BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data Penelitian
Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan, penelitian ini menghasilkan berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang
diajukan pada bagian awal. Hasil statistik deskriptif memberikan gambaran umum terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum mengadakan
pengujian hipótesis terhadap kualitas data yang digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan terhadap model regresi.
Pada penelitian ini menggunakan Good Corporate Covernance GCG sebagai variabel independent dengan indikator yang di gunakan adalah
Kepemilikan Direksi, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan komisaris, Ukuran Dewan komisaris independent dan Komite Audit. Sedangkan variabel
dependent nya adalah Kinerja Keuangan dengan indikator yang di gunakan adalah rasio Return On Asset ROA. Sedangkan Manajemen laba ML sebagai
variabel intervening. Sebagaimana diterangkan dalam kerangka konsep bahwa Good Corporate Covernance GCG sebagai variabel independen dan Kinerja
Keuangan sebagai variabel dependen merupakan variabel Laten atau variabel unobservable maka dalam penelitian ini menggunkanan metode total Skor.
Setelah dilakukan regresi atas penelitian ini dengan menggunakan metode statistik diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.1 statistik deskriptif dapat dijelaskan bahwa jumlah sampel
data adalah 72 diambil dengan menggunakan jenis data sekunder, dan ditunjukkan
bahwa nilai Earning Manajemen maximum sebesar 0,6759 , nilai minimumnya sebesar
-1,0823 dan nilai diskresioner akrual rata-rata sebesar 0,002837. Dengan
nilai Earning Manajemen rata-rata yang positif maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan observasi dalam penelitian ini rata-rata melakukan
aktivitas earning management dalam bentuk peningkatan laba income increasing.
Tabel 5.1. Deskriptif Data
5.2 Pengujian Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini pengujian asumsi klasik hanya dilakukan terhadap uji normalitas dan uji heteroskedastisitas, sedangan uji multikolinearitas dan uji
autokorelasi tidak perlu dilakukan kerena pada penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independent yaitu variabel konstruk atau laten Good Corporate
Governance GCG.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1 Uji Normalitas
Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji normalitas data menggunakan grafik
histogram dan Kolmogrov smirnov test. Berikut hasil uji normalitas datanya.
Gambar 5.1 Histogran Normalitas
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik diketahui adanya distribusi data yang cenderung normal, dimana pola distribusi gambar membentuk gelombang yang
melengkung ke tengah dan tidak miring ke kanan dan tidak miring ke kiri, atau dengan kata lain nilai residual histogram mendekati angka nol sehingga data
Universitas Sumatera Utara
berdistribusi normal. Untuk mengetahui data bersitribusi normal atau tidak makan juga digunakan uji Kolmogrov smirnov test.
Uji Normalitas ini didukung dengan melihat uji one sample K-S yaitu berdasarkan tabel dibawah dengan melihat data Residual Asymp.Sig 2 Tailed
diatas 0.05 yaitu 0,159 ini artinya nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
Tabel 5.2. Uji Normalitas K-S
5.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya
Universitas Sumatera Utara
tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas Erlina, 2007:108. Deteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas. Berikut
hasilnya : Dari gambar dibawah terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar keseluruh bagian. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
heteroskedastisitas antar variabel independen
Gambar 5.2. Scatterplot Kinerja perusahaan
Universitas Sumatera Utara
5.3 Pengujian Hipotesis
5.3.1 Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dengan
indikator yang terdiri dari kepemilikan institusional, Kepemilikan Direksi, proporsi dewan komisaris independen , ukuran dewan
komisaris dan Komite Audit terhadap kinerja keuangan .
Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS maka diperoleh hasi regresi antara Good Corporate Governance GCG terhadap
Kinerja Keuangan KK sebagai berikut:
Dari hasil regresi yang diperoleh maka dapat dibuat persamaaan regresi linear sederhana sebagai berikut:
KK = -0,002 + 0,002GCG
Tabel 5.3. Hasil Regresi Good Corporate Governance GCG Terhadap Kinerja Keuangan KK
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut: Koefisien
regresi Good Corporate Governance GCG bernilai positif sebesar 0,002 dengan
Universitas Sumatera Utara
nilai signifikansi sebesar 0,004 , hal ini menunjukkan Good Corporate Governance GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Keuangan KK, sehingga adanya peningkatan Good Corporate Governance
GCG mampu meningkatan Kinerja Keuangan KK .
Hasil koefisien determinasi antara Good Corporate Governance GCG
terhadap Kinerja Keuangan KK dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut: Nilai
R sebesar 0,336 yang menunjukan hubungan variable GCG dan KK sebesar 33,6 yang artinya hubungan kedua variable tersebut adalah relative cukup. Dan nilai
R.Square sebesar 0,113 dan tidak mendekati angka 1, dengan demikian Good Corporate Governance GCG mampu menjelaskan sebagian variasi dari variabel
Kinerja Keuangan KK sehingga model regresi yang digunakan kurang fit atau
baik. Berdasarkan dari nilai R Square dapat diartikan pula Good Corporate
Governance GCG hanya mampu menjelaskan Kinerja Keuangan KK sebesar
11,3 .
Tabel 5.4. Koefisien Determinasi Good Corporate Governance GCG Terhadap Kinerja Keuangan KK
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Tabel 5.5. Hasil Uji Parsial Good Corporate Governance GCG
Universitas Sumatera Utara
Terhadap Kinerja Keuangan KK
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Hasil uji – t antara Good Corporate Governance GCG terhadap Kinerja
Keuangan KK dapat dilihat hasilnya yang menunjukan Nilai t
hitung
Good
Corporate Governance GCG terhadap Kinerja Keuangan KK sebesar 2,981,
sementara untuk t
tabel
dengan sig. a = 0,05 dan df = n-k, yaitu 72-1=71, maka didapat t
tabel
satu sisi sebesar 1,67. Nilai t
hitung
lebih besar dibanding t
tabel
, hal ini menunjukkan diterimanya Ha yang menyatakan ada pengaruh positif dan
signifikan antara Good Corporate Governance GCG terhadap Kinerja Keuangan KK.
5.3.2 Analisis Pengaruh Penerapan Good corporate governance dengan
indikator yang terdiri dari kepemilikan institusional, Kepemilikan Direksi, proporsi dewan komisaris independen , ukuran dewan
komisaris dan Komite Audit berpengaruh terhadap terhadap kinerja perusahaan melalui manjemen laba sebagai variabel
intervening .
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji hipotesis pengaruh penerapan good corporate governance dengan indikator yang terdiri dari kepemilikan institusional, Kepemilikan
Direksi, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan Komite Audit berpengaruh terhadap terhadap kinerja perusahaan melalui
manjemen laba sebagai variabel intervening. Melalui beberapa tahap. Tahap pertama, analisa pengaruh Good Corporate Governance GCG
terhadap Manajemen laba ML . Tahap Kedua, analisa pengaruh Good Corporate Governance GCG dan Manajemen laba ML terhadap Kinerja
Keuangan KK . dan tahap ketiga adalaha melakukan uji intervening. .
5.3.2.4 Analisis Regresi Good Corporate Governance GCG Terhadap Manajemen Laba ML
Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS maka diperoleh hasi regresi antara Good Corporate Governance GCG
terhadap Management Laba ML sebagai berikut: Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaaan regresi
sebagai berikut: EM = -0,012 + 0,001GCG
Tabel 5.6. Hasil Regresi Good Corporate Governance GCG Terhadap Manajemen Laba ML
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
Konstanta α bernilai – 0,012, hal ini menunjukan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel GCG,
maka ML akan tetap ada sebesar -0,012. Maksudnya adalah jika tidak ada pengaruh dari penerapan GCG maka ML akan tetap terjadi dalam bentuk
penurunan laba income decreasing sebesar 1,2. Koefisien regresi GCG sebesar 0,001 artinya bahwa setiap penambahan
sebesar satu satuan pada variabel GCG, maka ML akan meningkat sebesar 0,001 satuan. Dengan adanya penerapan GCG maka ML akan mengalami perubahan
sebesar 0,1 dalam setiap penambahan sebesar satu satuan pada setiap penambahan GCG. Jika perusahaan tidak menerapkan GCG maka akan terjadi
ML dalam bentuk penurunan laba income decreasing sebesar 1,2. Namun, jika perusahaan menerapkan GCG, maka ML akan mengalami perubahan sebesar
0,1 dalam setiap penambahan sebesar satu satuan pada setiap penambahan GCG. Dengan demikian perusahaan membutuhkan 12
satuan GCG untuk menghilangkan praktik ML. Jika lebih dari 12 satuan GCG, maka akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan timbulnya ML dalam bentuk peningkatan laba income increasing.
Hasil koefisien determinasi antara Good Corporate Governance GCG terhadap Management Laba ML dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut:
Tabel 5.7. Koefisien Determinasi Good Corporate Governance GCG Terhadap Management Laba ML
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Nilai R sebesar 0,022 yang menunjukan hubungan variable GCG dan
KK sebesar 2.2 yang artinya hubungan kedua variable tersebut adalah lemah. Dan nilai R.Square sebesar 0 , dengan demikian Good Corporate Governance
GCG belum mampu menjelaskan sebagian variasi dari variabel Kinerja
Keuangan KK sehingga model regresi yang digunakan kurang fit atau kurang
baik. Hasil uji – t antara Good Corporate Governance GCG terhadap
Management Laba ML dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Hasil Uji Parsial Good Corporate Governance GCG Terhadap Management Laba ML
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Nilai t
hitung
Good Corporate Governance GCG terhadap Management Laba ML sebesar 0,185, sementara untuk t
tabel
dengan sig. a = 0,05 dan df = n- k, yaitu 72-1=71, maka didapat t
tabel
satu sisi sebesar 1,67. Nilai t
hitung
lebih kecil dibanding t
tabel
, hal ini menunjukkan ditolaknya H3 yang menyatakan Penerapan good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,
Kepemilikan Direksi, proporsi dewan komisaris independen , ukuran dewan komisaris dan Komite Audit berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
5.3.2.5 Analisis Regresi Management Laba ML Terhadap Kinerja Keuangan KK
Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS maka diperoleh hasil regresi antara Good Corporate Governance GCG dan
Management Laba ML terhadap Kinerja Keuangan KK sebagai berikut: Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaaan regresi berganda sebagai
berikut: KK = 0,19 – 0,09EM
Tabel 5.9. Hasil Regresi Management Laba ML Terhadap
Universitas Sumatera Utara
Kinerja Keuangan KK
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
Koefisien regresi Management Laba ML bernilai negative sebesar 0,09 hal ini menunjukkan Management Laba ML berpengaruh negative terhadap
kinerja keuangan, sehingga adanya peningkatan Management Laba ML berpengaruh terhadap penurunan Kinerja Keuangan KK namun pengaruh
tersebut tidak begitu signifikan sehingga tidak menimbulkan penurunan yang signifikan terhadap kinerja keuangan, hal ini sejalan dengan penelitian Novrita
2010 Hasil koefisien determinasi antara Good Corporate Governance GCG
dan Management Laba ML terhadap Kinerja Keuangan KK dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut:
Nilai R sebesar 0,099 yang menunjukan hubungan variable GCG dan KK sebesar 9,9 yang artinya hubungan kedua variable tersebut adalah lemah.
Dan nilai R.Square sebesar 0,010 , dengan demikian Good Corporate Governance GCG belum mampu menjelaskan sebagian variasi dari variabel
Kinerja Keuangan KK sehingga model regresi yang digunakan kurang fit atau
Universitas Sumatera Utara
kurang baik.
Tabel 5.10. Koefisien Determinasi Management Laba ML Terhadap Kinerja Keuangan KK
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Hasil uji – t antara Management Laba ML terhadap kinerja dapat dilihat
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 5.11. Hasil Uji Parsial Management Laba ML Terhadap Kinerja Keuangan KK
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Berdasarkan Tabel 5.11. di atas diperoleh hasil sebagai berikut: Nilai t
hitung
Management Laba ML terhadap kinerja sebesar negative 0,831 sementara untuk t
tabel
dengan sig. a = 0,05 dan df = n-k, yaitu 72-2=70, maka didapat t
tabel
Universitas Sumatera Utara
satu sisi sebesar 1,999. Nilai t
hitung
lebih kecil dibanding t
tabel
, hal ini menunjukkan ditolaknya H4 yang menyatakan Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
5.3.2.3 Uji Intervening
Agar dapat membuktikan bahwa variabel Management Laba ML mampu menjadi variabel yang memediasi antara Good Corporate Governance GCG
terhadap kinerja keuangan, maka akan dilakukan perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung antara Good Corporate Governance GCG terhadap kinerja.
Variabel Manajemen Laba di katakana sebagai variable intervening jika : Nilai Koefisien Standardized beta p2 X p3 p1 , dengan catatan Koefisien
Standardize beta p2 dan p3 signifikan.
Tabel 5.12. Standardized Coefficints Beta p1 Good Corporate Governannce GCG Terhadap Kinerja Keuangan KK
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Tabel 5.13. Standardized Coefficints Beta p2 Good Corporate Governannce GCG Terhadap Manajemen Laba
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Tabel 5.14. Standardized Coefficints Beta p3 Management Laba ML Terhadap Kinerja Keuangan KK
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Dari table 5.12 maka diketahui bahwa Standarized Coefficients Beta p1 GCG
terhadap KK adalah 0,336 dan dari table 5.13 maka diketahui bahwa Standarized
Universitas Sumatera Utara
Coefficients Beta p2 GCG terhadap ML adalah 0,022 serta dari table 5.14 maka diketahui bahwa Standarized Coefficients Beta p3 ML terhadap KK adalah
negative 0,099.
Gambar 5.3. Analisis Intervening Good Corporate Governance GCG Terhadap Kinerja Keuangan KK Melalui Manajemeb Laba ML
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa Good Corporate Governance GCG dapat berpengaruh langsung ke kinerja dan dapat juga tidak berpengaruh
tidak langsung yaitu dari Good Corporate Governance GCG ke Management Laba ML sebagai intervening lalu ke Kinerja Keuangan KK. Besarnya
pengaruh langsung adalah 0.336 sedangkan besar pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.022 x - 0.099
= - 0,002178. Oleh karena nilai P
2
x P
3
P
1
maka Management Laba ML tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Dengan demikan menunjukan
ditolaknya H2 Penerapan good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, Kepemilikan Direksi, proporsi dewan komisaris
Universitas Sumatera Utara
independen , ukuran dewan komisaris dan Komite Audit berpengaruh terhadap terhadap kinerja perusahaan melalui manjemen laba sebagai variabel intervening
5.4. Pembahasan Hasil Penelitian. 5.4.1 Pengaruh Penerapan
good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, Kepemilikan Direksi, proporsi dewan
komisaris independen , ukuran dewan komisaris dan Komite Audit terhadap kinerja keuangan
.
Berdasarkan hasil penelitian yang di bahas pada sub bab sebelumnya diketahui dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS maka diperoleh
hasi regresi antara Good Corporate Governance GCG terhadap Kinerja
Keuangan KK bernilai positif sebesar 0,002 dengan nilai signifikansi sebesar
0,004 , hal ini menunjukkan Good Corporate Governance GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan KK, sehingga adanya
peningkatan Good Corporate Governance GCG mampu meningkatan Kinerja
Keuangan KK .
Secara teoritis praktik good corporate governance dapat meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan
dengan keputusan yang menguntungkan sendiri, umumnya good corporate governace dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya yang akan berdampak terhadap kinerjanya. Penerapan good corporate
Universitas Sumatera Utara
governance yang baik berfokus pada proses manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif akan meningkatkan kinerja dan daya saing serta kreatifitas
nilai perusahaan yang pada nantinya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan ROA sebagai indikator
kinerja keuangan perusahaan sangat sesuai dan mendukung prinsip-prinsip yang terdapat dalam Good Corporate Governance GCG. ROA sebagai indikator
kinerja perusahaan, dapat dijadikan sebagai pintu gerbang dalam mewujudkan terlaksananya GCG di Indonesia.
Apabila dilakukan pengujian lebih lanjut dimana variable laten GCG yang terdiri dari kepemilikan institusional, Kepemilikan Direksi, proporsi dewan
komisaris independen , ukuran dewan komisaris dan Komite Audit didapatkan bahwa hanya indikator komite audit yang berpengaruh secara signifikan.
Hasil ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Kemalasari 2009 dengan menggunakan komposisi dewan komisaris,
kepemilikan institusional dan Komite audit sebagai indikator penerapan GCG. Tetapi sejalan dengan hasil penelitian Kesuma 2005 pada perusahaan
manufaktur bahwa Kepemilikan Direksi, kepemilikan institusional dan komite audit secara bersama – sama mempengaruhi kinerja perusahaan. Dan juga sejalan
dengan hasil penelitian Jojor 2010 bahwa secara simultan mekanisme corporate governance dalam hal ini: kepemilikan institusional, Kepemilikan Direksi,
komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, komite audit berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan consumer goods .
Universitas Sumatera Utara
5.4.2 Pengaruh Penerapan Good corporate governance yang terdiri dari
kepemilikan institusional, Kepemilikan Direksi, proporsi dewan komisaris independen , ukuran dewan komisaris dan Komite Audit
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan melalui manjemen laba sebagai variabel
intervening .
Sebagaimana dapat dilihat pada table 5.8 diketahui Koefisien regresi Good Corporate Governance GCG sebesar 0,001, hal ini menunjukkan Good
Corporate Governance GCG berpengaruh tidak signifikan terhadap Management Laba ML, sehingga adanya peningkatan pemberian Good
Corporate Governance GCG tidak akan mempengaruhi Management Laba ML.
penerapan good corporate governance diyakini akan dapat membatasi perilaku Secara teoritis manajer yang oportunitis. Kehadiran good corporate
governance diharapkan dapat menciptakan suatu tata kelola perusahaan yang baik dan lebih transparan. Melalui prinsip-prinsip dari good corporate governance yaitu
transparansi, kewajaran, akuntabilitas dan responsibilitas yang diterapkan di dalam pelaporan perusahaan diyakini akan menghasilkan suatu informasi yang
akurat dan hamdal. Penerapan mekanisme good corporate governance dalam sistem pengendalian dan pengelolaan perusahaan menjadi salah satu cara dalam
meminimalisasi adanya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh para manajer perusahaan. Tetapi pada penelitian ini penerapan good corporate
governance yang diproksikan dengan struktur kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit
Universitas Sumatera Utara
ternyata tidak mampu mengurangi praktik manajemen laba. Hal ini dapat kita pahami karena indikator yang digunakan tersebut bukanlah pihak – pihak yang
terlibat secara langsung dalam operasional perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Midiastuty dan Machfoedz 2003 yang hasilnya bahwa Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap manajemen laba . Dan bertolak belakang dengan penelitian Hermanto
20110 yang hasilnya Variabel independen yakni GCG berpengaruh terhadap
variabel dependen EM yang diukur dengan DA dengan arah hubungan positif. Hal ini ditunjukan dengan standardized coefficients
betaβ sebesar 0,006, yang berarti β 0.
Koefisien regresi Management Laba ML bernilai negative sebesar 0,09 hal ini menunjukkan Management Laba ML berpengaruh negative
terhadap kinerja keuangan, sehingga adanya peningkatan Management Laba ML berpengaruh terhadap penurunan Kinerja Keuangan KK namun pengaruh
tersebut tidak begitu signifikan sehingga tidak menimbulkan penurunan yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Ujiyantho dan Pramuka 2007 serta Jojor 2010 bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
Berdasarkan hasil analisis hipotesis diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini mampu membuktikan adanya pengaruh tindakan manajemen laba
terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi pengaruh yang ditemukan tersebut cenderung lemah. Hasil penlitian ini juga mendukung hasil penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Tiono et al 2004, Sutanto 2000 dan fredlan 1994 dalam Purnomo,Pratiwi 2009 yang menemukan bukti kuat adanya praktik manajemen
laba. Hal ini ditunjukan oleh nilai Discretionary Acrual dari masing – masing perusahaan baik yang positif ataupun negative. DA postif artinya perusahaan
melakukan manajemen laba dengan cara menaikan laba Income Increasing Accrual . Adapun DA negative artinya perusahaan melakukan aktivitas
manajemen laba dengan cara menurunkan laba Income decreasing Accrual . Dari hasil penelitian ini di ketahui dari 35 sampel yang melakukan
Income Increasing Accrual terdapat 21 sampel yang memiliki ROA 2 , ini artinya tujuan perusahaan yang melakukan Income increasing Accrual tidak hanya
selalu untuk menunjukan bahwa perusahaan mampu untuk menghasilkan laba.
Tabel.5.15. Data sampel perusahaan yang melakukan praktek Manajemen Laba Melalui
Income Decreasing Accrual
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga dari 37 sampel yang melakukan Income Decreasing Accrual terdapat 15 sampel yang memiliki ROA 2 , ini artinya tujuan perusahaan yang
melakukan Income Decreasing Accrual tidak hanya selalu untuk membuat perusahaan terlihat rugi atau tidak menghasilkan laba.
Tabel.5.16. Data sampel perusahaan yang melakukan praktek Manajemen Laba Melalui Income Increasing Accrual
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data diatas maka dapat ditarik keimpulan bahwa perilaku manager melakukan peraktek manajemen laba dengan cara Income Increasing
accrual atau Income Decreasing Accrual ternyata tidak tergantung Rasio ROA yang dimiliki perusahaan, akan tetapi sangat tergantung kepada motivasi masing –
masing perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dibahas pada bab
sebelumnya bahwa manajemen melakukan Manajemen laba didasari atas beberapa motivasi yaitu Motivasi Bonus, Motivasi Utang, Motivasi Pajak,
Motivasi Penjualan saham, Motivasi Pergantian Direksi dan Motivasi politis.
Universitas Sumatera Utara
Dan hasil penelitian ini juga membuktikan teori yang menyatakan adanya hubungan agensi antara pihak manager sebagai agent dengan pihak
pemegang saham atau pihak pemilik modal sebagai principles Agency Theory. Hal ini dapat terlihat dari adanya 15 sampel yang melakukan Income Decreasing
Accrual penurunan laba namun rastio ROA lebih 2 . Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa Good Corporate Governance
GCG dapat berpengaruh langsung ke kinerja dan dapat juga tidak berpengaruh tidak langsung yaitu dari Good Corporate Governance GCG ke Management
Laba ML sebagai intervening lalu ke Kinerja Keuangan KK. Besarnya pengaruh langsung adalah 0.336 sedangkan besar pengaruh tidak langsung harus
dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.022 x - 0.099 = - 0,002178. Oleh karena nilai P
2
x P
3
P
1
Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance GCG berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan KK melalui Management Laba ML tidak mendapat dukungan empiris atau dapat disimpulkan hipotesis ditolak. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian kusumadevi 2013 bahwa hasil penelitian nya juga menemukan bahwa manajemen laba bukan merupakan variabel intervening pada hubungan antara
praktik corporate governance dan nilai perusahaan. maka Management Laba ML
tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Dengan demikan menunjukan ditolaknya H2 Penerapan good corporate governance yang terdiri dari
kepemilikan institusional, Kepemilikan Direksi, proporsi dewan komisaris independen , ukuran dewan komisaris dan Komite Audit berpengaruh terhadap
terhadap kinerja perusahaan melalui manjemen laba sebagai variabel intervening
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan dengan mengunakan
manajemen laba sebagai variabel intervening Pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan GCG dengan indikator kepemilikan institusional, kepemilikan
direksi, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan komite audit berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kinerja
keuangan KK. 2.
Penerapan GCG dengan indikator kepemilikan institusional, kepemilikan dewan komisaris dan komite audit dengan mengunakan manajemen laba
sebagai variabel intervening tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Artinya manajemen laba bukan merupakan variabel yang
baik dalam memediasi hubungan antara GCG dengan Kinerja Keuangan
Universitas Sumatera Utara
KK. 3.
Penerapan good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan direksi, proporsi dewan komisaris independen ,
ukuran dewan komisaris dan komite audit berpengaruh tidak signifkan terhadap Manajemen Laba.
4. Manajemen laba berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja
keuangan
6.2. Keterbatasan Penelitian