23

o Gunakan Webcam untuk membuat foto atau video

untuk dikirim langsung dari komputer

o Buat Album untuk menata beberapa foto dalam

satu album untuk dibagikan kepada grup - Setelah siap berbagi, klik Kirim

Setiap anggota grup dapat menambah foto ke album. Foto grup hanya dapat dilihat oleh angggota lain, dan hanya anggota grup lain yang dapat ditandai dalam foto grup. 3. Ajukan Pertanyaan, ini merupakan layanan yang dirancang

pada facebook untuk membantu menemukan jawaban yang lebih luas dan mempelajari informasi berharga dari orang-orang yang mengetahuinya pada beraneka topik.

Adapun langkah membuat pertanyaan dengan Ajukan Pertanyaan pada grup:

- Klik Ajukan Pertanyaan dibagian atas grup

- Masukkan pertanyaan dan tambahkan opsi angket pendapat jika menginginkan

- Klik Kirim untuk mengirim pertanyaan kepada grup. Hanya anggota grup yang dapat menjawab pertanyaan atau memberikan suara pada opsi angket yang muncul di grup. 4. Unggah File, ini merupakan menu layanan terbaru pada grup


(35)

24

jadwal, dokumen, dan banyak jenis file lain dengan grup yang telah dibuat.

Adapun langkah mengirimkan file kepada grup yaitu dengan mengeklik Unggah File dan memilih file dari komputer. Untuk melihat semua file yang dibagikan dalam grup, klik tab File dibagian atas grup.

Saat membuka grup, kita dapat memilih siapa yang dapat melihat grup itu dan kiriman anggota grup, termasuk komentar, foto, dan file yang diunggah ke grup itu. Siapa yang dapat melihat, mengunggah, dan mengunduh file bergantung pada pengaturan privasi grup. Adapun ketiga opsi privasi yang dapat dipilih adalah:

- Terbuka: Semua orang di facebook dapat melihat dan bergabung dengan grup ini. Itu berarti grup itu akan muncul dalam hasil pencarian dan semua konten yang dikirim anggota (misalnya: foto, video, dan file) dapat dilihat oleh siapa saja yang mengunjungi grup. Teman dapat melihat di kabar beritanya bahwa kita bergabung dengan sebuah grup terbuka

- Tertutup: Semua orang di facebook dapat melihat nama grup, anggotanya, dan orang yang diundang bergabung dengan grup itu, tapi hanya anggota grup yang dapat melihat kiriman di dalam grup itu. Untuk bergabung dengan


(36)

25

grup tertutup, kita harus ditambahkan oleh teman, atau kita dapat meminta bergabung. Teman kita dapat melihat di kabar beritanya bahwa kita di undang atau ditambahkan ke sebuah grup tertutup.

- Rahasia: Grup seperti ini tak dapat ditemukan dalam pencarian, dan non-anggota tidak dapat melihat apa pun tentang grup itu, termasuk nama dan daftar anggotanya. Nama grup tidak akan tampil dalam kronologi anggota. Untuk bergabung dengan grup rahasia, kita harus ditambahkan oleh anggota grup.

-3. Grup Facebook sebagai Sarana Pengelolaan Pembelajaran

Guru merupakan pemilik (owner) dan moderator dari grup dalam facebook, sehingga lalu lintas diskusi dapat dipantau maupun dimoderasi oleh guru.

Pada pemanfaatan grup dalam facebook sebagai sarana pengelolaan pembelajaran ini meliputi 3 aktivitas penting yang saling berkaitan satu sama lain (Wibawanto, 2012), yakni:

1. Aktivitas presentasi, yaitu pada aktivitas ini terjadi saat guru menulis sebuah kiriman lewat grup tersebut, bisa juga men-tautkan alamat website (URL), sehingga siswa bisa langsung menge-klik tautan tersebut dan secara otomatis akan membuka jendela baru dan menuju halaman website tersebut. Guru juga bisa menggunakan


(37)

26

fitur foto yang ada dalam grup facebook itu sebagai contoh untuk memberikan berbagai macam koleksi foto yang akan dibahas dalam grup tersebut.

Berita dan informasi mengenai materi pelajaran disiarkan dalam groups facebook yang berfungsi sebagai forum diskusi.

2. Aktivitas interaksi, yaitu pada aktivitas ini terjadi saat ada sebuah pertanyaan dari siswa. Dengan menggunakan emoticon ibu jari yang berarti like atau suka, siswa bisa langsung merespons kiriman yang telah dikirim gurunya lewat grup facebook. Bahkan jika ada siswa yang kurang memahami tentang apa yang telah di kirimkan gurunya lewat grup tersebut, siswa bisa meng-klik komentar untuk menulis dan mengomentari sebuah kiriman tersebut. Bisa juga menggunakan fitur chat pada facebook jika pertanyaan itu bersifat pribadi. Namun pada grup facebook memiliki sebuah fitur chat yang mengkhususkan hanya semua anggota yang terdaftar dalam grup facebook itu saja yang bisa berinteraksi. Selain guru, semua anggota bisa mengirimkan berita maupun pendapatnya melalui groups, sehingga fasilitas ini berfungsi juga sebagai sarana interaksi

3. Aktivitas evaluasi, yaitu pada aktivitas ini terjadi jika seorang guru membuat sebuah pertanyaan yang ditulis pada kiriman. Pengiriman tugas sebaiknya dengan menggunakan fitur pesan pada facebook. Hal ini dikarenakan menggunakan fitur pesan sangat efektif, karena bisa bersifat pribadi dan perorangan. Dengan menggunakan fitur


(38)

27

pesan ini hanya pengajar dan individu siswa yang bisa melihat isi dari pesan tersebut.

E.

Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Teknologi Informasi terdiri dari dua kata : “Teknologi dan Informasi”. Teknologi adalah hasil budaya (daya kreasi dan inovasi) manusia yang dapat mempermudah proses kehidupan manusia, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dapat memberikan manfaat kepada manusia (Widyaningsih, 2011). Teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk peralatan yang berhubungan dengan komputer, seperti printer, pembaca sidik jari dan CD-ROM, sedangkan teknologi telekomunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terdiri dari dua bagian, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi merupakan teknologi untuk mengadirkan informasi, atau Teknologi Informasi merupakan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi.

TIK merupakan terminologi yang di gunakan untuk melingkupi alat yang dipakai untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam berkomunikasi dan juga pengolahan data. TIK merupakan suatu padanan


(39)

28

yang tidak dapat dipisahkan, memuat pengertian luas dalam aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan transfer informasi antar media melalui teknologi tertentu (Fadly, 2013)

Melalui pembelajaran TIK siswa diarahkan untuk dapat menggunakan perangkat TIK dalam upaya pencarian, eksplorasi, analisis, dan saling tukar informasi secara kreatif dan bertanggung jawab. Tujuan pembelajaran TIK secara umum yaitu agar siswa memahami perangkat TIK termasuk komputer (computer literate) dan memahami informasi (information literate), artinya siswa dapat menggunakan perangkat TIK untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dan/atau lebih baik.

2. Tujuan Pembelajaran TIK

Tujuan dari pembelajaran TIK (Depdiknas, 2004) adalah :

a. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan TIK sehingga mendorong untuk mempelajarinya secara lebih intens.

b. Memotivasi siswa untuk mau mengantisipasi perkembangan TIK sehingga mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan sebagai dampak dari kemajuan TIK.

c. Mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan TIK untuk kepentingan belajar, bekerja, dan berbagai aktivitas lainnya.

d. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK pada siswa sehingga terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi dan bekerja sama.


(40)

29

e. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri siswa, inisiatif, inovatif, kreatif, dan tanggung jawab dalam penggunaan TIK untuk belajar, bekerja dan pemecahan masalah.

3. Karakteristik Pembelajaran TIK

Karakteristik pembelajaran TIK sebagai berikut :

a. TIK merupakan kajian secara terpadu tentang data, informasi, pengolahan, dan metode penyampaiannya. Keterpaduan mengandung makna masing-masing saling terkait, bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah.

b. Materi TIK berupa tema-tema esensial, aktual serta global yang berkembang dalam kemajuan TIK pada masa kini, sehingga mata pelajaran TIK merupakan pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan.

c. Tema-tema esensial dalam TIK merupakan perpaduan dari cabang ilmu komputer, matematik, teknik elektro, teknik elektronika, telekomunikasi, teori sistem dan informatika itu sendiri. Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok terhadap informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, basis data, internet, dan email. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan aspek kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2004:1).

Sesuai dengan karakteristik bidang TIK dan tujuan pembelajaran TIK adalah membantu siswa belajar tentang bagaimana memperoleh


(41)

30

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berhubungan dengan bidang TIK dan tidak cukup bersifat transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses pembelajaran TIK perlu dikembangkan dalam bentuk pengalaman dialogis yang ditandai oleh situasi belajar yang bercirikan pengalaman dua sisi-(two-sided experience).

F.

Kerangka Berpikir

Pengelolaan pembelajaran berbantuan fasilitator (guru, instruktur, atau dosen) melibatkan 3 aktivitas yang saling kait-mengkait, yakni: (1) aktivitas presentasi yaitu pemaparan atau penyajian bahan pembelajaran, (2) aktivitas interaksi, yaitu aktivitas komunikasi timbal balik antara pembelajar dengan fasilitator maupun antar pembelajar, dan (3) aktivitas evaluasi, yang berfungsi sebagai pengukur kemajuan dan keberhasilan pembelajaran (Diptek, 2012)

Dalam proses pembelajaran diperlukan media yang bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada tenaga pengajar dalam menyampaikan pesan dan informasi dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar atau mengandung maksud-maksud pengajaran dari pengajar ke pembelajar, sehingga dapat membangkitkan keinginan, minat pemahaman dan motivasi siswa. Facebook adalah pengantar untuk menyampaikan pesan dan informasi yang berada disekitar lingkungan siswa, banyak remaja saat ini menjadi pengguna aplikasi internet facebook. Facebook memiliki sejumlah fitur interaksi antar sesama


(42)

31

pengguna yang diantaranya adalah fitur wall (dinding) tempat sesama pengguna mengirimkan pesan-pesan terbuka, tempat untuk memasang foto dan berbagi foto, berbagi tautan dari website dan membuat file atau dokumen grup

Penggunaan grup facebook kebanyakan memanfaatkan fitur wall atau fitur membagi informasi singkat saja. Sedangkan penggunaan fitur file, fitur acara, membagi foto, dan fasilitas membagi tautan dari website/blog masih jarang digunakan. Karena hanya membagi informasi singkat dan tidak berstruktur, menjadikan penggunaan facebook sebagai pengelolaan pembelajaran hanya berisi komentar-komentar yang tidak sesuai dengan topik pembelajaran di sekolah.

Atas dasar di atas, penggunaan grup facebook sebagai pengelolaan pembelajaran seharusnya berstruktur dan menggunakan fitur file, wall grup, membagi foto/video, serta fitur membagikan tautan dari website/blog yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas yaitu tentang materi hardware. Dengan hal ini diharapkan dapat membangkitkan minat dan keinginan siswa.


(43)

32 feedbeck

Bagan 1. Kerangka Berfikir Pembelajaran grup facebook Pengajar (Guru)

Grup facebook sebagai pembelajaran Pelajar (siswa)

Minat dan keinginan siswa

Tautan from Blog Fitur foto/video

Fitur file, acara


(44)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Karakteristik Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 297). Bisa diartikan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Research pada penelitian ini yaitu produk media grup facebook sebagai pembelajaran TIK kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes. Sedangkan Development-nya yaitu pengujian keefektifan produk dari grup facebook tersebut yang sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes pada kelas X6 dan X7.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,


(45)

34

2008: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Banjarharjo - Brebes.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 81). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes.

Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah dengan teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample. Sampel porposif (purposive sample) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008: 85). Sampel porposif didapatkan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

B.

Desain Penelitian

Langkah-langkah prosedur penelitian dan pengembangan dapat digambarkan seperti pada diagram alir gambar 3.1 dibawah ini:


(46)

35

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian dan Pengembangan R & D (Sugiyono, 2011: 316 dengan modifikasi)

1. Tahap Pendahuluan a. Studi Literatur

Studi literatur dengan cara melakukan kajian teori melalui buku-buku dan sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran yang akan di kembangkan.

Tahap Pendahuluan

Studi Literatur Studi lapangan

Potensi dan masalah

Tahap Pengembangan

Tahap Evaluasi

Desain grup facebook sebagai

perangkat pengelolaan pembelajaran

Validasi Ahli

Uji Coba Lapangan pada siswa kelas X di SMAN 1 Banjarharjo

Analisis

Revisi

Tidak ada Revisi Materi


(47)

36

Dalam penelitian ini peneliti melakukan studi literatur untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh mengenai penelitian-penelitian yang dilakukan oleh orang lain. Selain itu, literatur ini dilakukan untuk mengadopsi, memodifikasi dan mengembangkan teoritis yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Teori-teori tersebut diantaranya teori mengenai pembelajaran, teori tentang internet dan facebook melalui buku-buku dan sumber informasi lainnya berkaitan dengan penelitian yang akan dikembangkan.

b. Studi Lapangan

Pada penelitian ini peneliti melakukan studi lapangan untuk mengetahui gambaran umum berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sarana, dan fasilitas pembelajaran yang mendukung di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes.

c. Potensi dan masalah

Persiapan dalam penelitian ini yaitu melakukan studi literatur dan melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah, melalui wawancara lisan terhadap guru mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi tentang media yang digunakan selama ini.

Setelah beberapa kali melakukan pengamatan awal ditemukan masalah pada ketidak kondusifan kelas akibat sikap beberapa siswa yang bosan dalam mengikuti pembelajaran mengganggu temannya. Hal ini disebabkan karena media yang diigunakan kurang interaktif


(48)

37

dengan siswa. Padahal disekolah tersebut sudah menerapkan komputer yang terhubung dengan internet sebagai sumber media yang bisa memudahkan siswa untuk mencari informasi yang berhubungan dengan pelajaran tersebut. Kemudian bersama-sama dengan guru bidang studi menentukan bentuk model pengembangan pembelajaran dengan menggunakan grup dalam facebook pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di kelas tersebut.

2. Tahap Pengembangan

a. Desain sistem grup facebook sebagai sarana pengelolaan pembelajaran

Berdasarkan hasil potensi dan masalah yang mengacu pada studi literatur dan studi lapangan yang telah dilakukan, maka dibuatlah desain produk. Desain produk dalam penelitian ini adalah desain sistem grup dalam facebook sebagai sarana pengelolaan pembelajaran. Adapun desain sistem grup facebook sebagai sarana pengelolaan pembelajaran seperti pada gambar 3.2 berikut ini:


(49)

38

tidak Belum punya akun

Ya

Sudah punya akun

Gambar 3.2. Desain Sistem Grup Facebook Mengunjungi alamat facebook

Memiliki

Akun Mendaftarkan Akun

Login

Menu Utama Facebook

Grup Facebook Pembelajaran

Tulis Kiriman

Tambahkan foto/ Video

Ajukan Pertanyaan

Tambahkan File/dokumen

Tentang Acara Foto File

Logout

Akhiri menjelajah facebook

Komentar Komentar Komentar


(50)

39 3. Tahap Evaluasi

Setelah desain grup facebook sebagai pengelolaan pembelajaran selesai dibuat, kemudian dikonsultasikan kepada ahli media dan ahli materi untuk divalidasi.

a. Validasi Ahli

Validasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan perangkat pembelajaran serta mengetahui hal apa yang perlu diperbaiki dari media pembelajaran. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman, dalam penelitian ini adalah ahli materi dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran.

Dalam penelitian ini adalah ahli materi dan ahli pengembangan media pembelajaran yaitu 2 orang ahli materi / guru dari SMAN 1 Banjarharjo dan 3 orang ahli media dosen dari jurusan Teknik Elektro. - Revisi Produk

Revisi desain dilakukan jika diperlukan karena ada kekurangan dalam desain model pembelajaran melalui grup dalam facebook. Jika tidak ada yang perlu direvisi maka bahan sudah dapat diujikan.

Dalam penelitian ini terdapat revisi dari ahli media dan ahli materi. Dimana terdapat kekurangan pada pemanfaatan fitur video dalam pengelolaan pembelajaran. Maka peneliti merevisi ulang dan kembali ke tahap desain produk untuk memperbaiki kekurangan dalam memanfaatkan grup facebook sebagai pembelajaran tersebut.


(51)

40

b. Uji coba grup facebook sebagai sarana pengelolaan pembelajaran Setelah revisi atas produk dibuat, langkah selanjutnya adalah uji coba produk. Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui setiap detail kelebihan dan kelemahan model pembelajaran grup facebook. Produk diujicobakan pada siswa kelas X kemudian siswa memberi tanggapan melalui angket (terlampir)

Pengembangan pembelajaran berhasil apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak.

4. Analisis

Analisis hasil penelitian dilakukan setelah peneliti mendapatkan data-data penelitian dari angket yang telah dibagikan, yang berisi tentang tanggapan-tanggapan dan sikap siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo - Brebes terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan grup dalam facebook yang telah peneliti buat dan menyimpulkan hasilnya.

C.

Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (1999: 151) metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Untuk memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan tujuan, sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang sukar, karena data yang salah akan menyebabkan kesimpulan yang ditarik juga akan salah.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner dan dokumentasi.


(52)

41 1. Angket atau Kuesioner

Angket atau Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 151).

Instrumen angket/ kuesioner ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data serta informasi berupa pendapat mahasiswa tentang hasil dari pembuatan media pembelajaran yang telah dibuat untuk dapat dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut agar layak digunakan sebagai media yang menunjang pembelajaran.

Dalam pengisian instrumen angket tersebut, objek penelitian akan menyampaikan sikapnya melalui pernyataan tertulis. Oleh karena itu, dalam instrumen ini digunakanlah model skala sikap atau yang sering disebut Skala Likert. Skala sikap disusun untuk mengukur sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek tertentu. Menurut Arikunto (2006 : 242) ukuran atau jenjang kategori skala sikap untuk nilai positif mempunyai format dengan alternatif 4 poin/ skor sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jenjang Kategori Skala Sikap

Kategori Singkatan Bobot Nilai

Sangat Setuju SS 4

Setuju S 3

Tidak Setuju TS 2


(53)

42 2. Dokumentasi

Menurut Arikunto, dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Pada penelitian ini digunakan metode dokumentasi untuk mendata siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo yang mengikuti pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi sebanyak 69 siswa/ responden

D.

Metode Analisis Data

1. Langkah-Langkah Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan adalah metode analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011: 147). Dengan metode analisis statistik deskriptif ini, setelah data terkumpul, maka data akan diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka, dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data setelah data terkumpul adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa angket yang telah diisi oleh sampel (responden), yaitu memeriksa kelengkapan isi angket dan menyusun sesuai dengan angket


(54)

43

responden. Dalam penelitian ini angket diberikan kepada 3 responden dari dosen Jurusan Teknik Elektro, 2 responden guru TIK di SMAN 1 Banjarharjo, dan 69 responden siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo – Brebes.

2. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan sesuai indikator dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.

3. Membuat tabulasi data.

4. Kemudian menghitung persentase dari tiap-tiap variabel dengan cara membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan dengan 100%, seperti rumus berikut :

Persentase (%) = x 100% Keterangan :

% = Persentase sub variabel n = Jumlah skor tiap sub variable N = Jumlah Skor maksimum

(Muhammad Ali, 1998: 184). 5. Dari persentase yang diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam

kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menentukan katagori tinggi, sedang dan rendah dalam bentuk tabel statistik distributif maka perlu menentukan nilai maksimum, nilai minimum, dan intervalnya. Dengan mengadaptasi rumus persentase diatas maka dapat menentukan nilai indeks minimum dan indeks maksimum. Sedangkan untuk menentukan interval, serta jarak intervalnya dapat mengadopsi rumus yang


(55)

44

disampaikan Sugiyono (2011: 172). Dari rumus-rumus tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum ) = 100 %

Pada penelitian ini menggunakan 4 nilai skor maksimum dari item soal dan banyaknya responden sebanyak 3 ahli media, 2 ahli materi, dan 69 siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo

b. Menentukan persentase skor terendah ( skor minimum) = 0%

Pada penelitian ini menggunakan 4 nilai skor maksimum dari item soal dan banyaknya responden sebanyak 3 ahli media, 2 ahli materi, dan 69 siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo

c. Range pada penelitian ini yaitu = 100% – 0 % = 75%

d. Pada penelitian ini menggunakan interval yang dikehendaki yaitu 4 (Sangat Tidak Baik, Tidak Baik, Baik dan Sangat Baik).

e. Menentukan lebar interval yaitu ( 25).

Berdasarkan perhitungan diatas maka pada penelitian ini diperoleh range persentase & kriteria kualitatif yang disajikan dalam tabel statistik distribusi dibawah ini:

Tabel 3.2 Range Persentase dan Kriteria Skor Kualitatif

Interval Kriteria

0% ≤skor ≤25% Sangat Tidak Baik 26%≤ skor ≤50% Tidak Baik

51%≤ skor ≤75% Baik


(56)

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

1. Kelayakan Pemanfaatan Grup Facebook untuk Pembelajaran

Validasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan perangkat pembelajaran serta mengetahui hal apa yang perlu diperbaiki dari media pembelajaran. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman.

Dalam penelitian ini grup facebook diuji kelayakannya kepada 3 dosen ahli media teknik elektro Unniversitas Negeri Semarang (UNNES) dan 2 orang guru ahli materi di SMAN 1 Banjarharjo. Para pakar yang dihadirkan telah menjawab pernyataan dan pertanyaan dengan baik dan benar dalam arti seluruh pertanyaan angket dijawab semua. Hasil analisis skor angket untuk kriteria tampilan grup facebook yang telah diisi oleh pakar media ditunjukkan pada tabel 4.1


(57)

46

Tabel 4.1. Data Angket Kriteria Tampilan Grup Facebook

No Item soal Skor

maksimum Prosentase (%) setiap item soal Kategori kriteria skor 1 Penggunakan huruf atau karakter yang

sesuai

10 83,3 Sangat Baik

2 Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

9 75 Baik

3 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

12 100 Sangat Baik

4 Identitas nama kepemilikan grup cukup jelas

9 75 Baik

5 Fitur tautan pada halaman awal grup memudahkan penyampaian materi

11 91,6 Sangat Baik

6 Gambar materi yang terdapat pada grup cukup jelas

9 75 Baik

7 Keterangan pada gambar sudah cukup jelas

11 91,6 Sangat Baik

8 Gambar sesuai dengan materi yang dipelajari

10 83,3 Sangat Baik

9 Fasilitas file bisa digunakan sebagai penyampaian materi dalam grup

10 83,3 Sangat Baik

10 Adanya File yang terdapat pada grup memudahkan siswa menggunakan materi

11 91,6 Sangat Baik

11 Dengan fasilitas Ajukan Pertanyaan bisa memberikan umpan balik dari siswa mengenai cara guru melakukan pembelajaran

10 83,3 Sangat Baik

12 Pembuatan Acara pada fasilitas grup memudahkan dalam membuat jadwal agenda pelajaran

10 83,3 Sangat Baik

13 Tautan ke blog dapat bekerja dengan baik 11 91,6 Sangat Baik 14 Tanda Like (ikon ibu jari) pada facebook

bisa digunakan siswa untuk merespon kiriman materi

10 83,3 Sangat Baik

15 Kotak komentar bisa digunakan untuk memberi tanggapan berupa pesan tertulis

11 91,6 Sangat Baik


(58)

47

Gambar 4.1. Grafik Hasil Validasi Kriteria Tampilan Grup Facebook oleh Pakar Multimedia

Pada tabel 4.1. dan gambar 4.1. merupakan perolehan hasil validasi grup facebook pada kriteria tampilan yang telah diisi oleh ahli media.

a. Menghitung jumlah setiap skor maksimum, yakni:

Skor maksimum = jumlah nilai penskoran maksimum dari item soal x banyak responden

Pada penelitian ini menggunakan 4 nilai skor maksimum dari item soal dan banyaknya responden sebanyak 3 ahli media. Maka

= 4 x 3 = 12, jadi nilai jumlah skor maksimum dari prosentase setiap soal N = 12

Pada item soal nomer 1, ahli media mengisi jawaban skor total maksimum pada angket sebesar 10 yang didapat dengan rincian masing-masing responden 3, 3, dan 4. Dan kemudian dijumlahkan hasilnya 10. Jadi skor maksimum item soal nomer 1 sebanyak 10. Untuk menghitung


(59)

48

skor maksimum pada item soal nomer 2 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

b. Menghitung prosentase setiap item soal, yakni: %= x 100 %

Seperti diketahui sebelumnya bahwa N=12 Jadi

n = jumlah skor maksimum item soal nomer 1 dengan jumlah 10. Maka bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

% = x 100 % % = x 100 % =

Untuk menghitung prosentase setiap item soal pada nomer 2 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

c. Menentukan kategori kriteria skor

Range Persentase dan Kriteria Skor Kualitatif Interval Kriteria Skor 0% ≤ skor ≤25% Sangat Tidak Baik 26%≤ skor ≤50% Tidak Baik

51%≤ skor ≤75% Baik

76%≤ skor≤100% Sangat Baik

Pada penelitian ini item soal nomer 1 diperoleh skor hasil maksimum 10 dengan prosentase 83,3%. Maka dapat dilihat pada tabel kriteria diatas bahwa 83,3% masuk kedalam kriteria skor sangat baik.


(60)

49

Untuk menentukan kriteria skor item soal pada nomer 2 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

Pada tabel 4.1. dan gambar 4.1. merupakan perolehan hasil validasi grup facebook pada kriteria tampilan. Pada tabel tersebut, terlihat 15 item yang divalidasi, 12 item memperoleh kriteria “sangat baik”, yaitu pada item 1, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, masing-masing memperoleh skor 10, 12, 11, 11, 10, 10, 11, 10, 10, 11, 10, 11 dengan presentase 83,3%, 100%, 91,6%, 91,6%, 83,3%, 83,3%, 91,6%, 83,3%, 83,3%, 91,6%, 83,3%, 91,6%. Kemudian 3 item lainnya memperoleh kriteria “baik” yaitu pada item 2, 4, 6 memperoleh skor masing-masing 9, 9, 9 dengan presentase 75%, 75%, 75%

Hasil analisis skor angket untuk kriteria kualitas teknis yang telah diisi oleh pakar media ditunjukkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Kriteria Kualitas Teknis

No Item soal Skor

maksimum Prosentase (%) setiap item soal Kategori kriteria skor 16 Grup facebook dapat diakses dengan

mudah

11 91,6 Sangat Baik

17 Akses grup facebook relatif cepat 10 83,3 Sangat Baik 18 Grup facebook dapat diakses setiap

waktu

11 91,6 Sangat Baik

19 Ketika berada dalam grup facebook, saya dapat menjelajah dengan mudah materi yang dipelajari

11 91,6 Sangat Baik

20 Saya merasa nyaman saat berada dalam grup facebook ini

9 75 Baik

21 Saya dapat berada dalam grup facebook dalam waktu yang relatif lama, dan tidak membosankan

9 75 Baik


(61)

50

Gambar 4.2. Grafik Hasil Validasi Kriteria Kualitas Teknis oleh Pakar Multimedia

a. Menghitung jumlah setiap skor maksimum, yakni:

Skor maksimum = jumlah nilai penskoran maksimum dari item soal x banyak responden

Pada penelitian ini menggunakan 4 nilai skor maksimum dari item soal dan banyaknya responden sebanyak 3 ahli media. Maka

= 4 x 3 = 12, jadi nilai jumlah skor maksimum dari prosentase setiap soal N = 12

Pada item soal nomer 16, ahli media mengisi jawaban skor total maksimum pada angket sebesar 11 yang didapat dengan rincian masing-masing responden 4, 4, dan 3. Dan kemudian dijumlahkan hasilnya 11. Jadi skor maksimum item soal nomer 16 sebanyak 11. Untuk menghitung


(62)

51

skor maksimum pada item soal nomer 17 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

b. Menghitung prosentase setiap item soal, yakni: %= x 100 %

Seperti diketahui sebelumnya bahwa N=12 Jadi

n = jumlah skor maksimum item soal nomer 16 dengan jumlah 11. Maka bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

% = x 100 % % = x 100 % =

Untuk menghitung prosentase setiap item soal pada nomer 17 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

c. Menentukan kategori kriteria skor

Range Persentase dan Kriteria Skor Kualitatif Interval Kriteria Skor 0% ≤ skor ≤25% Sangat Tidak Baik 26%≤ skor ≤50% Tidak Baik

51%≤ skor ≤75% Baik

76%≤ skor≤100% Sangat Baik

Pada penelitian ini item soal nomer 16 diperoleh skor hasil maksimum 11 dengan prosentase 91,6%. Maka dapat dilihat pada tabel kriteria diatas bahwa 91,6% masuk kedalam kriteria skor sangat baik.


(63)

52

Untuk menentukan kriteria skor item soal pada nomer 17 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

Pada tabel 4.2. dan gambar 4.2, merupakan perolehan hasil validasi grup facebook pada kriteria kualitas teknis. Pada tabel tersebut, terlihat 6 item yang divalidasi, 4 item memperoleh kriteria “sangat baik”, yaitu pada item soal nomer 16, 17, 18, 19 masing-masing memperoleh skor 11, 10, 11, 11 dengan presentase 91,6%, 83,3%, 91,6%, 91,6%. Kemudian 2 item lainnya memperoleh kriteria “baik” yaitu item soal nomer 20 dan 21, memperoleh skor masing-masing 9 dan 9 dengan presentase 75%

Penelitian berikutnya, peneliti mengujikan grup facebook terhadap 2 orang guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMAN 1 Banjarharjo. Para guru yang dihadirkan telah menjawab pernyataan dan pertanyaan dengan baik dan benar dalam arti seluruh pertanyaan angket dijawab semua. Hasil analisis skor angket untuk kriteria pendidikan yang telah diisi oleh guru ditunjukkan oleh 4.3


(64)

53

Tabel 4.3 Data Angket Kriteria Pendidikan

No Item soal Skor

maksimum Prosentase (%) setiap item soal Kategori kriteria skor 1 Materi pada grup facebook sesuai

kurikulum yang berlaku

7 87,5 Sangat Baik

2 Materi yang ada dalam grup facebook ini dinyatakan secara jelas

7 87,5 Sangat Bail

3 Isi materi relevan dengan yang dipelajari oleh siswa

7 87,5 Sangat Baik

4 Konsep dalam isi materi sudah sesuai dan tepat

6 75 Baik

5 Grup facebook dapat digunakan untuk pembelajaran individu dan kelompok

6 75 Baik

6 Grup facebook ini dapat digunakan sebagai alat bantu pelajaran

7 87,5 Sangat Baik

7 Penyampaian materi dengan grup mudah diterima siswa

7 87,5 Sangat Baik

8 Penggunaan grup facebook bisa direspon baik oleh siswa-siswanya.

8 100 Sangat Baik

9 Grup facebook ini dapat digunakan untuk berkomunikasi antara guru dan siswanya.

7 87,5 Sangat Baik

10 Grup facebook ini dapat digunakan untuk berkomunikasi antara guru dan siswanya

7 87,5 Sangat Baik

11 Isi materi sudah lengkap sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai

6 75 Baik

12 Grup facebook ini dapat digunakan dengan mudah dalam penyampaian materi

7 87,5 Sangat Baik

13 Grup facebook ini dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian informasi jarak jauh

8 100 Sangat Baik

14 Grup facebook ini dapat digunakan untuk mempresentasikan bahan ajar

6 75 Baik

15 Dengan grup facebook guru bisa memberikan respon kepada siswanya

7 87,5 Sangat Baik


(65)

54

Gambar 4.3. Grafik Hasil Validasi Kriteria Pendidikan oleh Pakar Materi

a. Menghitung jumlah setiap skor maksimum, yakni:

Skor maksimum = jumlah nilai penskoran maksimum dari item soal x banyak responden

Pada penelitian ini menggunakan 4 nilai skor maksimum dari item soal dan banyaknya responden sebanyak 2 ahli materi. Maka

= 4 x 2 = 8, jadi nilai jumlah skor maksimum dari prosentase setiap soal N = 8

Pada item soal nomer 1, ahli materi mengisi jawaban skor total maksimum pada angket sebesar 7 yang didapat dengan rincian masing-masing responden 3 dan 4. Dan kemudian dijumlahkan hasilnya 7. Jadi


(66)

55

skor maksimum item soal nomer 1 sebanyak 7. Untuk menghitung skor maksimum pada item soal nomer 2 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

b. Menghitung prosentase setiap item soal, yakni: %= x 100 %

Seperti diketahui sebelumnya bahwa N=7 Jadi

n = jumlah skor maksimum item soal nomer 1 dengan jumlah 7. Maka bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

% = x 100 % % = x 100 % =

Untuk menghitung prosentase setiap item soal pada nomer 2 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

c. Menentukan kategori kriteria skor

Range Persentase dan Kriteria Skor Kualitatif Interval Kriteria Skor 0% ≤ skor ≤25% Sangat Tidak Baik 26%≤ skor ≤50% Tidak Baik

51%≤ skor ≤75% Baik

76%≤ skor≤100% Sangat Baik

Pada penelitian ini item soal nomer 1 diperoleh skor hasil maksimum 7 dengan prosentase 87,5%. Maka dapat dilihat pada tabel kriteria diatas bahwa 87,5% masuk kedalam kriteria skor sangat baik.


(67)

56

Untuk menentukan kriteria skor item soal pada nomer 2 dan selanjutnya sama perhitungannya seperti diatas. (terlampir)

Pada tabel 4.3. dan gambar 4.3, merupakan perolehan hasil validasi grup facebook pada kriteria pendidikan. Pada tabel tersebut, terlihat 16 item soal yang divalidasi, 11 item memperoleh kriteria “sangat baik”, yaitu pada item soal nomer 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15 masing-masing memperoleh skor 7, 7, 7, 7, 7, 8, 7, 7, 7, 8, 7 dengan presentase 87,5%, 87,5%, 87,5%, 87,5%, 87,5%, 100%, 87,5%, 87,5%, 87,5%, 100%, 87,5%, . Kemudian 4 item lainnya memperoleh kriteria “baik” yaitu item soal nomer 4, 5, 11, 14, memperoleh skor masing-masing 6, 6, 6, 6 dengan presentase 75%, 75%, 75%, 75%.

2. Proses Pembelajaran dengan Memanfaatkan Fitur Grup Facebook a. Persiapan Grup Facebook

Pembelajaran terpadu (hybrid) berbasis grup facebook dilakukan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk siswa semester 2 kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo tahun ajaran 2012-2013. Jumlah siswa yang terdaftar pada penelitian ini adalah 69 orang.

Grup facebook pembelajaran TIK kelas X SMAN 1 Banjarharjo ini dibuat pada tanggal 15 Februari 2013, bersamaan dengan dimulainya jam pelajaran mata pelajaran TIK kelas X6 dan X7. Dalam satu minggu pertama, sebagian besar siswa telah mengunjungi dan melihat grup facebook pembelajaran ini. Tercatat 72 akun melihat grup pembelajaran ini


(68)

57

dalam satu hari pertama. Sementara itu, jumlah siswa kelas X6 dan X7 tercatat sebanyak 69 orang. Bila diasumsikan semua siswa telah melihat grup facebook pembelajaran ini, maka ada kelebihan 2 akun. Peneliti menggunakan 2 akun untuk mengelola grup facebook pembelajaran TIK ini, dan 1 akun milik guru. Maka dalam minggu pertama seluruh siswa telah mengetahui keberadaan grup pembelajaran TIK ini dan meminta menjadi anggota. Grup facebook pembelajaran TIK ini merupakan jenis grup “rahasia”, yakni grup yang keanggotaannya hanya bisa ditambahkan oleh pemiliknya. Dalam hal ini yang menjadi anggota dari grup facebook adalah siswa kelas X6 dan X7 beserta seorang guru yang mengajar pada bidang TIK. Proses penambahan anggota grup facebook pembelajaran TIK ini terselesaikan 1 hari saat penelitian akan di mulai. Proses penambahan anggota grup mengalami kendala, hal ini disebabkan karena nama anggota akun yang cenderung menggunakan nama alias (nickname) yang sangat berbeda dengan aslinya, sehingga setelah melalui tahapan verifikasi dan validasi melalui pesan langsung di grup facebook dengan cara mengirimkan nama, kelas dan nomer absen siswa, telah dipastikan bahwa pemilik akun adalah siswa kelas X6 dan X7 di SMAN 1 Banjarharjo.


(69)

58

Gambar 4.4 Berita Pembuatan Grup Facebook Pembelajaran TIK kelas X SMAN 1 Banjarharjo dan Respon Siswa

b. Persiapan Bahan Ajar

. Ketika penulis menyampaikan berita bahwa materi pelajaran telah ditulis disebuah blog, pada hari yang sama seluruh anggota grup facebook pembelajaran TIK kelas X SMAN 1 Banjarharjo (69 akun) telah melihat berita itu dan telah mengunjungi blog yang dimaksud. Berita yang disampaikan melalui grup facebook direspon lebih cepat oleh siswa Gambar 4.5 menunjukan berita tentang dibuatnya materi pelajaran dan jumlah siswa yang telah melihat pada hari yang sama dan satu hari setelahnya.


(70)

59

Gambar 4.5 Tampilan Pesan dan Jumlah yang Telah Membaca Pesan

Selain menautkan bahan ajar, guru bisa mengunggah (uploading) bahan ajar ke grup facebook. Berbagai format dokumen bisa di unggah dan disimpan ke dalam grup facebook untuk diunduh oleh siswa. Hanya anggota grup yang bisa melihat dan mengunduh dokumen-dokumen. Dibanding pengunggahan dan penyimpanan dokumen dalam situs lain, pengunggahan dan penyimpanan dalam grup facebook relatif lebih terjaga dan hanya dapat dilihat anggota grup saja. Gambar 4.6 menunjukan daftar File yang telah diunggah dan dapat diunduh oleh anggota grup facebook pembelajaran TIK kelas X SMAN 1 Banjarharjo.


(1)

128

Diskette Drive: disebut juga floppy drive, yaitu tempat memasukkan floppy disk (disket). Berfungsi membaca dan menulis data pada disket.

Gambar 2.24 Diskette Drive

Optical Disk (CD-ROM, CD-R, CD-RW, DVD, dll) : tempat memasukan CD/VCD/DVD, berfungsi membaca dan menulis data pada CD/VCD/DVD

Gambar 2.25 Optic Disk Flash Disk: media penyimpanan yang sangat praktis


(2)

129

Gambar 2.26 Flash Disk

Pada Unit Masukan dan Unit Keluaran dapat dikelompokan dalam satu bagian yang disebut Peripheral yang terletak di sisi luar casing komputer. Sedangkan CPU dan Backing Storage dikelompokan sebagai Komputer yang biasanya terletak di dalam casing utama computer.

Gambar 2.27 Komponen dari Peripheral dan Komputer

Peripheral KOMPUTER

Monitor Printer Speaker Keyboard, Mouse Scanner,

Kamera Digital, Microphone, dll

Unit

Penyimpanan CPU


(3)

(4)

131 Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Observasi


(5)

(6)

133 Lampiran 13 Surat Keterangan Selesai Penelitian


Dokumen yang terkait

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM JEJARING SOSIAL (Studi Analisis Isi Tanggapan Terhadap Status Keluhan dalam Grup Facebook “Peduli Komunikasi Antarpribadi Dalam Jejaring Sosial (Studi Analisis Isi Tanggapan Terhadap Status Keluhan Dalam Grup Facebook “Pedul

0 2 12

STRATEGI ROWN DIVISION DALAM MEMANFAATKAN MEDIA JEJARING SOSIAL FACEBOOK SEBAGAI Strategi Rown Division dalam Memanfaatkan Media Jejaring Sosial Facebook Sebagai Sarana Promosi Secara Online.

0 0 10

PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL MELALUI GRUP DALAM FACEBOOK SEBAGAI SARANA PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS X SMA (SISWA KELAS X6 DAN X7 SMAN 1 BANJARHARJO – BREBES).

0 8 288

PEMANFAATAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) BAGI SISWA KELAS XI SMA N 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

1 2 170

HUBUNGAN PEMANFAATAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN PENGUASAAN MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA SISWA SMP NEGERI DI KOTAMADYA YOGYAKARTA.

0 1 164

PENINGKATAN PENGUASAAN BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) DENGAN PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 WATES.

0 0 163

Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook Seb

0 0 11

PEMANFAATAN APLIKASI JEJARING SOSIAL FACEBOOK UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN

0 0 16

ANALISIS PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 10

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA

0 0 14