95
31,57 mendapatkan nilai 12 dalam kategori sangat baik. Sebanyak 8 siswa atau 21,05 mendapatkan nilai 9 dalam kategori baik. Selain itu, sebanyak 14 siswa
atau 36,84 mendapatkan nilai 6 dalam kategori kurang. Adapun siswa yang memperoleh nilai 3 dalam kategori kurang, yaitu sebanyak 4 siswa atau 10,52 .
Aspek pilihan kata, siswa masih memperoleh nilai dalam kategori cukup. Para siswa masih belum menggunakan pilihan kata yang sesuai dengan tema,
kurang bervariasi, dan kurang ekspresif. Adapun siswa yang masih menggunakan pengulangan kata-kata. Penggunaan kata yang berulang-ulang, seperti ‘aku’ dan
‘lalu’. Hal tersebut yang meyebabkan hasil tulisan siswa menjadi kurang variatif dan ekspresif.
4.1.1.5 Hasil Tes Menulis Karangan Aspek Keefektifan Kalimat
Aspek keempat adalah aspek keefektifan kalimat. Penilaian aspek ini difokuskan pada penggunaan kalimat yang dan tidak menimbulkan makna ganda
atau ambigu. Bobot penilaian aspek keefektifan kalimat sebesar 3 poin. Hasil tes menulis karangan aspek keefektifan kalimat dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10. Hasil Tes Aspek Keefektifan Kalimat No. Skor Nilai Kategori
F Jumlah
Rata-rata Nilai
1. 4
12 Sangat Baik
= 255 × 100 2.
3 9
Baik 16
42,10 144
38 × 12 3.
2 6
Cukup 11
28,94 66
= 53,28 4.
1 3
Kurang 11
28,94 33
Kategori Jumlah
38 100
243 Kurang
96
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil tes keterampilan menulis karangan aspek keefektifan kalimat sebesar 53,28 dengan
kategori kurang. Tidak ada satu pun siswa yang memperoleh 12 dalam kategori sangat baik. Sebanyak 16 siswa atau 42,10 memperoleh nilai 9 dalam kategori
baik. Sebanyak 11 siswa atau 28,94 memperoleh nilai 6 dalam kategori cukup. Sebanyak 11 siswa atau 28,94 mendapatkan nilai 3 dalam kategori kurang.
Aspek keefektifan kalimat ini harus memperhatikan ide atau gagasan dalam tiap kalimatnya dan mengandung satu ide pokok. Kesalahan yang masih
banyak dilakukan adalah penggunaan struktur kalimat yang masih belum efektif. Selain itu, dalam pemakain kata masih menggunakan pemborosan kata-kata atau
sering terjadi pengulangan yang tidak perlu. Dalam penggunaan bahasa tulis yang digunakan siswa masih terpengaruh bahasa lisan yang digunakan dalam
percakapan sehari-hari atau dialek. Tujuan dalam menulis karangan yang dibuat siswa belum bisa mewakili atau menjelaskan maksud yang ditulisnya.
4.1.1.6 Hasil Tes Menulis Karangan Aspek Kohesi dan Koherensi
Aspek kohesi dan koherensi difokuskann pada keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf. Bobot penilaian ini sebesar 2 poin. Hasil keterampilan menulis
karangan aspek kohesi dan koherensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Hasil Tes Kohesi dan Koherensi No. Skor Nilai Kategori
F Jumlah
Rata-rata Nilai
1. 4
8 Sangat Baik
= 128 × 100 2.
3 6
Baik 13
34,21 78
38 × 8
97
3. 2
4 Cukup
18 47,36
72 = 53,94
4. 1
2 Kurang
7 18,42
14 Kategori
Jumlah 38
100 164
Kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil tes keterampilan menulis karangan pada aspek kohesi dan koherensi sebesar 53,94
dalam kategori kurang. Tidak ada satu pun siswa yang memperoleh nilai 12 dalam kategori sangat baik. Sebanyak 13 siswa atau 34,21 memperoleh nilai 9 dalam
kategori baik. Sebanyak 7 siswa atau 47,36 mendapatkan nilai 6 dalam kategori cukup. Adapun 18 siswa atau 18,42 memperoleh nilai 2 dalam
kategori kurang. Aspek kohesi dan koherensi, siswa masih belum ada yang mencapai nilai
dalam kategori sangat baik. Jumlah atau frekuensi siswa yang terbanyak, yaitu memperoleh nilai dalam kategori cukup sebanyak 18 siswa. Dengan demikian,
siswa masih belum paham dalam penulisan keterpaduan antarkalimat dan juga masih melakukan kesalahan dalam pemakaian kata depan.
4.1.1.7 Hasil Tes Menulis Karangan Aspek Kelengkapan Isi Cerita