BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peranan usaha kecil di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan
kesempatan kerja; pemerataan pendapatan; pembangunan ekonomi pedesaan; dan peningkatan ekspor non migas. Selama ini telah banyak usaha yang dilakukan
oleh pemerintah untuk membentuk program pengembangan atau pembinaan usaha kecil termasuk diantaranya adalah program kemitraan antara usaha makro,
menengah, dan usaha kecil atau mikro. Ada tiga jenis usaha yang dilakukan UKM untuk mengembangkan
perekonomian nasional antara lain usaha manufaktur, usaha dagang, dan usaha jasa. Dari ketiga jenis usaha tersebut, yang memiliki peran paling penting dalam
meningkatkan perekonomian nasional adalah usaha dagang. Usaha dagang adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Usaha dagang ini berupa toko
kelontong, grosiran, dan pasar tradisional yang menjual semua kebutuhan sehari- hari.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual ataupun pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunan pasar tradisional biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar. id.wikipedia.orgpasar, 2013
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan serius yang hingga kini masih dihadapi pasar tradisional Indonesia adalah masalah infrastruktur. Pada umumnya pasar tradisional yang saat
ini beroperasi terlihat tidak nyaman, terkesan semrawut, kotor, dan bau. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat kebanyakan pasar tradisional menjual
kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur- sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa, dan lain-lain.
Kegiatan ekonomi dalam bentuk pasar tradisional menjadi pilihan utama masyarakat di Sumatera Utara untuk membeli kebutuhannya akan pangan. Pada
umumnya masalah yang dihadapi pasar tradisional di Sumatera Utara juga menyangkut pada masalah ketidak nyamanan tempat yang terkesan semrawut,
kotor, menimbulkan aroma yang tidak sedap ataupun bau, dan becek. Keunggulan pasar tradisional juga dapat dilihat dari lokasi, masyarakat
akan lebih suka berbelanja ke pasar-pasar yang lokasinya lebih dekat dengan tempat tinggalnya. Letak pasar tradisional yang selalu didirikan di sekitar
permukiman padat penduduk menjadi keunggulan yang membuat keberadaan pasar tradisional masih dipertahankan sampai saat ini, karena sebagian besar
UKM rakyat hidup di pasar tradisional. Menurut Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, usaha perdagangan ini berupa pasar tradisional, dimana instansi pemerintah tersebut berkerja sama dengan swasta
untuk menyediakan lokasi dan menyewakan tempat penjualan berupa los, kios, toko, dan tenda yang dikelola oleh pedagang kecil, swadaya masyarakat, maupun
Universitas Sumatera Utara
koperasi usaha kecil yang bergerak dengan modal kecil dan dengan proses jual beli melalui tawar menawar.
Pasar tradisional Sei Sikambing merupakan tempat usaha kecil yang mengumpulkan para pedagang yang menjual segala jenis kebutuhan masyarakat,
seperti: pedagang sayur-sayuran; pedagang daging; pedagang ikan; serta pedagang yang menjual sembako. Dari jumlah kuantitas, ternyata yang lebih dominan
menguasai pasar tradisional Sei Sikambing adalah pedagang sayur. Pedagang sayur yang mendominasi para pedagang lain yang ada di pasar
tradisional Sei Sikambing menciptakan situasi persaingan dalam menjalankan usaha antara pedagang sayur. Persaingan yang akan dihadapi oleh pedagang sayur
akan menimbulkan kompetisi antara pedagang sayur untuk mendapatkan perhatian dari calon konsumen. Kegiatan penjualan merupakan salah satu dari
kegiatan persaingan untuk meningkatkan minat beli konsumen, sedangkan persaingan menimbulkan strategi bauran pemasaran yang disebut marketing mix.
Menurut Armstrong dan Kotler 2007:52 marketing mix adalah seperangkat alat taktis pemasaran yang dapat dikendalikan dan dikombinasikan
oleh perusahaan dengan tujuan agar dapat menghasilkan tanggapan yang baik dari pasar sasarannya. Sedangkan menurut Kotler dan keller 2006:19 Bauran
Pemasaran marketing mix adalah seperangkat alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun yang mempengaruhi
persaingan di pasar tradisional seperti harga, lokasi, produk, promosi yang disebut dengan marketing mix.
Universitas Sumatera Utara
Seperangkat instrumen yang telah disebutkan diatas terdiri dari empat atau yang lebih dikenal dengan istilah 4P product, price, place, promotion.
Komponen 4P menggambarkan pandangan para penjual tentang alat-alat pemasaran untuk bersaing dan dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli.
Menurut Kotler dan keller 2006:19 Komponen 4P yang ada dalam persaingan di pasar tradisional berupa: produk merupakan semua yang dapat
ditawarkan untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, serta dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Harga merupakan jumlah
semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat pada barang yang diperoleh atau dikonsumsi, dalam arti luas jumlah uang yang harus
dibayar oleh pelanggan. Tempat merupakan aktivitas untuk penyadiaan produk bagi konsumen,
atau bisa diartikan sebagai lokasi dimana produk bisa didapat. Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan
sasaran untuk membelinya, bisa dengan menggunakan media atau iklan. Promosi biasanya tidak menjadi pertimbangan penting bagi pengusaha
mikro kecil seperti pedagang sayur, hal ini diketehui dari survei awal peneliti pada dua puluh tujuh pedagang sayur. Oleh karena itu, peneliti hanya menyempitkan
ruang lingkup penelitian terhadap harga, tempat, dan produk pedagang sayur di pasar tradisional Sei Sikambing.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Analisis Tentang Marketing Mix Bauran
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran Terhadap Persaingan Usaha Bagi Usaha Kecil di Pasar Tradisional Studi Kasus Pedagang Sayur Pasar Sei Kambing
”
1.2 Perumusan Masalah