MIKROBIOLOGI DAGING AYAM TINJAUAN PUSTAKA

6 disebabkan oleh Campylobacter dengan sumber infeksi dari konsumsi hewan ternak Ono K dan Yamamoto K 1998 sedangkan di Indonesia, dari 2.812 penderita diare sekitar 3.6 nya disebabkan oleh C. jejuni Tjaniadi et al. 2003. Tabel 1. Bakteri patogen yang diisolasi dari penderita diare yang dirawat di rumah sakit di beberapa kota Indonesia Tjaniadi et al. 2003. Bakteri teridentifikasi Persentase kasus Vibrio cholerae O1 37.1 Shigella spp 27.3 Salmonella spp 17.7 V. parahaemolyticus 7.3 Salmonella typhi 3.9 Campylobacter jejuni 3.6 V. cholera non-O1 2.4 Salmonella paratyphi A 0.7 Di negara berkembang seperti Bangladesh, Indonesia, Gambia dan Meksiko penderita infeksi Campylobacter jejuni terbesar terjadi pada anak-anak dibawah umur lima tahun Hu dan Kopecko 2003.

C. MIKROBIOLOGI DAGING AYAM

Daging dan produk-produk daging sangat mudah rusak. Kerusakan daging terutama disebabkan oleh aktivitas mikroba. Hal ini menandakan mikroba merupakan sumber kontaminan bagi daging. Pada dasarnya, jaringan hewan sehat umumnya bebas dari bakteri pada saat dipotong, tetapi ketika diperiksa, daging segar pada tingkat penjual retail selalu ditemukan berbagai jenis dan jumlah mikroorganisme Jay 1997. Sumber kontaminasi mikroba pada daging segar berasal dari pisau pemotong, bagian yang tersembunyi dari daging, saluran pencernaan, tangan manusia, wadah penanganan, dan penyimpanan. Sumber utama pencemaran karkas dalam industri daging adalah hewan itu sendiri Gracey 1986 dalam Noor 2003. Mikroflora yang terdapat pada karkas ayam tidak terlepas dari mikroflora yang terdapat pada ayam tersebut ketika masih hidup dan terjadi berbagai perubahan pada berbagai tahapan proses pemotongan. Mikroba yang mencemari daging dapat berupa mikroorganisme pembusuk dan dapat pula mikroba patogen. Mikroba pembusuk akan menurunkan mutu dan kelayakan daging serta berpengaruh terhadap nilai ekonomis seperti Staphylococcus epidermitis, Pseudomonas nigrificans, dan sebagainya. Sedangkan mikroba patogen yang dapat menyebabkan foodborne disease seperti Salmonella, Escherecia coli 017:H7, Campylobacter jejuni, Listeria Monocytogenes, Clostridium perfringens, dan Staphylcoccus aureus Dreesen 1998. Prevalensi dari enam bakteri patogen tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. 7 Tabel 2. Prevalensi dari 6 bakteri patogen terhadap manusia dari karkas ayam Bakteri patogen Prevalensi Campylobacter sp. 0-100 Clostridium perfringens 63 Eschericia coli 0157:H7 1,5 Ssalmonella sp 0-100 Staphylococcus aureus 88 Listeria monocytogenenes 5 Sumber : ICGFI 1999 Menurut Poeloengan dan Noor 2003, Campylobacter jejuni mengkontaminasi karkas ayam bagian punggung hingga tunggir lebih tinggi jika dibandingkan dengan bagian dada, paha, dan hati-ampela ayam. Hal ini terjadi dimungkinkan karena pada waktu memproses ayam mulai dari pengulitan bulu sampai eviserasi sangat mudah sekali terjadi kontaminasi dari saluran pencernaan. Batas maksimum cemaran mikroba pada produk daging telah ditetapkan di SNI No 01-6366-2000, dimana batas maksimum untuk Campylobacter jejuni adalah 0 kolonigram BSN 2000. Batas maksimum cemaran mikroba pada daging dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Batas maksimum cemaran mikroba pada produk daging Jenis Cemaran Batas maksimum cemaran mikroba Koloni gram Daging segarbeku Daging tanpa tulang Jumlah total mikroba 1 x 10 4 1 x 10 4 Koliform 1 x 10 2 1 x 10 2 Escherecia coli 5 x 10 1 5 x 10 1 Enterococci 1 x 10 2 1 x 10 2 Staphylococcus aureus 1 x 10 2 1 x 10 2 Clostridium sp Salmonella sp Negatif Negatif Campylobacter sp Listeria sp Sumber : BSN 2000 Keterangan : dalam satuan MPNgram; dalam satuan kualitatif C. jejuni merupakan bakteri komensal dalam saluran usus unggas. Kejadian campilobacteriosis pada ayam broiler yang berhubungan dengan penularan atau penyebaran C. jejuni yang terdapat pada ayam hidup dapat menyebabkan kontaminasi pada karkasnya serta produk bahan pangan ayam yang terjadi selama proses pengolahan. 8

D. KAJIAN RISIKO DAN KAJIAN PAPARAN