Model Jhon Elliott Model Kemmis dan Taggart

84 Riel 2007 mengemukakan bahwa untuk mengatasi masalah, diperlukan studi dan perencanaan. Masalah ditemukan berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari. Setelah masalah teridentifikasi, kemudian direncanakan tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan dan mampu dilaksanakan oleh peneliti. Perangkat yang mendukung tindakan media, RPP disiapkan pada tahap perencanaan. Setelah rencana selesai disusun dan disiapkan, tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan. Setelah dilakukan tindakan, peneliti kemudian mengumpulkan semua datainformasikejadian yang ditemui dan menganalisisnya. Hasil analisis tersebut kemudian dipelajari, dievaluasi, dan ditanggapi dengan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah yang masih ada. Putaran tindakan ini berlangsung terus, sampai masalah dapat diatasi

c. Model Jhon Elliott

Menurut Wina Sanjaya 2012:52, “model yang dikembangkan oleh Elliott adalah model yang menekankan kepada proses untuk mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Wijaya dan Dedi 2010:21, “model yang di kembangkan Jhon Elliott bahwa dalam satu tindakan terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan yaitu langkah-langkah 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Adanya untuk setiap tindakan dengan dasar pemikiran bahwa di dalam mata pelajaran terdiri beberapa pokok bahasan dan setiap pokok bahasan terdiri dari beberapa materi, yang tidak dapat diselesaikan dalam satu tindakan. 85 Gambar 18. Model penelitian Jhon Elliot Wina Sanjaya: 2012:53

d. Model Kemmis dan Taggart

Kemmis dan Taggart 1988 membagi prosedur penelitian tindakan dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran siklus yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Model penelitian tindakan tersebut sering diacu oleh para peneliti tindakan. Model Kemmis dan Taggart dapat disimak pada Gambar Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan observasi. Guru sebagai peneliti sekaligus melakukan observasi untuk mengamati perubahan perilaku siswa. Hasil-hasil observasi kemudian direfleksikan untuk merencanakan tindakan tahap 86 berikutnya. Siklus tindakan tersebut dilakukan secara terus menerus sampai peneliti puas, masalah terselesaikan dan peningkatan hasil belajar sudah maksimum atau sudah tidak perlu ditingkatkan lagi Gambar 19. Model Kemmis dan Taggart Endang Mulyatiningsih dkk 2011: 71 Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih maka Desain penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada model penelitian dari Kemmis dan M.C Taggart. Pada model ini, prosedur penelitian dalam satu siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan , pengamatan , dan refleksi. Peneliti akan melaksanakan penelitian sebanyak 2 siklus yang terdiri dari 8 tahapan yaitu perencanaan pertama, tindakan pertama, pengamatan pertama, refleksi pertama, revisi terhadap perencanaan pertama, tindakan kedua, pengamatan kedua, dan refleksi kedua. Penjelasan alur di atas adalah 1. Perencanaan Plan 87 Tahap perencanaan dimulai dengan melakukan identifikasi masalah- masalah pembelajaran. Termasuk juga dalam pembuatan instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi, menyiapkan Silabus, membuat Rancangan Rencana Pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan tes pencapaian kompetensi dan metode pembelajaran. 2. Tindakan dan Pengamatan Action and Observation Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran membuat pola melalui model pembelajaran berbantuan Macromedia Flash. Pelaksanaan tindakan harus secara kritis dilaporkan hasilnya. Peneliti bersama kolaborator, berperan untuk melakukan pengamatan pada jalannya pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi, mencatat gejala-gejala yang tampak dalam pembelajaran dan 3. Refleksi Reflect Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan. Refleksi ini dilakukan dengan melalui diskusi antara peneliti dengan kolaborator. Refleksi ini dilakukan dalam rangka menemukan kekurangan dan kekurangan pada praktik pembelajaran yang dilakukan untuk mencari pemecahan maupun penguatan-penguatan terhadap pembelajaran yang masih dipandang kurang optimal. Tujuan adalah untuk menemukan perbaikan- perbaikan apa yang perlu dilakukan pada proses pembelajaran pada siklus berikutnya. 4. Perencanaan yang direvisi Revised Plan Perencanaan yang direvisi Revised Plan adalah rencana yang dirancang oleh peneliti berdasarkan hasil refleksi dari pengamat pada siklus tertentu untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. 88

B. Lokasi dan Waktu Penelitian