Internal Audit Efektivitas Peran Auditor Internal dan Pendeteksian Fraud Terhadap Penerapan Good Corporate Governance

15 seperti pemeriksa, membandingkan, memeriksa dokumen dasar vouching, menganalisa, mengecek, menginspeksi, menghitung, menelusuri trace, serta memverifikasi verify. Menurut Cohen dan Sayag, 2010 ada dua pendekatan utama untuk konsep efektivitas internal audit. Menurut pendekatan pertama, efektivitas internal audit ditentukan oleh antara audit dan beberapa standar universal ekstrapolasi dari dana karakteristik internal audit. Pendekatan kedua, bahwa efektivitas audi tinternal bukan realitas dihitung, melainkan ditentukan oleh evaluasi subjektif ditugaskan untuk fungsi ini dengan manajemen. Dengan kata lain, keberhasilan setiap internal audit hanya dapat diukur terhadap harapan para pemangku kepentingan yang relevan.

3. Internal Audit

a. Definisi Internal Audit

Auditor internal diseluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor. IIA’S Board of Directors mendefinisikan Internal auditing sebagai berikut: “Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organizationsoperations. It help an organization accomplish its ate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process” Tunggal, 2013:184. Beberapa definisi audit internal modern telah dikembangkan. American Accounting Association mendefinisikannya sebagai: 16 “Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan.” IIA memperkenalkan Standard is for the Professional Practice of Internal Auditing-SPPIA standar yang berisi definisi berikut ini: “Audit Internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan IIA:1978. ” Sedangkan menurut Sawyer’s, 2009:8 yang dimaksud dengan internal auditor adalah: “Internal Auditing is an independen appraisal established within an organization to examine and its activities as a service to organization.” Sedangkan menurut Tunggal, 2013:185 pengertian internal audit dibandingkan dengan pengertian lama dan baru, sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Pengertian Internal Audit Definisi lama Definisi Baru Fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi. Suatu aktivitas independen dan obyektif. Fungsi penelitianbagi organisasi. Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasiorganisasi. Membantu para anggota organisasi agar dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya. Memberi hasil analisis, penilaian, rekomendasi, konseling dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas yang dikaji dan menciptakan pengendalian efektif dengan biaya wajar. Memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi. Sumber: Tunggal, 2013: 185. 17 Menurut Tunggal, 2013:185 pertimbangan yang mendasari definisi baru adalah: 1 Gambaran tentang profesi internal audit secara lebih baik akan diperoleh dari seberapa baik jasapelayanan yang diberikan, bukan siapa yang melaksanakannya dan apa saja jasa yang dapat diberikan. 2 Agar tetap bertahan, profesi internal audit harus dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. 3 Internal audit perlu mengadopsi semua sudut pandang dari seluruh rantai nilai value Chain. 4 Struktur konseptual internal audit harus dapat menjangkau hal-hal di luar berbagai proses intern yang dilakukannya, untuk mencerminkan internal audit sebagai pendorong tersedianya jasa organisasional. 5 Standar dan pedoman profesi tidak hanya sekedar menjadi pedoman bagi anggota profesi, namun juga harus dapat mensimbolisasikan kualitaskeahlian internal audit kepada pasar.

b. Auditor Internal

Menurut Tedjasukma, 2012 auditor internal yang bekerja pada suatu perusahaan dan berstatus sebagai karyawan didalam perusahaan tersebut dan tugas utama dari auditor internal ini adalah membantu manajer perusahaan dalam memberikan informasi kepada manajer guna membantu manajer dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan efektifitas dari perusahaan. 18 Definisi dari auditor internal adalah seseorang yang bekerja didalam suatu organisasi yang mereka audit. Audit internal dalam suatu organsasi disebut juga sebagai layanan untuk organisasi. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam pelaksanaan yang efektif dari tanggung jawabnya Tedjasukma, 2012. Menurut Sawyer’s, 2009 yang dikutip oleh Tedjasukma, 2012 seorang auditor internal merupakan karyawan dari sebuah perusahaan yang secara langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya didalam suatu perusahaan dan berfungsi untuk menelaah kejadian-kejadian yang terjadi dalam perusahaan tersebut secara independen, tetapi juga siap sedia menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkat manajemen.

c. Efektivitas Internal Audit

Menurut Kurniawan, 2012 beberapa hal yang harus diperhatikan oleh manajemen agar fungsi auditor internal bisa efektif adalah: 1 Auditor internal harus mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi perusahaan dalam arti, tidak boleh terlibat kegiatan operasional perusahaan dan bertanggungjawab kepada atau melaporkan kegiatannya kepada manajemen puncak. 2 Auditor internal harus mempunyai uraian tugas secara tertulis sehingga dapat mengetahui dengan jelas mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki. 3 Auditor internal harus mempunyai kemampuan terkait dengan pemahaman proses manual. 19 4 Harus ada dukungan yang kuat dari manajemen puncak kepada auditor internal, dukungan yang kuat dari manajemen puncak dapat berupa penempatan auditor internal dalam posisi yang independen. 5 Auditor internal harus memiliki sumber daya yang profesional, capable, bisa bersikap obyektif dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi. 6 Auditor internal harus bisa bekerjasama dengan akuntan publik, maka audit fee yang harus dibayar kepada kantor akuntan publik bisa ditekan menjadi lebih rendah. 7 Menciptakan struktur pengkajian yang wajar dan pantas. 8 Mengadakan rotasi dan pengaturan hak cuti karyawan. 9 Memberikan sanksi yang tegas kepada yang melakukan fraud dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi. 10 Membuat program bantuan kepada pegawai yang mendapatkan kesulitan baik dalam hal keuangan maupun non keuangan. 11 Menetapkan kebijakan pemberian dari luar. 12 Menyediakan sumber tertentu dalam rangka mendeteksi fraud karena sulit ditemukan. 13 Menyediakan saluran untuk melaporkan telah terjadinya fraud hendaknya diketahui oleh staf agar dapat diproses pada jalur yang benar.

d. Peran Internal Auditor

Menurut Fitrawansyah 2014:16 pendeteksian fraud oleh auditor internal merupakan salah satu peran dari kegiatan internal auditing yang 20 dijalankan dalam organisasi. Standards No. 1210.A2 menyatakan sebagai berikut: “The internal auditor should have sufficient knowledge to identify the indicator of fraud but is not expected to hace the expertise of a person whose primary responsibility is detecting ang investigating fraud”. Merujuk pada standar profesi diatas, auditor internal diharuskan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mendeteksi adanya indikasi fraud dalam organisasi. Pengetahuan yang harus dimiliki auditor termasuk pula pengetahuan mengenai karakteristik fraud, teknik- teknikyang digunakan dalam melakukan fraud dan jenis-jenis fraud yang mungkin terjadi pada berbagai proses bisnis. Auditor internal bertanggungjawab dalam mendeteksi fraud yang mungkin telah terjadi sedini mungkin, sebelum membawa dampak yang lebih buruk pada organisasi. Pendeteksian tersebut dapat dilakukan pada saat menjalankan kegiatan internal audit.Pada saat melakukan audit, auditor internal dapat memfokuskan diri pada area-area yang memiliki risiko tinggi terjadinyafraud seperti transaksi kas, rekonsiliasi bank, proses pengadaan, penjualan dan lain-lain Fitrawansyah, 2014:16. Jika auditor internal menemukan suatu indikasi terjadinya fraud dalam organisasi, auditor internal harus melaporkannya kepada pihak- pihak terkait dalam organisasi tersebut, seperti audit commite.Auditor internal dapat memberikan rekomendasi dilakukannya investigasi yang diperlukan untuk menyelidiki fraud tersebut Fitrawansyah, 2014:17. 21 Standards for the Professional Practice of Internal Auditing dari IIA menyebutkan bahwa auditor internal harus melakukan pemeriksaan internnya dengan hati-hati dan menggunakan kemahiran jabatannya.Dalam hal ini auditor harus memperhatikan kemungkinan- kemungkinan terjadinya kecurangan, kesalahan, manipulasi, inefesiensi, pemborosan, ketidakefektifan dan conflict of interst.Mereka juga harus hati-hati terhadap kondisi dan kegiatan yang memungkinkan terjadinya irregularities.Berarti auditor harus membuka mata lebar-lebar, memasang telinga dengan baik dan harus mengetahui modus operasi terjadinya macam-macam kecurangan Agoes, 2013:214. Menurut Agoes, 2013:214 jika auitor internal menemukan indikasi dan mencurigai terjadinya kecurangan di perusahaan, maka ia harus memberitahukan hal tersebut kepada top management. Jika indikasi tersebut cukup kuat, manajemen akan menugaskan suatu tim untuk melakukan investigasi. Tim tersebut biasanya terdiri dari auditor internal, lawyer, investigator, security dan spesialis dari luar atau dalam perusahaan misalnya ahli komputer, ahli perbankan dan lain-lain. Hasil investigasi tim harus melaporkan secara tertulis kepada top management yang mencakup fakta, temuan, kesimpulan, saran dan tindakan perbaikan yang perlu dilaporkan. Top management setelah mempelajari laporan tersebut, akan memutuskan apakah kecurangan diselesaikan secara hukum melalui kepolisian atau pengadilan. Peran auditor internal dalam menemukan indikasi terjadinya kecurangan dan melakukan investigasi terhadap kecurangan sangat besar. 22 Peran auditor internal yang independen sangat penting dalam penerapan GCG di perusahaan, dimana anggota auditor internal tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada perusahaan tersebut, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan direksi, komisaris dan pemegang saham utama perusahaan tersebut dan tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan tersebut. GCG juga menuntutsejauh mana auditor internal dapat berperan dengan baik untuk mewujudkannya pada sektor swasta. Auditor internal dituntut untuk menyediakan informasi mengenai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada di dalam perusahaan Wardoyo, 2010. Auditor Internal merupakan salah satu pilar GCG yang memiliki peran cukup penting dalam implementasi GCG, terutama dari aspek pengendalian. Auditor Internal dapat berperan untuk mendorong implementasi GCG melalui pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian tindak kecurangan fraud yang terjadi di suatu organisasi atau perusahaan. Melalui pencegahan Auditor Internal akan mampu mengimplemtasikan GCG dengan lebih mudah. Pencegahan saja tidaklah memadai seorang Audior Internal dalam mengimplementasikan GCG, perusahaan harus memahami pula bagaimana cara mendeteksi secara dini terjadinya fraud Effendi, 2010:17. Auditor yang dipekerjakan oleh satu perusahaan, persekutuan, badan pemerintah, individu dan entitas lainnya merupakan auditor internal.Diperusahaan besar, staf internal audit bisa sangat banyak dan 23 direktur audit internal biasanya adalah pangkat yang paling tinggi dalam suatu entitas. IIA mendefinisikan audit internal sebagai aktivitas independen, kepastian objektif dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses kepengurusan Messier, 2005:67. Auditor Internal haruslah seseorang yang mempunyai kompetensi di bidang keuangan, kerena Auditor Internal lebih berperan untuk mengawasi kegiatan manajemen, kompetensi di bidang audit merupakan suatu keharusan bagi seseorang yang akan melakukan tugasnya di bidang audit. Disamping pengetahuan di bidang audit, auditor tentunya diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai dalam substansi yang diaudit karena itulah kompetensi anggota internal audit sangat diperlukan untuk menjembatani kebutuhan Dewan Komisaris akan peran auditing dan pengendalian internal yang efektif dengan kendala daya serap terhadap masalah-masalah yang teknis dalam akuntansi, auditing dan pengendalian internal Wardoyo, 2010. Hasil penelitian Gusnardi, 2011 mengatakan bahwa seluruh keputusan yang dibuat oleh komisaris independent, tidak terpisahkan dari berjalannya mekanisme pengendalian internal ditubuh emiten termasuk adanya Komite Audit. Komite Audit yang ahli berhubungan positif dengan kualitas laporan keuangan dan Auditor Internal yang baik dapat 24 mencegah Kecurangan. Dari besarnya pengaruh komite audit tersebut terhadap pencegahan kecurangan, ternyata pengaruh yang paling besar adalah pengaruh pelaksanaan tata kelola perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan tata kelola perusahaan maka akan dapat mencegah terjadinya kecurangan lebih dini. Peran Komite Audit, Pengendalian Internal, Audit Internal dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan berpengaruh terhadap Pencegahan Kecurangan, artinya peran yang optimal dari Komite Audit, penerapan Pengendalian Internal, Audit Internal dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dapat mencegah terjadinya Kecurangan dalam perusahaan. Secara parsial, pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan mempunyai pengaruh terbesar terhadap pencegahan kecurangan. Besarnya pengaruh Peran Komite Audit, Pengendalian Internal, Audit Internal dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan secara simultan, mengindikasikan bahwa kecuranganpada perusahaan dapat dicegah jika Komite Audit, penerapan Pengendalian Internal, Audit Internal serta Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dapat berperan sesuai yang disyaratkan baik melalui piagam Komite Audit ataupun piagam Audit Internal.

4. Kualifikasi Auditor Internal