2. Hasil dan Pembahasan. 2. 1. Analisis Berita Jawa Pos 2. 1. 1. Jawa Pos 22 Juli 2010, judul : “Darmin Dicecar Soal Penanganan Kasus Pajak”.

Halaman 41-48 Memuat iklan 4. 2. Hasil dan Pembahasan. 4. 2. 1. Analisis Berita Jawa Pos

4. 2. 1. 1. Jawa Pos 22 Juli 2010, judul : “Darmin Dicecar Soal Penanganan Kasus Pajak”.

Kamis, 22 Juli 2010, Jawa Pos memuat sebuah headline yang menarik terkait proses pemilihan Gubernur Bank Indonesia yang baru. Seperti diketahui Gubernur Bank Indonesia sebelumnya yaitu Boediono telah resmi mengundurkan diri dan ikut dalam bursa pencalonan wakil presiden dan saat ini tengah menjabat sebagai Wakil presiden Republik Indonesia. Oleh sebab itu proses pemilihan Gubernur Bank Indonesia ini kemudian menjadi menarik karena calon yang diajukan oleh presiden langsung ini merupakan calon tunggal. Maka Jawa Pos memuat berita seputar proses fit and proper test dihalaman depan harian tersebut dengan judul : “Darmin dicecar Soal Penanganan Kasus Pajak”. Struktur Sintaksis yang diamati dalam struktur ini adalah headline, lead, latar dan pengutipan nara sumber berita. Dari judul headline yang dipilih oleh Jawa Pos yaitu : “Darmin Dicecar Soal Penanganan Kasus Pajak”. Secara langsung judul ini mengandung makna untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa Darmin sebagai calon Gubernur Bank Indonesia ternyata terkait banyak kasus pajak, terbukti dari pemakaian kata “dicecar” dalam judul, yang artinya soal penanganan kasus pajak itu ditanyakan secara terus menerus. Maka dapat dipastikan dalam isi berita tersebut saat proses fit and proper test,Darmin ditanyai banyak pertanyaan tentang kasus pajak yang terkait dengan dirinya. Sehingga secara tidak langsung Jawa Pos mencurigai dan cenderung pesimis karena banyaknya kasus pajak yang ingin diklasifikasikan kepada Darmin. Pada lead yang digunakan Jawa Pos semakin memperjelas banyaknya kasus pajak yang diklarifikasi pada Darmin. “JAKARTA-Proses fit and proper test uji kepatutan dan kelayakan calon Gubernur Bank Indonesia BI menjadi ajang bagi Komisi XI DPR untuk mengklarifikasikan berbagai kasus pajak yang diduga terkait dengan Darmin Nasution. Saat ini Darmin menjabat deputi gubernur senior BI dan menjadi pejabat sementara Pjs gubernur BI.” Dalam lead ini Jawa Pos terdapat kalimat yang berbunyi “proses fit and proper test uji kepatutan dan kelayakan calon Gubernur Bank Indonesia BI menjadi ajang bagi Komisi XI DPR untuk mengklasifikasikan berbagai kasus pajak yang diduga terkait dengan Darmin Nasution” secara jelas disini Jawa Pos menekankan bahwa ketika proses uji kelayakan dan kepatutan dilakukan atas Darmin Nasution ternyata beliau telah ditengarai terlibat banyak kasus pajak. Dan oleh sebab itu para anggota DPR Komisi XI ingin meminta kejelasan untuk kasus - kasus tersebut. Selanjutnya pada latar, Jawa Pos ingin memberikan informasi tentang sosok Darmin Nasution sebelumnya, sehingga secara tidak langsung menimbulkan rasa pesimis mengingat hal tersebut. “Sebelum menjadi deputi gubernur senior BI, Darmin merupakan Dirjen Pajak Periode 2006-2009”. Selain hal tersebut diatas Jawa Pos juga ingin mengingatkan banyaknya kasus yang dipertanyakan oleh DPR yang berkaitan dengan beliau. “Beberapa kasus pajak yang dimintakan klarifikasi kepada Darmin antara lain, kasus pajak Paulus Tumewu Komisaris Ramayana Department Store, kasus pajak Halliburton, dan kasus mafia pajak Gayus Tambunan.” Yang juga menjadi latar berita tersebut terdapat di paragraf ke-12 juga dibeberkan oleh Jawa Pos bahwa selain kasus pajak Darmin juga dicurigai terkait informasi mengenai harta kekayaannya. “Selain kasus pajak, Darmin dicecar mengenai informasi harta kekayaannya. Anggota Komisi XI Edison Betaubun menanyakan informasi bahwa Darmin memiliki 41 SPBU stasiun pengisian bahan bakar umum yang tersebar di kawasan Jabodetabek.” Kutipan narasumber secara tidak langsung tentang sedikit rasa pesimis dengan sosok Darmin diungkapkan oleh Anggota Komisi XI dari FPDIP Maruarar Sirait. “Yang menjadi persoalan utama adalah kredibilitas. Ini erat berkaitan dengan berbagai kasus pajak yang diduga terkait dengan Bapak Darmin. Sebelum DPR memutuskan Bapak layak atau tidak menduduki jabatan Gubernur BI, silahkan Bapak klarifikasi kasus-kasus tersebut ”, kata Maruarar kepada Darmin. Kutipan narasumber lain yang secara tidak langsung juga mempertanyakan kasus pajak yang diselesaikan oleh Darmin saat menjabat sebagai Dirjen Pajak .Yaitu oleh anggota Komisi XI dari fraksi partai Golkar Nusron Wahid. “Ini menjadi pertanyaan besar. Mengapa PK yang sudah ditolak empat kali tiba-tiba dikabulkan oleh Bapak. Padahal, tidak ada novum keadaan atau bukti baru, red, ”tutur Nusron. Kemudian dari struktur skrip dalam berita ini secara menyeluruh memuat unsur who yaitu Darmin Nasution.Dan unsur what dalam berita ini adalah proses fit and proper test Darmin, calon Gubernur BI yang baru, yang berlangsung pada Rabu 217 pada pukul 10.00 sampai pukul 18.30 when di Gedung DPR where. Sejumlah anggota DPR telah mencecar Darmin dengan banyak pertanyaan seputar kasus pajak yang dicurigai akan keterlibatannya why. Secara bergantian Anggota Fraksi PDIP menanyai kasus pajak Paulus tumewu, kemudian Anggota Fraksi Partai Golkar menanyai kasus pajak Halliburton how. Pada struktur tematik,berita ini memiliki 3 tema sentral. Yang pertama adalah Darmin,calon gubernur BI yang baru dalam proses fit and proper test diklarifikasi oleh DPR terkait banyak kasus pajak yang menyangkut dirinya. “Proses fit and proper testuji kepatutan dan kelayakan calon Gubernur Bank Indonesia BI menjadi ajang bagi Komisi XI DPR untuk mengklarifikasikan berbagai kasus pajak yang diduga terkait dengan Darmin Nasution.Saat ini Darmin menjabat deputi gubernur senior BI dan menjadi pejabat sementara Pjs gubernur BI.” Dalam tema pertama tersebut terdapat kata “berbagai kasus pajak” yang Oleh Jawa Pos berusaha untuk menjelaskan bahwa kasus pajak yang terkait dengan Darmin Nasution lebih dari satu kasus pajak. Pada tema tersebut terdapat elemen detail, yakni mengenai detail kasus yang salah satunya dengan jelas mengemukakan sebuah kejanggalan terhadap kasus Halliburton yang ditangani Darmin Nasution saat itu. Elemen detail itu termasuk angka nominal tunggakan pajak yang diloloskan Darmin Nasution, yang terdapat di paragraf ke-6. Kemudian kronologi permohonan dalam kasus pajak Halliburton yang juga dikabulkan dan terdapat pada paragraf ke-8. “Hal itu terjadi setelah Paulus membayar tunggakan pajak Rp 7, 4 Miliar dan denda 400 persen” “Kemudian, dua minggu setelah itu, Darmin Nasution yang baru menjabat Dirjen pajak mengabulkan PK tersebut” Tema keduanya adalah membahas satu persatu anggota DPR meminta klarifikasi Darmin terkait banyak kasus pajak juga tentang harta kekayaannya. Dalam tema ini mengandung koherensi sebab-akibat dan koherensi penjelas. Koherensi sebab-akibat ada pada paragraf ke-6 ada kata “sebab”yang menjelaskan pertanyaan Maruarar Sirait, salah satu anggota DPR fraksi PPDIP tentang pelanggaran kasus pajak Paulus Tumewu yang saat itu Darmin menjabat sebagai Dirjen Pajak. “Maruarar menyebutkan kasus pajak Paulus Tumewu diindikasikan melanggar undang-undang. Sebab setelah dilakukan penyidikan dan masuk proses penuntutan, kasus tersebut dihentikan..” Koherensi penjelas terdapat pada paragraf 11 saat Anggota Komisi XI DPR Edison Betaubun yang menanyakan Darmin tentang kepemilikan 41 SPBU. Dari kata “memiliki” dalam paragraf tersebut menunjukkan bahwa Darmin adalah pemilik dari 41 SPBU yang tersebar di kawasan Jabodetabek. “Selain kasus pajak,Darmin dicecar mengenai informasi harta kekayaannya.Anggota Komisi XI Edison Betaubun menanyakan informasi bahwa Darmin memiliki 41 SPBU stasiun pengisian bahan bakar umum yang tersebar di kawasan Jabodetabek.” Tema ketiga dalam berita ini adalah yang menjadi sorotan Darmin untuk memperbaiki perekonomian negara. Pada tema ini terdapat elemen detail dan koherensi sebab-akibat. Koherensi sebab-akibat yang dimaksud dalam berita ini ada pada paragraf 19. Hal ini dapat terlihat dari adanya elemen detail pada kata “akibat” yang menjelaskan meski BI menurunkan suku bunga perbankan masih lamban merespon berakibat bunga kredit tetap berada diatas 10 persen. Kalimat dalam paragraf tersebut menunjukkan rasa pesimis atas kebijakan Darmin yang bahwa meskipun melakukan penurunan suku bunga namun perbankan masih lambat merespon. “Darmin mengakui, meski BI menurunkan suku bunga acuan BI rate ke level 6,5 persen, perbankan masih lamban merespons. Akibatnya, bunga kredit perbankan saat ini berada di atas 10 persen..” Struktur Retoris yang terkandung pada berita ini yaitu pada kata “dicecar” yang dipilih di judul yang berarti Darmin secara terus menerus ditanya tentang soal kasus pajak yang berkaitan dengan dirinya. Selain itu unsur grafis terdapat pada foto- foto yang menyertainya. Foto pertama yaitu foto Darmin Nasution yang sedang menempelkan dagu pada tangan yang memegang ballpoint.Hal ini menggambarkan bahwa Darmin sedang berpikir keras pada saat proses fit and proper test tersebut. Foto kedua yaitu foto unjuk rasa yang menggambarkan puluhan orang membawa spanduk bertuliskan “TOLAK DARMIN” dan unsur metafora terdapat pada gambar darmin yang dicoret menyerupai drakula. Foto ini seakan-akan menggambarkan adanya penolakan sebagian masyarakat pada sosok Darmin yang menjadi calon tunggal Gubernur Bank Indonesia. Tabel 3. Frame Berita “Darmin Dicecar Soal Penanganan Kasus Pajak” Elemen Strategi Penulisan Sintaksis Banyak kasus pajak yang terkait dengan Darmin selama menjabat sebagai Dirjen pajak Skrip Menekankan pada kasus-kasus yang melibatkan Darmin. Tematik 1. Darmin,calon gubernur BI yang baru dalam proses fit and proper test. 2. DPR meminta klarifikasi Darmin. 3. Strategi Darmin untuk perbankan Indonesia. Retoris Adanya foto-foto yang menjelaskan isi berita secara tidak langsung.

4. 2. 1. 2. Jawa Pos 23 Juli 2010,judul : Darmin Terpilih Bersyarat.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25