34
itu, manusia akan memperbaiki sifat yang tidak baik dan berubahnya perilaku ke arah yang positif.
Pengalaman yang dapat dijadikan sumber cerita dalam bentuk tulisan dapat berupa pengalaman yang lucu, menarik, menyedihkan, mengharukan,
mendebarkan, dan menyakitkan. Oleh karena itu, pengalaman sebagai kisah atau cerita seseorang yang pernah dialami. Pengalaman yang diceritakan dalam bentuk
tulisan tidak hanya cerita yang menyenangkan atau mengesankan dan mengharukan, melainkan pengalaman cerita yang menyedihkan, dan sebagainya.
2.2.7 Aspek-aspek Penilaian dalam Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman
Evaluasi keterampilan menulis merupakan suatu penilaian yang mengukur keterampilan siswa dalam mengungkapkan gagasan, menentukan teknik
penyajiannya, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam bahasa tulisan. Penekanan evaluasi menulis adalah kepekaan siswa terhadap
penggunaan pola-pola kata yang tepat di dalam bahasa tulisan. Safari 1997: 109 mengemukakan apek-aspek evaluasi dalam menulis
karangan seperti berikut. Kepekaan siswa terhadap penggunaan pola-pola tersebut
meliputi: 1 kesesuaian antara subjek dengan bentuk kata kerja dalam kalimat, 2 kesejajaran bentuk kata dalam kalimat,
3 pemakaian kata ganti, 4 penggunaan kata sifat, dan 5 penggunaan kata tambahan.
35
Jadi, aspek-aspek penilaian dalam menulis karangan berupa kesesuaian judul dengan isi cerita, keterpaduan kata dalam kalimat, penggunaan kata,
penghubung dan kata ganti orang, dan sebagainya. Pengukuran atas keterampilan menulis dilakukan berdasarkan kriteria
tertentu. Pengukuran atas keterampilan menulis dapat dilakukan dalam bentuk objektif, bentuk subjektif, atau kedua-duanya. Tes ini berisi butir-butir soal yang
menggali kemampuan menulis, yaitu berisi penggalian kemampuan menyusun kalimat, menyusun paragraf, menggunakan ejaan, dan memahami isi bacaan
Syafi’ie 1997: 5. Evaluasi atau pengukuran sangat penting dilakukan karena dapat
mengetahui perkembangan anak didiknya dalam menguasai materi pelajaran. Setiap penilaian bergantung pada butir-butir soal yang menggali kemampuan
menulis siswa. Berhubungan dengan itu, aspek-aspek penilaian dalam menulis karangan, yaitu keefektifan kalimat, susunan paragraph, ejaan dan tanda baca,
serta pemahaman terhadap isi cerita tersebut. Gie 2002: 33-37 menyimpulkan bahwa dalam mengarang diterapkan
enam asas atau aspek dalam mengarang. Keenam aspek tersebut adalah 1 kejelasan, 2 keringkasan, 3 ketepatan, 4 kesatupaduan, 5 pertautan, dan 6
penegasan. Aspek kejelasan tidak semata-mata berarti mudah dipahami, melainkan
juga bahwa paragraf itu tidak mungkin disalahtafsirkan oleh pembaca. Kejelasan berarti tidak samar-samar, sehingga butir ide yang diungkapkan seakan-akan
nyata oleh pembaca. Aspek keringkasan tidaklah berarti bahwa setiap paragraf
36
harus pendek. Ringkas tidak sama dengan pendek, keringkasan berarti bahwa sesuatu paragraf tidak menghamburkan kata-kata secara semena-mena, tidak
mengulang-ulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan berbagai kalimat yang berkepanjangan.
Aspek ketepatan mengandung ketentuan bahwa sesuatu penulisan harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan
sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya. Oleh karena itu, untuk menulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa,
ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Aspek kesatupaduan, asas ini berarti bahwa segala hal yang disajikan
dalam suatu paragraf perlu berkisar pada satu gagasan pokok yang telah ditentukan. Untuk keseluruhan paragraf yang tersusun dari satu alinea, tidak ada
uraian yang menyimpang dan tidak ada ide yang lepas dari jalur gagasan pokok itu. Aspek pertautan, aspek ini menetapkan bahwa dalam suatu paragraf bagian-
bagiannya perlu melekat secara berurutan satu sama lain. Dalam paragraf itu antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya perlu ada saling kait
sehingga ada aliran yang logis. Aspek penegasan, aspek ini menetapkan bahwa dalam suatu tulisan butir-butir informasi yang penting disampaikan dengan
penekanan atau penonjolan tertentu, sehingga terkesan kuat pada pikiran pembaca. Jadi, tidak semua hal dalam suatu paragraf yang mempunyai perbedaan derajat
pentingnya ditulis secara datar dan senada.
37
Slamet 2007: 117 mengungkapkan bahwa ada empat rambu-rambu penting dalam menulis karangan. Aspek-aspek tersebut meliputi 1 ejaan, 2 diksi, 3
struktur kalimat, dan 4 struktur paragraf. Aspek ejaan tidak begitu saja untuk mudah dipahami dan dipelajari. Ejaan
merupakan penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang lazimnya mencakup tiga aspek, yaitu aspek fonologis, morfologis, dan sintaksis.
Jadi, sistem ejaan hendaknya mengetahui satuan-satuan morfologi, seperti kata dasar, kata ulang, kata majemuk, dan kata berimbuhan. Walaupun begitu,
hendaknya mampu menuliskan kalimat dengan pemakaian tanda baca misalnya, tanda titik dan tanda koma.
Aspek diksi atau pilihan kata sangat diperlukan pada kegiatan menulis karangan. Untuk itu, diperlukan kosakata yang cukup banyak atau memadai.
Apabila kosakata yang dimiliki oleh seseorang sangat banyak akan memiliki nilai sejauh kemampuan seseorang dalam memiliki kata-kata yang serasi untuk
mewakili gagasannya. Penjelasan tersebut sejalan dengan pemikiran Keraf 2004: 40 yang menyatakan bahwa:
Kemampuan memilih kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa kata sesuai dengan gagasan yang
ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh
kelompok masyarakat.
38
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masalah pemilihan kata pada dasarnya memiliki dua hal, yaitu ketepatan dan kesesuaian
menggunakan kata-kata. Aspek struktur kalimat. Struktur kalimat bergelayut dengan keefektifan
kalimat. Penggunaan kalimat yang efektif sebagai faktor yang mendukung penyusunan karangan. Selain itu, struktur kalimat mencakup kesatuan gagasan,
koherensi yang kompak, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran. Oleh karena itu, seorang penulis yang baik akan selalu menuangkan pikirannya ke
susunan kalimat yang baik, sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Aspek stuktur paragraf berarti adanya hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat yang lain. Hubungan ini dimaksudkan untuk membantu mengembangkan dan mengisi gagasan utama, sehingga hubungan tersebut
diwujudkan dalam bentuk paragraf. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang
akan dinilai dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman adalah 1 pengembangan gagasan, 2 kesesuaian judul dengan isi, 3 ejaan dan tanda
baca, 4 pemilihan kata, 5 keefektifan kalimat, 6 kohesi dan koherensi, 7 kelengkapan isi cerita, dan 8 kerapian tulisan.
2.2.8 Teknik Kumon