Timur Surabaya, Malang, Blitar, Kediri dan lain-lain; Kalimantan meliputi Samarinda, Palangkaraya, Pontianak, Banjarmasin, dan lain-lain; Bali dan Indonesia
Timur meliputi Ambon, Palu, Ujungpandang, Kendari, Obi, Sorong, Fakfak, dan lain-lain.
Oplah Kompas awalnya 10 ribu sampai 15 ribu per hari. Saat ini oplah nasional mencapai 550 ribu Senin-Jumat, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu
antara 600 ribu sampai 700 ribu perhari. Sedangkan untuk wilayah Jawa timur sendiri oplah harian Kompas mencapai 30 ribu sampai 40 ribu per hari.
4. 1. 2. 1. Kebijakan Redaksional
Kompas lebih suka menamakan dirinya sebagai surat kabar yang berorientasi independen. Sementara yang dimaksud dengan surat kabar independen dalam
kaitannya ini adalah tidak lain surat kabar yang dalam cara pemberitaanya tidak memposisikan dirinya pada satu pihak, dengan kata lain tidak menempatkan dirinya
pada salah satu kekuasan politik yang ada. Untuk itu pula tampaknya surat kabar ini menggunakan motto “Amanat Hati-Nurani Rakyat”. Dengan cara ini Kompas
mencoba selalu bersikap objektif dalam mengupas sutu peristiwa dan senantiasa membela keinginan dan cita-cita rakyat banyak.
Pada masa orde lama Kompas pernah berorientasi politik atau agama tertentu, hal ini lebih disebabkan karen pada masa demokrasi Liberal itu Deppen
mengharuskan semua surat kabar mengaitkan eksistensinya dengan salah satu kekuatan politik yang ada pada saat itu. Kompas yang berdirinya dirintis oleh PK
Ojong dan Jacob Oetama ini pada awalnya hanya dibaca oleh orang-orang Katholik
Jakarta, maka akhirnya berafiliasi dengan partai Katholik pada saat pemerintahan orde baru menghapus peraturan tersebut, maka Kompas melepaskan diri dari Partai
Katholik dan diputuskan sejak saat itu bahasa sasaran Kompas adalah kelas menengah dan atas sehingga tipografi dan penampilan Kompas disesuaikan selera
masyarakat kelas tersebut. Konotasi bahwa Kompas masih berafiliasi dengan Partai Katholik tampaknya
masih berbekas, terutama untuk mereka yang masih awam dengan Kompas. Hal ini bisa diperkuat apabila dilihat dari siapa yang mengasuh dan memiliki surat kabar ini.
Demikian juga orientasi politiknya kadang-kadang muncul secara terselubung, walaupun barangkali tidak disadarinya. Hal ini ternyata erat dengan sejarah
berdirinya Kompas yang pada awalnya memang dekat dengan Partai Katholik. Ketika Partai Katholik difusikan kedalam PDI tahun 1973, Kompas mulai berusaha
menjadi koran independen. Saat ini Kompas menghadirkan dirinya sebagai koran yang independen dan lebih berorientasi bisnis. meskipun demikian, latar belakangnya
sebagai koran yang dekat dengan perdebatan politik, terutama bila perdebatan itu menyangkut atau menyinggung kekuatan politik Islam.
Namun pada perkembangannya Kompas berusaha untuk membenahi diri menjadi sebuah media massa cetak profesional yang berusaha untuk bersikap netral
dan tidak melakukan pengkotak-kotakan berdasarkan kondisi demografis khalayaknya. Hal ini tercermin dalam motto “Amanat Hati-Nurani Rakyat” dibawah
logo Kompas,menggambarkan visi dan misi bagi disarankannya hati nurani rakyat. Kompas ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan,
meninggalkan perkotakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan. Ingin
berkembang sebagai Indonesia mini, karena dia sendiri telah menjadi lembaga yang terbuka dan kolektif. Ingin ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kompas
ingin menempatkan kemanusiaan sebagai nilai tertinggi. Mengarahkan fokus dan tujuan pada nilai-nilai yang traseden atau mengatasi kepentingan kelompok. Pada
ulang tahun Kompas yang ke-35 ditemukan pepatah “Kata Hati-Mata Hati” menegaskan semangat emphaty dan compassion Kompas.
Lembaga media massa, seperti harian pagi Kompas, tidak terlepas dari gejolak masyarakatnya. Dalam setiap pergolakan itu, Kompas terus berusaha
membangun kepercayaan masyarakat lewat berita dan tulisan yang komperehensif. Cover both side, tidak menyakiti hati secara pribadi, mendudukan soal, membuka
cakrawala, tidak memihak, kecuali pada kebenaran dan demi penghargaan tinggi pada harkat kemanusiaan.Deskripsi isi tiap halaman harian Kompas secara umum
adalah sebagai berikut : Tabel 2.
Halaman 1 Memuat berita-berita utama nasional
dan internasional Halaman
2-5 Memuat berita-berita politik dan
hukum Halaman 6-7
Memuat tajuk rencana,opini dan surat pembaca
Halaman 8-11 Memuat berita –berita internasional
Halaman 12-14 Memuat berita-berita humaniora
Halaman 15
Memuat berita-berita umum dan sambungan dari halaman 1
Halaman 16 Sosok
Halaman 17 Memuat berita bisnis dan keuangan
Halaman 23 Memuat acara hari ini
Halaman 24-25 Memuat berita nusantara
Halaman 26-28
Halaman metropolis,memuat berita- berita seputar Jebodetabek
Halaman 29-32 Memuat berita-berita olahraga
Halaman 33-40 Memuat berita tentang otomotif
Halaman 41-48 Memuat iklan
4. 2. Hasil dan Pembahasan. 4. 2. 1. Analisis Berita Jawa Pos