Kemampuan Reduksi Kebisingan oleh Hutan Kota

semak, tingkat anakan, pohon dan liana. Tanaman di Hutan Kota 2 ditanam sesuai desain lanskap taman, dengan pohon-pohon ditanam acak dan mengumpul, serta semak yang ditanam berjajar mengikuti jalan setapak. Kondisi vegetasi yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai kondisi hutan alam, memungkinkan LAI pada lokasi Hutan Kota 2 memiliki nilai yang tinggi pula Gambar 4. Analisis selanjutnya mengenai kemampuan reduksi kebisingan akan dikaitkan dengan LAI hasil perhitungan Hemiview 2.1 Canopy Analysis Software. Hal tersebut didasarkan pada penggunaan metode Digital Hemispherical Photograph DHP dan bantuan Hemiview software merupakan metode pendugaan LAI yang paling banyak dipakai saat ini karena kemudahan dan ketelitian prosesnya Hale Edwards 2002. Selain itu, meski hasil kalkulasi pendugaan LAI menggunakan metode DHP kadang underestimate dibanding dengan metode pendugaan destruktif, metode DHP lebih dipilih karena dapat menduga LAI pada berbagai jenis vegetasi termasuk kelapa sawit Awal et al. 2010.

5.2 Kemampuan Reduksi Kebisingan oleh Hutan Kota

Pengukuran kebisingan dilakukan di tujuh lokasi sampel sesuai dengan lokasi pengukuran parameter vegetasi, termasuk LAI. Ketujuh lokasi tersebut merupakan 4 dari 6 kombinasi bentuk dan struktur hutan kota seperti yang dijelaskan dalam bab kondisi umum lokasi penelitian, yaitu hutan kota S2, GB, J2 dan JB. Sumber kebisingan utama di lokasi penelitian adalah aktivitas lalu lintas kendaraan bermotor. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan di masing-masing lokasi sampel dengan dua titik diukur bersamaan titik A dan titik B yang diantara keduanya berjarak 10 meter. Besarnya tingkat kebisingan berbeda satu sama lain antar jenis hutan kota lokasi sampel yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Tingkat kebisingan di lokasi sampel No. Jenis hutan kota Lokasi sampel r Rataan tingkat kebisingan dB m Titik A Titik B 1 Tegakan Acacia mangium Area komersial Damai Indah Golf 20 68,30 59,64 2 Hutan Kota 1 Taman Kota 1 Jl. Letnan Sutopo 1 73,74 63,76 3 Jalur Hijau Trembesi depan Greencove 0,5 72,98 64,58 4 Jalur Hijau Pinus Kolam Renang Sektor I.3 0,5 71,88 61,34 5 Hutan Kota 2 Taman Kota 2 Jl. Tekno Utama 10 69,26 59,68 6 Tegakan Pinus depan Eka Hospital Halte BSD Feeder Busway 10 74,48 64,54 7 Jalur Hijau Mahoni Sektor I.2 1 71,64 63,04 Keterangan: r = jarak dari sumber kebisingan ke titik A Tingkat kebisingan pada masing-masing lokasi menunjukkan nilai yang cukup besar. Tingkat kebisingan pada area depan vegetasi atau dekat sumber kebisingan selalu lebih besar dari tingkat kebisingan pada area belakang vegetasi. Perbedaan tingkat kebisingan di titik A yang cukup signifikan diantara ketujuh lokasi sampel, yaitu pada Tegakan Acacia mangium dan Hutan Kota 2 yang nilainya kurang dari 70 dB. Hal tersebut dikarenakan penempatan titik A kedua lokasi tersebut berbeda dengan kelima lokasi lainnya. Titik A pada lokasi Tegakan mangium berjarak sekitar 20 meter dari sumber kebisingan jalan raya, sedangkan di Hutan Kota 2 jarak dari sumber kebisingan ke daerah depan vegetasi yaitu sekitar 10 meter. Perbedaan jarak ini akan dibahas pada sub-bab pengaruh faktor lingkungan terhadap reduksi kebisingan. Rata-rata tingkat kebisingan di setiap lokasi menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari batas yang diperbolehkan menurut baku mutu tingkat kebisingan untuk wilayah permukiman. Oleh karena itu, pentingnya keberadaan vegetasi hutan kota dalam pengendalian kebisingan di BSD City. Nilai reduksi kebisingan merupakan selisih dari tingkat kebisingan pada area depan vegetasi titik A; dekat sumber kebisingan dengan tingkat kebisingan pada area yang terhalang oleh vegetasi titik B. Reduksi kebisingan tertinggi dimiliki oleh jenis hutan kota Jalur Hijau Pinus yang merupakan hutan kota bentuk jalur hijau empat lapis dan berstrata banyak JB. Sementara itu, jenis hutan kota yang memiliki nilai reduksi terendah diantara ketujuh lokasi sampel tersebut adalah Jalur Hijau Trembesi, hutan kota berbentuk jalur berstrata banyak. Nilai reduksi kebisingan pada ketujuh lokasi hutan kota disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Kemampuan reduksi kebisingan oleh berbagai jenis hutan kota. Hutan kota dengan bentuk dan struktur hutan kota yang berbeda memiliki kemampuan mereduksi kebisingan yang berbeda pula. Hal tersebut menunjukkan adanya faktor yang berasal dari vegetasi itu sendiri maupun lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi reduksi kebisingan. Komposisi jenis tanaman, kerapatan dan LAI merupakan faktor dari vegetasi, sedangkan suhu udara, kelembaban udara dan arah angin merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi reduksi kebisingan oleh hutan kota.

5.3 Hubungan Reduksi Kebisingan dengan Bentuk dan Struktur Vegetasi Hutan Kota