Universitas Sumatera Utara
Tempo Edisi 11 Juli 2011 dengan judul “ Nazar Ungkap Biaya Politik Uang Anas”.
“Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mengungkap politik main uang yang diduga dilakukan Ketua Umum Demokrat
Anas Urbaningrum. Praktek ini diperkirakan terjadi dalam Kongres Partai Demokrat di
Bandung tahun lalu, yang dimenangi Anas. “Semua DPC pengurus cabang saya kasih duit untuk memenangkan Anas. Ada yang terima 10 ribu sampai 40 ribu
dolar Amerika Serikat” kata Nazaruddin dalam wawancara lewat telepon dengan majalah Tempo yang diterbitkan pekan ini.
c. Cek dan Ricek
Kategori ini bertujuan untuk melihat indikator cek dan ricek melalui narasumber yang ada dalam berita. Kategori ini menunjukkan kepada khalayak
bahwa suatu berita memiliki sumber informasi yang jelas, sehingga berita yang disampaikan tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun proses penyampaian berita sampai ke pembaca adalah dimulai ketika wartawan memperoleh isu atau informasi. Kemudian wartawan harus
melakukan pengecekan kebenaran informasi tersebut, dan mericek nya kembali kepada narasumber yang berkompeten dalam isu atau informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dalam kategori cek dan ricek ini, Koran Tempo memliki tingkat reabilitas 0.92. Berikut adalah contoh berita yang dapat dikatakan telah dilakukan cek dan
ricek seperti yang terlihat dalam Headline Koran Tempo Edisi 9 Juli 2011 dengan judul “ Proyek PT Mahkita Rp. 492 M Belum Disentuh”.
“Penegak hukum belum menyentuh proyek yang terkait dengan M. Nazaruddin dan M. Nasir bernilai hampir setengah triliun rupiah di Kementerian
Kesehatan. Proyek itu berupa pengadaan alat bantu belajar-mengajar pendidikan dokter di 17 rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan pada 2009.
Pemenang tendernya adalah PT Mahkota Negara, yang didirikan Nazaruddin dan Nasir, keduanya politikus Partai Demokrat.
Juru bicara Kepolisian RI , Brigadir Jenderal Untung Yoga Ana,
menyatakan tak tahu perihal kasus itu. Adapun mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengaku sudah tak ingat detail lelang pada 2009 itu.
“Itu urusan panitia di bawah,”ujarnya.
Badan Pemeriksa Keuangan menemukan pelanggaran oleh Mahkota
dalam pengerjaan proyek tersebut. PT Mahkota terlambat menyelesaikan pekerjaan pengadaan alat bantu belajar-mengajar senilai Rp 492,9 miliar itu.
Akhirnya PT Mahkota didenda Rp 986 juta, yang sudah dibayarkan pada Mei 2010.
Menurut Siti Fadilah , sebenarnya sudah tak ada masalah jika penalti
telah dibayarkan oleh perusahaan rekanan. “Ada yang kerugian negaranya lebih
hebat, tapi bukan pada masa saya,”katanya.
Di luar kasus itu, ada pula dugaan korupsi dalam pengadaan alat bantu belajar-mengajar di Kementerian Kesehatan pada 2010 dengan nilai proyek Rp
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
417 miliar. Proyek ini ditangani oleh PT Buana Ramosari, yang diduga juga terkait dengan Nazaruddin dan Nasir. Penyelidikan kasus ini dilakukan Komisi
Pemberantasan Korupsi dan kepolisian.
Menurut juru bicara KPK , Johan Budi S.P., koordinasi dengan kepolisian
dalam penanganan kasus acap terjadi, seperti ketika menangani kasus mafia pajak dengan tersangka Gayus Halomoan P.Tambunan. Johan menjelaskan,
kepolisian memang lebih maju dalam menangani kasus dugaan korupsi dalam proyek senilai Rp 417 miliar pada 2010 itu ketimbang KPK. Kata dia, kepolisian
sudah tahap penyelidikan, sedangkan KPK masih mengumpulkan bahan dan keterangan .
Tabel 4.4 Persentase Unsur Cek dan Ricek
No Ketagori Berita Cek dan Ricek
F 1
Berita Cek dan Ricek 25
100 2
Berita Tidak Cek dan Ricek -
- Jumlah Berita
25 100
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukkan bahwa Koran Tempo memiliki tingkat cek dan ricek sebesar 100 persen, dengan demikian pemberitaan di Koran
Tempo mengenai “Dugaan Kasus Korupsi Nazaruddin”, dapat dikategorikan sebagai berita yang cek dan ricek secara keseluruhan, karena media cetak tersebut
melakukan konfirmasi ulang sebelum menulis berita.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.2 Relevansi Keaktualan Berita
Keaktualan ketepatan waktu suatu berita dapat dilihar dari ketepatan waktu terjadinya peristiwa dengan waktu penyampaian atau penyiaran berita di
surat kabar dengan selisih waktu satu hari. Karena pada umumnya pembaca selalu ingin menikmati berita yang hangat dan sedang terjadi. Dalam kategori keaktualan
ini, Koran Tempo memiliki tingkat reabilitas sebesar 0.92.
Tabel 4.5 Keaktualan Berita Pada Koran Tempo
No Ketegori Keaktualan Berita
F 1
Berita Aktual 23
92 2
Berita Tidak Aktual 2
8 Jumlah Berita
25 100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa terdapat 23 berita atau sebesar 92 persen berita yang aktual dimuat di Koran Tempo dalam periode 1 Juli
s.d 31 Agustus 2011. Sedangkan berita yang tidak aktual terdapat 2 berita atau sebesar 8 persen. Berita tidak actual dapat dilihat pada berita tanggal 11 Juli 2011
dengan judul “Kasus Vaksin dan Alat Peraga Dokter Proyek Janggal Rp 2,3
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Triliun Tunggu Nazaruddin ” dan pada berita tanggal 8 Agustus 2011. Berita
tesebut sudah tidak lagi actual karena berita terbit setelah 2 hari dari tanggal informasi itu diperoleh dari narasumber.
Berikut kutipan beritanya “Praktek ini diperkirakan terjadi dalam
Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun lalu, yang dimenangi Anas. “Semua DPC pengurus cabang saya kasih duit untuk memenangkan Anas. Ada yang
terima 10 rib u sampai 40 ribu dolar Amerika Serikat” kata Nazaruddin dalam
wawancara lewat telepon dengan majalah Tempo yang diterbitkan pekan ini.
4.2.2 Impartialitas 4.2.2.1 Keseimbangan dalam peliputan Cover Both Side
Keseimbangan dalam penyampaian suatu berita dapat dicapai dengan peliputan melalui dua sisi cover both side. Kategori ini memaparkan fakta dan
peristiwa berdasarkan informasi kedua belah pihak yang sedang berbeda pendapat atau bertentangan, menjelaskan dasar masalah melalui dua sudut pandang orang
ataupun kelompok sehingga informasi atau fakta yang didapat tidak berat sebelah. Dalam kategori ini Koran Tempo memiliti tingkat reabilitas sebesar 0.96.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Koran tempo memiliki 24 berita seimbang, dari 25 headline berita yang diteliti, atau sebesar 96 persen dan 1berita yang tidak seimbang atau sebesar 4
persen. Tabel 4.6
Keseimbangan Peliputan Dua Sisi Berita Pada Koran Tempo No
Ketegori Keseimbangan Berita F
1 Berita Seimbang
24 96
2 Berita Tidak Seimbang
1 4
Jumlah Berita 25
100
Berita tidak seimbang dapat dilihat pada Headline Koran Tempo edisi tanggal
23 Agustus 2011 berjudul “Nazar Ditanggapi Korban HAM Diabaikan”. Berikut kutipan beritanya:
“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai mengabaikan para korban pelanggaran hak asasi manusia. Seribu lebih surat
mereka tak ditanggapi. Sebaliknya, sepucuk surat dari tersangka korupsi kasus wisma atlet Muhammad Nazaruddin ditanggapi dengan cepat. Menurut Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Kontras, Presiden semestinya merespons rintihan korban pelanggaran HAM ketimbang bekas
Bendahara Partai Demokrat yang pernah menjadi buron KPK itu. Caranya, Presiden bisa membentuk pengadilan HAM ad hoc. Tapi itu tak
dilakukan.“Presiden tebang pilih,” ujar Wakil Koordinator Badan Pekerja Kontras Indria Fernida kemarin. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Indria Samego, berpendapat surat balasan itu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan ada hubungan istimewa antara Presiden dan Nazaruddin. Seberapa pentingkah Nazar? “Hanya SBY dan Tuhan yang tahu.”
4.2.2.2 Netralitas dalam pemberitaan Pencampuran Fakta dan Opini
Dalam penulisan berita, idealnya wartawan hanya merekonstruksikan berita berdasarkan fakta-fakta, dan bukan berdasarkan pendapat wartawan sendiri.
Dalam kategori netralitas Koran Tempo memiliki tingkat reabilitas sebesar 1,00.
.
Tabel 4.7 Netralitas Berita Pada Koran Tempo
No Ketegori Netralitas Berita
F 1
Berita Netral 25
100 2
Berita Tidak Netral -
- Jumlah Berita
25 100
Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa semua berita disajikan secara netral dan tidak ada pencampuran fakta dan opini wartawan dalam penyampaian berita.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Analisa Tingkat Objektivitas Pemberitaan “Dugaan Kasus