24
dihadapi pada waktu itu. Penyelesaian konflik khususnya mengenai sengketa lahan harus benar-benar menjunjung tinggi keadilan,
kepastian hukum di antara pihak-pihak yang berkonflik, jaminan keamanan bagi semua pihak, komunikasi yang baik, kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah harus menguntungkan masyarakat bukan untuk golongan tertentu maupun kepentingan pribadi, dan mencari
win-win solution.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian mengenai rencana Pembangunan Bandara Internasional di
Kabupaten Kulon Progo sudah pernah dilakukan oleh Esti Wahyukinasih, mahasiswa dari jurusan Administrasi Negara, Fakultas
Ilmu Sosial, UNY dengan judul “Sikap Masyarakat Desa Palihan Terhadap Rencana Pembangunan Bandara Internasional di Kabupaten
Kulon Progo 2015”. Dari hasil penelitaian yang dilakukan sikap antar
masyarakat atau hubungan antara masyarakat mengalami ketidak harmonisan, hal tersebut dikarenakan ada yang masyarakat pro dan
kontra. Hubungan antara masyarakat yang pro dan kontra menjadi
25
permasalahan sendiri dalam rencana pembangunan bandara di Kulon Progo yaitu munculnya sangsi sosial di dalam masyarakat. Memang
sangat disayangkan hal tersebut bisa terjadi, karena pada hakekatnya masyarakat Desa Palihan yang tadinya saling berkomunikasi dengan
baik sekarang mengalami retaknya hubungan sosial mereka. Dalam hasil penelitian itu menunjukan bahwa kurangnya
sikap peduli dan tolong menolong. Misalnya dari warga yang pro jika sedang ada hajatan atau ada yang meninggal, warga yang kontra
kadangkala kurang peduli atau tidak hadir dalam acara tersebut Wahyukinasih, 2015.
Persamaan penelitian ini yaitu terletak pada konflik yang terjadi antara masyarakat yang pro dan kontra. Adapun perbedaan
penelitian ini adalah peneliti lebih memfokuskan pada hubungan pemerintah dengan masyarakat, baik yang menolak ataupun setuju
terhadap pembangunan Bandara Internasional di Kulon Progo. 2.
Penelitian Kardina Ari Setiarsih Skripsi, 2012, dari pendidikan sosiologi UNY dengan judul “Konflik Perebutan Lahan Antara
Masayarakat Dengan TNI Periode Tahun 2002-2011 Studi Kasus di Desa Serojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen.
26
Hal yang diteliti yaitu berkaitan dengan apa yang melatarbelakangi terjadinya konflik tersebut. Dari hasil penelitian
yang dilakukan konflik tersebut disebabkan oleh faktor internal yaitu mengenai status kepemilikan tanah dan batas lahan, Antara TNI dan
Warga Desa Setrojenar saling mengklaim tanah tersebut. Warga setempat mengklaim tanah itu milik mereka, dan mereka mempunyai
surat kepemilkan lahan yang berada di sepanjang pantai wilayah Kecamatan Mirit. Sedangkan di pihak TNI mengkalim bahwa tanah
yang selama ini menjadi lahan pertanian oleh warga setempat merupakan milik negara yang diperuntukan bagi TNI guna keperluan
latihan. Selain yang disebut di atas warga setempat juga dirugikan
dengan kegiatan latihan TNI di Desa Setrojenar karena seringkali tanaman para petani mengalami kerusakan dan menghambat kegiatan
para petani dalam bercocok tanam. Sementara itu untuk faktor eksternal penyebab terjadinya
lahan antara masayarakat Desa Setrojenar dengan TNI yaitu adanya Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kebumen. Sebelumnya juga terjadi penolakan
27
oleh Warga setempat dengan akan dibangunya proyek pembangunan JLSS Jalan Lintas Selatan-Selatan.
Persamaan penelitian ini adalah dilihat dari segi faktor penyebab konflik lahan. Selain itu persamaan yang lainya adalah
konflik yang terjadi di daerah Kebumen antara TNI dan masyarakat sipil merupakan termasuk konflik vertikal. Di mana posisi TNI
sebagai petugas yang menjaga keamanan dan kedaulatan NKRIdengan dipersenjatai oleh negara.
Adapun perbedaanya yaitu konflik lahan di Kulon Progo melibatkan antara pemerintah daerah dan masyarakat yang kontra, dan
juga terjadi konflik horizontal antara masyarakat yang kontra dengan masyarakat yang pro terhadap pembangunan bandara internasional di
Kulon Progo. 3. Berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rita Rosnani
Skripsi, 2009, dari Fakultas Ilmu Sosial, program studi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum. Penelitian yang dilakukanya berjudul
“Penyelesaian Kasus Sutet di Dusun Kresen Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.
28
Dalam penelitian tersebut terjadi pertentangan antara masyarakat setempat dengan pihak pengelola listrik di mana yang
bertindak di sini adalah PT. PLN Persero UPT Yogyakarta. PT PLN Persero merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara yang dalam
fungsi dan tugasnya untuk kepentingan umum. Meskipun demikian dalam pelaksanaan pembangunan Sutet terkendala dengan masyarakat
setempat dikerenakan oleh beberapa warga tidak setuju apabila di tempatnya akan didirikan Sutet. Penolakan ini dilakukan oleh warga
setempat karena: 1. Ganti rugi lahan dari PLN yang belum terpenuhi seutuhnya; 2. Pembebasan lahan hanya pada harga fisik ekonomis
tanah saat itu, padahal nilai hak atas tanah jauh lebih luas dari nilai fisik ekonomis. Adapun hambatan pendirian sutet tersebut yaitu; tidak
adanya kesepakatan dalam musyawarah yang dilakukan oleh PLN dan Warga Kresen, sehingga konfliknya berlarut-larut, mengakibatkan
PLN dan Warga Kresen mengalami kerugian materi maupun inmateri, hambatan berikutnya yaitu adanya pihak-pihak yang mencari
keuntungan. Adapun kesamaanya antara penelitian di atas dengan
penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah upaya penyelesaian
29
yang dilakukan oleh pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan Bandara Internasional di Kulon Progo. Adapun yang
menjadi perbedaanya yaitu peneliti mencoba mencari apa yang menjadi kendala penyelesaian konflik lahan tersebut, sehingga sampai
saat ini, hingga 2016 Bandara Internasional di Kulon Progo belum juga dapat direalisasikan. Selain itu berkaitan dengan upaya dari
masyarakat sendiri antara yang pro dan kontra dalam mengurangi sangsi sosial yang ditimbulkan akibat dari rencana pembangunan
bandara di Kulon Progo.
C. KERANGKA PIKIR