Sekolah Madrasah KAJIAN PUSTAKA

D. Sekolah Madrasah

Menurut Ridlwan Nasir 2005: 90, Madrasah adalah tempat pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran yang berada di bawah naungan Departement Agama. Madrasah yang dalam bahasa Arab adalah sekolah yang artinya adalah tempat belajar. Istilah madrasah ditujukan untuk semua sekolah Islam yang semua mata pelajaran dasarnya adalah mata pelajaran agama Islam. Lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan sistem di dunia pesantren yang di dalamnya terdapat unsur-unsur pokok dari suatu pesantren. Unsur-unsur tersebut adalah kyai, santri, pondok, masjid, dan pengajaran mata pelajaran agama Islam. Sedangkan pada sistem madrasah, tidak harus ada pondok, masjid dan pengajian kitab-kitab Islam Klasik. Unsur-unsur yang diutamakan di madrasah adalah pimpinan, guru, siswa, perangkat keras, perangkat lunak, dan pengajaran mata pelajaran agama Islam. Lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan sistem pendidikan pesantren gaya lama yang dimodifikasikan menurut model penyelenggaraan sekolah- sekolah umum dengan sistem klasikal. Di samping memberikan pengetahuan agama, diberikan juga pengetahuan umum sebagai pelengkap. Inilah ciri madrasah pada mula berdirinya di Indonesia sekitar akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 Soegarda Poerbakawatja, 1970: 199. Sesuai dengan falsafah negara Indonesia, maka dasar pendidikan madrasah adalah ajaran agama Islam, falsafah negara Pancasila dan UUD 1945. Bertitik tolak dari prinsip madrasah ini, maka pendidikan dan pengajarannya diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang pancasilais yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan penuh tenggang rasa, dapat menyuburkan sikap demokrasi, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945. Pada awal berdirinya, sebagian besar madrasah masih lebih banyak memberikan ilmu-ilmu keagamaan daripada ilmu-ilmu umum, namun terjadilah perubahan yaitu setelah keluarnya Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri SKB3 Menteri yaitu yaitu menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri yang mengubah kurikulum pembelajaran menjadi 70 bidang studi umum dan 30 bidang studi agama. SKB3 Menteri adalah Surat Keputusan Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri, masing-masing no.6 Tahun 1975, no. 37U1975 dan No. 36 Tahun 1975 pada tanggal 24 Maret 1975. Menurut Ridlwan Nasir 2005: 92, tujuan peningkatan mutu pendidikan pada madrasah adalah agar mata pelajaran umum dari madrasah mencapai tingkat yang sama dengan mata pelajaran umum di sekolah umum yang setingkat. Hasil yang diharapkan ialah agar : 1. Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijazah sekolah umum yang sederajad. 2. Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum setingkat lebih atas. 3. Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat. Agar mata pelajaran umum di madrasah mencapai tingkat yang sama dengan tingkat mata pelajaran umum di sekolah umum, dilakukan peningkatan- peningkatan di bidang : 1. Kurikulum. 2. Buku pelajaran, alat pendidikan lainnya dan sarana pendidikan pada umumnya. 3. Pengajar. Dengan demikian berarti : 1. Eksistensi madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam menjadi lebih mantap dan kuat. 2. Pengetahuan umum pada madrasah akan lebih baik. 3. Fasilitas fisik dan peralatan akan lebih disempurnakan. 4. Adanya civil effect dan terhadap ijazah madrasah. Adapun jenjang madrasah tidak berbeda dengan jenjang di sekolah umum yaitu : 1. Madrasah Ibtidaiyah setingkat dengan Sekolah Dasar SD. 2. Madrasah Tsanawiyah setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama SMP. 3. Madrasah Aliyah setingkat dengan Sekolah Menengah Atas SMA. Semua bidang-bidang studi umum dan keterampilan yang ada di sekolah- sekolah umum diadopsikan ke dalam kurikulum madrasah. Oleh karena itu, madrasah SKB3 Menteri ini adalah sama dengan sekolah umum, hanya saja diberikan 30 lagi bidang studi Agama dan Bahasa Arab. Namun demikian, keberadaan madrasah menimbulkan problema tersendiri yaitu pendidikannya tidaklah dapat dikatakan secara utuh sebagai sistem pendidikan Islam yang mandiri, seperti halnya pesantren atau madrasah-madrasah yang berada di bawah naungan yayasan, yakni madrasah swasta masih bebas menerapkan kurikulum sesuai dengan keinginan yayasan tersebut. Kurikulum madrasah SKB3 Menteri selalu berubah mengikuti pola perubahan yang terdapat di sekolah umum. Ketergantungannya kepada sekolah umum amat besar, walaupun hal tersebut sudah wajar dan logis sebab menginginkan persamaan ijazah dengan sekolah umum. SKB Surat Keputusan Bersama itu terdiri dari 7 bab dan 8 pasal yang meliputi, ketentuan umum, tujuan peningkatan, bidang-bidang peningkatan pendidikan, pembinaan, bantuan pemerintah, pembiayaan dan ketentuan. Adapun tujuan SKB3 Menteri ini adalah peningkatan mutu pendidikan pada madrasah seperti yang tercantum dalam bab II pasal 2. Sebagaimana telah diketahui, bahwa pada dewasa ini hampir semua pesantren telah membuka lembaga pendidikan klasikal madrasah. Dengan perubahan tersebut tidak terlepas dari beberapa kekurangan dan kelebihan. Seperti yang telah dikemukakan oleh Ridlwan Nasir 2005: 99, di pesantren, bakat dan kemampuan santri tidak mendapat perhatian kyai. Santri bebas untuk belajar, dan bebas untuk tidak belajar karena adanya liberalisasi dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di pesantren. Kenyataan tersebut sering menjadi faktor utama dari berlarut-larutnya masa belajar seorang santri di pesantren. Inilah sebabnya mengapa tidak sedikit santri yang bertahun-tahun lamanya di pesantren, tetapi tidak mendapatkan ilmu sebagaimana diharapkan. Sebaliknya, dengan adanya lembaga pendidikan madrasah, maka kerajinan siswa diawasi dengan sistem absensi, mata pelajaran berjenjang, kemampuan dan kegiatan siswa dinilai dengan adanya evaluasi belajar, serta prestasi siswa dapat diketahui melalui raport. Namun, sistem madrasah kehilangan sistem pendidikan yang diberikan oleh pesantren. Oleh karena itu, sistem pengajaran dan pendidikan agama yang paling baik di Indonesia ini adalah sistem pengajaran model madrasah dan sistem pendidikan model pesantren. Jelasnya, madrasah dalam pesantren adalah sistem pembelajaran dan pendidikan agama yang paling baik.

E. Pengelolaan Pembelajaran dalam Sistem Boarding School