Logam Transisi Besi Deskripsi Teori

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Logam Transisi

Ciri logam transisi adalah memiliki subkulit d yang tidak terisi penuh atau mudah menghasilkan ion-ion dengan subkulit d yang tidak terisi penuh. Ciri ini menyebabkan beberapa sifat khas, meliputi warna yang unik, pembentukan senyawa paramagnetik, aktivitas katalitik, dan kecenderungan untuk membentuk ion kompleks. Jika dilihat periode dari kiri ke kanan, nomor atom meningkat, elektron bertambah di kulit luar, muatan ini meningkat karena bertambahnya proton Chang, 2005. Logam-logam transisi mempunyai struktur kemas rapat closest pack, artinya setiap atom mengalami persinggungan yang maksimal dengan atom-atom lain yaitu sebanyak dua belas atom tetangganya. Akibat dari struktur kemas rapat dan kecilnya ukuran atomik adalah bahwa logam-logam transisi membentuk ikatan logam yang kuat antara atom-atomnya sehingga logam-logam ini dapat ditempa dan kuat. Ion-ion logam transisi lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan ion-ion logam kelompok s dalam periode yang sama. Hal ini menghasilkan rasio muatan per jari-jari yang lebih besar bagi logam-logam transisi sebagai berikut Sugiyarto dan Retno, 2012. a. Oksida-oksida dan hidroksida logam-logam transisi M 2+ , M 3+ kurang bersifat basa dan lebih sukar larut. 8 b. Garam-garam logam transisi kurang bersifat ionik dan juga kurang stabil terhadap pemanasan. c. Garam-garam dan ion-ion logam transisi dalam air lebih mudah terhidrat dan juga lebih mudah terhidrolisis menghasilkan sifat agak asam. d. Ion-ion logam transisi lebih mudah tereduksi

2. Besi

Besi Fe dalam sistem periodik unsur termasuk logam transisi golongan VIIIB dengan nomor atom 26, berat relatif 55,847 gmol, konfigurasi elektron [Ar] 3d 6 4s 2 , titik didih 2735 o C, titik leleh 1535 o C, densitas 7,783 gcm 3 , elektronegatifitas 1,7, energi ionisasi 768 kJmol,, bewarna keperakan dan dapat ditempa Patnaik, 2003. Besi merupakan salah satu ion logam transisi trivalensi deret pertama yang cukup labil, sehingga dapat membentuk berbagai macam streokimia pada senyawa kompleksnya. Senyawa kompleks FeIII umumnya membentuk struktur oktahedral dengan bilangan koordinasi enam. Namun struktur lain seperti tetrahedral dengan bilangan koordinasi empat dan segiempat piramida dengan bilangan koordinasi lima juga dapat terjadi Cotton dan Wilkinson, 1989. Konfigurasi Fe dan Fe 3+ ditunjukkan pada Gambar 1. Fe : [ 18 Ar] ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑↓ ... ... ... ... ... 3d 6 4s 2 4p 4d Fe 3+ : [ 18 Ar] ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ... ... ... ... ... ... 3d 5 4s 4p 4d Gambar 1. Konfigurasi Elektron Fe dan Fe 3+ . 9

3. Ligan