PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS 3 SEKOLAH DASAR NEGERI JARAKAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA.

(1)

i

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS 3 SEKOLAH DASAR NEGERI JARAKAN

SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Silfina Nugrah Wati NIM 11108249008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

“Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman”.

(Albert Einstein)

“Media terbaik itu lingkungan, guru sejati itu adalah alam”.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Alm Ayahanda Zainuddin dan Ibunda tercinta beserta kakak adikku tersayang yang selalu memberikan perhatian, dukungan, motivasi dan penyemangat yang luar biasa dalam hidupku.

2. Dinas Pendidikan Aceh Selatan.

3. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Agama, Nusa dan Bangsa.


(7)

vii

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS 3 SEKOLAH DASAR NEGERI JARAKAN,

SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA Oleh :

Silfina Nugrah Wati NIM 11108249008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis sumber belajar yang dimanfaatkan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Jarakan, Sewon, Bantul beserta cara pemanfaatan dan kendalanya. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Jarakan, Sewon, Bantul. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan mengadaptasi teori Miles dan Huberman, yang meliputi langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber belajar yang dimanfaatkan guru kelas 3 dalam pembelajaran IPA adalah buku IPA kelas 3 terbitan Erlangga, LKS dan lingkungan alam sekitar sekolah. Pemanfaatan sumber belajar IPA oleh guru kelas 3 tersebut dilakukan dengan cara menggunakan buku IPA dan LKS (Lembar kerja siswa) berupa rangkuman-rangkuman materi dan alat evaluasi yang berisi soal-soal materi IPA untuk semua materi pembelajaran IPA. Adapun untuk lingkungan alam digunakan sebagai obyek bagi siswa dalam kegiatan pengamatan terhadap materi bentuk permukaan bumi, jenis daun dan jenis tumbuh-tumbuhan. Dalam pemanfaatan sumber belajar IPA di kelas 3 guru mengalami kendala sebagai berikut: 1) guru masih mengalami kesulitan dalam memanfaatkan sumber belajar IPA kelas 3. 2) siswa kurang semangat terhadap sumber belajar buku yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3. 3) ketersediaan alat praktikum sangat terbatas sehingga praktikum pembelajaran IPA tidak dapat dilaksanakan secara optimal.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini denggan judul “Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Jarakan Sewon, Bantul Yogyakarta”. Shalawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan dalam kehidupan kita.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilum di UNY.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan PSD yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan Tugas Akhir Skripsi.

4. Ibu Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd, selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan nasehat serta pengarahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu dosen PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu.

6. Ibu dan saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan doa, motivasi, nasihat, serta dukungan.


(9)

ix

7. Bapak Suparman, S.Pd. Jas selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jarakan yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian serta membantu dalam melaksanakan penelitian.

8. Bapak/Ibu guru SD Negeri Jarakan yang telah bersedia memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

9. Bapak dan Ibu asrama UNY kampus 3 yang telah memberikan dorongan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

10.Sahabatku dan teman-teman PPGT PGSD 2011 atas dukungan, bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Abang Suhendri, A.Md Pi selaku kakak dari sahabatku yang telah memberikan motivasi dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Afwan Syahdi yang telah memberikan nasehat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

Penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga, semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan setara kepada pihak semua yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Yogyakarta, 25 Agustus 2015 Penulis,

Silfina Nugrah Wati NIM 11108249008


(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Fokus Masalah ……... 8

D.Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hakikat Sumber Belajar …………... 11

1. Pengertian Sumber Belajar ... 11

2. Fungsi dan Manfaat Sumber Belajar ... 12

3. Macam – Macam Sumber Belajar ... 15

4. Kriteria Pemilihan Media Sebagai Sumber Belajar ... 23

B.Hakikat Pembelajaran IPA ... 24

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran IPA ... 24


(11)

xi

3. Sumber Belajar Untuk Pembelajaran IPA di SD ... 28

C.Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 29

D.Pertanyaan Penelitian ………... 33

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 35

B.Subjek Penelitian ... 35

C.Setting Penelitian …………... 35

D.Teknik Penumpulan Data ... 35

E. Instrumen Penelitian ……... 37

F. Keabsahan Data ... 39

G.Teknik Analisis Data ... 41

1. Pengumpulan Data (Data Collection) ... 42

2. Reduksi Data (Data Reduction) ... 43

3. Penyajian Data (Data Display) ... 43

4. Verifikasi (conclusions Drawing/verifying) ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44

B.Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian ... 44

1. Subjek Penelitian ... 44

2. Objek Penelitian ... 45

C.Deskripsi Data ... 45

D.Pembahasan ... 56

E. Keterbatasan Penelitian ... 62

F. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 63

B.Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(12)

xii

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi Dengan Guru ... 38 Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Untuk Guru ... 38 Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Untuk Siswa ………. ... 39


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Analisis Data Kualitatif Menurut Miles dan Huberman ... 42


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Lembar Pedoman Observasi ... 69

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Guru ………. 77

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Siswa ... 80

Lampiran 4. Hasil Observasi Pemanfaatan Sumber Belajar Kelas 3 A ... 82

Lampiran 5. Hasil Observasi Pemanfaatan Sumber Belajar Kelas 3 B ... 90

Lampiran 6. Hasil Observasi Pemanfaatan Sumber Belajar Kelas 3 C ... 97

Lampiran 7. Observasi Pemanfaatan Sumber Belajar Kelas 3 D …………. 106

Lampiran 8. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Wawancara Guru ... 112

Lampiran 9. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil wawancara Siswa ... 124

Lampiran 10. Reduksi. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Observasi Tentang Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 ………. 131

Lampiran 11. Tabel Triangulasi Sumber (Guru) ... 163

Lampiran 12. Tabel Triangulasi Sumber (Siswa) ... 177

Lampiran 13. Kesimpulan dan Verifikasi Data Observasi, Wawancara dan Dokumentsi (Tabel Trianulasi Teknik) ... 182

Lampiran 14. Foto Hasil Penelitian ... 187

Lampiran 15. RPP Kelas 3 ... 190

Lampiran 21. Surat Keterangan Expert Judgement ... 204

Lampiran 22. Surat Ijin Penelitian ... 205

Lampiran 23. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 208


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar bagi pengembangan manusia dan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mewakili kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, masyarakat, bangsa, dan negara.

Definisi pendidikan menurut Driyarkara dalam Dwi Siswoyo (2011: 1) “pendidikan merupakan gejala semesta (fenomena universal) dan berlangsung sepanjang hayat manusia, dimanapun manusia berada, dimana ada kehidupan manusia, disitu pasti ada pendidikan”. Dewantara dan TIM MKDK menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya” (Made Pidarta, 2007: 10) .

Dalam pengertian luas, pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi


(16)

2

hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu (Redja Mudyahardjo, 2006: 1).

Berdasarkan defenisi pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses pengembangan potensi diri seseorang melalui proses belajar, yang berguna untuk bekal hidup kedepannya agar menjadi orang yang bermanfaat. Dengan pendidikan akan mengembangkan intelektualitas agar cepat dan tepat dalam mencerna segala yang ada dan dan menentukan pilihan yang baik. Pendidikan akan menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepannya untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan serta mampu beradaptasi secara cepat dalam berbagai lingkungan dengan akhlak yang mulia.

Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Menurut pasal 3 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tujuan pendidikan nasional yaitu “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Sedangkan menurut Moore, T.W “tujuan pendidikan adalah suatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan, yang diasumsikan sebagai nilai. Tanpa sadar tujuan, maka dalam praktek pendidikan tidak ada artinya”(Dwi Siswoyo, 2011: 26 ).


(17)

3

Berdasarkan paparan tentang tujuan pendidikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam rangka menciptakan SDM yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan, dapat dilakukan proses untuk menyempurnakan manusia baik dari sisi kecerdasan maupun untuk menanamkan nilai karakter yang baik dan menjadikan pribadi yang mandiri. Dengan demikian diharapkan proses pendidikan yang berlangsung mampu membentuk siswa menjadi pribadi yang baik.

Tukiran Taniredja, dkk (2013: 1) mengatakan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain peningkatan kompetensi guru, isi kurikulum,kualitas pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai serta penyediaan sarana dan pemanfaatan sumber belajar.

Proses pembelajaran merupakan upaya fasilitasi yang dilakukan pendidik bagi peserta didik agar mereka dapat belajar sendiri dengan mudah. Dalam proses pembelajaran manusia melakukan berbagai aktivitas melalui interaksi edukatif yang melibatkan lingkungan sekitarnya guna menghasilkan perubahan baik dalam pengetahuannya, maupun keterampilannya. Pembelajaran merupakan kata bentukan dari dasar belajar, yang berarti proses belajar. Sedangkan belajar itu sendiri merupakan kerja manusia yang paling besar karena melibatkan semua potensi internal (fisik, otak, dan


(18)

4

hati) dan eksternal manusia (lingkungan) agar benar-benar dapat menjadi manusia yang seutuhnya, baik sebagai makhluk yang harus beribadah kepada Allah SWT maupun sebagai khalifah di muka bumi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar merupakan suatu proses dimana peserta didik sedang melakukan perubahan sifat serta tingkah laku yang bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal tentunya didasari dengan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan merupakan unsur yang sangat penting dalam menumbuhkan mutu sumber daya manusia yang terampil, cakap dan handal. Oleh karena itu dalam rangka untuk menciptakan sumber daya manusia yang terampil, cakap dan handal maka sudah seharusnya pendidik berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang berlangsung.

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang meletakkan dasar-dasar pendidikan untuk jenjang selanjutnya. Di sekolah dasar siswa dibekali berbagai ilmu terkait dengan peningkatan pengetahuannya, yaitu salah satunya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang bertujuan :


(19)

5

1. untuk suatu bangsa, kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA.

2. Melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

3. IPA diajarkan melalui percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan (Usman Samatowa, 2011: 6).

Agar tujuan pembelajaran IPA di SD dapat dicapai secara optimal, maka seharusnya guru mampu mengelola pembelajaran IPA secara efektif dan menyenangkan. Salah satunya dengan pemanfaatan sumber belajar yang beragam. Pemanfaatan sumber belajar dan fasilitas belajar merupakan komponen yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Melalui pemanfaatan berbagai macam sumber belajar dapat merangsang keinginan untuk belajar dan mempermudah pemahaman serta penguasaan materi yang dipelajari dalam pembelajaran IPA.

Menurut Fathurrohman dan Wuri Wuryandani (2011: 55) ada dua macam sumber belajar, yaitu sumber belajar yang memang


(20)

6

dikembangkan dan disiapkan yang disebut dengan resources by design. Contohnya: buku pelajaran, modul, program, audio, program slide suara, transparansi (OHT). Sedangkan sumber belajar yang tidak direncanakan secara khusus untuk pengajaran, tetapi dapat digunakan untuk belajar yang disebut dengan resources by utilization. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan lain-lain. Sumber belajar itu sendiri meliputi:

1. Message (pesan), yaitu informasi yang disampaikan melalui

komponen lain berupa ide, fakta-fakta, pengertian, data, dan sebagainya.

2. Material, adalah bahan, media atau software yang biasanya menyimpan pesan yang ditampilkan dengan menggunakan alat (hardware) atau dapat menampilkan dirinya sendiri, misalnya transparansi OHP, slide.

3. Alat (device) atau sering disebut hardware, digunakan untuk menampilkan pesan yang terdapat pada bahan (materials); misalnya proyektor slide, proyektor filmstrip.

4. Teknik, adalah cara-cara yang bisa dilakukan dalam belajar mengajar atau penggunaan alat-alat, bahan, setting, dan orang yang menyampaikan pesan; misalnya pengajaran berprogram, simulasi, permainan.


(21)

7

5. Setting, adalah lingkungan tempat pesan diterima.

6. Manusia, yakni manusia yang bertindak sebagai pembawa/penyampai pesan; misalnya guru, siswa.

Pada kenyataannya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sumber belajar yang beraneka ragam belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal itu ditandai dengan laboratorium komputer yang sebenarnya bisa digunakan untuk mencari berbagai informasi terkait dengan materi pembelajaran IPA. Tentunya ini akan menjadi penghalang bagi guru dalam memanfaatkan sumber yang ada. Oleh karena itu tidak hanya cukup dengan sumber yang lengkap tetapi perlu didukung dengan keterampilan guru untuk memanfaatkannya. Guru diharapkan mampu menggunakan serta memanfaatkan sumber belajar dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan berhasil dengan baik terutama pada pembelajaran IPA.

Masalah tersebut terjadi juga di kelas 3 SD Negeri Jarakan, kendala guru dalam memanfaatkan sumber belajar mengundang peneliti untuk melakukan observasi dan wawancara dengan salah satu guru di SD Negeri Jarakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SD Negeri Jarakan pada tanggal 5 November 2014 bahwa dalam memanfaatkan sumber belajar dalam pembelajaran IPA belum maksimal. Guru mengakui masih mengalami kendala, sehingga masih belum maksimal dalam memanfaatkannya.


(22)

8

Pada hasil observasi dan wawancara tentang pemanfaatan sumber belajar IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan, guru hanya memanfaatkan buku siswa dan pegangan guru, serta memanfaatkan tanaman di lingkungan sekolah. Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara, ternyata sebagian guru belum bisa memanfaatkan laboratorium komputer sebagai sumber belajar IPA kelas 3 secara optimal.

Dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 SD Negeri Jarakan, Sewon,Bantul”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 SD Jarakan belum maksimal.

2. Kurangnya kemampuan guru dalam mengoperasikan fasilitas pembelajaran.

3. Koleksi buku pembelajaran diperpustakaan kurang memadai. 4. Sumber belajar dalam pembelajaran IPA terbatas.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti akan memfokuskan penelitian tentang identifikasi sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan.


(23)

9 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sumber belajar berikut:

1. Apa saja yang dimanfaatkan guru kelas 3 di SD Negeri Jarakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA ? 2. Bagaimana guru memanfaatkan sumber belajar dalam

pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan ?

3. Kendala apa saja yang dialami guru dalam memanfaatkan sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan berbagai sumber belajar yang dimanfaatkan guru kelas 3 dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Jarakan. 2. Mendeskripsikan tentang cara pemanfaatan sumber belajar

dalam pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan oleh guru.

3. Mendeskripsikan kendala yang dialami guru dalam memanfaatkan sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan.


(24)

10 F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan khasanah pengetahuan dalam hal pemanfaatan sumber belajar.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diperoleh antara lain sebagai berikut. a. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru maupun pihak sekolah agar lebih memperhatikan dan memanfaatkan sumber belajar pada bidang studi IPA. b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada baik yang terdapat di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.


(25)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Sumber Belajar

1. Pengertian Sumber Belajar

Pada hakikatnya, seluruh isi alam semesta merupakan sumber belajar yang digunakan sepanjang hidup manusia, jadi sumber belajar merupakan segala sesuatu yang mencakup konsep yang sangat luas. Pengertian sumber belajar Menurut Abdul Majid (2011: 170) “sumber belajar merupakan informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum”. Selaras dengan pendapat di atas, Association For educational Communications and Technology (AECT) dan Banks dalam Kokom Komalasari (2013: 108) “Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran”. Sumber belajar juga diartikan sebagai tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.

Menurut Suharjo (2006: 107) “segala sumber (data, manusia, dan benda) yang dapat digunakan oleh siswa baik secara sendiri maupun bersama-sama, biasanya di dalam suatu cara yang informal, untuk membantu belajar. sementara itu sumber belajar menurut Fathurrohman


(26)

12

dan Wuri Wuryandani (2011: 54) sumber belajar tidaklah harus berbentuk bahan cetak atau buku saja tetapi bisa pula dalam bentuk yang lain. Yang jelas bahwa sesuatu yang dapat dikatakan sebagai sumber belajar jika keberadaannya dapat dimanfaatkan baik oleh guru maupun siswa untuk mempermudah jalannya proses pembelajaran.

Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dijadikan sebagai sumber informasi yang disajikan berbagai bentuk yang tidak terbatas dan bertujuan untuk membantu manusia pada saat proses belajar serta mendukung proses dan pencapaian tujuan pembelajaran, serta dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

2. Fungsi dan Manfaat Sumber Belajar

Dalam suatu proses belajar mengajar media pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting, media pembelajaran merupakan sebagai sumber belajar yang dapat membantu pendidik sebagai alat bantu mengajar yang dapat mempengaruhi tujuan belajar yang di tata pendidik.

Menurut Kokok Komalasari (2013: 113) penyediaan sumber belajar cukup menunjang terhadap pelaksanaan pembelajaran, berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Merujuk pada perlunya guru menggunakan berbagai sumber belajar.


(27)

13

Menurut Depdikbud (1981) yang dikutip oleh Ari K. Gunawan (1987: 7) secara umum sumber belajar mempunyai fungsi dan manfaat sebagai berikut :

a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:

1) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu agar lebih baik.

2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan materi, sehingga guru bisa lebih banyak mengembangkan gairah.

b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang bersifat individual dengan cara:

1) Mengurangi cara belajar guru yang kaku dan masih gaya lama. 2) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berkembang

sesuai dengan kemampuannya.

c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

1) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis. 2) Pengembangan bahan pembelajaran yang dilandasi dengan

penelitian.

d. Agar lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan: 1) Meningkatkan kemampuan sumber belajar 2) Penyajian informasi dan bahannya lebih nyata


(28)

14

e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:

1) Mengurangi ketidakseimbangan antara pembelajaran yang bersifat verbal, abstrak dengan realitas yang sifatnya nyata. 2) Memberikan pengetahuan langsung.

f. Memungkinkan penyajian bahan pembelajaran yang lebih luas, dengan penyajian informasi yang mampu menembus batas geografis.

Menurut C. Asri Budiningsih (1991: 91) mengemukakan bahwa sumber belajar dapat membantu memecahkan masalah belajar dan memfasilitasi kegiatan instruksional serta memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan pengalam belajar yang kongkrit dan langsung pada materi pembelajaran.

2. Menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara lansung dan konkrit.

3. Menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas. 4. Memberi informasi yang akurat dan terbaru.

5. Membantu memecahkan masalah pendidikan/pengajaran baik dalam lingkup makro maupun mikro.

6. Meningkatkan motivasi belajar yang positif.

7. Merangsang untuk berfikir, menganalisis, bersikap dan berkembang lebih lanjut.

Berdasarkan fungsi dan manfaat kegunaan sumber belajar bahwa dengan memanfaatkan berbagai macam sumber belajar yang relevan dapat mendorong motivasi anak untuk belajar, oleh karena itu diharapkan pihak sekolah dapat memberikan pendidikan kepada siswa dengan berbagai setting belajar, seperti belajar kelompok, individu. Pihak sekolah hendaknya mengajarkan siswa tentang keterampilan dasar belajar dengan baik serta keterampilan intelektual seperti trampil mengunakan alat-alat


(29)

15

belajar atau media pendidikan yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu pihak sekolah hendaknya membiasakan siswa mengoperasikan serta memanfaatkan sumber belajar (media pendidikan) baik yang berada di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga siswa mampu memanfaatkan berbagai macam sumber belajar yang akan dijumpainya dalam kehidupan kedepannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber belajar memiliki banyak manfaat dan kegunaannya yang dapat memudahkan serta membantu guru dalam proses pembelajaran, manfaat yang diperoleh dapat dirasakan oleh guru dan peserta didik.

3. Macam-macam Sumber Belajar

Agar kita dapat memanfaatkan berbagai macam sumber belajar dengan maksimal yang tersedia di sekitar kita, oleh karena itu hal yang harus kita lakukan adalah kita harus mengenali berbagai macam sumber belajar. Adapun yang dimaksud dengan macam-macam sumber belajar dapat dijelaskan secara rincinya sumber belajar berikut.

Menurut AECT dan Banks dalam Arief S. Sadiman (1989: 141) sumber belajar dibedakan menjadi

1) Pesan: ajaran/informasi yang disampaikan komponen lain berupa ide, fakta, ajaran, nilai dan data.

2) Orang: manusia yang berperan sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji pesan.


(30)

16

3) Bahan: perangkat lunak yang mengandung pesan yang disajikan dengan menggunakan alat tertentu.

4) Alat: perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalamnya.

5) Teknik: prosedur/langkah-langkah yang disiapkan untuk menggunakan alat, bahan, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan.

6) Lingkungan: ruangan/tempat yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar dan dapat memberikan pesan.

Menurut Jarolimek dalam Kokom Komalasari (2013: 122). sumber belajar dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu: (1) reading material and resources (materi dan sumber bacaan) dan (2) non reading materials and resources (materi dan sumber bukan bacaan).

a. Materi Bahan Bacaan (Reading Materials) 1) Buku Teks

Buku adalah sumber belajar serta media yang berisi teks dan berbagai informasi yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran. Buku adalah sebagai jendela kehidupan yang dapat memberikan informasi yang belum kita ketahui menjadi diketahui. 2) Lembar Kerja siswa (LKS)

Lembar kerja siswa adalah bentuk buku latihan atau pekerjaan rumah yang berisikan soal-soal yang sesuai dengan materi pembelajaran. LKS dapat dijadikan sebagai alat evaluasi sekaligus sumber pembelajaran karena dalam LKS disajikan


(31)

rangkuman-17

rangkuman materi. LKS dalam pembelajaran IPA biasanya sering digunakan, contohnya mempraktekkan tentang perambatan panas,cahaya.

3) Ensiklopedia

Kegunaan ensiklopedia adalah memberikan kemudahan bagi siswa atau guru untuk mendapatkan informasi mengenai materi atau fakta dari berbagai topik yang diperlukan dalam persiapan mengajar. 4) Buku Referensi Lain

Buku referensi merupakan buku yang dapat memberikan keterangan atau topik, peristiwa, serta berbagai data.

5) Internet

Media internet merupakan sebagai sumber belajar melalui media eletronik. Internet dapat dijadikan sebagai sumber belajar ketika ada kesulitan dalam mendapatkan bahan ajar. Internet merupakan tempat dimana kita dapat mempermudah segala kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan konsep teknologi, kelebihan dari internet itu sendiri yaitu dapat mempermudah segala hal terutama dalam mencari berbagai info yang diinginkan.

6) Majalah

Majalah dapat memberikan pengetahuan sekaligus sumber belajar bagi siswa. Dengan adanya majalah, siswa diharapkan memiliki


(32)

18

kebiasaan membaca dan mempelajari hal-hal yang bersifat umum sesuai dengan kemampuan mereka.

7) Kliping

Kliping merupakan guntingan artikel atau berita yang dimuat dimajalah dan Koran yang memiliki topik atau informasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b) Materi Bukan Bacaan (Non Reading Materials)

Materi bukan bacaan adalah bahan-bahan (materi) yang bukan mempunyai pengertian yang luas mengacu kepada materi yang sebagian tergantung pada penglihatan (visual) dan pendengaran (audio) untuk menjelaskan arti dari penafsiran atau kata-kata yang tercetak seperti pada buku-buku. Berikut beberapa materi bukan bacaan yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

1) Gambar-gambar, Foto, Ilustrasi

Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang umum di gunakan. Kelebihan media ini bersifat konkret, gambar juga dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Fungsi materi atau media ini untuk mendapatkan gambaran yang nyata, menjelaskan ide dan menunjukkan objek benda yang sesungguhnya, dengan gambar akan memberikan makna pembelajaran lebih hidup, tepat dibanding dengan kata-kata. Hal ini akan lebih menarik dan merangsang kemampuan berpikirnya. Dalam pembelajaran IPA gambar sering digunakan agar peserta didik dapat melihat secara


(33)

19

kongkrit tentang materi yang di ajarkan oleh guru, gambar tersebut misalnya gambar tentang jenis-jenis daun.

2) Film

Media film akan membantu proses pembelajaran yang memiliki daya tarik dan menyenangkan bagi siswa. Film dapat menampilkan waktu berabad-abad yang lalu atau peristiwa masa lalu dan saat ini siswa dapat melihatnya secara langsung dan menambahkan pengetahuan serta pengalaman belajarnya. Film dapat menarik perhatian anak, film juga dapat merangsan dan memotivasi kegiatan anak didik. Meskipun demikian film juga memiliki kelemahan-kelemahan.

3) Filmstrips

Filmstrips merupakan rangkaian film statis (tidak bergerak). Filmstrips umumnya sudah dalam teratur, misalnya menggambarkan sejarah, perkembangan suatu permukiman. Isi filmstrips dapat didiskusikan secara bertahap dan dapat dipertunjukkan secara per strip.

4) Rekaman (recording)

Rekaman atau materi audio ini dapat menampilkan sumber pembelajaran seperti pidato-pidato asli pemimpin Negara atau tokoh masyarakat. Contoh pidato yang dapat digunakan adalah pidato proklamasi Ir. Soekarno, jenis-jenis suara hewan. Rekaman


(34)

20

dapat merangsang pikiran dan memusatkan perhatian anak serta dapat didengarkan berulang-ulang.

5) Grafik

Grafik adalah representasi dari gejala dalam kehidupan di masyrakat. Bentuk dari grafik yaitu grafik garis, grafik batang dan histogram. Grafik berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, serta dapat menerangkan perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara jelas. Menurut Arief S. Sadiman (2014: 40) ada beberapa manfaat/kelebihan media grafik.

a) Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.

b) Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah maupun pertumbuhan dan arah.

c) Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas, dan logis, semakin ruwet data yang akan disajikan semakin baik grafik menampilkannya dalam bentuk statistik yang cepat dan sederhana.

6) Kartun

Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan atau sikap terhadap sesuatu, biasanya anak-anak usia sekolah dasar sangat senang dengan kartun. Kartun hanya memuat pesan yang harus disampaikan dan dituangkan dalam gambar sederhana dan tidak rinci.


(35)

21 7) Poster

Poster umumnya bersifat simbolik, dirancang untuk memberi pesan dengan ringkas. Media ini digunakan untuk memulai, mengembangkan dan menyimpulkan suatu bahasan tertentu.

8) Papan Buletin

Papan buletin adalah alat yang sesuai untuk memamerkan gagasan-gagasan tertentu sesuai dengan topik materi.

Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti adapun tujuan penggunaan papan buletin yaitu

a) Untuk memberi rangsangan pada kondisi kelas hingga menarik.

b) Menciptakan kesiapan terutama untuk unit kerja yang baru.

c) Memberikan jalan keluar bagi siswa berbakat. d) Membangkitkan semangat dan moral kelas, dan

e) Mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab diantara sesama siswa

9) Karyawisata (field trip)

Karyawisata merupakan sebagai alat dan sumber belajar dapat dilakukan dengan mengunjungi kantor pemerintahan, mengunjugi kebun binatang atau taman. Oleh karena itu siswa dapat melihat langsung jenis-jenis hewan dan jenis-jenis bunga.


(36)

22 10) Museum

Museum adalah tempat penyimpanan barang-barang yang memiliki nilai sejarah yang diabadikan dalam tempat tertentu untuk dapat dilihat oleh masyarakat yang akan datang. Museum memiliki arti penting sebagai sumber belajar karena dalam museum memiliki nilai informasi yang sangat tinggi. Biasanya dalam pembelajaran IPA museum dapat dimanfaatkan untuk meilihat-lihat contoh patung, misalnya patung hewan langka. 11) Lingkungan Alam

Lingkungan alam atau lingkungan fisik yang mencangkup aspek alamiah seperti air, tanah, udara, matahari, flora, fauna dan sebagainya. Pemanfaatan lingkungan fisik (alam) sebagai sumber belajar dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi siswa, serta mencari hubungan fakta-fakta yang ada di lingkungan fisiknya, melalui lingkungan alam siswa dapat diajarkan cara-cara melestarikan dan menjaga linkungannya. Oleh karena itu siswa tidak hanya mendapatkan pembelajaran di buku saja melainkan mereka dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannnya. 12) Sumber Masyarakat (community Resources)

Manusia sebagai individu, masyarakat, dan warga Negara beserta lingkungan kehidupannya merupakan sumber belajar yang baik. Selain itu masyarakat juga berfungsi sebagai upaya sosialisasi


(37)

23

dini siswa pada masyarakat sekaligus sebagai laboratorium pendidikan. Sumber belajar ini dapat dimanfaatkan ketika materi ajar membutuhkan tokoh-tokoh tertentu untuk mrnjelaskan materi yang akan di bahas.

4. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar yang berlaku, media pembelajaran dan sumber belajar mempunyai kesamaan di sisi lain juga memiliki perbedaan. Adapun penyebab orang memilih media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah untuk memenuhi kebutuhan serta tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Memilih sumber belajar harus mempertimbangkan agar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dick dan Carey dalam Kokom Komalasari (2013: 126) menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sumber belajar, yaitu: (a) ketersediaan sumber; menarik, terampil (b) ketersediaan dana; (c) keluwesan, kepraktisan dan daya tahan (umur) sumber belajar; serta (d) efektivitas sumber belajar untuk waktu yang panjang.

Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (1997: 84:86) menyebutkan bahwa memilih sumber belajar didasarkan atas kriteria umum dan kriteria berdasarkan atas tujuan, secara rinci kriteria pemilihan sumber belajar tersebut adalah:

a. Kriteria umum, merupakan dasar memilih berbagai sumber belajar, mencakup ekonomis, praktis dan sederhana, mudah


(38)

24

diperoleh, bersifat fleksibel, komponen-komponen sesuai dengan tujuan pengajaran.

b. Kriteria berdasarkan tujuan, antara lain mencakup sumber belajar untuk memotivasi, tujuan pengajaran, penelitian, memecahkan masalah dan presentasi.

Berdasarkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sumber belajar di atas, maka guru ataupun pihak sekolah hendaknya memperhatikan dalam kriteria pemilihan media sebagai sumber belajar. Sebab sumber belajar bukan hanya sebagai pajangan saja dan alat bantu belajar sementara tetapi sumber belajar akan digunakan dalam waktu yang panjang dan dan dimanfaatkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

B. Hakikat Pembelajaran IPA

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran IPA

Belajar dan pembelajaran merupakan suatu unsur yang saling berkaitan, di dalamnya terdapat kegiatan belajar dan mengajar belajar berarti siswa dan mengajar berarti guru, berdasarkan pemikiran tertentu. Menurut Sugihartono, dkk (2007: 74) “belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya”. Sedangkan “pembelajaran IPA itu sendiri merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan kita merupakan bagian dari pembelajaran IPA” (Usman


(39)

25

Samatowa, 2011: 8 ). Pembelajaran IPA sangat diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat dan pengetahuan dari pengalaman langsung.

Menurut Hendro Darmojo dalam Usman Samatowa (2006: 2) menyatakan bahwa “pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya”. Sedangkan menurut Powler “IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur)” (Usman Samatowa,2011: 3). Artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten, sedangkan menurut Cross “ belajar sains ukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan kehidupannya yang akan datang” (Usman Samatowa, 2011: 8).


(40)

26

Dari beberapa defenisi di atas, bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang mengkaji tentang isi alam semesta yang dapat memberikan pengetahuan langsung melalui lingkungan sekitar. IPA merupakan bagian dari kehidupan kita yang dapat menggali berbagai informasi rahasia alam serta dapat meningkatkan pengetahuan baru.

2. IPA untuk Sekolah Dasar

IPA merupakan salah satu tindakan edukatif yang dilakukan guru di kelas. Tindakan dapat dikatakan edukatif jika beroreantasi pada pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Dalam pembelajaran IPA, siswa diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan proses IPA yang perlu dirubah agar sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan yang mencakup tahap mengamati, mencoba, mengukur, dan menarik kesimpulan oleh karena itu guru harus benar-benar berhasil menciptakan pembelajaran yang edukatif.

Untuk menciptakan keberhasilan suatu pembelajaran, maka sangat dibutuhkan interaksi yang baik antara guru dan siswa, misalnya guru harus mengelola kelas dengan baik. Dalam pembelajaran IPA yang menjadi acuan untuk mendukung terciptanya pembelajaran yang edukatif sehingga dibutuhkan interaksi siswa dengan objek atau alam secara langsung. Oleh sebab itu guru dituntut menjadi fasilitator yang menciptakan kondisi dan


(41)

27

menyediakan sumber belajar supaya siswa dapat mengamati serta memahami objek secara langsung. Dengan demikian siswa dapat menemukan konsep dan membangunnya dalam struktur kognitifnya. Sekolah dasar merupakan awal dari proses kegiatan wajib belajar dan proses belajarnya pun paling lama, oleh sebab itu untuk pencapaian hasil belajar yang optimal maka guru harus memperhatikan karakteristik siswa sekolah dasar. Pada dasarnya setiap guru harus bisa memahami alasan suatu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolahnya begitu juga dengan guru IPA, guru IPA harus benar-benar mengetahui tentang kegunaan-kegunaan yang dapat diperoleh dari pembelajaran IPA.

Pada saat ini guru IPA telah memperkenalkan penggunaan pendekatan daur belajar untuk mengajarkan IPA, daur belajar mengikuti pola tertentu sebagai model dalam konsep pembelajaran. Adapun daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut: a. Eksplorasi, yaitu anak mengalami (mengindera) obyek secara langung.

Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang adakalanya bertentangan dengan konsep yang telah dimilikinya.

b. Generalisasi, yaitu menarik kesimpulan dari beberapa informasi (pengalaman) yang tampaknya bertentangan dengan yang telah dimiliki anak.

c. Deduksi, yaitu mengaplikasikan konsep yang baru (generalisasi) itu pada situasi dan kondisi baru, (Usman Samatowa, 2006: 13).


(42)

28

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan daur belajar dapat meningkatkan perkembangan yang baik dengan cara pengalaman langsung. Oleh karena itu proses berpikir anak SD akan berkembang dengan melalui tahap-tahap daur belajar yang dapat mendorong perkembangan berpikirnya sehingga anak mampu menganalisis objek IPA dari pemahaman umum hingga pemahaman khusus.

3. Sumber Belajar Untuk Pembelajaran IPA di SD

Penyediaan sumber belajar IPA bertitik tolak dari asumsi yang menyatakan bahwa: laksana sidik jari, setiap anak itu berbeda satu sama lain. Oleh karena itu setiap hasil belajar anak akan mencapai optimal jika anak diberi kesempatan belajar sesuai dengan minat dan kecepatan mereka masing-masing, dan kebebasan untuk melakukan sendiri terhadap kegiatan belajar, baik secara individu mupun secara berkelompok serta memberikan kesempatan untuk mempertangung jawabkan sendiri proses dan hasil pekerjaannya. Semua kesempatan tersebut dapat terwujud melalui suatu sarana atau sumber belajar.

Sumber belajar IPA adalah sarana belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran IPA dan dapat digunakan oleh peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Menurut Zainuddin sumber belajar dapat berupa manusia dan non manusia. Sumber belajar yang berupa manusia, misalnya orang tua, tenaga ahli, teknisi atau seniman. Sedangkan sumber belajar non manusia, yaitu laboratorium,


(43)

29

bengkel, atau sanggar, perpustakaan, kebun sekolah, museum, kebun binatang, cagar alam, daerah pertanian dan perkebunan serta semua unsur-unsur yang terkandung di dalamnya sebagai satu kesatuannya (Hendro Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis, 1993: 96). Association For educational Communications and Technology (AECT) dan Banks dalam Kokom Komalasari (2013: 108) menyatakan bahwa POBATEL (pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan) merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan. Sumber belajar POBATEL merupakan suatu sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar POBATEL (pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan) merupakan bagian dari sumber belajar IPA yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran IPA.

C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Usia siswa di sekolah dasar berkisar 6-12 tahun. Pada masa ini anak sudah matang untuk belajar dan pada masa ini disebut masa sekolah, sebab pada masa ini anak telah menyelesaikan tahap pra sekolahnya yaitu taman kanak-kanak. Pada saat ini kenyataannya telah timbul gerakan dalam pendidikan di sekolah dasar yang menginginkan disatukannya pendidikan pra-sekolah dengan pendidikan sekolah dasar. hal ini menunjukkan bahwa sejak usia dini anak telah mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya akan tetapi strateginya berbeda dengan anak usia


(44)

30

kelas 4,5 dan 6 sekolah dasar. Pada masa usia itu anak dapat berpikir, berbahasa, dan mengingat sepenuhnya yang bersifat abstrak serta memahami konsep abstrak tersebut.

Pada masa anak usia sekolah dasar yang berusia sekitar 6,0 – 12,0 merupakan masa tahap perkembangan penting dan fundamental terhadap keberhasilan perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu guru senantiasa dituntut untuk memahami karakteristik anak. Sebagai mana dikemukakan Bassett, Jacka, dan Logan dalam (Mulyani Sumantri & Johar Permana, 2001: 10-11) berikut:

1) Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri;

2) Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/riang; 3) Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal,

mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba suatu usaha-usaha baru;

4) Mereka biasanya bergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan;

5) Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi;

6) Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya

Pada masa sekolah dasar aspek intelektualitas sudah mulai ditekankan. Pada masa ini disebut masa keserasian bersekolah, pada masa keserasian sekolah anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Pada fase usia anak 6-8 pada tingkatan kelas 1-3 di sekolah dasar di sebut fase masa kelas rendah, sedangkan fase usia 9-12 pada tingkatan kelas 4-6 disebut fase masa kelas tinggi. Pada masing-masing fase memiliki karakteristik masing-masing-masing-masing. Menurut Usman


(45)

31

Samatowa (2006: 7) Adapun karakteristik siswa pada masa kelas rendah yaitu sebagai berikut.

a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah;

b. Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional;

c. senang memuji diri sendiri;

d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasakan menguntungkan untuk meremehkan anak lain; e. Jika tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu

dianggapnya tidak penting.

f. Pada fase ini (terutama pada umur 6,0 – 8,0) anak menghendaki nilai (angka rapor) baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai atau tidak;

g. Kemampuan mengingat dan berbahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan.

h. Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami dari pada yang abstrak;

i. Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia dini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap serius. Dan fase ini anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain dengan belajar.


(46)

32

Karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar dapat juga dilihat pada tahap perkembangan kognitif. Dalam pengajaran di sekolah dasar ada banyak hal yang dapat membantu perkembangan kognitif para siswa misalnya, keterampilan dan aktivitas membentuk, menghitung serta aktivitas lainnya. Selain perkembangan kognitif adapula perkembangan bahasa. Pada masa usia 6-9 tahun biasanya anak lebih suka membaca dan mendengarkan dongeng fantasi. Sebagaimana telah dipaparkan di atas maka pada masa anak sekolah dasar disebut masa anak sekolah, tetapi tidak menutup kemungkinan pada masa awal masuk atau pada tahap kelas rendah sifat kanak-kanaknya masih sangat jelas terlihat. Oleh karena itu pada masa usia kelas rendah siswanya belum mandiri, belum ada rasa tangung jawab pribadi, serta belum menunjukkan sikap kritis masih berpikir yang fiktif.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dimunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Sumber belajar apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan?

2. Bagaimana guru memanfaatkan sumber belajar dalam pembelajaran IPA?

3. Apa sajakah yang menjadi kendala guru dalam memanfaatkan sumber belajar IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan?


(47)

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar dan ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada8, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Sementara itu penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2013: 6) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sementara itu Djam’an Satori, dan Aan Komariah (2011: 22) mendefenisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada qualiti atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena data yang disajikan berupa kata-kata. Penelitian ini memaparkan tentang pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan. Hasil penelitian ini bukan berupa data angka melainkan deskripsi tentang pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 SDN Jarakan.


(48)

34 B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas 3 dan siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Jarakan. Penentuan subjek penelitian ini menggunakan model purposive. Dalam hal ini peneliti menentukan subjek penelitian dengan tujuan, yaitu untuk memperluas pemahaman tentang pemanfaatan sumber belajar.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Jarakan yang terletak di Jln Bantul Kilometer 5 Kweni Panggung Harjo, kecamatan Sewon Bantul. Setting penelitian ini dalam suasana pembelajaran di dalam dan di luar kelas. Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai April 2015. Sumber belajar yang akan diteliti adalah sumber belajar dalam pembelajaran IPA.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini melalui tahap-tahap sebagai berikut.

1. Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi bisa dilaksanakan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif Sugiyono (2012: 203). Observasi dapat dilakukan secara observasi partisipatif dan non partisipatif. Dalam observasi partisipatif, peneliti ikut serta atau terlibat langsung dalam


(49)

35

aktivitas orang-orang yang diamati. Sedangkan observasi nonpartisipatif, peneliti tidak ikut serta atau tidak terlibat tetapi hanya sebagai pengamat.

Penelitian ini mengunakan observasi nonpartisipatif, karena dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat langsung dalam aktifitas orang yang diamati melainkan peneliti sebagai pengamat pada kegiatan pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Peneliti menggunakan lembar observasi sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan. Teknik observasi ini digunakan untuk mengambil data tentang pemanfaatan sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA pada saat di dalam kelas.

2. Wawancara

Menurut Djam’an Satori & Aan Komariah (2011: 130) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau hanya tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasikan informasi secara holistik dan jelas dari informan.

Teknik wawancara merupakan teknik utama untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, karena informasi yang didapat lebih mendalam. Peneliti memiliki banyak kesempatan dalam mengembangkan berbagai informasi yang diperoleh dan dengan teknik wawancara peneliti juga memiliki kesempatan untuk mendeskripsikan


(50)

36

tentang apa saja, bagaimana dan kendala yang dialami guru dalam pemanfaatan sumber belajar. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengambil data tentang pemanfaatan sumber belajar yang digunakan oleh guru serta sumber belajar yang ada di sekolah. Agar dalam pelaksanaan wawancara lebih terarah, peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada informan dengan cara membuat pedoman wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumen menurut Sugiyono (2005: 82) merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan, serta karya monumental seseorang. Melalui analisis dokumen peneliti mendapatkan informasi bukan hanya dari narasumber, melainkan mereka juga mendapatkan informasi dari berbagai macam sumber tertulis atau berasal dari dokumen yang berbentuk peninggalan-peninggalan karya seseorang. Dalam penelitian ini, adapun dukumentasi yang dapat dijadikan sebagai data berupa data-data sumber belajar yang ada di SD Negeri Jarakan yaitu data-data-data-data sumber belajar serta RPP yang dibuat oleh guru.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat untuk mengambil data di lapangan. Instumen penelitian disusun sesuai dengan teknik pengambilan data yang ditulis oleh peneliti. Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:


(51)

37 1. Pedoman Observasi.

Pedoman observasi biasanya disusun sebelum kegiatan observasi terlaksana agar sesuai dengan konteks penelitian. Untuk menyusun pedoman observasi, terlebih dahulu disusun kisi-kisi pedoman observasi sebagai berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi pedoman observasi dengan guru

No Indikator Jumlah Item Item 1

2

3

Jenis-jenis sumber belajar Pemanfaatan sumber belajar dan kendalanya Perencanaan Pembelajaran a. 2 b. 6 c. 5 1,2 3,4,5,6,7,8 9,10, 11,12,13

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun sebelum melaksanakan kegiatan wawancara agar sesuai dengan konteks penelitian. Untuk menyusun pedoman wawancara, terlebih dahulu disusun kisi-kisi pedoman wawancara sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-kisi pedoman wawancara untuk guru.

No Indikator Item Pertanyaan

1 2

3

Jenis-jenis sumber belajar Pemanfaatan sumber belajar dan kendalanya Perencanaan pembelajaran 4 10 3 1,12 2,3,5,6,7,8,9,11,15 10,13,14


(52)

38

Tabel 3. Kisi-kisi pedoman wawancara untuk Siswa

No Indikator Item Pertanyaan

1 2 3. Jenis-jenis sumber belajar Pemanfaatan sumber belajar dan kendalanya Perencanaan sumber belajar 1 3 2 1,

2, 3, 4,

5,6.

3. Pedoman analisis dokumen

Untuk menganalisis dokumen hasil penelitian maka pedoman dokumentasi diperlukan untuk memperkuat data penelitian. Dalam penelitian ini adapun dokumen yang diperlukan antara lain RPP,LKS dan foto.

F. Keabsahan Data

Uji keabsahan data menurut (Djam’an Satori & Aan Komariah (2011: 164) Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Sugiyono (2012: 368) memberikan pendapat bahwa uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif serta membercheck.


(53)

39

Dalam penelitian ini, uji keabsahan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan uji kredibilitas melalui triangulasi. Menurut Sugiyono (2005: 83) dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Oleh karena itu dibutuhkan triangulasi sumber dan triangulasi teknik guna untuk mengecek data.

Triangulasi sumber adalah dimana data yang telah dianalisis oleh peneliti menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (membercheck) dengan sumber data yang telah digunakan. Sedangkan triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data (Djam’an Satori & Aan Komariah,2011: 170-171).

Peneliti melakukan triangulasi teknik dengan membandingkan data hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi, sedangkan triangulasi sumber peneliti melakukan wawancara dengan guru, dan siswa. Setelah itu akan dilihat keterkaitannya agar dapat dipercaya kebenarannya datanya.

Di samping itu peneliti juga menggunakan teknik cross check untuk memeriksa keabsahan data yang tidak memungkinkan untuk di triangulasi. cross check data dilakukan dengan cara membandingkan 2 data dari teknik yang berbeda.


(54)

40 G. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2005: 89) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Nasution dalam Sugiyono (2012: 336) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono 2005: 91 – 99), terdapat beberapa aktifitas dalam analisis data kualitatif. Aktivitas dalam analisis data tersebut adalah sebagai berikut.


(55)

41

Gambar 1. Analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman 1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data menurut Sugiyono (2005: 63) dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan tenik pengumpulan data lebih banyak dengan observasi, wawancara mendalam serta dokumentasi. Adapun pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan dengan teknik observasi non partisipan, wawancara mendalam serta analisis dokumen. Peneliti melakukan observasi pada saat kegiatan pembelajaran di kelas untuk mendapatkan berbagai informasi tentang pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara terkait sumber belajar untuk mengetahui pemanfaatannya. Serta peneliti juga melakukan analisis dokumen untuk mendukung informasi yang didapatkan.

Conclusions: drawing/verifying Data

collecction

Data reduction


(56)

42 2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi Data menurut Sugiyono (2012: 338) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas serta dapat mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Dalam penelitian ini, sesudah peneliti mendapatkan banyak data dari kegiatan wawancara, observasi serta analisis dokumen, setalah itu peneliti memisahkan data yang tidak relevan dan memilih data yang fokus terhadap yang diteliti.

3. Penyajian Data (Data Display)

penyajian data menurut Sugiyono (2005: 95) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam penyajian data, peneliti melakukan display data dengan menjabarkan data yang sudah dipilih.

4. Verifikasi (Conclusions Drawing/verifying)

Pada tahap ini, peneliti melakukan verifikasi atau menyimpulkan dengan cara mengkaitkan data yang satu dengan data yang lain.


(57)

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jarakan yang terletak di Jalan Bantul kilometer 5 Kweni, Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Lokasinya SD Negeri Jarakan sangat strategis karena berdekatan jalan raya, serta berdekatan dengan rumah warga. SD Negeri Jarakan memiliki 2 bangunan yang terdapat di sebelah utara dan selatan kedua bangunan tersebut dibatasi dengan jalan kecil. Dilihat dari hasil observasi meskipun letak sekolah ini sangat berdekatan dengan jalan raya, SD Negeri Jarakan memiliki lingkungan yg luas dan cukup mendukung untuk proses pembelajaran.

SD Negeri Jarakan memiliki sarana dan prasarana yang memadai, yaitu memiliki 24 ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas VI, masing-masing kelas memiliki 4 ruang dikarenakan jumlah siswanya yang sangat banyak. SD Negeri Jarakan juga memiliki 2 ruang khusus latihan gamelan masing-masing ruangan tersebut terdapat di 2 bangunan yaitu di bangunan utara dan selatan, serta sarana dan prasarana lainnya terdapat ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tamu, laboratorium, gudang penyimpanan, mushola, perpustakaan, kantin sekolah serta kamar mandi guru dan siswa. B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas 3 SD Negeri Jarakan Sewon Bantul Yogyakarta. Subjek penelitian ini sebanyak


(58)

44

12 orang yang terdiri 4 orang guru kelas dan 8 orang siswa yaitu Sr selaku guru kelas 3 A, Tt selaku guru kelas 3 B, Sm selaku guru kelas 3 C dan Ww selaku guru kelas 3 D. Adapun siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini yaitu Ydk, Dh selaku siswa kelas 3 A, Ma, Da selaku kelas 3 B, Anp, Nk selaku kelas 3 C dan Nf, Mn selaku siswa kelas 3 D. Guru dan siswa ini dijadikan sebagai subyek untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan.

2. Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan Sewon Bantul Yogyakarta.

C. Deskripsi Data

1. Sumber Belajar Yang Dimanfaatkan Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 di SD Negeri Jarakan

Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penggunaan sumber belajar akan membantu tersampainya materi belajar kepada siswa. Tentunya sumber belajar yang digunakan guru harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa.

a. Buku IPA Kelas 3

Buku merupakan sebagai sumber yang sering dijadikan acuan bahan ajar dalam pembelajaran. Dalam pemanfaatan buku sebagai


(59)

45

sumber belajar buku mampu memberikan masukan maupun penjelasan yang baik dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi terhadap sumber belajar yang dimanfaatkan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan, ditemukan data guru menggunakan sumber belajar dalam pembelajaran IPA. Sumber belajar yang digunakan adalah buku IPA kelas 3 terbitan Erlangga.

Penggunaan buku IPA sebagai sumber belajar tersebut diungkapkan juga oleh guru. Dalam hasil wawancara dengan guru kelas 3 diperoleh data, bahwa guru menggunakan sumber belajar dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan menggunakan buku IPA kelas 3 terbitan Erlangga. Data wawancara dengan guru tersebut didukung dengan data hasil wawancara dengan siswa ditemukan bahwa guru dalam mengajar setiap materi IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan menggunakan sumber belajar buku IPA kelas 3.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis dokumen terhadap RPP yang dibuat guru. Berdasarkan hasil analisis dokumen ditemukan bahwa buku IPA kelas 3 terbitan Erlangga dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan.

Berdasarkan data wawancara,observasi dan analisis dokumen maka dapat disimpulkan bahwa buku IPA kelas 3 dimanfaatkan guru


(60)

46

sebagai sumber belajar dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan.

b. LKS

LKS merupakan sumber pembelajaran yang tepat bagi siswa. Pemanfaatan LKS dapat membantu siswa untuk menambah informasi terhadap materi yang dipelajari, oleh karena itu LKS merupakan sumber belajar yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, sumber belajar LKS juga dapat memicu serta mengarahkan siswa untuk belajar.

Berdasarkan hasil observasi terhadap sumber belajar yang dimanfaatkan guru dalam pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan, ditemukan data-data bahwa yang digunakan adalah LKS (lembar kerja siswa). Lembar kerja siswa yang digunakan adalah berupa rangkuman-rangkuman materi dan alat evaluasi yang berisi soal-soal materi IPA kelas 3.

Hasil observasi tersebut didukung dengan data hasil wawancara dengan 4 orang guru kelas 3 yang mengatakan, bahwa sumber belajar yang digunakan guru dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan menggunakan LKS (lembar kerja siswa). Lembar kerja siswa yang digunakan adalah berupa soal-soal IPA kelas 3.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis dokumen terhadap RPP yang dibuat guru. Berdasarkan hasil analisis dokumen ditemukan


(61)

47

bahwa LKS (lembar kerja siswa) dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan.

Berdasarkan observasi, wawancara guru kelas 3 dan analisis dokumentasi maka dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan LKS (lembar kerja siswa) sebagai sumber belajar dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan.

c. Lingkungan Sekitar Sekolah

Lingkungan adalah sebagai sumber belajar yang nyata dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA dapat memberikan contoh langsung yang bersangkutan dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu lingkungan merupakan sumber belajar yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan, ditemukan data-data bahwa yang digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah. Lingkungan sekolah tersebut berupa lingkungan Alam. Lingkungan alam yang dimanfaatkan antara lain bentuk permukaan laut, jenis daun dan jenis tumbuh-tumbahan

Hasil observasi tersebut didukung dengan data hasil wawancara dengan 4 orang guru kelas 3 yang mengatakan, bahwa guru menggunakan sumber belajar lingkungan alam, yang berupa bentuk permukaan bumi, jenis daun serta jenis tumbuh-tumbuhan.


(62)

48

Sumber belajar lingkungan sekolah itu digunakan guru dengan cara penjelasan melalui keterangan dan pengamatan langsung.

Data wawancara dengan guru tersebut didukung dengan data hasil wawancara dengan siswa ditemukan bahwa guru dalam mengajar setiap materi IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan menggunakan sumber belajar lingkungan sekolah dan lingkungan sehari-hari yang disampaikan dalam bentuk penjelasan maupun pengamatan langsung.

Berdasarkan data wawancara guru dan siswa, serta observasi dalam pembelajaran IPA di kelas 3 di SD Negeri Jarakan maka dapat disimpulkan bahwa guru memanfaatkan sumber belajar lingkungan alam dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3. Sumber belajar tersebut dimanfaatkan untuk menjelaskan tentang materi bentuk permukaan bumi, jenis daun dan jenis tumbuh-tumbuhan.

2. Cara Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 di SDN Jarakan

a. Buku IPA Kelas 3

Berdasarkan hasil observasi terhadap cara pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan, ditemukan data bahwa guru memanfaatkan sumber belajar buku IPA kelas 3 dengan cara meminta anak membuka halaman yang sesuai dengan materi yang diajarkan, dan meminta anak membacakan serta anak diminta mengamati gambar yang ada di buku.


(63)

49

Hasil observasi tersebut didukung dengan data hasil wawancara dengan 4 orang guru kelas 3 yang mengatakan, bahwa guru memanfaatkan sumber belajar buku IPA kelas 3 dalam setiap materi pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan dengan cara meminta anak membuka halaman yang sesuai dengan materi yang diajarkan, dan meminta anak membacakan serta anak diminta mengamati gambar yang ada di buku.

Data wawancara dengan guru tersebut didukung dengan data hasil wawancara dengan siswa ditemukan bahwa guru dalam mengajar setiap materi IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan memanfaatkan sumber belajar buku IPA kelas 3 dengan cara meminta anak membuka halaman yang sesuai dengan materi yang diajarkan, dan meminta anak membacakan serta anak diminta mengamati gambar yang ada di buku.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis dokumen terhadap RPP yang dibuat guru. Berdasarkan hasil analisis dokumen ditemukan bahwa guru memanfaatkan sumber belajar buku IPA kelas 3 dalam setiap materi pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan dengan cara menyesuaikan materi dan kegiatan pembelajaran sesuai dalam RPP.

Berdasarkan data wawancara guru dan siswa dan observasi dalam pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan serta dokumentasi RPP yang dibuat guru, maka dapat disimpulkan bahwa


(64)

50

guru memanfaatkan sumber belajar buku IPA kelas 3 dalam setiap materi pembelajaran IPA.

b. LKS

Berdasarkan hasil observasi terhadap cara pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan, ditemukan data bahwa guru memanfaatkan sumber belajar LKS (lembar kerja siswa), dengan cara meminta siswa mengerjakan soal kemudian membahas bersama-sama.

Hasil observasi tersebut didukung dengan data hasil wawancara dengan 4 orang guru kelas 3 yang mengatakan bahwa, guru memanfaatkan sumber belajar LKS (lembar kerja siswa) guru menjelaskan bahwa LKS itu digunakan untuk membahas soal-soal semua materi pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan. .

Selanjutnya peneliti melakukan analisis dokumen terhadap RPP yang dibuat guru. Berdasarkan hasil analisis dokumen ditemukan bahwa guru memanfaatkan sumber belajar LKS (lembar kerja siswa) dengan berupa lembar hasil pengamatan.

Berdasarkan data wawancara guru, dan observasi dalam pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan serta analisis dokumen, maka dapat disimpulkan bahwa guru memanfaatkan LKS (lembar kerja siswa) dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3. Lembar kerja siswa digunakan dengan cara meminta siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS kemudian dibahas bersama-sama. LKS


(65)

51

yang digunakan guru berupa rangkuman-rangkuman materi dan alat evaluasi yang berisi soal-soal materi pembelajaran IPA kelas 3.

c. Lingkungan alam sekitar sekolah

Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan terhadap cara pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA, ditemukan data-data bahwa guru memanfaatkan sumber belajar lingkungan alam sekitar sekolah dengan materi bentuk permukaan bumi dan jenis daun melalui penjelasan dalam bentuk keterangan.

Hasil observasi tersebut didukung data hasil wawancara dengan 4 orang guru kelas 3 yang mengatakan bahwa, guru memanfaatkan lingkungan alam sekitar sekolah dengan melalui keterangan dan pengamatn langsung.

Data wawancara dengan guru tersebut didukung dengan data hasil wawancara siswa ditemukan bahwa guru memanfaatkan lingkungan dengan cara mengajak siswa mengamati tumbuhan dan jenis daun yang ada di halaman sekolah.

Berdasarkan data wawancara guru, wawancara siswa dan observasi dalam pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan serta analisis dokumen, maka dapat disimpulkan bahwa guru memanfaatkan sumber belajar lingkungan alam sekitar sekolah dengan cara mengajak siswa keluar kelas mengamati lingkungan


(66)

52

sekitar sekolah yang terkait dengan materi bentuk permukaan bumi, jenis daun dan jenis tumbuh-tumbuhan.

3. Kendala Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 di SD Negeri Jarakan

a. Guru masih mengalami kesulitan dalam memanfaatkan sumber belajar IPA kelas 3.

Berdasarkan hasil observasi di kelas ketika pembelajaran IPA kelas 3 ditemukan data bahwa sebagian guru masih mengalami kesulitan dalam memanfaatkan sumber belajar yang dapat menarik perhatian siswa terbukti guru kesulitan mengatasi siswa yang ribut ketika diminta memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi pembelajaran.

Data observasi tersebut di dukung dengan data hasil wawancara guru yang mengatakan bahwa sebagian guru sering mengalami kesulitan mengkondisikan siswa pada saat siswa diminta mendengarkan penjelasan guru. Hal tersebut dikarenakan sumber belajar yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa.

Berdasarkan data observasi dan wawancara guru dalam pembelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Jarakan, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian guru masih mengalami kesulitan memanfaatkan sumber belajar yang dapat menarik perhatian siswa. Hal tersebut ditandai dengan kondisi siswa yang sering ribut dan tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi yang disampaikan,


(67)

53

sehingga sumber belajar yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa.

b. Siswa kurang semangat terhadap sumber belajar yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3

Berdasarkan hasil observasi di kelas ketika pembelajaran IPA ditemukan data bahwa siswa kurang semangat terhadap sumber belajar buku yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3. Hal tersebut ditandai dengan keadaan siswa yang ramai ketika guru meminta mengamati gambar yang ada di dalam buku.

Data observasi tersebut didukung dengan data wawancara guru yang mengatakan bahwa siswa tidak tertarik untuk mengamati gambar yang ada di dalam buku. Menurut keterangan guru bahwa sebagian siswa ramai dan suka mempengaruhi teman yang lain untuk tidak mengamati gambar, sehingga akhirnya suasana kelas ramai dan gaduh.

Berdasarkan data wawancara dan observasi, maka dapat disimpulkan bahwa guru dalam memanfaatkan buku sebagai sumber belajar mengalami kendala berupa siswa kurang semangat terhadap sumber belajar yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3 jika hanya menggunakan gambar yang ada di dalam buku.


(68)

54

c. Sumber belajar yang digunakan untuk praktikum ketersediaannya masih kurang

Berdasarkan hasil observasi di kelas ketika pembelajaran IPA ditemukan data bahwa alat peraga yang digunakan untuk pratikum ketersediaannya masih kurang. Hal tersebut ditandai ketika akan praktikum materi IPA tidak ditemukan alat peraga yang mendukung.

Data observasi tersebut didukung dengan data hasil wawancara guru kelas 3 di SD Negeri Jarakan yang mengatakan bahwa guru megalami kendala kurangnya alat peraga ketika akan melakukan praktikum. Kendala tersebut disebabkan dengan terbatasnya ketersediaan alat praktikum, sehingga tidak semua siswa dapat melakukan praktikum sesuai dengan yang direncanakan.

Data observasi dan wawancara tersebut didukung dengan dokumen tentang catatan alat laboratorium bahwa di dalam catatan tersebut ditemukan beberapa alat ada di dalam catatan tetapi ketika di cek alat praktikum tidak ditemukan. Catatan ketersediaan alat tersebut juga menunjukkan waktu yang sudah sangat lampau dan tidak diperbaharui.

Berdasarkan data observasi, wawancara dan dokumentasi disimpulkan bahwa kendala yang dialami guru adalah ketidaktersediaan alat peraga yang mendukung proses praktikum. Dengan demikian dapat diprediksi bahwa praktikum pembelajaran IPA tidak dapat dilaksanakan secara optimal.


(69)

55 D. Pembahasan

1. Sumber Belajar Yang Dimanfaatkan Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 di SD Negeri Jarakan

Penelitian ini menemukan bahwa guru memanfaatkan buku IPA, LKS dan lingkungan alam sekitar sekolah dalam setiap materi pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan. Jenis buku yang dimanfaatkan guru sebagai sumber belajar yaitu buku IPA kelas 3 terbitan Erlangga. Buku tersebut digunakan sebagai sumber belajar pada semua topik pembelajaran IPA kelas 3. Buku IPA digunakan sebagai sumber belajar ini sesuai dengan teori Jarolimek dalam Kokom Komalasari (2013: 122) bahwa buku merupakan bagian dari sumber belajar yang dapat dimanfaatkan.

Selain itu guru memanfaatkan LKS sebagai sumber belajar pada semua topik pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan. LKS yang digunakan sebagai sumber belajar berupa rangkuman-rangkuman materi yang berisi soal-soal materi pembelajaran IPA kelas 3 yang dijadikan sebagai alat evaluasi. Hal ini sejalan dengan teori Jarolimek dalam Kokom Komalasari (2013: 122) bahwa LKS merupakan alat evaluasi yang berisikan rangkuman materi dan soal-soal yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Terkait dengan sumber belajar, guru juga memanfaatkan lingkungan alam sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA. Guru memanfaatkan sumber belajar lingkungan alam


(70)

56

sekitar sekolah pada materi bentuk permukaan bumi dan jenis daun. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sesuai dengan teori Powler dalam (Usman Samatowa,2011: 3) yang mengatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur). Melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, maka siswa dapat melakukan observasi dan eksperimen terkait dengan materi yang berhubungan dengan lingkungan.

Lingkungan merupakan termasuk dalam sumber belajar non manusia. Hal tersebut sejalan dengan teori Zainuddin dalam (Hendro Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis, 1993: 96) yang menjelaskan bahwa sumber belajar non manusia, yaitu laboratorium, bengkel, atau sanggar, perpustakaan, kebun sekolah, museum, kebun binatang, cagar alam, daerah pertanian dan perkebunan serta semua unsur-unsur yang terkandung di dalamnya sebagai satu kesatuannya.

Berdasarkan hasil paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan berupa buku IPA kelas 3 terbitan Erlangga yang digunakan pada setiap topik pembelajaran, selain itu guru juga menggunakan LKS dan lingkungan alam. sumber belajar lingkungan alam tersebut tidak digunakan pada setiap topik pembelajaran IPA kelas 3.


(71)

57

Penggunaan sumber belajar IPA tersebut sudah sesuai dengan teori yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber belajar.

2. Cara Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 di SD Negeri Jarakan

Sumber belajar yang digunakan guru harus dimanfaatkan secara tepat agar dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru. Bentuk pemanfaatan sumber belajar buku IPA kelas 3 terbitan Erlangga yaitu dengan menggunakannya pada setiap topik pembelajaran IPA. Buku merupakan sumber belajar materi bahan bacaan yang sesuai dengan teori Jarolimek dalam Kokom Komalasari (2013: 122) yang mengatakan bahwa buku adalah sumber belajar serta media yang berisi teks dan berbagai informasi. Alasan pemanfaatan buku IPA bahwa buku merupakan sumber belajar yang memberikan berbagai informasi sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam setiap topik pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan.

Selain buku, guru juga memanfaatkan LKS dalam pembelajaran. Bentuk pemanfaatan LKS sebagai sumber belajar yaitu dimanfaatkan pada semua topik pembelajaran IPA di kelas 3 SD Negeri Jarakan. LKS yang dimanfaatkan berupa rangkuman-rangkuman materi dan alat evaluasi yang berisi soal-soal materi pembelajaran IPA kelas 3 pemanfaatkan LKS sebagai sumber belajar sejalan dengan teori Jarolimek dalam Kokom Komalasari (2013: 122) yang menjelaskan bahwa LKS dapat dijadikan


(72)

58

sebagai alat evaluasi sekaligus sumber pembelajaran karena dalam LKS disajikan rangkuman-rangkuman materi.

Selain LKS dan buku dalam pembelajaran IPA guru memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. Lingkungan alam sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA sesuai dengan teori Powler dalam (Usman Samatowa,2011: 3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) adapun bentuk pemanfaatannya yaitu guru memanfaatkan lingkungan alam sekitar sekolah dengan melalui keterangan dan pengamatan langsung. Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dilakukan dengan cara siswa di minta melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi.

Berdasarkan hasil paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPA kelas 3 yaitu dengan memanfaatkan buku IPA kelas 3 pada setiap topik pembelajaran, sedangkan LKS digunakan dengan cara meminta siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS, kemudian dibahas bersama-sama. LKS yang digunakan guru berupa rangkuman-rangkuman materi dan alat evaluasi yang berisi soal-soal materi pembelajaran IPA kelas 3. Pemanfaatan sumber belajar lainnya yaitu lingkungan alam sekitar sekolah. Guru memanfaatkan sumber belajar lingkungan alam sekitar sekolah dengan cara mengajak siswa keluar kelas mengamati lingkungan


(73)

59

sekitar sekolah yang terkait dengan materi bentuk permukaan bumi, jenis daun dan jenis tumbuh-tumbuhan.

3. Kendala Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran IPA Kelas 3 di SD Negeri Jarakan

Kendala yang dialami oleh guru dalam pemanfaatan sumber belajar di SD Negeri Jarakan antara lain pertama, guru masih mengalami kesulitan dalam memanfaatkan sumber belajar IPA kelas 3. Hal tersebut ditandai dengan kondisi siswa yang sering ribut dan tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi yang disampaikan, sehingga sumber belajar yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa, kurangnya ketertarikan siswa terhadap sumber belajar yang dimanfaatkan guru sesuai dengan teori Dick dan Carey dalam Kokom Komalasari (2013: 126) menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sumber belajar yaitu ketersediaan sumber belajar menarik sehingga dapat menarik perhatian siswa.

Kedua, siswa kurang semangat terhadap sumber belajar buku yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA kelas 3. Kurangnya semangat siswa terhadap sumber belajar gambar yang ada dibuku disebabkan sebagian siswa ramai dan suka mempengaruhi teman yang lain untuk tidak mengamati gambar, sehingga akhirnya suasana kelas ramai dan gaduh sehingga proses pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran pun kurang optimal.


(74)

60

Kurang tertariknya siswa apabila diminta mengamati gambar sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bassett, Jacka, dan Logan dalam (Mulyani Sumantri & Johar Permana, 2001: 10-11) bahwa karakteristik anak SD salah satunya adalah memiliki rasa senang bermain dan lebih suka bergembira atau riang. Sementara jika hanya disuruh mengamati gambar maka sudah barang tentu merasa bosan karena gambar di buku biasanya tidak menarik misalnya dari sisi warna.

Kendala ketiga, yaitu sumber belajar yang digunakan untuk pratikum ketersediaannya masih kurang. Keterbatasan ini merupakan kendala karena terkait dengan teorinya Powler yang menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur)” (Usman Samatowa,2011: 3). Apabila ketersediaan peralatan praktikum otomatis eksperimen yang seharusnya menjadi ciri khas pembelajaran IPA tidak dapat dilaksanakan.

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas dan dikaitkan dengan teori yang ada maka dapat di simpulkan bahwa pemakaian sumber belajar yang hanya berupa buku dan keterbatasan ketersediaan alat praktikum IPA merupakan kendala yang dapat menghambat optimalisasi pelaksanaan pembelajaran IPA kelas 3 di SD Negeri Jarakan.


(75)

61 E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini yaitu terdapat beberapa data yang pemeriksaan keabsahannya terbatas pada cross cek, dikarenakan tidak ditemukan data melalui sumber maupun teknik lain. Keterbatasan kedua penelitian ini tidak melakukan memberchek untuk pengecekan kembali data yang telah dihasilkan ke narasumber.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JARAKAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 232

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN JARAKAN SEWON, BANTUL.

0 4 215

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IIIB SD NEGERI PANGGANG, SEDAYU, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 245

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V A SEKOLAH DASAR NEGERI CEPIT, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015.

0 0 152

KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 123

PENGARUH RELASI SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-GUGUS 3 KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL.

0 1 93

KEMAMPUAN MENULIS DONGENG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JARAKAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL.

0 0 89

HUBUNGAN INTENSITAS BERMAIN GAME ONLINE DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI JARAKAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA.

5 8 119

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IPA DENGAN TIPE CLIS (CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK WETAN SEWON BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 1 189

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA.

0 0 278