Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan peneliti dari sumber dilapangan, yaitu para petani tambak bandeng di Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Pengambilan data primer ini dilakukan dengan cara : 1. Studi Lapangan Teknik ini dengan menggunakan penelitian dilapangan guna untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi yang dilakukan dengan cara : a. Wawancara, merupakan suatu cara pengumpulan data informasi yang dilakukan oleh peneliti kepada responden yaitu petani tambak, maksudnya adalah untuk mendapatkan gambaran lengkap terhadap topik yang diteliti. b. Kuisioner, merupakan suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Umar, dalam skripsi Aulia Rahman : 2008. 2. Studi Pustaka Dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur guna untuk menunjang suatu data yang diperlukan untuk diolah dan dianalisis.

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Karena variabel bebasnya X lebh dari satu dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji F dan uji t.

3.4.1. Teknik Analisis

Untuk menaksir dan menganalisa hubungan yang disebutkan dalam hipotesis diatas, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan : a. Analisis Kualitatif Yaitu menganalisa data dalam bentuk uraian atau penjelasan secara deskriptif. b. Analisa Kuantitatif Yaitu menghitung dengan menggunakan model regresi linier berganda yang menggambarkan pengaruh antara independen variabel dengan dependent variabel.

3.4.2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, hubungan antara pendapatan petani tambak bandeng, dengan tenaga kerja petani tambak, modal petani tambak dan jumlah produksi digunakan model analisis regresi linier berganda, dengan persamaan sebagai berikut : Yi = βo + β1X 1 i + β2X 2 i + β3X 3 i + β4X 4 i Keterangan : Y = Pendapatan petani tambak bandeng Rp. juta X 1 = Tenaga kerja petani tambak orang atau jiwa X 2 = Luas lahan tambak Hektar X 3 = Modal petani tambak Rp. juta X 4 = Jumlah produksi Rp juta βo = Konstanta U = Faktor pengganggu β1…β3 = Koefisien regresi I = Pengamatan Sudrajat, 1998 : 79 Untuk menguji pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 terhadap variabel terikat Y dengan prosedur sebagai berikut : 1. Uji F Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 terhadap variabel terikat Y secara simultan maka dipergunakan uji F dengan kriteria : Ho : β1= β2= β3= β4=0 tidak ada pengaruh variable bebas terhadap varabel terikat Hi : β1= β2= β3= β4 0 paling tidak salah satu estimator variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat Sudrajat, 1998 : 94. KT Regresi F hitung = KT Galat Keterangan : KT = Kuadrat Tengah Dengan menggunakan derajat kebebasan k, n-k-1 dan kaidah pengujianya adalah sebagai berikut : 1. Apabila F hitung F tabel , maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara simultan. 2. Apabila F hitung ≤ F tabel , maka Ho diterima Hi ditolak, artinya variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat secara simultan. Gambar 4. Kurva Distribusi F Sumber : Sugiono, 2001, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan kedelapan, Penerbit Alfabeta, Bandung, Hal.142. 2. Uji t Untuk mengetahui dari masing-masing variabel bebas secara individu atau secara parsial terhadap variabel terikat melalui uji t dengan kriteria sebagai berikut: Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat HI : β1 0 ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat βj t hitung = Se βj Sudrajat, 1998 : 122 Keterangan : n = Jumlah sampel k = Jumlah parameter regresi β = Koefisien regresi Se = Standart error j = Variabel bebas Dengan kaidah pengujian sebagai berikut : 1. Apabila t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial. 2. Apabila t hitung t tabel , maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat secara parsial. Gambar 5. Kurva Distribusi t Sumber : Sugiono,2001, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan kedelapan. Penerbit Alfabeta, Bandung, Hal 139. Untuk mengetahui apakah model analisis tersebut layak digunakan dalam pembuktian selanjutnya dan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat maka perlu diketahui nilai adjusted R 2 atau koefisien nilai determinasi dengan menggunakan rumus: JK Regresi Jadi R 2 = Sulaiman, 2004 : 86 JK Total Dimana : R 2 = koefisien determinasi JK total = jumlah kuadrat Karateristik utama dari R 2 adalah : a. Tidak mempunyai nilai negatif Nilainya berkisar antara 0 nol dan 1 satu atau 0 R 2 1

3.4.3. Pendekatan Asumsi BLUE Best Liner Unbiased Estimator

Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias BLUE, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji t dan uji F yang dilakukannya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh. Sifat dari BLUE itu sendiri adalah: a. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan data terhadap  dan  b. Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penafsiran. c. Unbiased : Nilai jumlah sampel sangat besar penaksir parameter diperoleh dari sampel besar kira–kira lebih mendekati nilai parameter sebenarnya. d. Estimasi : e diharapkan sekecil mungkin Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas atau regresi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul-betul linier dan tidak bias atau tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan persamaan, seperti : a Multikoliniearitas Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung varience inflation factor VIF. Rumusnya adalah VIF= 11-R 2 VIF Varience inflation factor menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila VIF Varience inflation factor lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier. Pendeteksian multikolinier yang berikutnya adalah dengan mudah antara variabel bebas yang terjadi korelasi. b Autokorelasi Yang dimaksud dengan autokorelasi yaitu keadaan dimana kesalahan pengganggu dalam suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode yang lain, pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin Watson. t = n  e t – e t-1 2 t = 2 DW = t = n  e t 2 t = 1 Widarjono, 2005:181 Dimana : e t adalah residual perbedaan variabel tak bebas yang sebenarnya dengan variabel tak bebas yang ditaksir dari setiap periode waktu. Sedangkan e t-1 adalah residual dari waktu sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel kriteria pengujian Durbin Watson Uji DW. Gambar 6 : Statistik Durbin-Watson Sumber: Suliyanto, 2005, Analisis Data Dalam Ekonomi Pemasaran, Ghalia Indonesia, Hal. 8. c Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Hal tersebut dilambangkan sebagai : E Ui 2 =  2 Dimana :  2 = varian i = 1, 2, 3, 4, …n Apabila didapat varian yang sama maka asumsi homokedastisitas penyebaran yang sama diterima. Suliyanto, 2005:115 d 4 4 ‐ dI 4 - du 2 dU dI Menolak Ho bukti autokorelasi positif Daerah keragu- raguan Daerah keragu- raguan Menerima Ho atau Ho atau kedua-duanya Menolak Ho bukti autokorelasi negatif

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN