65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Analisis Deskriptif Data yang dikemukakan pada penelitian ini merupakan data
dari variabel bebas yaitu pergaulan teman sebaya X
1
dan kecerdasan emosional X
2
serta variabel terikat yaitu hasil belajar mata pelajaran IPS Y. Pada penelitian ini data pergaulan teman
sebaya dan kecerdasan emosional diperoleh melalui instrumen berupa lembar angket yang diisi oleh siswa kelas VII, VIII dan IX
yang sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu sampelnya. Sedangkan untuk variabel terikat yaitu hasil belajar mata
pelajaran IPS Y data yang diperoleh dari nilai UAS semester gasal, nilai UBM, nilai tugas, serta nilai UTS.
Pada bagian ini akan dideskripsikan data masing-masing variabel bebas dan terikat yang telah diolah dengan bantuan
program komputer SPSS 23.0 for Windows. Data tersebut meliputi mean M, median Me, modus Mo, standar deviasi Sd.
Selain itu disajikan pula tabel distribusi frekuensi dan diagram batang dari masing-masing variabel, berikut analisis deskriptif
dari masing-masing variabel:
1 Variabel Pergaulan Teman Sebaya Data variabel pergaulan teman sebaya diperoleh
melalui instrumen berupa lembar angket yang terdiri dari 18 butir pernyataan. Intrumen tersebut dibagikan kepada 196
responden sebagai sampel. Instrumen yang digunakan terdiri dari 4 alternatif jawaban dimana skor tertinggi memperoleh
nilai 4 dan skor terendah memperoleh nilai 1. Skor maksimal variabel pergaulan teman sebaya adalah
72 sedangkan skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 70. Skor minimal variabel pergaulan teman sebaya adalah 18
sedangkan skor terendah yang diperoleh responden adalah 38. Berdasarkan pengolahan data di peroleh hasil analisis
harga mean M sebesar 53,97, median Me sebesar 54,00, modus Mo sebesar 54, dan standar deviasi Sd sebesar
5,51. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus jumlah
kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah responden yang menjadi sampel pada penelitian ini. Berdasarkan
penghitungan diketahui bahwa n = 196 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3,3 log 196 = 8,56 dibulatkan menjadi 9.
Rentang data dihitung dengan rumus rentang = Skor data terbesar
– Skor data terkecil, sehingga diperoleh 70 – 38 = 32. Sedangkan untuk panjang kelas dihitung dengan rumus
panjang kelas = rentangjumlah kelas, sehingga diperoleh panjang kelas = 329 = 3,56 dibulatkan menjadi 4. Berikut
distribusi frekuensi variabel pergaulan teman sebaya dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Pergaulan Teman Sebaya
No Interval
F Persentase
1 38
– 41 3
1,54 2
42 – 45
7 3,58
3 46
– 49 33
16,83 4
50 – 53
46 23,47
5 54
– 57 50
25,52 6
58 – 61
42 21,10
7 62
– 65 13
6,64 8
66 – 69
1 0,51
9 70
1 0,51
Jumlah 196
100 Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Distribusi frekuensi variabel pergaulan teman sebaya pada Tabel 10, kemudian disajikan dalam bentuk diagram
batang berikut ini:
Gambar 2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pergaulan Teman Sebaya
3 7
33 46
50 42
13 1
1 10
20 30
40 50
60
38 – 41 42 – 45 46 – 49 50 – 53 54 – 57 58 – 61 62 – 65 66 – 69 70 – 73
F re
k uens
i
Interval
Pergaulan Teman Sebaya
Frekuensi
Hasil distribusi frekuensi pada Tabel 10 dan Gambar 2 mayoritas frekuensi variabel pergaulan teman sebaya
mendominasi pada interval 54 - 57 sebanyak 50 responden 25,52 dan paling sedikit terletak pada interval 66
– 69 dan 70 dengan masing-masing 1 responden 0,51.
Deskripsi data
selanjutnya yaitu
melakukan pengkategorian skor yang diperoleh atau penentuan
kecenderungan variabel pergaulan teman sebaya. Penentuan kecenderungan variabel dilakukan setelah diketahui nilai
minimum X min dan nilai maksimum X mak. Setelah nilai minimum X min dan nilai maksimum X mak
diketahui selanjutnya mencari nilai mean ideal Mi dan standar deviasi ideal SDi. Mena ideal Mi variabel
pergaulan teman sebaya adalah: Mean Ideal Mi =
skor tertinggi + skor terendah =
70 + 38 = 54
Standar deviasi idealnya SDi SD ideal SDi =
skor tertinggi + skor terendah =
70 -38 = 5,33
Setelah diketahui mean ideal Mi dan standar deviasi ideal SDi kemudian dilanjutkan dengan pengkategorian
data. Berdasarkan penghitungan tersebut dapat dibedakan menjadi empat kategori sebagai berikut:
Kategori Sangat Tinggi = X ≥ M + 1,5 SD
Kategori Tinggi = M ≤ X M + 1,5 SD
Kategori Rendah = M
– 1,5 SD ≤ X M Kategori Rendah Sekali
= X ≤ M – 1,5 SD Hasil penghitungan kategorisasi variabel pergaulan
teman sebaya selengkapnya datanya disajikan pada Tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11. Distribusi Kategorisasi Variabel Pergaulan Teman Sebaya
No Skor
Frekuensi Persentase
Kategori 1
X ≥ 61,99 15
7,66 Sangat
Tinggi 2
54 X ≤
61,99 92
46,94 Tinggi
3 46,01 X
≤ 54
79 40,30
Rendah
4 X ≤ 46,01
10 5,10
Rendah Sekali
Jumlah 196
100 Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan distribusi kategorisasi variabel pergaulan teman sebaya Tabel 11, kemudian dapat digambarkan
diagram pie chart seperti berikut:
Gambar 3. Pie Chart Pergaulan Teman Sebaya Frekuensi pergaulan teman sebaya pada Tabel 11 dan
Gambar 3 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 15 responden 7,66, kategori tinggi sebanyak 92
responden 46,94, kategori rendah sebanyak 79 responden 40,30 dan kategori rendah sekali sebanyak 10 responden
5,10. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel pergaulan teman sebaya siswa SMP Negeri 2 Bantul termasuk dalam
kategori tinggi. Setelah dilakukan pengkategorian skor dari masing-
masing responden,
kemudian dilakukan
penyekoran berdasarkan masing-masing indikator dari variabel pergaulan
teman sebaya yang kemudian diketahui persentasenya. Data hasil pesentase masing-masing indikator variabel pergaulan
teman sebaya dapat dilihat pada Tabel 12.
Pergaulan Teman Sebaya
Sangat Tinggi Tinggi
Rendah Rendah Sekali
92
15 10
79
Tabel 12. Persentase Indikator Pergaulan Teman Sebaya
No Indikator
Jumlah Item
Jumlah Skor
Skor Mak
196 x jumlah
item x 4
Persentase per
indikator
1 Pertemanan
companionship 3
1517 2352
= 64,49 2
Stimulasi kompetensi
stimulatio 2
1176 1568
= 75 3
Dukungan fisik physical
support 3
2056 2352
= 87,41 4
Dukungan ego ego support
5 2677
3920 = 68,29
5 Perbandingan
sosial social comparsion
3 1961
2358 = 83,16
6 Intimasi
afeksi intimacy affection
2 1192
1568 = 76,02
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Hasil dari persentase pada Tabel 12 diketahui bahwa
persentase tertinggi yaitu pada indikator dukungan fisik physical support sebesar 87,41, maka dapat disimpulkan
bahwa siswa SMP Negeri 2 Bantul memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap temannya. Tingkat
kepedulian tersebut berupa kepedulian dalam membatu temannya yang membutuhkan bantuan. Sedangkan persentase
terendah yaitu indikator pertemanan companionship sebesar
64,49, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pertemanan siswa SMP Negeri 2 Bantul belum terlaksana dengan baik.
2 Variabel Kecerdasan Emosional Data dari variabel kecerdasan emsoional diperoleh
melalui instrumen berupa lembar angket yang terdiri dari 17 butir pernyataan dengan 5 indikator dimana terdapat 4
alternatif jawaban. Skor tertinggi memperoleh nilai 4 dan skor terendah memperoleh nilai 1.
Intrumen tersebut dibagikan kepada 196 responden sebagai sampel. Skor maksimal variabel kecerdasan
emosional adalah 68 sedangkan skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 65. Skor minimal variabel kecerdasan
emosional adalah 17 sedangkan yang diperoleh responden skor terendah adalah 37. Berdasarkan pengolahan data di
peroleh hasil analisis harga mean M sebesar 51,81, median Me sebesar 52,00, modus Mo sebesar 53, dan standar
deviasi sebesar Sd 5,32. Jumlah kelas interval ditentukan menggunakan rumus
yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n merupakan jumlah responden sebagai sampel sebanyak 196. Berdasarkan
penghitungan diperoleh jumlah kelas = 1 + 3,3 log 196 = 8,56 dibulatkan menjadi 9. Rentang data dihitung dengan rumus
rentang = Skor data terbesar – Skor data terkecil, sehingga
diperoleh 65 – 37 = 28. Sedangkan untuk panjang kelas
dihitung dengan rumus panjang kelas = rentangjumlah kelas, sehingga diperoleh panjang kelas = 289 = 3,11 dibulatkan
menjadi 3. Berikut distribusi frekuensi variabel kecerdasan emosional dapat dilihat pada Tabel 13 berikut:
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional
No Interval
F Persentase
1 37
– 39 3
1,53 2
40 – 42
3 1,53
3 43
– 45 16
8,17 4
46 – 48
32 16,32
5 49
– 51 37
18,88 6
52 – 54
45 22,96
7 55
– 57 35
17,85 8
58 – 60
14 7,14
9 61
– 63 6
3,07 10
64 – 65
5 2,55
Jumlah 196
100 Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Data distribusi frekuensi variabel kecerdasan emosional pada Tabel 13, kemudian disajikan dalam bentuk diagram
batang seperti berikut:
Gambar 4. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional
3 3
16 32
37 45
35
14 6
5 10
20 30
40 50
37 – 39 40 – 42 43 – 45 46 – 48 49 – 51 52 – 54 55 – 57 58 – 60 61 – 63 64 – 66
F re
k u
en si
Interval
Kecerdasan Emosional
Frekuensi
Frekuensi variabel pergaulan teman sebaya pada Tabel 13 dan Gambar 4 mayoritas terletak pada interval 52
– 54 sebanyak 45 responden 22,61 dan paling sedikit terletak
pada interval 37 – 39 dan 40 – 42 sebanyak 3 1,51.
Deskripsi data selanjutnya yaitu pengkategorian skor yang diperoleh atau penentuan kecenderungan variabel.
Penentuan kecenderungan variabel dilakukan setelah nilai minimum X min dan nilai maksimal X mak diketahui.
Setelah diketahui nilai minimum X min dan nilai maksimal X mak selanjutnya mencari nilai mean ideal Mi dan
standar deviasi ideal SDi. Mean ideal variabel kecerdasan emosional adalah:
Mean Ideal Mi = skor tertinggi + skor terendah
= 65 + 37
= 51 Standar deviasi ideal SDi variabel kecerdasan
emosional adalah: SD ideal SDi =
skor tertinggi + skor terendah =
65 - 37 = 4,67
Beradsarkan penghitungan diperoleh mean ideal Mi sebesar 51 dan standar deviasi ideal SDi sebesar 4,67,
kemudian dilanjutkan dengan pengkategorian data. Hasil penghitungan tersebut dapat dibedakan menjadi empat
kategori sebagai berikut: Kategori Sangat Tinggi
= X ≥ M + 1,5 SD Kategori Tinggi
= M ≤ X M + 1,5 SD Kategori Rendah
= M – 1,5 SD ≤ X M
Kategori Rendah Sekali = X ≤ M – 1,5 SD
Hasil penghitungan kategorisasi variabel kecerdasan emosional selengkapnya datanya disajikan pada Tabel 14
sebagai berikut: Tabel 14. Distribusi Kategorisasi Variabel Kecerdasan
Emosional No
Skor Frekuensi
Persentase Kategori
1 X ≥ 58
25 12,76
Sangat Tinggi
2 51
X ≤ 58 92
46,93 Tinggi
4 44 X≤ 51
68 34,70
Rendah
5 X ≤ 44
11 5,61
Rendah Sekali
Jumlah 196
100 Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Distribusi frekuensi variabel kecerdasan emosional pada Tabel 14 kemudian dapat digambarkan diagram pie
chart seperti berikut:
Gambar 5. Pie Chart Kecerdasan Emosional Berdasarkan Tabel 14 dan Gambar 5 frekuensi variabel
kecerdasan emosional kategori sangat tinggi sebanyak 25 12,76, kategori tinggi sebanyak 92 46,93, kategori
rendah sebanyak 68 34,70 dan kategori rendah sekali sebanyak 11 5,61. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel kecerdasan emosional siswa SMP Negeri 2 Bantul termasuk dalam kategori tinggi.
Setelah dilakukan pengkategorian skor dari masing- masing
responden, kemudian
dilakukan penyekoran
berdasarkan masing-masing
indikator dari
variabel kecerdasan
emosional yang
kemudian diketahui
persentasenya. Data hasil persentase dari masing-masing indikator variabel kecerdasan emosional dapat dilihat pada
Tabel 15.
Kecerdasan Emosional
Sangat Tinggi Tinggi
Rendah Rendah Sekali
25
92 68
11
Tabel 15. Persentase Indikator Kecerdasan Emosional
No Indikator
Jumlah Item
Jumlah skor
Skor Mak 196 x
jumlah item x 4
Persentase per
Indikator
1 Kesadaran
diri 4
2149 3136
= 68,52 2
Pengaturan diri
3 1648
2358 = 69,88
3 Motivasi
4 2623
3136 = 83,64
4 Empati
3 1833
2358 = 77,73
5 Ketrampilan
sosial 3
1852 2358
= 78,54 Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 15 diketahui persentase setiap indikator pada variabel kecerdasan emosional. Persentase
tertinggi yaitu pada indikator motivasi dengan persentase sebesar 83,64, maka dapat diartikan bahwa siswa SMP
Negeri 2 Bantul memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Persentase terendah yaitu pada indikator kesadaran diri
dengan persentase sebesar 68,52, Maka dapat disimpulkan bahwa indikator kesadaran diri belum terlaksana dengan baik
pada siswa SMP Negeri 2 Bantul.
3 Variabel Hasil Belajar Data variabel hasil belajar diperoleh dari hasil nilai
UAS semester gasal, nilai UBM, nilai tugas, serta nilai UTS tahun ajaran 20152016. Nilai tersebut merupakan nilai dari
siswa yang menjadi sampel sebanyak 196 siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai tertinggi sebesar 92 dan
nilai terendah sebesar 58. Hasil analisis harga mean M sebesar 76,98, median Me sebesar 77,75, modus Mo
sebesar 80, dan standar deviasi sebesar Sd 6,89. Jumlah kelas interval ditentukan menggunakan rumus
jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n merupakan jumlah respondes sebagai sampel sebanyak 196. Hasil penghitungan
diperoleh jumlah kelas = 1, 3,3 log 196 = 8, 56 dibulatkan menjadi 9. Rentang data dihitung dengan rumus rentang =
Skor data terbesar – Skor data terkecil, sehingga diperoleh 92
– 58 = 34. Sedangkan panjang kelas dihitung dengan rumus panjang kelas = rentangjumlah kelas, sehingga diperoleh
panjang kelas = 349 = 3,77 dibulatkan menjadi 4. Berikut distribusi frekuensi variabel hasil belajar dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar No
Interval F
Persentase 1
58 – 61
5 2,55
2 62
– 65 6
3,07 3
66 – 69
21 10,71
4 70
– 73 28
14,29 5
74 – 77
40 20,40
6 78
– 81 46
23,48 7
82 – 85
33 16,83
8 86
– 89 12
6,12 9
90 – 92
5 2,55
Jumlah 196
100 Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Data distribusi frekuensi hasil belajar pada Tabel 16 tersebut kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang
seperti berikut:
Gambar 6. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pada Tabel 16 dan Gambar 6 terlihat bahwa mayoritas
frekuensi variabel hasil belajar terletak pada interval 78 – 81
5 6
21 28
40 46
33
12 5
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
58 – 61 62 – 65 66 – 69 70 – 73 74 – 77 78 – 81 82 – 85 86 – 89 90 – 93
F re
k u
en si
Interval
Hasil Belajar
Frekuensi
sebanyak 46 responden 23,46 sedangkan frekuensi paling sedikit terletak pada interval 58
– 61 dan 90 – 93 masing- masing terdiri dari 5 responden 2,55.
Deskripsi data selanjutnya yaitu pengkategorian skor yang diperoleh atau penentuan kecenderungan variabel.
Penentuan kecenderungan variabel hasil belajar dilakukan setelah nilai minimum X min dan nilai maksimal X mak
diketahui. Setelah diketahui nilai minimum X min dan nilai maksimal X mak selanjutnya dilakukan pencari nilai mean
ideal Mi dan standar deviasi ideal SDi. Mean ideal variabel hasil belajar adalah:
Mean Ideal Mi = skor tertinggi + skor terendah
= 92 + 58
= 75 Standar deviasi ideal SDi variabel kecerdasan
emosional adalah: SD ideal SDi =
skor tertinggi + skor terendah =
92 - 58 = 5,66
Beradsarkan penghitungan diperoleh mean ideal Mi sebesar 75 dan standar deviasi ideal SDi sebesar 5,66,
kemudian dilanjutkan dengan pengkategorian data. Hasil
penghitungan tersebut dapat dibedakan menjadi lima kategori sebagai berikut:
Kategori Sangat Tinggi = X ≥ M + 1,5 SD
Kategori Tinggi = M ≤ X M + 1,5 SD
Kategori Rendah = M
– 1,5 SD ≤ X M Kategori Rendah Sekali
= X ≤ M – 1,5 SD Berdasarkan
hasil penghitungan
diperoleh data
distribusi kategorisasi variabel hasil belajar. Distribusi variabel hasil belajar selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
17 berikut: Tabel 17. Distribusi Kategorisasi Variabel Hasil Belajar
No Skor
Frekuensi Persentase
Kategori
1 X ≥ 83,49
30 15,30
Sangat Tinggi
2 75
X ≤ 83,49
97 49,49
Tinggi
4 66,51 X≤
75 56
28,58 Rendah
5 X ≤ 66,51
13 6,63
Rendah Sekali
Jumlah 196
100 Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Distribusi frekuensi variabel hasil belajar pada Tabel 17 kemudian dapat digambarkan diagram pie chart seperti
berikut:
Gambar 7. Pie Chart Hasil Belajar Hasil frekuensi variabel hasil belajar pada Tabel 17 dan
Gambar 7 kategori sangat tinggi sebanyak 30 15,30, kategori tinggi sebanyak 97 49,49, kategori rendah
sebanyak 56 28,58 dan kategori sangat rendah sebanyak 13 6,63. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel hasil
belajar siswa SMP Negeri 2 Bantul termasuk dalam kategori tinggi. Namun jika berpedoman pada KKM sebesar 78
diperoleh nilai rata-rata untuk kelas VII dengan jumlah siswa sebanyak 70 sebesar 75,15. Kelas VIII dengan jumlah siswa
sebanyak 68 rata-rata mendapat nilai 77,34 dan kelas IX dengan jumlah siswa sebanyak 58 rata-rata memperoleh nilai
sebesar 78,64. b. Hasil Uji Persyaratan Analisis
1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji
Hasil Belajar
Sangat Tinggi Tinggi
Rendah Rendah Sekali
31 13
57 98
normalitas dilakukan menggunakan uji One Sample Kolmogrof Smirnov dengan penghitungan menggunakan
bantuan program komputer SPSS 23.0 for Windows dengan tingkat signikasin 5. Hasil uji normalitas variabel pada
penelitian ini disajikan pada Tabel 18 berikut ini: Tabel 18. Hasil Uji Normalitas
Variabel Signifikansi
Keterangan Pergaulan Teman Sebaya
0,200 Normal
Kecerdasan Emosional 0,200
Normal Hasil Belajar
0,200 Normal
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Hasil uji normalitas pada Tabel 18 tersebut diketahui
bahwa semua variabel pada penelitian ini memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sig 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data penelitian pada ketiga variabel berdistribusi normal.
2 Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah
variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang linear atau tidak. Kriteria pengujian linearitas yaitu apabila
nilai F
hitung
lebih kecil dari F pada taraf signifikansi 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
dinyatakan linear. Hasil rangkuman uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 19 berikut:
Tabel 19. Hasil Uji Linearitas Variabel
Df Harga F
Sig Ket
Hitung Tabel
0,5 Pergaulan
Teman Sebaya
1:26 1,460
4,22 0,081
Linear Kecerdasan
Emosional 1:24
1,400 4,26
0,113 Linear
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Hasil uji linearitas pada Tabel 19 menunjukkan bahwa
F
hitung
F yaitu pada variabel pergaulan teman sebaya 1,460 4,22 dan signifikansi sebesar 0,081 0,05, sedangkan
variabel kecerdasan emosional 1,400 4,26 dan signifikansi 0,113 0,05. Berdarkan hasil uji linearitas
variabel pergaulan teman sebaya dan kecerdasan emosional dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut dapat
dikatakan linear. 3 Uji Multikolinearitas
Pada uji multikolinearitas menuntut bahwa antara variabel bebas tidak boleh ada korelasi yang sangat tinggi
yaitu r
hitung
lebih besar dari 0,800. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 20 berikut:
Tabel 20. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
X1 X2
Ket Pergaulan
Teman Sebaya 1
0,450 Non
Multikolinearitas Kecerdasan
Emosional 0,450
1 Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Hasil uji multikolinearitas pada Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai r
hitung
pada variabel bebas sebesar 0,450 nilai tersebut lebih kecil dari 0,800. Berdasrkan hasil uji
multikolinearitas tersebut dapat disimpulkan bahawa tidak terjadi multikolinesritas sehingga analisis data dapat
dilanjutkan. c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi product moment dari Karl Person untuk hipotesis
pertama, hipotesis kedua dan hipotesis ketiga, sedangkan untuk hipotesis keempat menggunakan analisis regresi gand.. Penjelasan
hasil pengujian hipotesisi penelitian ini sebagai berikut: 1 Uji Hipotesis 1
Hipotesisi pertama pada penelitian adalah ”Terdapat
hubungan positif dan signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan kecerdasan emosional siswa SMP Negeri 2
Bantul ”. Dasar pengambilan keputusan menggunakan
koefisien korelasi r
xy
. Apabila koefisien korelasi bernilai positif maka dapat dilihat adanya hubungan positif antara
variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan untuk menguji signifikansi adalah dengan membandingkan nilai r
hitung
dengan r
tabel
dengan taraf signifikansi 5. Jika nilai r
hitung
lebih besar dari nilai r
tabel
maka hubungan tersebut dapat
dikatakan signifikan. Sebaliknya, jika nilai r
hitung
lebih kecil dari r
tabel
maka hubungan tersebut tidak signifikan. Guna menguji hipotesis tersebut maka digunakan analisis
korelasi product moment dari Karl Person. Hasil dari analisis product moment diketahui bahwa nilai r
hitung
lebih besar dari nilai r 0,450 0,148 dan nilai signifikansi sebesar 0,000
yang berarti kurang dari 0,05 0,000 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama pada penelitian ini diterima. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif dan signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan kecerdasan emosional.
2 Uji Hipotesis 2 Hipotesisi kedua pada penelitian ini adalah
“Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pergaulan teman
sebaya dengan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri
2 Bantul
”. Dasar pengambilan keputusan menggunakan koefisien korelasi r
xy
. Apabila koefisien korelasi bernilai positif maka dapat dilihat adanya hubungan
positif antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan untuk menguji signifikansi adalah dengan membandingkan
nilai r
hitung
dengan r dengan taraf signifikansi 5. Jika nilai
r
hitung
lebih besar dari nilai r maka hubungan tersebut dapat
dikatakan signifikan. Namun, sebaliknya jika nilai r
hitung
lebih kecil dari r maka hubungan tersebut tidak signifikan. Guna
menguji hipotesis tersebut maka digunakan analisis korelasi product moment dari Karl Person.
Hasil dari analisis product moment diketahui bahwa nilai r
hitung
sebesar 0,456 lebih besar dari nilai r sebesar 0,148 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000
0,000 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua pada penelitian ini
diterima. Hasil
analisis korelasi
product moment
menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan hasil belajar mata pelajaran
IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul. 3 Uji Hipotesis 3
Hipotesisi ketiga pada penelitian ini adalah ”Terdapat
hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2
Bantul ”. Sama halnya dengan hipotesisi pertama dan kedua
pada hipotesis ketiga dasar pengambilan keputusan menggunakan koefisien korelasi r
xy
. Apabila koefisien korelasi bernilai positif maka dapat dilihat adanya hubungan
positif antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan untuk menguji signifikansi adalah dengan membandingkan
nilai r
hitung
dengan r dengan taraf signifikansi 5. Jika nilai
r
hitung
lebih besar dari nilai r maka hubungan tersebut dapat dikatakan signifikan. Sebaliknya, jika nilai r
hitung
lebih kecil dari r maka hubungan tersebut tidak signifikan. Guna
menguji hipotesis tersebut maka digunakan analisis korelasi product moment dari Karl Person.
Hasil dari analisis product moment diketahui bahwa nilai r
hitung
lebih besar dari nilai r 0,414 0,148 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05
0,000 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga pada penelitian ini
diterima. Hasil
analisis korelasi
product moment
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan hasil belajar mata
pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul. 4 Uji Hipotesis 4
Hipotesis keempat pada penelitian ini menggunakan analisi regresi ganda untuk menyatakan bahwa
“Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pergaulan teman
sebaya dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2
Bantul ”. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi ganda.
Dasar pengambilan
keputusan yaitu
dengan membandingkan nilai F
hitung
dengan F pada taraf signifikansi 5. Jika nilai F
hitung
lebih besar dari nilai F maka hubungan tersebut dapat dikatakan signifikan. Sebaliknya jika nilai
r
hitung
lebih kecil dari r maka hubungan tersebut tidak signifikan. Hasil analisis regresi ganda diketahui bahwa nilai
F
hitung
sebesar 34,869 lebih besar dari F
tabel
sebesar 3,89, dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan
nilai R
y.x1x2
sebesar 0,262. a Pengujian Signifikansi Regresi Ganda
Hasil analisis uji regresi ganda diketahui hubungan positif dan signifikan antara pergaulan teman sebaya dan
kecerdasan emosional dengan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul dengan nilai
F
hitung
sebesar 34,869 lebih dari F sebesar 3,89 34,869
3,89 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 0,000 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis keempat pada penelitian ini diterima. Hasil analisis regresi pada
penelitian ini dapat diketahui terdapat hubungan antara pergaulan teman sebaya dan kecerdasan emosional
dengan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul.
b Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil analisis data menggunakan
bantuan program komputer SPSS 23.0 for Windows menunjukkan nilai R
y.x1x2
sebesar 0,512 dan nilai R
y.x1x2
sebesar 0,262. Nilai 0,262 berarti 26,2 hasil belajar IPS dipengaruhi oleh pergaulan teman sebaya dan kecerdasan
emosional, sedangkan sisanya 73,8 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
B. Pembahasan