74 dibatalkan untuk mendapatkan pengembalian premi atau pembayaran klaim.
101
Produk investasi ritel biasanya digunakan pada tahap layering dan integration. Produk investasi ritel menarik untuk digunakan mencuci hasi tindak pidana
karma kemudahan dalam memindahkan dana dari suatu produk investasi ke produk investasi lainnya. Proses ini merupakan upaya penggabungan dana yang sah
dengan yang tidak sah dan memasukkannya dalam sistem perekonomian.
3. Perusahaan Efek, Pengelola Reksa Dana Dan Bank Kustodian
Perusahaan efek, pengelola reksa dana dan bank kustodian wajib memiliki prosedur yang memadai untuk membuktikan dan memverivikasi identitas
nasabahcalon nasabah. Apabila perusahaan efek, Pengelola Reksa Dana Dan Bank Kustodian tidak mengetahui secara pasti identitas para nasabahcalon nasabah
tersebut tidak ditolak
102
. Sektor perbankan merupakan lembaga keuangan yang paling sering dijadikan
sebagai media money laundering pencucian uang. Pesatnya kemajuan teknologi dan arus globalisasi disektor perbankan membuat industri ini menjadi lahan yang
empuk bagi pelaku kejahatan pencucian uang. Pelaku kejahatan dapat memanfaatkan bank untuk kegiatan pencucian uang karena jasa dan produk perbankan
memungkinkan terjadinya lalu lintas atau perpindahan dana dari suatu bank ke bank atau lembaga keuangan lainnya sehingga asal usul uang tersebut sulit dilacak oleh
aparat penegak hukum. Bahkan melalui sistem perbankan pelaku dalam waktu yang
101
http:yunushusein.files.wordpress.com20070733 , Op.,cit, hlm 3
102
Ibid
Universitas Sumatera Utara
75 sangat cepat dapat memindahkan hasil kejahatan melampaui batas yuridiksi negara,
sehingga pelacakannya akan bertambah sulit apalagi kalau dana tersebut masuk kedalam sistem perbankan yang negaranya menerapkan ketentuan rahasia bank yang
sangat ketat.
103
5. Pembuktian Terbalik
Isu hukum yang paling penting dalam menunjukkan efektifitas penegakan hukum adalah masalah pembuktian, demikian pula halnya dengan Undang-Undang
TPPU. Pembuktian dalam proses perkara pidana berbeda dengan proses perkara perdata dalam perkara perdata, yang dicari adalah kebenaran formal berdasarkan alat
bukti yang ada.
104
Atau dengan kata lain, pihak yang harus membuktikan adalah pihak yang menyatakan atau menuntut atau mengklaim suatu hak.
Undang-Undang TPPU mengatur soal pembuktian terbalik dalam Pasal 35 yang menyatakan, dalam sidang pengadilan terdakwa wajib membuktikan bahwa
harta kekayaannya bukan berasa dari tindak pidana. Muncul beberapa persoalan teknis dari konsep pembuktian terbalik yang disebutkan Undang-Undang TPPU.
105
Jadi, pembuktian terbalik ini dilakukan bukan hanya untuk menghukum terdakwa, tetapi untuk menyita harta kekayaan hasil korupsi. Jika pembuktian terbalik dilakukan
103
Yunus Hussein, Menyoal Cuci Uang, 21 Agustus 2003, http:www.tabloid-
ombudsman.comartikel.php?idb=563noedisi=0 , pada hari senin diakses tanggal 21 Februari 2011
104
Ivan Yustiavandana, Arman Nefi dan Adiwarman, Op.,cit, hlm 238
105
Ibid, hlm 239
Universitas Sumatera Utara
76 menghukum terdakwa, maka akan bertentangan dengan asas hukum pidana yaitu asas
praduga tak bersalah presumption of innocence.
106
Pembuktian terbalik yang dijelaskan pada Undang-Undang No 8 Tahun 2010
tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak pidana pencucian uang, mengatur secara rinci mengenai pembuktian terbalik saat masih dalam proses
penyidikan atau sudah masuk ke pengadilan. Pasal 72 ayat 1 berbunyi, bahwa untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara tindak pidana pencucian uang,
penyidik, penuntut umum atau hakim berwenang meminta pihak pelapor untuk memberikan keterangan secara tertulis mengenai harta kekayaan dari orang yang
dilaporkan ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK kepada penyidik, tersangka atau terdakwa. dilanjutkan Pada ayat 2 disebutkan, dalam
meminta keterangan tersebut, bagi penyidik, penuntut umum atau hakim tidak berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur rahasia bank
dan kerahasiaan transaksi keuangan lain. Sedangkan pada Pasal 77 Undang- Undang yang sama dijelaskan, untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan,
terdakwa wajib membuktikan bahwa harta kekayaannya bukan merupakan hasil tindak pidana.
Berlanjut ke tindak pidana pencucian uang menurut Pasal 3 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak pidana penncucian
106
Ibid, hlm 240, menjelaskan: presumption of innocence adalah asas praduga tak bersalah telah lama dikenal dalam hukum Indonesia diatur dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 18 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Asas praduga tak bersalah berbunyi, bahwa “setiap orang yang ditangkap, ditahan dan
dituntut karena disangka melakukan tindak pidana berhak dianggap tak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya secara sah dalam siding pengadilan”.
Universitas Sumatera Utara
77 uang, adalah
Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi, penyuapan, narkotika, seperti termuat dalam pasal 2 ayat 1 UU yang sama.
Hal ini merupakan salah satu kekhususan tindak pidana pencucian uang dibandingkan dengan pengaturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
dimana terdakwa tidak dibebani kewajiban tidak dibebani kewajiban pembuktian Pasal 66, namun pembuktian terbalik untuk tindak pidana pencucian uang hanya
dapat dilakukan oleh terdakwa pada tingkat pengadilan bukan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
Merumuskan suatu tindak pidana bertujuan untuk menentukan apakah suatu perbuatan itu memenuhi unsur dari salah satu Pasal dari suatu tindak pidana. Apabila
unsur tindak pidana sudah sesuai dengan perbuatan yang dilakukan, berarti telah terjadi tindak pidana.
107
Selanjutnya bagaimana pertanggungjawaban dalam hukum pidana atas perbuatan yang ia lakukan itu. Pertanggungjawaban dalam hukum pidana
atau yang juga disebut criminal responsibility pertanggungjawaban pidana artinya: “Orang yang telah melakukan suatu tindak pidana di situ belum berarti ia harus
dipidana, ia harus mempertanggungjawabkan atas perbuatannya yang telah
107
Suharto, Hukum Pidana Materil, Jakarta: Sinar Grafika, Edisi Kedua: 2002, hlm 106
Universitas Sumatera Utara
78 dilakukan.” Mempertanggungjawabkan atas suatu perbuatan berarti untuk
menentukan pelaku salah atau tidak.
C. Perluasan Peran PPATK Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010