Motif Batik Sidomukti Nilai Estetis Motif Batik Busana Pengantin Adat Yogyakarta

132 dalam membangun sebuah keluarga, kedua pasangan selalu diberi kekuatan agar tercipta keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, pentingnya menumbuhkan rasa kasih sayang sangatlah perlu untuk memperoleh kesejahteraan hidup seperti yang disimbolkan oleh motif tumbuh-tumbuhan dan motif pohon hayat. Kesan yang ditimbulkan dari pemakaian motif batik ini adalah selain terlihat lebih berwibawa dan gagah, motif-motif batik ini juga menunjukkan kepada penikmatnya bahwa si pemakai memiliki sifat pemimpin yang baik wawancara dengan Ibu Harsiyem, serta memiliki sifat kasih sayang dan dapat menjaga seluruh anggota keluarganya serta masyarakat luas. Gambar 66. Penggunaan Batik Motif Sidoasih Sumber: Dokumentasi Sunarno, September 2014

6. Motif Batik Sidomukti

133 Selain batik motif Sidoluhur dan Sidoasih, motif batik Sidomukti juga digunakan saat prosesi ijab maupun prosesi panggih pengantin wawancara dengan Bapak KRT Rintaiswara. Batik ini juga termasuk ke dalam motif semen . Dibandingkan dengan batik motif Sidoasih, batik motif Sidomukti lebih memiliki kerapatan motif motif penuh. Batik Sidomukti berasal dari kata sido yang berarti “jadi” dan mukti yang artinya “bahagia”. Seperti batik Sidoasih, penyusunan batik Sidomukti memiliki alur penyusunan yang acak namun terbatas dan dilakukan secara berulang wawancara dengan Didik Wibowo. Motif-motif yang terdapat dalam batik Sidomukti ini adalah motif pohon hayat, gurda, motif bangunan, motif kerang, dan motif tumbuhan wawancara Ibu Surajiyem. Motif pokok dari batik Sidomukti ini adalah motif sawat. Keselarasan motif batik ini terlihat menyatu dalam penyusunannya dan makna dari masing-masing motif saling mendukung wawancara dengan Ibu Rusiati. Penonjolan motif seperti motif gurda dan motif pohon hayat sangat terlihat dengan jelas dalam batik Sidomukti ini. Menurut Didik Wibowo tanggal 26 Juli 2016 bahwa penonjolan motif pada motif gurda dapat dilihat dengan jelas yaitu dengan ukuran motif tersebut yang lebih besar daripada motif yang lainnya. Hal yang paling mencolok dan menjadi perbedaan antara batik Sidoasih dan batik Sidomukti adalah pada batik Sidoasih motif gurda digambar secara utuh sedangkan pada batik Sidomukti motif gurda digambar dengan 1 sayappisah atau ungkur-ungkuran wawancara dengan Ibu Harsiyem dan Surajiyem. Oleh karena itu dapat 134 disimpulkan bahwa penonjolan motif batik ini terletak pada motif gurda yang digambar secara terpisah ungkur-ungkuran . 135 Gambar 67. Motif Sawat Ungkur-Ungkuran Sumber: Dokumentasi Umi, 2016 Jika ditinjau dari segi maknanya, batik Sidomukti memiliki arti dan harapan kepada si pemakai agar selalu hidup bahagia, tenteram, dan dapat menjaga dan melindungi pasangan maupun keluarganya seperti yang disimbolkan oleh motif sawat tersebut wawancara dengan Ibu Harsiyem. Selain itu motif gurda juga melambangkan sikap perkasa dan memiliki kedudukan tinggi, jadi diharapkan seorang pemimpin selalu memiliki sifat kesabaran dapat mensejaterakan keluarga dan masyarakat wawancara dengan Ibu Rusiyati, serta selalu memiliki sikap kelapangan hati seperti yang digambarkan oleh motif pohon hayat dan motif kerang dalam batik Sidomukti tersebut. Kesan yang ditimbulkan dari motif batik ini adalah seperti yang disampaikan oleh Ibu Rusiyati wawancara tanggal 29 Februari bahwa karena batik merupakan hasil “ seratan ”, batik klasik tampak lebih antik sehingga si pemakai terlihat lebih “merbawani”. Selain itu, si pemakai 136 terlihat lebih berwibawa dan sabar dalam memimpin jiwa pemimpin tinggi, serta dapat mengayomi keluarga dan masyarakat sekitar. Gambar 68. Prosesi Panggih GKR Hayu Sumber: Dokumentasi Kraton, 2016 134

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Pada upacara pengantin adat Yogyakarta, kedua mempelai melakukan beberapa prosesi mulai dari siraman, ngerik, malam midodareni , ijab qabul dan upacara panggih. Motif batik yang dipakai pada busana pengantin tersebut berbeda disetiap prosesinya. Oleh karena itu, peneliti mendapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Motif yang digunakan pada busana batik pengantin adat Yogyakarta sebagian besar tersusun atas unsur motif utama yaitu sebagai berikut: motif bunga tumbuhan, hewan, dan alam. Warna yang digunakan adalah warna hitam kebiruan, coklat dan putih warna khas batik Yogyakarta. 2. Makna simbolik motif yang digunakan pada busana pengantin adat Yogyakarta selalu memiliki harapan luhur sesuai dengan unsur motif yang terdapat di motif batik tersebut yaitu dapat selalu berkumpul, dapat mencari rezeki yang halal, berwibawa, memiliki rasa kasih sayang kepada keluarga dan masyarakat, serta selalu memperoleh kamakmuran guna kehidupan yang lebih baik oleh si pemakainya. 3. Fungsi motif batik sangat berkaitan dengan prosesi pengantin adat Yogyakarta yaitu: motif Grompol digunakan dalam acara siraman, motif Nitik digunakan saat prosesi ngerik , motif Truntum digunakan dalam prosesi midodareni , serta motif Sidoluhur, Sidoasih, dan Sidomukti digunakan dalam upacara ijab qabul maupun upacara panggih.