subjektif pada sistem otot rangka muskuloskeletal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Soewarno 2005 pada pengrajin Kelongsong Peluru di Kabupaten
Klungkung diperoleh hasil yaitu 100pengrajin mengalami keluhan pada leher, keluhan pada bahu kiri 33,3, keluhan pada bahu kanan 66,6, keluhan pada
punggung 100, keluhan pada pinggang 100, dan keluhan pada pantat 66,6. Data tersebut menunjukkan bahwa keluhan pada leher terjadi karena
tumpuan untuk menyangga berat kepala. Keluhan pada bahu terjadi karena tangan menahan beban pada saat bekerja, dimana tangan kanan lebih dominan digunakan
dari tangan kiri, sehingga keluhan lebih dominan diderita adalah pada bahu kanan. Posisi duduk yang tidak ergonomis menimbulkan keluhan pada pinggang, pantat,
dan punggung Soewarno, 2005. Berdasarkan hal tesebut maka dapat disimpulkan bahwa sikap paksa membungkuk pada pengrajin ukiran sangat
berpengaruh terhadap munculnya gangguan sistem otot rangka.
2.2 Nyeri
2.2.1 Definisi
Nyeri merupakan suatu kondisi perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh stimulus tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik,
maupun mental. Nyeri bersifat subjektif, sehingga respon setiap orang tidak sama saat merasakan nyeri Potter Perry, 2006: 1502. Menurut Corwin 2009 nyeri
adalah sensasi subyektif rasa tidak nyaman yang biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri dirasakan apabila reseptor nyeri
spesifik teraktivasi. Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Nyeri sering dijelaskan dalam istilah proses
destruktif jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, dirobek-robek dan atau suatu reaksi badan atau emosi perasaan takut, mual, mabuk Fauci, et al,
2009.
2.2.2 Pengukuran Skala Nyeri
Penilaian nyeri dapat menggunakan beberapa metode, yaitu secara subjektif dan objektif. Penilaian secara subjektif didasari oleh jawaban pasien secara
langsung. Metode pemeriksaan ini merupakan indikator yang paling dipercaya untuk penilaian intensitas nyeri. Metode yang biasa digunakan untuk mengukur
nyeri ada dua, yaitu unidimensi yang mempunyai satu variabel pengukur intensitas nyeri dan multidimensi. Metode multidimensi dapat dilakukan dengan
mencatat pengalaman nyeri dan perilaku pasien, penggunaan gambar tubuh manusia dimana pasien diminta untuk menandainya sesuai dengan nyeri yang
dialami, serta penggunaan skala wajah. Metode unidimensi meliputi pemeriksaan nyeri dengan menggunakan Verbal Ratting Scales VRS, Numerical Rating Scale
NRS, Visual Analogue Scale VAS. Metode sederhana ini biasa digunakan secara efektif di rumah sakit, klinik dan pada saat memberikan informasi
mengenai nyeri Wijayanti, 2014. Skala nyeri nurmerik Numerical Rating ScaleNRS lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Skala tersebut paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik
Potter Perry, 2006: 1519. Penilaian skala nyeri dengan NRS menggunakan skala 0 sampai 10, dimana 0 dideskripsikan sebagai tidak ada nyeri dan semakin
meningkatnya skala nyeri, semakin meningkat pula sensasi nyeri yang dirasakan.
Skala Nyeri DeskriptifVerbal Descriptor Scale VDS
Skala Nyeri AnalogVisual Analog Scale VAS
Skala Nyeri NumerikNumerical Rating Scale NRS
Gambar 2.1 Skala Pengukuran Nyeri Tamsuri, 2007
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri