Magnetic Susceptibility Balance MSB

20 dan orbital molekular antibonding t 1u . Orbital � 2 − 2 dan � 2 membentuk orbital molekular bonding e 1g dan orbital molekular antibonding e 1g . Orbital s membentuk orbital molekular bonding a 1g dan orbital molekular antibonding a 1g Huheey et al., 1993. Pada kompleks tetrahedral orbital � 2 − 2 dan � 2 merupakan orbital nonbonding yang tidak terlibat pada pembentukan ikatan. Empat orbital ligan yang simetrinya sama dengan orbital logam akan bertumpang tindih. Setiap tumpang tindih orbital dapat membentuk orbital molekular bonding dan orbital molekular nonbonding Huheey et al., 1993.

B. Karakterisasi Senyawa Kompleks

Pada hasil sintesis senyawa kompleks penelitian ini dilakukan beberapa karakterisasi menggunakan instrumen Magnetic Susceptibility BalanceMSB, Spektrofotometer UV-Vis, Spektrofotometer FTIR, Spektroskopi Serapan Atom SSA, Konduktometer, dan X-ray difraction XRD.

1. Magnetic Susceptibility Balance MSB

Sifat magnetik kompleks dibedakan menjadi dua yaitu sifat paramagnetik dan diamagnetik. Kompleks dengan medan ligan lemah menghasilkan pemisahan orbital d Δ yang tidak terlalu besar, sehingga setelah elektron memenuhi orbital d energi rendah elektron berikutnya akan mengisi orbital d energi tinggi, dan elektron cenderung tidak berpasangan. Keadaan ini dinamakan spin tinggi. Kompleks dengan medan ligan kuat menghasilkan 21 pemecahan orbital d yang cukup besar, sehingga elektron cenderung berpasangan. Keadaan ini dinamakan spin rendah yang menimbulkan sifat magnetik Lee, 1994. Adanya elektron yang tidak berpasangan akan menyebabkan sifat paramagnetik pada senyawa kompleks. Spin elektron dari orbital d tersebut menimbulkan momen magnet permanen yang bergerak searah dengan medan magnet luar dan menghasilkan nilai kerentanan magnet Jolly, 1991. Pada pengukuran dengan neraca kerentanan magnetik, diperoleh harga kerentanan magnetik per gram X g , hubungannya dengan kerentanan magnetik molar X M ditunjukkan oleh persamaan 1 Szafran, Pie, dan Singh., 1991. Harga X M dikoreksi terhadap faktor diamagnetik X L dari ion logam dan ligan, sehingga diperoleh harga kerentanan magnetik terkoreksi X A , yang ditunjukkan oleh persamaan 2. X M = X g x Berat Molekul dalam g mol -1 ................................................1 X A = X M - ΣX L .........................................................................................2 Tabel 2. Faktor Koreksi Diamagnetik untuk Beberapa Kation, Anion, Atom Netral dan Molekul 10 -6 cgs Huheey et al., 1993. No. Kationanionatom netralmolekul Faktor koreksi 10 -6 cgs 1. Ni 2+ -13,00 2. Fe 3+ -13,00 3. Cl - -23,40 4. NO 3 - -18,90 5. C -6,00 6. H -2,93 7. N dalam lingkar lima atau enam -4,61 8. N amida -2,11 9. O aldehid atau keton -1,73 10. H 2 O -13,00 22 Hubungan antara μ eff dengan kerentanan magnetik terkoreksi X A ditunjukkan oleh persamaan 3 Szafran, Pie, dan Singh., 1991. μ eff = 2,828 X A x T 12 BM Bohr Magneton .....................................3 Keterangan : μ eff = momen magnet BM T = suhu K Momen magnet logam transisi merupakan paduan dari momen spin dan orbital, akan tetapi pada kebanyakan senyawa kompleks kontribusi orbital hampir dapat diabaikan sehingga momen magnet dapat dihitung berdasarkan momen magnet spin saja; rumus momen magnet yang ditimbulkan oleh spin spin-only ditunjukkan pada persamaan 4. μs = 2[ss+1] 12 BM Bohr Magneton ................................................4 Keterangan : μ s = momen magnet yang ditimbulkan oleh spin elektron s = total spin elektron = ½ x jumlah elektron tidak berpasangan Hubungan nilai momen magnet suatu senyawa dengan banyaknya elektron yang tidak berpasangan dinyatakan dalam persamaan 5 Jolly, 1991. μ s = [nn+2] 12 BM Bohr Magneton ………………..............……….5 Keterangan : μ s = momen magnetik yang ditimbulkan oleh spin elektron n = jumlah elektron yang tidak berpasangan Ion Fe 3+ mempunyai konfigurasi elektron d 5 sehingga bersifat paramagnetik. Harga momen magnet efektif kompleks besiIII spin tinggi 23 dengan lima elektron yang tidak berpasangan adalah 5,92 BM sedang pada eksperimen berkisar pada 5,7 – 6,0 BM. Kompleks besiIII spin rendah mempunyai momen magnetik sebesar 2,0 – 2,5 BM, angka ini lebih besar dibanding dengan hanya melibatkan spin elektron saja yaitu 1,73 BM Huheey et al ., 1993.

2. Spektrofotometer UV-Vis