Langkah-langkah Menulis Landasan Teoretis

28

2.2.5 Langkah-langkah Menulis

Supriadi dalam Wagiran 2005: 5 menyimpukan bahwa ada empat tahap penyusunan menulis, yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap iluminasi, dan tahap verifikasi. Pertama, tahap persiapan adalah ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran. Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga menghantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah. Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi berupa gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Keempat, tahap verifikasi adalah apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Dalam kegiatan keterampilan menulis ada lima tahap yang dilakukan pada proses penulisan yang dipaparkan oleh Tompkins dan Hoskisson 1995 dalam Slamet 2007: 112 antara lain sebagai berikut. 2.2.5.1 Prapenulisan Previewriting Tahap persiapan atau langkah awal dalam menulis yang mencakup kegiatan: a menentukan dan membatasi topik tulisan, b merumuskan tujuan, menentukan bentuk tulisan, dan menentukan pembaca yang akan ditujunya, c memilih bahan, serta d menentukan generalisasi dan cara- cara mengorganisasi ide untuk tulisannya. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dalam kegiatan menulis. Oleh karena itu, tahap ini diperlukan stimulus untuk mernagsang munculnya respon yang berupa ide atau 29 gagasan. Pengembangan ide ke dalam kerangka karangan dapat menggunakan berbagai pola pengembangan. Secara umum, karangan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, permasalahan, dan penutup. 2.2.5.2 Pembuatan draf Tahap yang diperlukan oleh siswa untuk memperoleh berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, gaya bahasa, pembentukan kalimat, sedangkan teknik penulisan untuk penyusunan paragraf dengan penyusunan karangan secara utuh. 2.2.5.3 Perevisian Tahap koreksi terhadap seluruh karangan yang telah dibuat oleh siswa. Aspek yang perlu dikoreksi dalam menulis karangan, seperti struktur karangan, dan kebahasaan. Tahap ini masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat. 2.2.5.4 Pengeditan atau penyuntingan Penyuntingan adalah tahap perbaikan yang lebih difokuskan pada aspek mekanis bahasa, sehingga siswa dapat memperbaiki tulisannya dengan membetulkan kesalahan penulisan kata maupun mekanis lainnya, seperti masalah kaidah bahasa, perbaikan kalimat, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. Kegiatan ini bertujuan dalam membuat tulisan dapat dibaca secara optimal oleh pembacanya. Perbaikan dalam tahap ini sepele, tetapi sangat mendasar atau pokok. 30 2.2.5.5 Pemublikasian Tahap ini mempunyai dua pengertian, yaitu pertama publikasi adalah memajang hasil tulisan seseorang dalam suatu bentuk tulisan yang sesuai, dan kedua berbagi tulisan yang dihasilkan dengan pembaca yang telah ditentukan. Uraian di atas tidak jauh berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gofur dalam Mulya 2009: 2 menyatakan bahwa. Proses penulisan terdiri atas lima tahap yaitu; 1 pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena itu, pada tahap pramenulis diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa idea tau gagasan; 2 tahap menulis dimulai dari menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. Ide-ide dituangkan dalam bentuk satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa, dan pembentukan kalimat. Sedangkan teknik penulisan diterapkan dalam penyusunan paragraf sampai dengan penyusunan karangan secara utuh; 3 tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan paragraf dalam tulisan. Koreksi harus dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas serta sistematika penalarannya. Sementara itu aspek kebahasaan meliputi pemilihan kata, struktur bahasa, ejaan dan tanda baca; 4 tahap 31 mengedit diperlukan format baku yang akan menjadi acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. Proses pengeditan dapat diperluas dan disempurnakan dengan penyediaan gambar atau ilustrasi. Hal itu dimaksudkan agar tulisan itu menarik dan lebih mudah dipahami; dan 5 mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian yang kedua disampaikan dalam bentuk noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat dilakukan dengan pementasan, penceritaan, peragaan, dan sebagainya. Pada dasarnya setiap langkah atau tahap dalam menulis karangan ada beberapa hal yang perlu dilakukan, seperti tahap prapenulisan, tahap penulisan, tahap revisi, tahap pengeditan, dan tahap pemublikasi. Langkah-langkah tersebut hendaknya dilakukan secara runtut dan sistematis, sehingga memudahkan dalam penyusunan menulis khususnya menulis karangan.

2.2.6 Pengalaman

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kalangbancar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan T

0 4 12

PENINGKATAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SAREN 2 Peningkatan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Media Gambar Ilustrasi Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Saren 2.

0 0 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Pengalaman Pribadi Dengan Metode Kontruktivisme Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 01 Pulokulon Grobogan Tahu

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Pengalaman Pribadi Dengan Metode Kontruktivisme Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 01 Pulokulon Grobogan Tahun

0 1 17

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD N 6 PETOMPON SEMARANG.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD N 6 PETOMPON SEMARANG.

0 1 164

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi Melalui Media Objek Langsung pada Siswa Kelas V SD Negeri Kaliboyo II Kecamatan Tulis Kabupaten Batang.

0 0 270

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LIMBANGAN DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING MELALUI MEDIA LAGU.

0 0 130