h. modus pembelian kembali,
dimana pelaku menggunakan dana yang telah dicuci untuk membeli sesuatu yang telah dia miliki.
54 3. tipologi IT :
a. modus E-Bisnis, hampir sama dengan modus menyerupai
MLM, namun menggunakan sarana internet. b.
modus scanner merupakan tindak pidana pencucian uang dengan predicate crime berupa penipuan dan pemalsuan atas dokumendokumen
transaksi keuangan. 4. tipologi hitek adalah suatu bentuk kejahatan terorganisir secara skema namun
orang-orang kunci tidak saling mengenal, nilai uang relatif tidak besar tetapi bila dikumpulkan menimbulkan kerugian yang sangat besar.
4. Perkembangan Anti Pencucian uang
Pengaturan mengenai kerjasama dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU, dimana kerja sama nasional dilakukan PPATK dengan pihak yang mempunyai
keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia serta kerja sama internasional dilakukan
oleh PPATK dengan lembaga sejenis yang ada di negara lain dan lembaga
Universitas Sumatera Utara
internasional yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
80
Penjelasan mengenai perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia, delegasi PPATK Republik Indonesia menyampaikan beberapa kemajuan diantaranya
telah diundangkannya Undang-undang No. 8 tahun 2010 tentang Pecegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Undang-undang No. 8 tahun 2010.
Beberapa aturan baru yang dimuat dalam Undang-Undang 8 Tahun 2010 yaitu memperluas cakupan pihak-pihak pelapor dari sebelumnya hanya sebatas otoritas jasa
keuangan menjadi penyedia barang dan jasa, termasuk di dalamnya agen perumahan, pengadaian, agen penjualan kendaraan bermotor dan penjualan barang antik.
Undang-Undang 8 Tahun 2010 mempertegas cumulative indictmen
81
turut serta melakukan perbuatan
dan sistem multi-investigator wewenang yang melekat
pada jabatan atau kedudukannya dalam penanganan dugaan pencucian uang. Peran
sebagai penyidik dalam kasus pencucian uang yang selama ini hanya dilakukan oleh Polri dan melalui Undang-Undang 8 Tahun 2010 diperluas mencakup Kejaksaan,
Badan Narkotika Nasional, Komisi Pemberantasan Korupsi, Ditjen Bea Cukai, dan Ditjen Pajak Kementerian Keuangan.
55
80
http:www.kemlu.go.idcanberraOthersPicturesKunjungan20PPATK.jpg diakses pada
hari selasa tanggal 22 Maret 2011
81
www.docpdf.infoarticlesarti+facing+pages.html , diakses pada hari senin tanggal 28
Maret 2011, menjelaskan: Cumulative Indictment dan Sistem Multi Investigator: Terdakwa, melakukan atau turut serta melakukan perbuatan telah memberi hadiah atau janji kepada pegawai
negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Istilah money laundering sebenarnya sudah ada sejak pertengahan Tahun 1930 di Amerika Serikat yang ditujukan bagi kegiatan mafia dalam melegalkan uang hasil
pencariannya dengan proses transformasi uang kotor dirty money menjadi uang bersih clean money. Uang kotor tersebut bisa berasal dari perbuatan-perbuatan yang
melanggar hukum seperti penjualan obat-obatan terlarang drug sales, perjudian gambling, porsitusi prostitution, penyuapan bribery, dan terorisme terrorism
maupun kejahatan yang merupakan kejahatan kerah putih white collar crime.
82
Menurut Yunus Hussein merenangkan definisi dari money laundering atau pencucian uang adalah
83
mengenai proses atau perbuatan yang menggunakan uang
hasil tindak pidana atau uang haram istilahnya proceed of crime proses kejahatan. Dengan perbuatan itu, uang disembunyikan atau dikaburkan asal usulnya oleh si
pelaku, sehingga kemudian seolah-olah muncul uang yang sah atau yang halal. Jadi dalam pengertian popular, pencucian uang itu, ada uang haram atau uang tidak sah
kemudian dengan perbuatan dan proses tertentu, dikaburkan atau disembunyikan asal usulnya dijauhkan kemudian seolah-olah nanti muncul uang yang sah atau uang yang
halal. Secara yuridis dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang tindakan pidana pencucian uang, hal ini dibedakan dalam dua tindak pidana pencucian uang.
Pertama tindak pidana yang aktif, dimana seseorang dengan sengaja menempatkan, mentransfer, menghibahkan, membayarkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
56
82
Sjahdeini Remy, Op.,cit, hlm 38
83
http:yunushusein.files.wordpress.com20070733_pembangunan-rezim-aml-dan-profesi- akuntan_x.pdf
, Hasil Wawancara dengan Ketua PPATK Yunus Husein, pada hari senin di Akses tanggal, 28 Februari 2011
Universitas Sumatera Utara
menukarkan uang-uang hasil tindak pidana dengan tujuan mengaburkan atau menyembunyikan asal usul uang itu, sehingga muncul seolah-olah sebagai uang yang
sah. Sementara itu ada ketentuan lain di pasal 3 Undang-Undang No. 8 Tahun
2010 yang menyebutkan tentang tindak pidana money laundering Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan
asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20 dua puluh tahun dan denda paling banyak
Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah. Apapun yang melatarbelakangi para pelaku pencucian uang melakukan
aksinya adalah dengan maksud memindahkan atau menjauhkan para pelaku tersebut dari kejahatan yang menghasilkan proceeds of crime proses kejahatan, memisahkan
dari kejahatan yang dilakukan, menikmati hasil kejahatan untuk aksi kejahatan selanjutnya kedalam bisnis yang sah.
84
Pelaku pencucian uang adalah kejahatan yang sangat merugikan negara dan 57
84
Imam Sjahputra, Problematika Hukum Internet Indonesia, Jakarta: Kencana, 2003, hlm 3
Universitas Sumatera Utara
harus dihukum. Hukum per definisi adalah seperangkat norma moral sosial.
85
Apa yang disebut hukum itu adalah realitas yang eksis di alam Sollen dengan posisinya yang a priori di hadapan segala bentuk perilaku manusia alam
pengalaman. Hukum adalah realitas kodrati, bagian dari keniscayaan alami yang tertanamkan dengan kekuatannya yang universal di dalam setiap ide
dan budi nurani manusia, Hukum menurut logikanya yang normatif seperti ini s ena ntia sa, dan ni sca ya pula harus dipandang alias diteorikan sebagai
sesuatu realitas kodrati yang internal sudah tertanam di dalam sanubari yang merupakan bagian integral eksistensi manusia, dan yang karena itu pula niscaya
sudah eksis sebelum perilaku hukum manusia diwujudkan di alam pengalaman yang nyata.
Melalui tindakan yang melanggar hukum ini, pendapatan atau harta kekayaan yang didapat dari hasil kejahatan diubah menjadi dana yang seolah-olah berasal dari
sumber yang sah atau legal. Modus tindak pidana seperti ini dari waktu-kewaktu semakin komplek dengan menggunakan teknologi dan rekayasa keuangan yang
cukup rumit.
86
Mafia membeli perusahaan-perusahaan dengan menggunakan dana hasil kejahatan. Investasi terbesar adalah dengan membeli perusahaan pencucian pakaian
Laundromats, yang pada waktu itu sangat popular di Amerika Serikat. Karena saat itu belum ada ketentuan mengenai pencucian uang maka praktik tersebut dilegitimasi
58
85
Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum, Paradigma, Metode Dan Dinamika Masalahnya, Jakarta: ELSAM dan HUMA, 2002, hlm 180
86
Imam Sjahputra, Op.cit, hlm 3
Universitas Sumatera Utara
oleh pemerintah Amerika Serikat sehingga perubahan sedemikian itu dikenal dengan sebutan money laundering pencucian uang.
Menurut Anwar Nasution,”money laundering pencucian uang adalah merupakan istilah hukum, apakah undang-undang maupun peraturan pemerintah.”
87
Dengan demikian pemutihan uang merupakan suatu kegiatan atau cara atau proses untuk merubah uang “haram” yang sebenarnya dihasilkan dari sumber yang illegal
sehingga menjadi seolah-olah berasal dari sumber yang “halal” atau sah. Tindak pidana pencucian uang money laundering merupakan tindak pidana
yang sangat merugikan negara. Adapun pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang diatur pada Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 yaitu:
“Pencucian Uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.”
Sanksi pidana kejahatan money laundering dapat dilihat pada Pasal 7 ayat 1,
dan ayat 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yaitu:
59
1 Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap Korporasi adalah pidana denda paling banyak Rp100.000.000.000, seratus miliar rupiah.
2 Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat 1, terhadap Korporasi juga dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa:
a. pengumuman putusan hakim;
87
Anwar Nasuition, Sumber, Proses Mekanisme dan Dampak Ekonomi Money Laundering, Makalah, disampaikan Pada Seminar Nasional Pemutihan Uang Kejahatan, Jakarta, 13 Agustus 1994
Universitas Sumatera Utara
b. pembekuan sebagian atau seluruh kegiatan usaha Korporasi; c. pencabutan izin usaha;
d. pembubaran danatau pelarangan Korporasi; e. perampasan aset Korporasi untuk negara; danatau
f. pengambilalihan Korporasi oleh negara. Dari pengertian yang dikemukakan di atas, terdapat aktivitas pencucian uang
secara umum merupakan suatu tindakan atau perbuatan memindahkan, menggunakan atau melakukan perbuatan lainnya atas hasil dari satu tindak pidana yang kerap
dilakukan oleh organization crime kejahatan berkelompok. 60
Menurut Yunus Hussein Selain diundangkannya Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 ini yang dirubah menjadi Undang-Undang No 25 Tahun 2003, dan
sekarang mulai beroperasi Undang-Undang No 8 Tahun 2010 yaitu langkah-langkah apa yang telah dilakukan oleh pemerintah, karena sekarang yang memegang otoritas
adalah pemerintah.
88
Di harapkan dengan adanya lembaga ini bukan saja pemerintah akan mudah mendeteksi tindak pidana pencucian uang money laundering, tapi lembaga yang
baru ini juga dapat membantu penegakan hukum oleh law enforcement agency yang berkaitan dengan predicate crime itu sendiri misalnya korupsi, penyuapan dan lain-
lain. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dirumuskan dengan jelas tugas-tugas yang
88
http:yunushusein.files.wordpress.com20070733_pembangunan-rezim-aml-dan-profesi- akuntan_x.pdf
, Hasil Wawancara dengan Ketua PPATK, di Akses pada hari senin tanggal, 28 Februari 2011
Universitas Sumatera Utara
diembang oleh PPATK dalam pelaksanaan fungsinya sebagai lembaga intelijen di bidang keuangan
89
dan sangat membantu penegakan hukum sekaligus mendeteksi pencucian uang money laundering itu sendiri. Upaya lain dari pemerintah, misalnya
dikeluarkannya peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tindak pidana pencucian uang misalnya melarang pembelian saham-saham bank dengan uang money
laundering, dilarang mendirikan bank dengan tujuan pencucian uang kemudian kita 61
juga telah menandatangani memorandum of understanding dengan Thailand untuk meningkatkan upaya-upaya memberantas tindak pidana pencucian uang, karena
kejahatan ini sudah sangat lama terjadi, sehingga diperlukan juga kerjasama international dengan lembaga-lembaga di luar.
Pemerintah dalam hal ini menteri keuangan dan ketua Bapepam termasuk juga BI, sebelumnya telah mengeluarkan ketentuan-ketentuan mengenai prinsip mengenal
nasabah atau know your customer principal, dimana tujuannya yang utama adalah untuk mencegah industri keuangan dipakai oleh para pelaku kejahatan dan untuk
menjaga agar supaya para pelaku dalam sistem keuangan tidak terlibat dan tidak terseret-seret dalam pidana pencucian uang ini.
90
89
Naskah Akademik, Op.,cit, hlm 42
90
Ibid
Universitas Sumatera Utara
62 Di bawah ini ada bagan tentang Rezim Anti Pencucian Uang
yaitu:
Keterangan dari bagan di atas adalah menunjukkan kerjasama dan koordinasi antar institusi yang sedemikian banyak harus didukung dengan tindakan konkrit dari
setiap elemen yang terlibat dalam rezim anti money laundering pencucian uang melalui pelaksanaan fungsi dan tugasnya. Pada bagan di atas jelas sekali pihak-pihak
yang terkait di dalamnya, dan ini membuat kerjasama yang sangat konkrit dan terarah.
Pelaksanaan Kewenangan PPATK dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, lembaga intelijen di bidang keuangan
Indonesia ini dapat melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait baik secara
R R
E E
Z Z
I I
M M
A A
N N
T T
I I
P P
E E
N N
C C
U U
C C
I I
A A
N N
U U
A A
N N
G G
D PR M ASYARAKA
T
KOM I TE KOORD I N ASI N ASI ON AL
PPATK
Ke r j a sa m a I n t e r n a sion a l
LBG PEN GAW AS PEN GATUR
Pe n ye dia Ja sa Ke u a n ga n Ba n k N on Ba n k
PELAPOR PEN YI D I K
PEN UN TUT H AKI M
PROSES H UKUM
BEA CUKAI
LEM BAGA PEN EGAKAN H UKUM PERAD I LAN
Ke r j a sa m a D a la m N e ge r i
KEJAH ATAN ASAL H ASI L KEJAH ATAN
Lbg. Pe m e r in t a h Sw a st a Lbg. Pe n e r im a La p. Pr ofe si
Pe n ye dia Ba r a n g da n a t a u Ja sa La in
LAW EN FORCEM EN T APPROACH
PRESI D EN
Universitas Sumatera Utara
63 nasional maupun internasional. Kerjasama dengan instansi pemerintah di dalam
negeri terutama dilakukan agar rezim anti pencucian uang di Indonesia dapat diterapkan secara efektif sehingga PPATK dapat membantu upaya penegakan hukum
dan menjaga stabilitas dan integritas sistem keuangan. Koordinasi dan kerjasama dengan FIU negara lain merupakan suatu hal yang tak bisa diabaikan, karena
kontribusi dari kerjasama internasional misalnya, merupakan sarana penting untuk dapat membangun dan mengembangkan suatu rezim anti pencucian uang yang efektif
dan kokoh di Indonesia.
91
Anti pencucian uang ini ada setelah berdirinya PPATK, Menteri Keuangan dan Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mendukung sepenuhnya
operasionalisasi PPATK. Bank Indonesia menugaskan beberapa pegawai terbaiknya untuk berkiprah di PPATK dan mengizinkan penggunaan lantai 4 Gedung Bank
Indonesia Kebon Sirih beserta sarana dan prasarana pendukung lainnya sebagai “kantor sementara” PPATK.
92
Sekarang PPATK telah memiliki gendung kantor sendiri setelah menanti-nanti, berharap dan berupaya keras selama kurang lebih lima
tahun. Konteks pembangunan anti pencucian uang yang efektif dan kokoh di
Indonesia, diyakini bahwa keberadaan gedung baru tersebut memiliki arti dan peran penting dalam upaya meningkatkan kinerja PPATK ke depan dengan pelaksanaan
program kerja yang semakin jelas dan terarah guna kepentingan negara dan bangsa,
91
http:Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, diakses pada hari sabtu, tanggal
29 Januari 2011
92
http:Pusat , Ibid, hlm 2
Universitas Sumatera Utara
64 terutama untuk membantu upaya penegakan hukum serta menjaga stabilitas dan
integritas sistem keuangan di Indonesia. Banyak persoalan lain di samping hal-hal ini yang mungkin dikatakan terkait dengan hubungan antara hukum dan moral. Secara
informatif bisa dideskripsikan sebagai persoalan antara hukum Alam dan Positivisme Hukum, walaupun masing-masing label ini juga telah digunakan untuk sejumlah tesis
yang berbeda mengenai hukum dan moral.
93
B. Peran PPATK Dalam Mencegah Dan Memberantas Tindak Pidana
Pencucian Uang
1. Fungsi Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan PPATK
Sejak diundangkannya Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, fungsi, tugas dan
kewenangan PPATK diperluas. PPATK saat ini bertugas mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. Kewenangan PPATK juga diperluas,
antara lain dengan ditambahkan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan laporan dan informasi Transaksi Keuangan yang terindikasi tindak pidana pencucian uang.
Kewenangan PPATK diatur dalam pasal 39 sampai dengan pasal 46 Undang-Undang 8 Tahun 2010, sedangkan fungsi PPATK diatur pada pasal Pasal 40 yang berbunyi
sebagai berikut : a.
Pencegahan dan pemberantasan tidak pidana pencucian uang b.
Pengelolaan data dan informasi yang diperoleh PPATK
93
H.L.A. Hart, Konsep Hukum, Bandung: Nusa Media, 2009, hlm 287
Universitas Sumatera Utara