Rencana Produksi Aspek Produksi

data mengenai jalur kerja atau work flow, rangkaian mesin dan proses operasi yang menggambarkan perjalanan produk dari awal sampai akhir. Penentuan jalur ini tergantung pada tipe produk dan lay out pabrik. Penentuan jadwal produksi erat hubungannya dengan penentuan jalur produksi. Manajer produksi harus mempersiapkan label waktu timetables yang menunjukkan rangkaian proses produksi yang efisien, kemudian memastikan bahwa semua material telah berada pada tempat yang tepat dan pada saat yang tepat. Ada berbagai macam teknik penentuan dari sederhana sampai yang kompleks. Metode yang sering digunakan untuk penentuan jadwal adalah Gantt Chart serta Critical Path Method atau metode jalur kritis Gugup Kismono, 2001: 272. c. Hasil output, hasil produksi dari proses transformasi harus mempunyai kualitas yang baik dan biaya seminimal mungkin agar konsumen membelinya. Setiap perusahaan memiliki standar untuk mengontrol kualitas dari bahan mentah, proses produksi atau kualitas output yang diterima oleh konsumen. Oleh karena itu harus dilakukan pengawasan kualitas quality control agar tidak terjadi kesalahan yang fatal yang menyebabkan kekecewaan konsumen. Menurut Gugup Kismono 2001: 281-282, ada empat langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas, yaitu: 1 Menentukan karakteristik kualitas, yang harus dilakukan adalah menentukan kualitas berdasarkan kesukaan konsumen. 2 Membuat standar kualitas, berguna untuk membandingkan kualitas yang diinginkan dan kualitas yang sebenarnya, meliputi bentuk, ukuran, warna, berat, tekstur, tingkat konsistensi, waktu pengantaran dan keakuratan. 3 Membuat program untuk memeriksa kualitas, hal yang harus diperhatikan adalah di mana dan siapa orang yang melakukan pemeriksaan tersebut serta bagaimana prosedur dalam melakukannya. 4 Membangun komitmen pada kualitas, terbentuk melalui tiga elemen, yaitu: a Quality focus, semua karyawan yakin dan percaya bahwa kualitas output merupakan hal yang harus diperhatikan. b Quality intelligent, karyawan harus mengerti mengenai standar kualitas yang ditetapkan dan mengetahui bagaimana standar kualitas tersebut dapat dipenuhi. c Quality skill, setiap karyawan harus memiliki keahlian dan ketrampilan untuk memenuhi standar kualitas.

3. Proses alur produksi

Menurut Indriyo Gitosudarmo 2000: 75, proses produksi harus direncanakan sehingga kita dapat membuat sesuatu barang secara lancar dan dengan biaya produksi yang minimal. Untuk itu maka perlu adanya pembuatan gambar. Gambar tersebut akan menunjukkan komponen- komponen yang dibutuhkan dalam barang yang akan diproduksi itu. Disamping itu juga diusahakan tergambarnya hubungan antara komponen- komponen. Oleh karena itu dari gambar itu kita dapat mengetahui komponen-komponen beserta jumlah yang kita butuhkan. Setelah kita mengetahui kebutuhan komponen-komponennya maka tugas selanjutnya adalah memikirkan tentang bagaimana membuat atau memproduksikan barang itu, atau dengan kata lain bagaimana proses produksi itu harus dilaksanakan, bagaimana urutan proses produksinya. Proses produksi dilakukan berdasarkan gambar yang telah dibuat, diurutkan dari pekerjaan yang paling dasar hingga kemudian produk jadi dan siap dipasarkan.

B. Aspek Pemasaran

1. Segmenting, Targetting, Positioning

Seorang pemasar jarang dapat memuaskan semua orang dalam suatu pasar. Tidak semua orang menyukai produk yang sama. Karenanya, pemasar memulai dengan membagi-bagi pasar ke dalam segmen-segmen. Mereka mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda, yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan bauran produk dan jasa yang beragam, dengan meneliti perbedaan demografis, psikografis, dan perilaku di antara pembeli. Setelah mengidentifikasi segmen pasar, pemasar lalu memutuskan segmen mana yang memberikan peluang terbesar. Segmen dengan peluang terbesar tersebut yang akan menjadi pasar sasarannya. Untuk setiap segmen, perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang diposisikannya di dalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama. Perusahaan akan mencapai hasil yang lebih baik jika mereka memilih pasar sasarannya dengan cermat serta mempersiapkan program pemasaran yang sesuai Philip Kotler Kevin Lane Keller, 2009 : 13.

a. Segmenting Segmentasi Pasar

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong 2007: 281, “segmentasi pasar adalah membagi sebuah ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah”. Menurut Gugup Kismono 2001: 303, “segmentasi pasar adalah kegiatan yang dilakukan pemasar untuk membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki karakteristik dan kebutuhan produk yang sama”. Menurut Gugup Kismono 2001: 304, manfaat segmentasi pasar adalah : 1 Produsen dapat merancang produk yang responsif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasar. 2 Produsen dapat menentukan strategi komunikasi yang efektif dengan pelanggan. 3 Produsen dapat mengevaluasi posisi perusahaannya terhadap pesaing di pasar sehingga dapat memilih kesempatan pemasaran. 4 Memberikan pandangan tentang strategi pemasaran yang ada pada saat ini. Menurut Basu Swastha dan Irawan 2008: 91, syarat-syarat untuk mengadakan segmentasi yang efektif yaitu : 1 Measurability, yaitu tingkat informasi yang ada mengenai sifat-sifat pembeli, sejauh mana sifat-sifat tersebut dapat diukur. 2 Accessibility, yaitu tingkat dimana perusahaan itu secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segen yang telah dipilihnya. 3 Substantiality, yaitu suatu tingkat dimana segmen itu adalah luas dan cukup menguntungkan untuk melakukan kegiatan pemasaran tersendiri. Dapat disimpulkan bahwa segmenting adalah pengelompokan pembeli yang memiliki karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang sama untuk jenis produk tertentu.

b. Targetting Pasar sasaran

Menurut Philip Kotler dan Armstrong 2007: 281, “pembidikan pasar adalah proses mengevaluasi daya tarik tiap-tiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki”. Menurut Basu Swastha Irawan 2008: 91-94, ada tiga alternatif startegis yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk memilih pasar yang dituju dalam menghadapi heterogeneritas pasar yaitu: a Undifferentiated Marketing Perusahaan berusaha meninjau pasar secara keseluruhan, memusatkan pada kesamaan-kesamaan dalam kebutuhan konsumen, dan bukannya pada segmen pasar yang berbeda-beda dengan kebutuhan konsumen yang berbeda pula. Perusahaan mencoba untuk mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan semua atau banyak orang. Teknik pemasaran yang digunakan bersifat massal, termasuk distribusi dan periklanannya. Penggunaan strategi Undifferentiated Marketing ini didasarkan pada alasan penghematan ongkos-ongkos standarisasi dan produksi massal. Karena produk linenya sempit, maka ongkos produksi, penyimpanan dan pengangkutan dapat ditekan. Demikian pula ongkos untuk penelitian pasar tidak ada atau sangat kecil. b Differentiated Marketing Perusahaan mencoba untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli tertentu segmen pasar dengan membagi pasar ke dalam dua kelompok atau lebih. Disamping itu, perusahaan membuat produk dan program pemasaran yang berbeda-beda untuk masing-masing segmen. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah penjualan serta mendapatkan kedudukan yang kuat pada setiap segmennya. Dalam strategi ini, perusahaan berusaha untuk: 1 Memilih sub-grupkelompok-kelompok yang akan dilayaninya. 2 Merencanakan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada kelompok-kelompok tersebut. Jadi strategi Differentiated Marketing ini dapat meningkatkan penjualan dan menaikkan biaya-biaya. c Concentrated Marketing Perusahaan hanya memusatkan usaha pemasarannya pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja. Strategi ini dilakukan oleh perusahaan yang tidak berhasil melayani banyak kelompok pembeli, sehingga usaha pemasarannya hanya dipusatkan pada kelompok pembeli yang paling menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya sumber-sumber. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengembangkan produk yang lebih ideal bagi kelompok tersebut. Tujuan ditempuhnya strategi ini oleh perusahaan antara lain: 1 Untuk memperoleh kedudukan yang kuat dalam suatu segmen yang dilayani. 2 Untuk memperoleh penghematan-penghematan dalam operasinya karena adanya spesialisasi dalam produksi, distribusi, dan promosi. 3 Untuk mendapatkan return on investment yang tinggi. Hal ini kemungkinan terjadi apabila segmen pasarnya dipilih dengan tepat untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan menghadapi resiko yang lebih besar yaitu apabila dengan tiba-tiba dari segmen itu berubah, atau pesaing-pesaing mulai memasuki segmen itu. Jadi menurut Basu Swasta Irawan 2008: 97, apabila sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk memasuki suatu pasar, maka langkah-langkah yang harus ditempuh adalah: 1 Harus menetapkan atribut-atribut mana yang dianggap penting. 2 Harus menetapkan luas dan nilai dari berbagai macam segmen pasar tersebut. 3 Harus menetapkan bagaimana merk-merk yang ada itu berada di pasar. 4 Harus mencari kesempatan pada segmen-segmen pasar yang belum terlayani atau belum cukup dilayani dengan merk yang sudah ada. 5 Harus menetapkan hubungan antara segmen-segmen yang akan dilayani. Dapat disimpulkan bahwa targetting adalah mempertimbangkan antara pasar sasaran dengan kemampuan perusahaan melayani pasar dan tujuan perusahaan.