63
3. Hasil Observasi Awal Pembelajaran Matematika
Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi
oleh guru. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan guru kelas, ditemukan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
a. Minat belajar siswa kelas III SDN 3 Palar pada mata pelajaran
matematika masih rendah. Nilai rata-rata minat belajar siswa yang diperoleh sebelum penelitian adalah 3,20 berada pada kategori
kurang, sedangkan persentase siswa berminat mengikuti pelajaran
matematika adalah 36,54 kurang
b. Hasil belajar kognitif siswa kelas III SDN 3 Palar pada mata pelajaran matematika masih rendah. Berdasarkan wawancara
terhadap guru kelas, rata-rata nilai siswa adalah 5,00. Namun, guru merubah nilai-nilai siswa menjadi tuntas agar bisa naik kelas
sehingga data nilai siswa tersebut hanya diketahui pihak guru intern. Sedangkan setelah dilakukan pretest untuk mengetahui
kenyataan rendahnya nilai hasil belajar, nilai rata-rata siswa yang didapatkan adalah 5,78 dengan persentase ketuntasan 25,71
berada pada kategori rendah. c. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Siswa
kurang bernimat mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut dutunjukan dari sikap siswa yang merasa acuh saat pelajaran
berlangsung.
64
d. Siswa menganggap sepele mata pelajaran matematika. Siswa gaduh saat proses pembelajaran berlangsung, tidak aktif berperan serta saat
pelajaran bahkan sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
e. Model pembelajaran yang digunakan kurang variatif. Guru mengakui hanya terbiasa memberikan contoh soal latihan di papan
tulis, mengerjakan soal bersama, dan sesekali memberikan tugas individu, pada pelajaran matematika
guru belum pernah menggunakan model pembelajaran make a match.
Untuk mengetahui besarnya minat belajar siswa, pada saat observasi tanggal 10 oktober 2014 sebelum melaksanakan tindakan,
peneliti memberikan skala minat belajar matematika kepada siswa. Dari data yang diperoleh dengan skala pra penelitian, diketahui besarnya nilai
rata-rata minat siswa adalah 3,2 berada pada kategori kurang. Dari 38 siswa, jumlah siswa berminat ada 14 dan terdapat 24 siswa belum
berminat nilai minat ≤ 3,4. Berikut ini adalah hasil skala sebelum dilaksanakan tindakan.
65
Tabel 6. Hasil Skala Minat Belajar Matematika Sebelum Penerapan Model Make A Match
Nilai Jumlah
1,0 ≤ 1,8 sangat rendah 1,8 ≤ 2,6 rendah
4 2,6 ≤ 3,4kurang
20 3,4 ≤ 4,2 baik
9 4,2 ≤ 5.0 sangat baik
5 Jumlah nilai minat
121,9 Rata-rata nilai minat
3,20 Persentase siswa berminat
36,84 Sumber data primer yang diolah lihat lampiran 6.2 halaman 202-203
Dari tabel di atas di ketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran matematika masih kurang nilai rata-rata
minat 3,20. Dari 38 jumlah siswa, siswa yang berminat mengikuti pelajaran ada 14 dan 24 siswa belum mencapai nilai minat belajar yang
baik. Sementara itu jika di persentasekan, siswa berminat dalam kelas tersebut adalah 36,84.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi adalah rendahnya minat dan hasil belajar
siswa dalam mengikuti pelajaran matematika karena penggunaan model pembelajaran yang kurang variatif. Untuk mengatasi masalah tersebut,
peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang mengandung unsur permainan di dalamnya, yaitu model kooperatif tipe make a match.
Model ini dipilih karena dengan menerapkan model ini pembelajaran akan lebih menyenangkan sehingga minat siswa dapat ditingkatkan.
Selain itu, dalam model make a match siswa dituntut untuk mampu
66
mengerjakan soal yang diberikan pada saat berlangsungnya pembelajaran dengan model make a match. Apabila siswa belum mampu mengerjakan
soal tersebut, maka akan dilakukan pembahasan yang lebih mendalam sehingga siswa akan benar-benar paham dan hasil belajar dapat
meningkat.
B. Deskripsi Hasil Penelitian