Lampiran 1. Gambaran umum daerah penelitian
a. Kolam Penelitian Ancol
b. Daerah Transplantasi di Alam
c.Sampel yang terikat pada substrat d. Daerah Pengambilan Sampel
Lampiran 2 Ukuran Panjang fragmen karang karang lunak
Ukuran panjang fragmen karang lunak Fragmen
Minggu ke- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 1
2.25 2.97
3.54 3.31
3.46 4.59
4.14 3.91
4.05 4.51
5.47 5.55
2 2.54
3.96 4.65
6.00 4.35
4.25 5.15
6.03 5.39
4.96 4.76
4.18 3
3.05 3.05
5.95 4.41
3.29 3.53
3.14 2.96
4.16 4.06
3.07 2.87
4 4.15
4.32 4.59
4.65 6.43
3.59 4.98
4.18 4.55
4.51 4.81
4.63 5
4.66 4.65
5.44 6.44
5.22 5.23
4.79 4.34
5.02 4.87
5.03 4.81
6 4.17
4.75 5.09
5.74 4.50
3.90 3.29
3.38 2.40
2.49 4.70
4.17 7
4.73 4.52
2.83 3.97
7.26 6.55
6.01 5.49
6.15 7.16
6.17 6.10
8 2.65
2.67 3.35
4.45 5.57
4.54 4.03
3.83 3.99
4.15 6.64
6.18 9
2.51 2.60
3.01 3.39
6.24 4.88
4.34 4.39
5.84 6.85
6.45 6.31
Lampiran 3 Ukuran Lebar fragmen karang karang lunak
Ukuran lebar fragmen karang lunak Fragmen
Minggu ke- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 1
2.04 2.49
3.29 2.71
4.73 3.96
3.26 3.38
3.44 4.79
4.23 4.20
2 1.37
2.82 2.69
5.11 3.12
3.83 3.74
3.19 2.86
3.81 5.70
5.16 3
2.48 2.48
3.68 5.10
4.62 5.92
4.26 4.48
4.79 4.19
3.97 4.37
4 2.69
1.94 2.42
3.10 4.79
4.02 3.88
3.53 3.66
3.47 4.38
3.68 5
2.02 1.98
4.05 6.14
4.25 4.12
4.15 4.23
4.57 3.51
4.02 4.97
6 2.12
3.64 3.45
5.45 4.71
4.31 3.65
3.34 3.58
3.65 3.57
3.32 7
5.05 4.85
4.07 4.32
6.73 6.34
6.11 5.09
4.92 3.89
4.56 3.91
8 2.54
2.54 3.79
4.67 5.54
6.18 5.37
3.42 3.77
1.86 4.48
3.79 9
2.91 3.04
2.78 3.27
4.85 3.70
3.98 3.52
2.98 3.02
3.92 3.17
Lampiran 4 Ukuran Luas fragmen karang karang lunak
Ukuran luas fragmen karang lunak Fragmen
Minggu ke- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 1
5.16 4.34
7.20 5.66
4.18 2.70
1.85 1.76
1.52 1.98
2.33 2.30
2 11.68
13.93 20.26
27.05 23.46
23.10 23.96
27.35 28.97
28.10 28.24
25.96 3
48.02 48.02
45.20 48.85
41.40 37.27
37.83 39.71
34.77 32.08
34.63 34.25
4 10.58
9.88 7.63
9.03 8.75
7.28 7.15
7.62 7.72
6.75 7.12
6.42 5
7.25 6.03
4.31 5.48
4.61 4.51
3.82 3.72
4.57 5.72
5.01 4.77
6 8.30
8.02 6.25
4.11 5.32
5.73 4.67
4.56 5.12
4.80 6.65
6.82 7
8.84 9.25
9.65 5.85
11.51 12.65
11.91 10.22
12.91 12.35
11.12 13.73
8 6.25
6.03 6.00
6.12 8.10
8.14 7.37
7.23 7.04
7.74 7.61
7.85 9
9.08 9.91
9.32 9.82
9.28 10.18
8.61 9.41
9.04 8.96
9.68 8.35
Lampiran 5 Pertumbuhan fragmen karang lunak
BULAN MARET – MEI TAHUN 2011
BULAN JUNI TAHUN 2011
BULAN JULI – AGUSTUS TAHUN 2011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Batang pada tanggal 8 November 1988 dari pasangan Bapak Yunus Suwandi
dan Ibu Indah Wahyuni sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan
pendidikan di SMA Negeri 1 Batang. Penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor melalui
melalui jalur USMI Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada tahun 2007.
Selama kuliah di IPB, penulis aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan diantaranya Ikatan Mahasiswa Pekalongan 2007-2009, Himpunan Mahasiswa
Ilmu dan Teknologi Kelautan HIMITEKA Divisi Penelitian dan Kebijakan LITJAK tahun 2008-2010. Penulis juga aktif menjadi asisten praktikum mata
kuliah Selam Ilmiah tahun 2008-2010 dan penulis menjadi koordinator asisten Ekologi Laut Tropis tahun 2011. Penulis juga turut serta dalam kegiatan
pengambilan data ekosistem terumbu karang dan sosialisasi tentang tumbuh kembang manusia di Pulau Karimun Jawa Jawa Tengah, Ikut serta dalam
pemecahan rekor MURI tentang pengambilan data ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu Jakarta.
Dalam rangka menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjan Ilmu Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis menulis skripsi
dengan judul “Laju Pertumbuhan dan Kesehatan Soft coral Sinularia dura Hasil Transplantasi Pada Sistem Resirkulasi
”.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Octocorallia adalah hewan dari Filum Cnidaria yang memiliki ciri utama memiliki tubuh simetri radial rangkap delapan atau memiliki tentakel berjumlah
delapan. Hal mendasar ini yang membedakan Octocorallia dengan Scleractinia Hexacorallia yang memiliki tentakel yang berjumlah enam atau kelipatannya
Fabricius Alderslade, 2001. Karang lunak sendiri juga menghasilkan kerangka kapur yang berbentuk duri-duri kokoh yang disebut spikula. Duri-duri ini tersusun
sedemikian rupa sehingga tubuh karang lunak lentur dan tidak mudah putus Manuputty, 2002.
Oktokoral karang lunak merupakan biota penyusun terumbu karang kedua setelah karang batu. Sedangkan posisinya dalam sistem taksonomi, karang
lunak bersama dengan kipas laut sea fans, tergabung dalam ordo Alcyonacea, termasuk kelas Anthozoa dan sub kelas Octocorallia, yang tersebar luas di
perairan Indo-Pasifik Manuputy, 2008. Karang jenis ini dapat digunakan sebagai indikator suatu perairan yang
keruh, maupun perairan dengan kondisi dasarnya berupa pasir halus, dan lumpur demikian pula hubunganya dengan kecerahan air laut, terutama di pulau-pulau
yang masih dirasakan adanya pengaruh dari daratan pulau Jawa Manuputty 2002.
Di sisi lain, pemanfaatan yang terus meningkat dari karang lunak tanpa diikuti usaha pelestarian akan mengancam keberadaannya di alam. Ancaman
kelestarian tersebut terlihat pada proses pengumpulan spesimen untuk pemanfaatan dengan tujuan tertentu, di mana pada umumnya diambil secara
langsung dari alam dan belum ada dari hasil budidaya, Cara seperti ini, jika dilakukan secara terus menerus diperkirakan dapat menurunkan populasi secara
signifikan jenis ini karena terjadi tangkap lebih overfishing dan bahkan terancam kepunahan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pemanfaatan berkesinambungan,
kelestarian karang lunak ini perlu dijaga dan diperhatikan Haris, 2005. Dengan adanya pemanfaatan yang terus menerus tanpa diikuti dengan
usaha pelestarian, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kepunahan dan dapat mengancam keberadaann karang lunak di alam. Dalam melestarikan pemanfaatan
sumberdaya hayati karang lunak yang telah rusak, maka dikembangkan suatu gagasan atau metode, yaitu transplantasi dengan fragmentasi buatan.
Transplantasi karang merupakan suatu teknik penanaman dan pertumbuhan koloni karang baru dengan metode fragmentasi dimana benih karang
diambil dari suatu induk koloni tertentu Soedharma dan Arafat, 2007. Transplantasi karang bertujuan untuk mempercepat regenerasi terumbu karang
yang telah mengalami kerusakan atau untuk memperbaiki daerah terumbu karang yang rusak, terutama untuk meningkatkan keragaman dan persen penutupan
Harriot dan Fisk,1998 in Soedharma dan Arafat, 2007. Penelitian mengenai transplantasi karang lunak ini telah banyak dilakukan di laut ataupun di kolam,
diantaranya pada karang lunak jenis Lobophytum srictum Hakim, 2009, Sinularia dura Utama, 2010, Sarchopyton sp Pramayudha, 2009, dan lain-
lain.