Latar belakang masalah IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V A SEKOLAH DASAR NEGERI CEPIT, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015.

4 demikian, guru harus menerapkan 5M sesuai dengan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik sangat penting untuk diterapkan karena akan melahirkan anak yang berjiwa pemberani yang sudah ditanamkan melalui jenjang pendidikan sesuai komponen pembelajaran saintifik yang telah diterapkan di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan tersebut secara utuhholistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian, proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap afektif, pengetahuan kognitif, dan keterampilan yang terintegrasi psikomotor. Hasil studi awal melalui observasi dan wawancara dengan Wali Kelas VA di SD Negeri Cepit peneliti menemukan permasalahan sebagai berikut: 1 Pendekatan saintifik sudah berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dijelaskan bahwa harapan guru kelas dengan proses pembelajaran saintifik belum bisa mencapai target 100 tetapi masih mencapai target 70; 2 Buku sumber tentang KTSP belum mencukupi masih dalam tahap perlengkapan; 3 dalam pembelajaran IPA sudah dilaksanakan pendekatan saintifik tetapi masih ada tahap pokok-pokok tertentu yang belum dilaksanakan; 4 guru bingung untuk menerapkan karena kurikulum selalu diganti terus; 5 siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran IPA. Hal ini disebabkan karena kurangnya sarana 5 prasarana; 6 dalam kelas untuk kelompok bawah sulit untuk mengikuti kalangan kelompok atas yang sudah bisa mengikuti yang dikarenakan kurangnya dorongan dan mativasi dari orang tua wali untuk mendukung anaknya di rumah dari yang kalangan rendah. Berdasarkan uraian dan hasil pengamatan tentang Implementasi pendekatan saintifik di Sekolah Dasar ternyata guru masih kurang efektif untuk menerapkan pembelajaran saintifik sesuai UU PERMENDIKBUD NO 57 Tahun 2014 Pasal 11 1 Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar Madrasah dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu. 2 Pembelajaran tematik-terpadu merupakan Muatan pembelajaran dalam mata pelajaran Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah yang diorganisasikandalam tema-tema. Kegiatan pembelajaran di SD Negeri Cepit dan berbagai permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana mengimplementasi pembelajaran saintifik di SD Negeri Cepit yang berkaitan dengan dengan peran guru kelas V terutama kelas VA dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, maka peneliti mengangkat dengan judul : “Implementasi pendekatan Saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas VA di Sekolah Dasar Negeri Cepit Kecamatan sewon Kabupaten Bantul ”. 6

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang timbul di SDN CEPIT KECAMATAN SEWON antara lain: 1. Pendekatan saintifik sudah berjalan tetapi belum sebagaimana mestinya. 2. Buku sumber tentang KTSP belum mencukupi masih dalam tahap perlengkapan. 3. Pembelajaran IPA sudah menggunakan pendekatan saintifik tetapi belum lengkap. 4. Siswa dengan kemampuan akademik rendah sulit untuk mengikuti siswa yang kemampuan akademik atas.

C. Fokus penelitian

Melihat luasnya permasalahan yang ada pada penelitian ini, maka akan difokuskan pada: Peran guru dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA kelas VA yang belum maksimal sebagaimana mestinya di SD Negeri Cepit Kecamatan Sewon. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka dalam penelitian ini dapat diajukan rumusan masalah yaitu : Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA kelas VA di SD Negeri Cepit Kecamatan Sewon? 7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA kelas VA di SD Negeri Cepit Kecamatan Sewon. Namun secara khusus tujuan penelitian ini untuk : Mendapatkan data empiris tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Cepit Kecamatan Sewon.

F. Manfaat penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini bermanfaat : 1. Secara teoritis Memberi masukan dalam upaya mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA 2. Secara praktis a. Bagi Sekolah 1 Memberi gambaran sejauh mana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA itu diterapkan di sekolah tersebut. 2 Meningkatkan kesadaran bagi sekolah untuk menampakkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA sebagaimana mestinya di sekolah. 8 b. Bagi Guru Memberi gambaran sejauh mana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA itu berjalan di dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. 1 Meningkatkan motivasi bagi guru untuk memgimplementasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA . c. Bagi Siswa 1 Memberi informasi bagi siswa agar siswa mendapatkan pendekatan pembelajaran saintifik dalam pembelajaran yang sebenarnya. 2 Membiasakan siswa untuk aktif mengamati, menanya, mencoba, menalar dan membentuk jejaring pada pembelajaran IPA yang berlangsung di sekolah dengan yang sesuai. 9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang pembelajaran IPA 1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan salah satu tindakan edukatif yang dilakukan di dalam kelas. Tindakan dapat dikatakan bersifat edukatif bila berorientasi pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Guru dituntut untuk mengembangkan semua aspek tersebut. Dengan demikian guru harus berkompeten dalam mengembangkan suatu pembelajaran Wina Sanjaya 2006: 86. Majid Dedeng 201: 11 mengemukakan bahwa pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Disisi lain, Aunurrahman 2010: 9 menempatkan pembelajaran sebagai proses transfer informasi atau transfer of knowledge dari guru kepada siswa. Sedangkan Abdurrakhman 2010: 5 mempunyai pandangan berbeda tentang pembelajaran. Pembelajaran baginya hanya kegiatan memotivasi dan memberikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri. Bahkan secara filosofis, Razali 2006: 152 menguraikan pembelajaran sebagai suatu bentuk desakan bagi “kemandirian” spesies manusia.