Definisi Posisi dan Pola Kerja

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengrajin Ukiran

2.1.1 Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI pengrajin adalah seseorang yang pekerjaannya atau profesinya membuat barang kerajinan Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Sedangkan pengrajin ukiran merupakan orang yang pekerjaan sehari-harinya menghasilkan barang-barang ukiran atau hiasan artistik Radiawan, 2009.

2.1.2 Posisi dan Pola Kerja

Sikap tubuh dalam beraktivitas merupakan sikap tubuh dalam keadaan pasif tanpa melakukan aktivitas atau pekerjaan. Sikap-sikap tubuh yang diaplikasikan pada pekerjaan disebut sikap kerja. Contoh sikap kerja yaitu sikap berdiri, berbaring, jongkok, dan duduk. Radiawan, 2009. Sikap seseorang dipengaruhi oleh empat faktor yaitu Radiawan, 2009: a. Fisik, umur, jenis kelamin, ukuran antropometri, berat badan, kesegaran jasmani, kemampuan gerakan sendi sistem musculoskeletal, tajam penglihatan, masalah kegemukan, riwayat penyakit. b. Jenis keperluan tugas, pekerjaan memerlukan ketelitian, kekuatan tangan, ukuran tempat duduk, giliran tugas, waktu istirahat dan lain-lain. c. Desain tempat kerja, seperti ukuran tempat duduk, ketinggian landasan kerja, kondisi bidang pekerjaan, dan faktor-faktor lingkungan. d. Lingkungan kerja environment: intensitas penerangan, suhu lingkungan, kelembaban udara, kecepatan udara, kebisingan, debu, dan getaran. Berdasarkan empat faktor di atas, sikap kerja yang terjadi pada pengrajin ukiran adalah sikap bersila di lantai dan telapak kaki mencengkram benda, punggung agak membungkuk, dengan tangan kiri memegang pahat, dan yang kanan memegang palu kayu pengotok. Pekerjaan mengukir yang selalu dilakukan di Banjar Puaya, Desa Batuan adalah sikap membungkuk dengan lutut menekuk dengan menyentuh dada, hal ini terjadi sikap yang memaksa terjadinya iklinasi kepala, tubuh condong ke depan. Sikap kerja paksa yang terlalu lama dapat menimbulkan keluhan pada sistem muskuloskeletal dan terjadi tekanan cukup besar pada diskus interverbralis sehingga menimbulkan NPB Radiawan, 2009.

2.1.3 Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi pada Pengrajin Ukiran

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORE STABILITY DAN WILLIAM EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA KULI Pengaruh Core Stability Dan William Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah Pada Kuli Panggul Beras Di Daerah Jati Kurung Kabupaten Karanganyar.

0 2 13

PENGARUH CORE STABILITY DAN WILLIAM EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA KULI Pengaruh Core Stability Dan William Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah Pada Kuli Panggul Beras Di Daerah Jati Kurung Kabupaten Karanganyar.

0 2 13

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENGURANGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIC Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Pengurangan Nyeri Punggung Bawah Myogenic Pada Pengrajin Batik Tradisional PT. Danar Hadi Surakarta.

0 3 17

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIC PADA PENGRAJIN BATIK Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Pengurangan Nyeri Punggung Bawah Myogenic Pada Pengrajin Batik Tradisional PT. Danar Hadi Surakarta.

0 3 15

PENGARUH HYDROTHERAPY EXERCISE DAN WILLIAM’S Pengaruh Hydrotherapy Exercise Dan William’s Flexion Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Hydrotherapy Exercise Dan William’s Flexion Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah.

0 1 4

PENGARUH LATIHAN PILATES TERHADAP KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH Pengaruh latihan pilates terhadap kemampuan fungsional pada pasien nyeri punggung bawah kronik akibat spondyloarthrosis lumbalis di rs. dr. soeradji tirtonegoro kla

1 1 15

PENGARUH WILLIAM FLEXION EXERCISE DAN CORE Pengaruh William Flexion Exercise Dan Core Stabilization Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah Miogenik.

2 17 19

PENDAHULUAN Pengaruh William Flexion Exercise Dan Core Stabilization Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah Miogenik.

0 2 4

PENGARUH WILLIAM FLEXION EXERCISE DAN CORE STABILIZATION Pengaruh William Flexion Exercise Dan Core Stabilization Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah Miogenik.

0 7 15