Tabel 1. Perbedaan karang lunak dan karang keras Karang Batu
Karang Lunak Tentakel
Berjumlah enam atau kelipatan dan tidak berduri
Berjumlah delapan dan berduri pinnula
Bentuk dan susunan tubuh
Soliter atau membentuk Seperti tabung.Terlindungi dalam
kerangka kapur yang radial. Seperti tabung, lunak dan
tertanam dalam gelatin. Membentuk koloni
Kerangka Tubuh Menghasilkan kerangka kapur
yang radial dalam bentuk kristal aragonit.Bersifat eksoskeleton
Tidak menghasilkan kerangka kapur yang radial
tetapi spikula yang terpisah- pisah dan berkapur. Bersifat
endoskeleton Sekret getah
Tidak menghasilkan senyawa terpen
Menghasilkan senyawa terpen yang sewaktu-waktu
dikeluarkan kedalam air laut, untuk mempertahankan diri
Sumber : Ryan, 1985 dalam manuputty 2002 Perbedaan antara karang lunak dan karang batu dalam hal bentuk dan
susunan tubuhnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Perbedaan morfologi karang lunak dan karang batu Ryan, 1985.
2.3. Transplantasi Soft coral
Transplantasi karang berarti penanaman dan penumbuhan koloni karang baru dengan metode fragmentasi, namun sebenarnya karang ini dapat
memperbanyak diri dengan fragmentasi, khususnya untuk jenis-jenis karang yang mempunyai percabangan Soedharma dan Arafat, 2007.
Melalui transplantasi ini, umumnya karang akan bereproduksi masal secara aseksual dengan campur
tangan manusia
.
Manfaat transplantasi karang adalah mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak, rehabilitasi
lahan-lahan kosong atau yang rusak, menciptakan komunitas baru dengan memasukkan spesies baru ke dalam ekosistem terumbu karang di daerah tertentu,
konservasi plasma nutfah, dan keperluan perdagangan Soedharma dan Arafat,2007.
2.4. Reproduksi Soft coral
Pada umumnya karang memiliki kemampuan reproduksi secara aseksual dan seksual. Proses ini dapat ditempuh melalui runner formation, fragmentasi,
maupun pembentukan tunas.Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan peleburan gamet jantan sperma dan gamet betina ovum. Pada
reproduksi ini, polipkoloni karang membentuk polipkoloni baru melalui pemisahan potongan-potongan tubuh atau rangka. Ada pertumbuhan koloni dan
ada pembentukan koloni baru Fabricius and Alderslade, 2001. Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan sperma
dan ovum fertilisasi. Sifat reproduksi ini lebih kompleks karena selain terjadi fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan pembentukan larva, penempelan
baru kemudian pertumbuhan dan pematangan Manuputty, 1986. Larva yang
terbentuk memiliki silia atau bulu getar, kemudian berenang bebas atau melayang sebagai plankton untuk kurun waktu beberapa hari sampai beberapa minggu,
hingga mendapat tempat perlekatan di substrat dasar yang keras untuk selanjutnya berubah bentuk metamorfosis tumbuh menjadi polip muda kemudian
membentuk koloni baru Manuputty, 2005. Semua organisme hidup mengalami tumbuh dan berkembang. Tumbuh
mempunyai arti yang berlainan bagi organisme yang berbeda. Menurut Buddemeir 1978 in Suharsono pertumbuhan bagi karang dapat diartikan sebagai
perubahan massa per satuan waktu, perubahan volume per satuan waktu, perubahan area permukaan per satuan waktu. Semua perubahan bersifat
irreversible yaitu tidak kembali atau tidak menyusut. Kecepatan tumbuh karang bervariasi tergantung dari jenisnya, tempat tumbuh dan faktor lain yang
berpengaruh. Pada karang yang bercabang kecepatan kalsifikasi cenderung berkurang secara sistematis dari titik paling ujung ke arah pangkal. Dibagian
tengah relative lambat dan pertumbuhan terendah terdapat dibagian pangkal. Kecepatan tumbuh karang sejalan dengan bertambahnya ukuran diameter koloni.
2.5. Cara atau Kebiasaan makan Karang Lunak
Pada umumnya Octocorallia khususnya karang lunak, memiliki cara makan yang bersifat Holosoik, yaitu menangkap organisme planktonik dalam
jumlah besar. Salah satu cara yang digunakan adalah menangkap mangsa dengan menggunakan nematosit. Tentakel akan bergerak ketika berhasil mendeteksi
keberadaan makanan dan akan menginjeksi mangsa sampai mati dengan racun yang terkandung dalam nematosit. Setelah mangsa tidak berdaya maka mangsa
tersebut dibawa masuk kedalam perut dan dicerna.