Dimensi Relevansi Ketidakberpihakan impartiality

Universitas Sumatera Utara bersifat original. Kefaktualan dikaitkan dengan bentuk penyajian laporan tentang peristiwa atau pernyataan yang dapat dicek kebenarannya pada sumber dan disajikan tanpa komentar. a. Sifat fakta factualness, adalah sifat fakta bahan buku berita, yang terdiri dari dua kategori: Fakta sosiologis adalah pemberitaan yang bahan bakunya berupa peristiwakejadian nyatafaktual. Fakta psikologis adalah berita yang bahan bakunya berupa interpretasi subjektif pernyataanopini terhadap fakta kejadiangagasan. b. Akurasi adalah kecermatan atau ketepatan fakta yang diberitakan. Indikator yang digunakan adalah check and recheck, yakni mengkonfirmasi menguji kebenaran dan ketepatan fakta kepada subjek, objek, atau saksi berita sebelum disajikan.

2.6.2 Dimensi Relevansi

Relevansi lebih sulit ditentukan dan dicapai secara objektif. Namun demikian, pada dasarnya relevansi sama pentingnya dengan kebenaran dan berkenaan dengan proses seleksi, bukannya dengan bentuk atau penyajian. Relevansi juga mengisyaratkan perlunya proses seleksi yang dilaksanakan menurut prinsip penggunaan yang jelas demi kepentingan calon penerima dan masyarakat menurut Nondenstreng dalam Mc Quail, 1996:33. Secara umum dapat dikatakan bahwa apapun yang paling berkemungkinan untuk mempengaruhi masyarakat, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, dan sangat bergunan untuk mereka ketahui, harus dipandang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sebagai lebih memiliki relevansi. Relevansi diukur melalui indikator kelayakan berita newsworthiness, yakini significance, magnitude, prominence, timeless, dan proximity geografis dan psikologis. a. Significance adalah fakta yang mempengaruhi kehidupan orang banyak atau berakibat terhadap kehidupan khalayak pembaca. b. Prominence adalah keterkenalan faktatokoh c. Magnitude adalah kebesaran fakta yang berkaitan dengan angka-angka yang berarti, atau fakta yang berakibat bisa di jumlahkan dalam angka yang menarik bagi pembaca. d. Timeliness adalah fakta yang baru terjadi atau diungkap. e. Proximity geografis adalah fakta kejadian yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal mayoritas khalayak pembaca. f. Proximity psikologis adalah fakta kejadian yang memiliki kedekatan emosional dengan mayoritas khalayak pembaca.

2.6.3 Ketidakberpihakan impartiality

Ketidakberpihakan adalah tingkatan sejauh mana evaluasi subjektivitas penilaian, interpretasi, dan opini pribadi wartawan tak terlibat dalam memproses fakta menjadi bertita. Indikator yang digunakan: a. Netralitas adalah tingkatan sejauh mana sikap tak memihak wartawan dalam menyajikan berita. Netralitas diukur dengan indikator : Pencampuran opini dengan fakta adalah opinipendapat pribadi wartawan masuk ke dalam berita yang disajikan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kesesuaian judul dengan isi adalah kesesuaian substansi judul berita dengan isi tubuh berita. Dramatisasi adalah penyajian fakta secara tidak proporsional sehingga memunculkan kesan berlebihan menimbulkan kesan ngeri, kesal, jengkel, senang, simpati, antipati, dan sejenisnya. b. Balance adalah keseimbangan dalam penyajian aspek-aspek evaluative pendapat, komentar, penafsiran fakta oleh pihak-pihak tertentu dalam pemberitaan. Balance diukur dengan indikator: Cover both sides adalah menyajikan dualebih gagasantokoh atau pihak-pihak yang berlawanan secara bersamaan dan proporsional. Nilai imbang even handed-evaluation adalah menyajikan evaluasi dua sisi aspek negatif dan positif terhadap fakta maupun pihak- pihak yang menjadi berita secara bersamaan dan proporsional. Dalam beberapa media tidak jarang wartawan memasukkan opini atau sudut pandangnya sendiri tentang suatu permasalahan. Persoalannya kemudian adalah emosional dapat menggusur objektivitas suatu berita. Seperti yang dikatakan Merril, objektivitas berita dapat dicapai melalui 3 cara. Pertama, pemisahan fakta dan pendapat. Kedua, menyajikan pandangan terhadap berita tanpa disertai dimensi emosional. Ketiga, berusaha untuk jujur dan seimbang, memberikan kesempatan kepada seluruh pihak untuk menjawab dalam cara memberikan informasi kepada khalayak Sudibyo, 2001:73. Betapa pun sulitnya membayangkan sebuah berita dapat objektif terhadap semua pihak dan fakta-fakta yang ada, objektivitas tetap perlu dijadikan tolak ukur utama dalam menilai sebuah berita. Menurut Entman, secara teoritik Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara objektivitas membatasi wartawan untuk tidak melukiskan realitas menurut kepentingan sendiri, mencegah kalangan media memperngaruhi pikiran dan perilaku politik masyarakat. Dampak atau pengaruh setiap berita harus terlahir dari fakta yang digambarkan, dan bukan dari jurnalis-jurnalis yang dimasukkan ke dalam penulisan berita. Serangkaian prosedur harus dilakukan oleh wartawan agar apa yang ditulis dapat disebut sebagai objektif. Berbagai prosedur itu terinternalisasi dalam pikiran dan dipraktikan dalam praktik produksi berita wartawan. Tuchman menyebut paling tidak ada empat strategi dasar. Pertama, menampilkan semua kemungkinan konflik yang muncul. Wartawan harusnya menampilkan fakta, tetapi fakta yang dimaksud kadang sukar ditemukan. Kadang-kadang apa yang disebut fakta, bukan fakta tetapi apa yang orang katakan tentang fakta. Kedua, menampilkan fakta- fakta pendukung. Prosedur lain objektivitas yang dapat dikenali dalam tulisan adalah ada fakta-fakta pendukung dalam tulisan. Fakta-fakta pendukung tersebut berfungsi sebagai argumentasi, apa yang disajikan wartawan bukanlah khayalan dan opini pribadi wartawan. Ketiga, pemakaian kutipan pendapat. Prosedur standar lain adalah adanya pemakaian kutipan untuk menyatakan bahwa apa yang disajikan benar-benar bukan pendapat pakar politik tertentu. Keempat, menyusun informasi dalam tata urutan tertentu. Bagian lain dari tulisan yang objektif adalah menyusun berbagai komentar, aneka informasi, beragam fakta kedalam tata susunan berita tertentu. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.7 Nisbah Antar Konsep