45
c. Tahap Analisis Hasil uji coba yang diperoleh kemudian dianalisis meliputi daya
pembeda, taraf kesukaran, validitas, dan reliabilitas. Analisis ini digunakan untuk menentukan perangkat tes yang akan digunakan dalam penelitian.
3.4.2. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Setelah diadakan uji coba perangkat tes, langkah berikutnya adalah
menganalisis hasil uji coba perangkat tes butir demi butir. Adapun hal-hal yang dianalisis dari uji coba perangkat tes adalah:
3.4.2.1. Daya Pembeda Soal
Perhitungan daya pembeda soal isian singkat menggunakan rumus D =
JA BA
- JB
BB = PA-PB
dimana D
= Indeks Diskriminasi BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA
= Banyaknya peserta kelompok atas JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah D 0,00
: sangat jelek 0,00
≤ D ≤ 0,2 : jelek
0,2 D ≤ 0,4
: cukup 0,4 D
≤ 0,7 : baik
0,7 D ≤ 1
: baik sekali Arikunto, 2002: 218
46
Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal uraian adalah dengan menghitung perbedaan 2 buah rata-rata yaitu antara rata-rata
kelompok atas dengan rata-rata kelompok bawah untuk tiap-tiap butir. Kelompok atas adalah 27 bagian atas dari peserta tes setelah nilai tes diurutkan dari
terbesar ke terkecil, sedangkan kelompok bawah adalah 27 kelompok bawah. Rumus yang digunakan adalah
1
2 2
2 1
− +
− =
∑ ∑
i i
n n
x x
ML MH
t
dimana t
= daya pembeda MH
= rata-rata kelompok atas ML
= rata-rata kelompok bawah
∑
2 1
x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas
∑
2 2
x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah
i
n = 27 x N kelompok atas dan kelompok bawah sama besar
N = jumlah peserta tes
Sedangkan t
hitung
dibandingkan dengan t
tabel
dengan dk = n
1
-1 + n
2
-1 dan
α = 5. Dengan kriteria jika t
hitung
t
tabel
maka daya pembeda itu signifikan.
47
Berdasarkan hasil analisis uji coba yang telah dilaksanakan, dari 10 soal isian diperoleh butir soal dengan kategori
a. jelek adalah nomor 2 dan 9 b. cukup adalah nomor 4, 5, 6, dan 8
c. baik adalah nomor 1, 3, 7, 10 Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 20 halaman 118.
Berdasarkan hasil analisis uji coba yang telah dilaksanakan, dari 6 soal uraian diperoleh t
tabel
= 1,725 dengan dk = 40-1 + 40-1 = 78 dan α = 5.
Butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda yang signifikan jika t
hitung
1,725. Hasil uji coba dari 6 soal uraian diperoleh semua butir soal mempunyai daya
pembeda yang signifikan. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 26 halaman 126.
3.4.2.2. Taraf Kesukaran
Sukar mudahnya suatu butir soal ditentukan oleh suatu bilangan yang disebut taraf kesukaran. Teknik perhitungan taraf kesukaran soal adalah
menghitung persentase testi yang gagal menjawab benar atau ada dibawah batas lulus tiap butir.
Perhitungan taraf kesukaran soal isian singkat menggunakan rumus P =
JS B
dimana P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
48
0 P ≤ 0,3 : sukar
0,3 P ≤ 0,7 : sedang
0,7 P ≤ 1 : mudah
Arikunto, 2002: 210 Perhitungan taraf kesukaran soal uraian menggunakan rumus
N S
X P
m
.
∑
=
dimana P
= taraf kesukaran
∑
X
= jumlah skor benar
m
S = skor maksimum
N = jumlah seluruh peserta tes
Surapranata, 2005: 19 Kriteria taraf kesukaran soal dapat dilihat pada tabel berikut
Taraf Kesukaran Kriteria
P 0,7 Mudah
0,3
≤
P
≤
0,7 Sedang P 0,3
Sukar
Berdasarkan hasil analisis uji coba yang telah dilaksanakan, dari 10 soal
isian diperoleh butir soal dengan kategori a. mudah adalah nomor 2 dan 4
b. sedang adalah nomor 3, 5, 6, 8, 9, dan 10 c. sukar adalah nomor 1 dan 7
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 21 halaman 119.
49
Berdasarkan hasil analisis uji coba yang telah dilaksanakan, dari 6 soal
uraian diperoleh butir soal dengan kategori a. mudah adalah nomor 6
b. sedang adalah nomor 1, 2, 3, dan 5 c. sukar adalah nomor 4
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 27 halaman 128.
3.4.2.3. Validitas