Klasifikasi stadium kanker serviks menurut Federation International of Gynekoligic and Obstetric FIGO dapat dilihat pada tabel berikut ini Samadi,
2011:
Tabel 2.1 . Stadium Kanker Serviks
STADIUM TANDA-TANDA
Karsinoma in-situ yaitu kanker yang masih terbatas pada lapisan epitel mulut rahim dan belum punya potensi untuk menyebar ke tempat atau organ lain
I
Karsinoma yang sangat terbatas pada daerah serviks
IA Karsinoma mikroinvasif invasi stroma awal
IB
Semua kasus lain dalam stadium I kanker okulta = 0 cc
II Karsinoma meluas keluar daerah serviks, tetapi belum mencapai dinding panggul.
Karsinoma ini meluas ke daerah vagina, tetapi tidak mencapai sepertiga bagian bawah vagina
II A
Perluasan ke daerah parametrium belum jelas
II B Perluasan ke daerah parametrium jelas
III
Karsinoma meluas ke dinding panggul. Pada pemeriksaan rektum, tidak ada daerah bebas kanker di antara tumor dan dinding panggul. Tumor mencapai
sepertiga bawah vagina.
III A Tidak ada perluasan ke dinding panggul
III B
Meluas ke dinding panggul atau ke injal yang mengalami hidronefrosis atau tidak berfungsi
IV
Kanker meluas ke dinding panggul atau hidronefrosis atau nonfungsional ginjal. Karsinoma meluas keluar dari pelvis minor atau secara klinis telah meluas ke
mukosa kandung kemih atau rectum
IV A Karsinoma meluas ke organ-organ dekat
IV B
Karsinoma meluas ke organ-organ yang jauh Sumber: Keperawatan maternitas: kesehatan wanita, bayi dan keluarga Edisi 18 Vol. 1
2.3.5 Deteksi dini dan pencegahan
Tindakan pencegahan kanker serviks secara preventif sekunder, yaitu deteksi lesi pra-kanker melalui test papsmear dan rangkaian tindak lanjut, misalnya
pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Pengalaman di negara maju menunjukkan bahwa konsep tersebut baru efektif jika cakupan populasi yang diperiksa test
papsmear mencapai sebagian besar populasi yang beresiko. Namun, implementasi hal tersebut membutuhkan tidak hanya biaya tetapi juga sumber daya manusia dan
logistik peralatan yang besar Samadi, 2011.
Gejala seseorang yang terinfeksi Human Papiloma Virus HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya adalah
dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahimpapsmear Tilong. 2012. Skrining untuk kanker serviks dengan melakukan test papsmear merupakan
metode yang standar. Berdasarkan data retrospektif, test papsmear dapat mengurangi insidensi kanker serviks sebanyak 60- 90 dan mortalitas sebanyak
90. Walaupun teknologi baru untuk skrining sudah ada tapi masih belum mempunyai data sentivitas dan spesifitas tentang skrining ini Depkes RI, 2005.
Sedangkan Dirjen PP PL 2009, menjelaskan beberapa cara pencegahan terhadap kanker serviks adalah :
1. Tidak melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual di usia dini.
2. Menghindari faktor resiko lain yang dapat memicu terjadinya kanker seperti paparan asap rokok, menindak lanjuti hasil pemeriksaan papsmear dan IVA
dengan hasil positif dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan banyak mengandung
vitamin C, A dan asam folat. 3. Melakukan perawatan kebersihan organ reproduksi dengan baik.
4. Melakukan skrining atau penapisan untuk menentukan apakah mereka telah terinfeksi Human Papilloma Virus HPV atau mengalami lesi pra-kanker
yang harus dilanjutkan dengan pengobatan yang sesuai bila ditemukan lesi. 5. Melakukan vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk beberapa
tipe. Namun kendala utama penggunaan vaksin ini adalah biaya yang mahal.