Kerangka Konseptual Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak 4. Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dideskripsikan melalui gambar dan penjelasan dasar penarikan hipotesis. Gambar 3.1 : Kerangka Konseptual Dalam penelitian ini Good Corporate Governance merupakan konstruk atau variable laten dengan proksi atau indikator yang dijelaskan dengan arah panah pada gambar 3.1 yang terdiri atas kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit. Untuk memperdalam pembahasan hipotesa H1 dan H3 pada penelitian ini maka indikitor dari Good Corporate Governance GCG akan di regres secara simultan dan partial dengan masing-masing variable independennya. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 : Regresi Indikator Minow dan Bingham 1995 menyatakan bahwasanya, ‘‘tidak ada hal yang membuat dewan direksi eksekutif berfikir seperti yang difikirkan pemegang saham, sebaik pemegang saham itu sendiri”. Jadi, para eksekutif manajer seharusnya memegang sebagian dari resiko keuangan seperti halnya pemegang saham. Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para pemegang saham principal karena manajer agent akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja. Namun Shleifer and Vishny 1989 juga menjelaskan bahwa semakin banyak proporsi kepemilikan oleh manajer, semakin sedikit pemegang saham dapat menekannya untuk berbuat sesuai kepentingan mereka. Dengan demikian Kepemilikan Direksi berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak Universitas Sumatera Utara menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen Boediono, 2005. McConell dan Servaes 1990, Nesbitt 1994, Smith 1996, Del Guercio dan Hawkins 1999, dan Hartzell dan Starks 2003 dalam Cornertt dkk., 2006 menemukan adanya bukti yang menyatakan bahwa tindakan pengawasan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan pihak investor insitusional dapat membatasi perilaku para manajer. Cornet dkk., 2006 menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk mengurangi perilaku oportunistis atau mementingkan diri sendiri dan membuat mereka fokus terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Ujiyantho dan pramuka 2007 mengemukakan bahwa jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena besar kecilnya dewan komisaris bukanlah menjadi faktor penentu Utama dari efektifitas pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Akan tetapi efektifitas mekanisme pengendalian tergantung pada nilai, norma dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi serta peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendalian monitoring terhadap manajemen .Namun hasil penelitian Ujiyantho dan Pramuka tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakuan nasution dan Setyawan. Berdasarkan hasil penelitian mereka bahwa makin banyaknya dewan komisaris dalam perusahaan berhasil mengurangi manajemen laba yang terjadi. Hal ini menunjukan bahwa komisaris independen telah efektif dalam menjalankan tanggung jawabnya mengawasi kualitas pelaporan keuangan demi membatasi manajemen laba di perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena dengan makin Universitas Sumatera Utara banyaknya anggota komisaris independen maka proses pengawasan yang dilakukan dewan ini makin berkualitas dengan makin banyaknya pihak independen dalam perusahaan yang menuntut adanya transparansi dalam pelaporan keuangan perusahaan. Teori keagenan mempertimbangkan independensi dari manajemen sebagai sebuah karakteristik dewan yang krusial dari perspektif aturan pemonitoran dewan Fama, 1980; Fama dan Jensen, 1983; Jensen, 1993 dalam Muh.arief 2007. Para dewan independen memikul tanggung jawab monitoring dan evaluasi pada manajemen Jensen dan Meckling, 1976. Hasil penelitian empiris atas Elloumi dan Gueyie´ 2001 menunjukkan bahwa para dewan komisaris dari perusahaan yang mengalami keadaan kesulitan keuangan memiliki anggota eksternal independen yang lebih sedikit. Dengan demikian proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Berdasarkan Peraturan BI No.84PBI2006 menyatakan tentang tugas komite audit adalah melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan proses pelaporan keuangan. Wulandari 2004 menguji pengaruh interaksi antara dewan komiasris dan komite audit terhadap praktik manajemen laba. Dengan menggunakan sampel perusahaan non-finansial yang listing di BEJ untuk tahun 1994 hingga 2002, menunjukan interaksi dewan komisaris dengan komite audit justru berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Manajemen laba dilakukan oleh manajer pada faktor-faktor fundamental perusahaan, yaitu dengan intervensi pada penyusunan laporan Universitas Sumatera Utara keuangan. Padahal kinerja fundamental perusahaan tersebut digunakan oleh pemodal untuk menilai prospek perusahaan, yang tercermin pada kinerja perusahaan .Manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan Muh.arief, 2007. Cornett et al., 2006 menemukan adanya pengaruh mekanisme corporate governance terhadap penurunan discretionary accruals sebagai ukuran dari manajemen laba. Return on Assets ROA dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan karena Return on Assets ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Assets ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Penelitian Arnawa 2006 menggunakan ratio Return On assets ROA sebagai salah satu proksi untuk menilia kinerja bank. Dimana rasio ROA yang rendah juga diduga akan lebih memotivasi bank untuk melakukan manajemen laba dengan cara meningkatkan laba.

3.2 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 41 110

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 35 155

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening
( Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar di Bursa efek Indonesia)

1 33 101

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 14 22

“PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012.

1 8 16

PENGARUH PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 85

this PDF file PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar di Bursa efek Indonesia) | Taufiq | Jurnal Telaah dan Rise

0 0 10

PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2017

0 3 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan mengunakan Manajemen Laba sebagai variabel intervening , Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan mengunakan Manajemen Laba sebagai variabel intervening , Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13