Kualifikasi Auditor Internal Efektivitas Peran Auditor Internal dan Pendeteksian Fraud Terhadap Penerapan Good Corporate Governance

24 mencegah Kecurangan. Dari besarnya pengaruh komite audit tersebut terhadap pencegahan kecurangan, ternyata pengaruh yang paling besar adalah pengaruh pelaksanaan tata kelola perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan tata kelola perusahaan maka akan dapat mencegah terjadinya kecurangan lebih dini. Peran Komite Audit, Pengendalian Internal, Audit Internal dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan berpengaruh terhadap Pencegahan Kecurangan, artinya peran yang optimal dari Komite Audit, penerapan Pengendalian Internal, Audit Internal dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dapat mencegah terjadinya Kecurangan dalam perusahaan. Secara parsial, pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan mempunyai pengaruh terbesar terhadap pencegahan kecurangan. Besarnya pengaruh Peran Komite Audit, Pengendalian Internal, Audit Internal dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan secara simultan, mengindikasikan bahwa kecuranganpada perusahaan dapat dicegah jika Komite Audit, penerapan Pengendalian Internal, Audit Internal serta Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dapat berperan sesuai yang disyaratkan baik melalui piagam Komite Audit ataupun piagam Audit Internal.

4. Kualifikasi Auditor Internal

Menurut Tunggal, 2014: 22 auditor yang baik mempunyai kualifikasi sebagai berikut: a. Pendidikan dan latihan Karena audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan, auditor internal harus mengerti catatan keuangan dan akuntansi sehingga 25 dapat melakukan verifikasi dan analisis dengan baik. Selain itu, ia harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai masalah perusahaan yang diperiksa. Kepada auditor internal perlu diberikan pengetahuan mengenai ilmu kemanusiaan, filosofi dan praktik manajemen sebagai komunikasi. b. Pengalaman Praktik akuntansi dan auditing diperlukan bagi seorang auditor internal yang baru. Di perusahaan manapun ia bekerja, pertama-tama ia harus dibimbing oleh auditor yang kompeten. Gambaran mengenai auditor internal harus diberikan secara luas dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungannya. c. Kualitas Pribadi Auditor internal yang kompeten harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Sifat Ingin Mengetahui Auditor internal harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasional perusahaan.Ia harus mempunyai perhatian terhadap prestasi dan persoalan karyawan perusahan baik di tingkat bawah maupun tingkat atas. Ia harus berusaha agar karyawan mau berbicara secara terbuka tentang pekerjaannya sehingga menghasilkan kritik yang membangun dan ide-ide baru. 2 Ketekunan Auditor internal harus mencoba terus menerus sampai mengerti suatu persoalan.Ia melakukan pengujian, memeriksa dan lainnya sampai ia puas bahwa pekerjaan telah dilakukan seperti apa yang dijelaskan kepadanya. 26 3 Pendekatan yang Membangun Ia harus memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan bukan sebagai suatu kejahatan. Ia harus memikirkan supaya kesalahan tersebut dapat dihindarkan, bukannya menuduh siapa yang bertanggungjawab. Suatu kesalahan dianggap sebagai pedoman untuk perbaikan dimasa yang akan datang. 4 Kewirausahaan Dia menelaah semua pengaruh yang terjadi terhadap profitabiliitas dan efisiensi kegiatan perusahaan secara luas. Dia tidak dikuasai oleh pengetahuan yang mendasar atas kepercayaan dalam menetapkan :yang benar” atau “yang salah”. 5 Kerjasama Cooperation Dia melihat dirinya sendiri sebagai kawan-usaha, bukan sebagai saingan dengan siapa yang diperiksa.Tujuannya adalah membantu mereka dan meninjau kembali nasihat-nasihat yang diberikan dengan pihak perusahaan.Titik perhatian seorang auditor adalah meningkatkan kegiatan usaha dan lebih mementingkan peningkatan itu terjadi dari pada memperoleh balas jasa atas tercapainya peningkatan tersebut. 6 Daya Khayal Imagination Didefinisikan sebagai perpaduan pemikiran ide-ide baru dari bagian- bagian yang dialami secara terpisah.Dengan disadari atau tidak, auditor internal selalu terbuka secara terus menerus terhadap bagian- 27 bagian yang terpisah ini dan merupakan suatu kewajiban bagi mereka untuk mengatur suatu pola tertentu yang memungkinkan terjalinnya suatu penafsiran yang baik.

5. Pendeteksian Fraud