37
Gambar diatas merupakan bangun persegipanjang. Luas daerah bangun diatas adalah a x t
Jadi luas daerah jajargenjang = a x t Pada jajargenjang, tinggi selalu tegak lurus dengan alas.
2.2. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan
pengetahuan yang mendasar dan hampir terdapat
pada semua cabang pengetahuan lain. Seringkali dalam mengajarkan matematika hanya berorientasi pada penguasaan matematika sebagai ilmu pengetahuan, bukan
penguasaan kecakapan matematika untuk dapat memahami dunia sekitarnya dan dapat menggunakan matematika serta pola pikirnya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Bruner Hudoyo, 2005: 56 belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam
materi-materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antar konsep-konsep dan struktur-struktur itu. Siswa dibiasakan memperoleh pemahaman melalui
pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek abstraksi.
Penyajian pembelajaran matematika di SMP seringkali berbentuk angka- angka sehingga yang tertanam pada siswa hanya hitungan angka yang dianggap
kurang bermanfaat bagi kehidupan siswa dan pada umumnya matematika
38
dianggap sulit oleh siswa. Pada kenyataannya setiap kehidupan manusia tidak terlepas dari asas yang berlaku atau dipelajari dalam matematika dan matematika
dapat menyelesaikan persoalan yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir kreatif matematik merupakan salah satu aspek
penting dalam pembelajaran matematika di berbagai jenjang pendidikan baik SD, SMP, maupun SMA. Kemampuan berpikir kreatif matematik ini diperlukan agar
siswa lebih kreatif, inovatif dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang diberikan. Menghadapi era global ini, banyak permasalahan matematika yang
berkembang dimana permasalahan tersebut tidak hanya memerlukan perhitungan, tetapi memerlukan penalaran, pemikiran yang mendalam, dan membutuhkan
kreativitas untuk menyelesaikannya. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif matematik dalam
pembelajaran matematika mengalami beberapa kendala diantaranya siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya. Selain itu siswa kurang percaya diri,
belum mampu berpikir kritis dan berani mengungkapkan pendapat. Kesulitan juga muncul dari pihak guru yaitu pemilihan model pembelajaran yang masih
menerapkan model pembelajaran ekspositori. Kebiasaan siswa yang bersikap pasif dalam proses pembelajaran mengakibatkan siswa takut dan malu bertanya
pada guru mengenai materi yang belum jelas, suasana belajar kelas yang monoton dan kurang menarik. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menerapkan
model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif, siswa dapat bekerjasama dengan teman-temannya dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan,
menumbuhkan kreativitas pada siswa, lebih mengembangkan kemampuan
39
berpikir kreatif matematik, serta siswa dapat lebih memahami materi pelajaran yang diberikan.
Model pembelajaran
Numbered-Heads-Together NHT menurut Spencer Kagan dalam Ibrahim, 2000: 18 yaitu suatu tipe model pembelajaran
kooperatif yang merupakan struktur sederhana dan terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mengulang kembali fakta-fakta dan informasi dasar yang
berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa. Model pembelajaran Numbered- Heads-Together NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi
kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa secara acak yang mewakili kelompoknya.
Model pembelajaran
Problem Based Instruction PBI adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik
sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri Arends, 1997 dalam Asikin, 2006: 22. Model pembelajaran Problem Based Instruction PBI adalah model pembelajaran
yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti penguasaan keterampilan KL. Pepkin, 2004: 1.
Model pembelajaran bernuansa Numbered-Heads-Together NHT dan Problem Based Instruction PBI merupakan perpaduan penggunaan kedua model
pembelajaran agar siswa dapat bekerjasama dengan kelompoknya, mendiskusikan suatu permasalahan yang diberikan sehingga diharapkan masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan baik. Selain itu siswa terlibat secara aktif dalam
40
pembelajaran, siswa mempersiapkan dirinya dengan baik karena guru akan menunjuk seorang siswa secara acak melalui penomoran untuk mewakili
kelompoknya. Pada pembelajaran matematika yang diterapkan tersebut, diharapkan siswa memperoleh kebermaknaan pengetahuan yang maksimal, baik
dari proses maupun hasil belajarnya berdasarkan tingkat pemahaman siswa, pemikiran siswa, dan penalaran siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan
suatu permasalahan sehingga dapat memperbaiki rata-rata hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa.
2.3. Hipotesis Penelitian