Kerangka Berfikir KAJIAN TEORI

77 2. Hasil penelitian Yuli Tri Handayani 2012 yang mengkaji tentang “implementasi model pembelajaran langsung berbantuan media papan flanel dalam pencapaian kompetensi membuat saku pada siswa kelas X tata busana SMK harapan Kartasura”, menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran langsung berbantuan media papan flanel mengalami peningkatan kompetensi dapat dilihat pada siklus I siswa yang mencapai KKM 26 siswa 83,87 sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai KKM 31 siswa dengan demikian dari siklus I dan siklus II ada peningkatan 16,13. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian penulis pada model pembelajaran langsung yang digunakan. 3. Hasil penelitian Aan Munawaroh 2012 yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Membuat Pola Dasar Badan System Meyneke Berbasis Macromedia Flash di SMK Ma’arif Piyungan. Menunjukkan bahwa hasil penelitian pengembangan media pembelajaran membuat pola dasar badan system Meyneke berbasis macromedia Flash layak di gunakan untuk pembelajaran membuat pola dasar ba dan system Meyneke di SMK Ma’arif 2 piyungan dengan hasil uji kelompok kecil termasuk dalam kategori layak 52,232 3 untuk hasil uji lapangan termasuk dalam kategori sangat layak dengan porsentase 55,312. . penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian penulis pada media pembelajaran yang di gunakan.

C. Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran tidak lepas dari aktivitas yang dicerminkan oleh siswa untuk mengikuti setiap proses belajar yang dilaksanakan. Hal ini terjadi karena 78 belajar dan aktivitas merupakan dua hal yang tak dapat di pisahkan. Proses belajar akan mencapai tujuan yang optimal apabila terjadi aktivitas belajar yang baik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat di pengaruhi oleh kemampuan pendidik atau guru dalam mengkordinasikan pembelajaran yang di lakukan, guru harus mampu membimbing peserta didik dengan baik terutama pada pembelajaran produktif. Pada mata pelajaran produktif terutama membuat pola, guru harus mampu mendemonstrasikan cara membuat pola dengan baik agar siswa dapat lebih mudah memahami cara membuat pola dengan benar. Dalam pembelajaran langsung siswa di tuntut untuk belajar inovatif dalam proses belajar mengajar dan siswa di tuntut verbalisme mengungkapkan idenya dan membantu menghormati siswa lainnya serta mampu bekerja sama dengan siswa lainnya sehingga akan mempermudah siswa untuk memahami materi yang di sampaikan. Model Pembelajaran Langsung merupakan model pembelajaran yang cocok di gunakan pada mata pelajaran membuat pola karena materi yang di sajikan memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada peserta didik mengenai materi yang di sampaikan. Suatu pelajaran yang di akan diberikan dimulai dengan penyampaian tujuan dan isi materi yang di sampaikan membuat siswa lebih mudah untuk mengolah informasi yang di sampaikan guru. Model pembelajaran langsung Direct Instruction memberikan latihan kepada siswanya dengan dua tahap yaitu: terbimbing dan latihan mandiri. Pembelajaran yang di lakukan dengan terbimbing dan latihan mandiri di harapkan lebih mempermudah siswa untuk memahami materi yang di sampaikan 79 sehingga siswa dapat menyesaikan tugas yang di berikan dengan baik. Selain itu untuk mendukung pembelajaran lebih efektif maka guru harus menggunakan media yang lebih menarik sehingga siswa lebih tertarik dan tidak bosan dalam pembelajaran membuat pola. Mengatasi permasalahan ini, maka di perlukan suatu upaya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan media Macromedia Flash sehingga siswa dapat meningkatkan kompetensinya mata pelajaran membuat pola busana. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat dilihat pada bagan di bawah ini : Gambar 15. Bagan Kerangka Berfikir Kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran praktek Kompetensi membuat pola siswa belum memenuhi KKM Perencanaan tindakan : Model pembelajaran langsung berbantuan Macromedia Flash Menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash Pelaksanaan tindakan : Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan Fase 3: Membimbing pelatihan Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Fase 5: Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Refleks i Peningkatan kompetensi membuat pola Pada mata pelajaran praktek guru tidak dapat menjangkau kesemua siswa 80

D. Pertanyaan Penelitian